Chapter: Bab 3. Terpaksa Mengenakan LingerieSelamat membaca!Setelah menghabiskan waktu selama satu jam di dalam bathroom hingga tubuhnya menggigil kedinginan, Alice akhirnya coba memberanikan diri untuk keluar dari dalam bathroom yang menjadi tempatnya bersembunyi dan itu pun ia hanya mampu bertahan selama satu jam saja. Kini wanita berparas cantik itu pun mulai melangkahkan kedua kakinya yang gemetar dengan perlahan. Jantungnya berdegup tak karuan, berpacu lebih cepat dari biasanya. "Ya ampun, kenapa dia belum tidur sih?" batin Alice begitu gugup saat kedua matanya tertuju melihat Mike tengah asik bermain ponsel dengan posisi berbaring nyaman di atas ranjang. Sadar saat ini dirinya menjadi perhatian sepasang mata milik wanita yang telah membuatnya menunggu lama, Mike pun segera meletakkan ponselnya di atas nakas dan langsung menoleh ke arah Alice yang tengah menatapnya dengan canggung. "Heh, kamu tuh ngapain aja sih di dalam kamar mandi sampai selama itu?" tanya Mike dengan suaranya yang lantang. Suara bariton Mike saat me
Terakhir Diperbarui: 2021-08-05
Chapter: Bab 2. Menatap Tubuh PolosSelamat membaca!Setelah selesai menggelar pesta pernikahan selama lima jam di sebuah taman kota. Kini Alice dan Mike telah tiba di salah satu hotel bintang lima milik keluarga Banning. Sebuah kamar mawah dengan dekorasi elegan yang menciptakan kesan romantis pun telah disediakan oleh Emilia spesial untuk malam pertama pengantin baru yang tengah berbahagia. Bagi Emilia sendiri, kesan romantis pada malam pertama itu sangatlah penting untuk menghidupkan gairah bercinta dan menghilangkan rasa gugup.Kedua mata Alice dibuat terpana begitu langkahnya memasuki kamar yang Emilia katakan akan membuat dirinya mendapat pengalaman malam pertama yang akan diingat sepanjang hidupnya. Pipi Alice mulai merona merah, menyaksikan kamar pengantin yang malam itu akan ia tempati bersama Mike. "Ya Tuhan, bagus sekali kamar ini. Baru kali ini aku melihat langsung kamar yang didekorasi semewah ini," batin Alice yang masih berdiri di ambang pintu dengan penuh decak kagum saat kedua matanya mengedarkan pandan
Terakhir Diperbarui: 2021-08-04
Chapter: Bab 1. Bukan Pernikahan ImpianSelamat membaca!"Ya Tuhan, seandainya hari ini aku dinikahi oleh pria yang benar-benar mencintaiku dengan tulus, mungkin hatiku tidak akan sepedih ini. Aku pasti akan sangat bahagia terlebih pernikahan ini digelar dengan begitu mewah dan gaun yang aku kenakan ini adalah gaun impianku, tapi sayang, pernikahan yang hari ini aku jalani hanyalah sebuah sandiwara." Seorang wanita berparas cantik dengan tinggi semampai terlihat mulai melangkah menyusuri karpet merah yang membentang hingga ke anak tangga menuju altar. Karpet merah yang di sisi kiri dan kanannya terdapat bunga-bunga indah terpajang rapi di sana. Kedatangan sang mempelai wanita pun disambut hangat oleh beberapa tamu undangan yang telah berdiri di kedua sisinya dengan penuh decak kagum. Beberapa di antara mereka tampak mengabadikan momen di saat wanita itu melangkah dengan menggunakan ponsel yang mereka miliki. Hari ini, impian seorang wanita bernama Alice Noomi untuk menikah dengan pria yang dicintainya harus terkubur dalam-
Terakhir Diperbarui: 2021-08-01
Chapter: Bab 49. Terjebak Rencana JahatSelamat membaca!Viola tampak begitu cemas. Menanti balasan pesan suaminya. Namun, sampai ia mau berangkat pergi ke rumah Arya, Devan tak kunjung membalas. Membuat raut wajahnya semakin murung. Gadis itu pun mulai berpikir jika suaminya itu memang sudah tak lagi peduli."Apa ini akhir dari rumah tanggu gue?" Kenangan demi kenangan mulai bermunculan. Satu persatu terbesit jelas dalam pikirannya. Membuat air mata tak sanggup lagi Viola tahan untuk tak menetes. Gadis itu coba menguatkan hati. Memaksa isak tangisnya mereda saat panggilan dari sang ibu terdengar di depan kamar."Vi, ada temen kamu datang.""Iya, Bu, bentar." Sebelum keluar dari kamar, Viola sejenak mematutkan diri di depan cermin. Memastikan tak ada air mata yang tertinggal di wajahnya. Tentu saja ia tidak ingin jika Arya sampai tahu bahwa ia habis menangis karena menunggu balasan pesan dari Devan yang tak kunjung datang."Vi, apa kamu sudah izin sama suami kamu kalau mau pergi sama Arya?" tanya Dina begitu melihat Viola
Terakhir Diperbarui: 2024-05-06
Chapter: Bab 48. Di Luar DugaanSelamat membaca!Di dalam mobil, Viola dan Devan masih diam tak saling bicara, padahal mereka sudah menempuh setengah perjalanan pulang."Ngapain diajak bareng kalau cuma didiemin doang. Tahu gitu kan mending tadi pulang sendiri aja." Kesal Viola menggerutu dalam hati. Masih menatap ke luar jendela tanpa pernah melihat Devan sejak dirinya berada di dalam mobil."Saya minta maaf ya, Vi."Akhirnya, kata-kata itu terdengar dari mulut Devan. Viola pun tersenyum. Namun, sengaja ia tahan karena tak ingin terlalu kelihatan bahagia di depan Devan."Kenapa minta maaf, Pak?" Viola menatap wajah Devan yang sesekali melihatnya karena harus fokus dengan kemudi."Saya udah salah. Nggak seharusnya beberapa hari ini saya menyalahkan kamu dan bersikap tidak baik sama kamu."Viola masih diam. Hatinya merasa sangat lega karena akhirnya Devan menyadari kesalahannya."Kalau saya nggak mau maafin gimana?" Viola yang masih ingin melihat Devan lebih berusaha, berpura-pura dingin meski di dalam hati, dirinya
Terakhir Diperbarui: 2024-04-29
Chapter: Bab 47. Undangan AryaSelamat membaca!"Berarti bokap lo bisa terlibat kecelakaan setelah nganterin bokapnya William ke rumah sakit?" tanya Viola setelah mendengar cerita dari Tari di jam istirahat. Ya, setelah mata kuliah pertama selesai, keduanya kini tampak sudah berada di kantin."Iya, Vi. Ternyata begitu ceritanya. Pantes aja di lokasi kejadian nggak ada motor bokap gue, bokap gue naik ojek online saat itu.""Sekarang lo udah nggak ngerasa bersalah lagi, kan?""Iya, gue lega sekarang, tapi gue sebenarnya keberatan dengan niat William mau nikahin gue. Gue udah bilang dia nggak harus ngelakuin itu kalau dia nggak mau, cuma dia tetap mau nikahin gue karena itu keinginan yang terakhir dari bokapnya sebelum meninggal.""Oh, bokapnya William meninggal, bukannya bokap lo udah bawa dia ke rumah sakit?""Bokap gue emang udah nyelametin bokapnya William, tapi satu bulan kemudian, bokap William meninggal.""Oh gue ngerti sekarang. Jadi, William dan ibunya ngerasa berutang budi sama bokap lo karena bokap lo mereka
Terakhir Diperbarui: 2024-03-31
Chapter: Bab 46. Menyadari KesalahanSelamat membaca!Devan menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Wajar saja, pagi ini ia bangun kesiangan setelah semalam sulit sekali memejamkan mata meski sudah menyalakan alarm pada ponselnya."Bi, tolong panggilin Viola! Bilang sarapan di kampus aja karena saya udah telat." Setibanya di lantai bawah, Devan langsung memerintahkan Retno yang terlihat sedang menyapu lantai di ruang tengah."Tapi, Mas, Mbak Viola udah jalan dari 15 menit yang lalu." Retno tampak bingung. Merasa heran karena Devan bisa tidak tahu akan hal itu."Dia udah jalan ...?" Devan seketika terdiam. Teringat perdebatan semalam di mana keduanya sampai harus pisah kamar."Bibi pikir Mas Devan tahu. Apa Mas Devan lagi ada masalah sama Mbak Viola?" Meski tak enak hati menanyakan itu, tetapi Retno penasaran karena mencemaskan kedua majikannya. Terlebih Retno tahu jika mereka baru saja bahagia setelah hubungan keduanya sempat diguncang karena kedatangan Renata."Oh, nggak apa-apa, Bi. Mungkin karena saya k
Terakhir Diperbarui: 2024-03-28
Chapter: Bab 45. Hubungan RenggangSelamat membaca!"Ini semua salah kamu, Devan! Harusnya kamu temui Audrey saat dia sakit, kenapa kamu malah nggak percaya kalau dia sakit? Kenapa?" Renata langsung mencengkram erat kerah kemeja Devan dengan kasar saat melihat kedatangan pria itu bersama Viola yang seketika langsung berusaha melepaskan tangan Renata dari suaminya."Jangan seperti ini, Renata! Lagi pula kematian Audrey bukan kesalahan Devan. Ini sudah takdir, kamu harus bisa terima."Renata menatap nyalang. Penuh dendam dengan sorot mata yang tajam. "Lebih baik kalian pergi dari sini! Aku nggak sudi kalian datang, cepat pergi!" Dengan mendorong tubuh Devan, Renata mengusir paksa keduanya agar pergi.Suara wanita itu sampai membuat beberapa orang jadi menatap sinis ke arah Devan dan Viola yang seketika merasa tidak nyaman berada di sana."Mas, lebih baik kita pulang aja! Percuma kita datang, niat baik kita nggak dihargai di sini!"Devan menatap sendu. Masih tak mengalihkan pandangannya. Pria itu terus melihat jenazah anak
Terakhir Diperbarui: 2024-03-23
Chapter: Bab 44. Sang PenyelamatSelamat membaca!Sejak mengakhiri sambungan teleponnya dengan Viola, Devan kembali pergi, padahal pria itu baru saja tiba di rumah beberapa menit lalu. Namun, entah kenapa ia merasa tidak tenang. Memikirkan Viola yang baru diizinkan pulang dari rumah sakit, tetapi sudah pergi keluar rumah seorang diri."Apa sebaiknya gue jemput Viola dulu, ya?" Setelah cukup lama bergelut dalam keraguan, Devan pun akhirnya memutuskan untuk pergi menuju cafe tempat di mana Viola berada. "Lebih baik gue jemput Viola dulu. Setelah itu, baru gue bisa nemuin Elmer. Lagian kenapa juga Viola harus pergi segala, padahal dia baru dibolehin pulang dari rumah sakit."Devan merasa cemas. Menambah kecepatan mobilnya agar segera tiba di cafe yang berada dekat dari kampus tempatnya mengajar.Tak butuh waktu yang lama, Devan sudah berbelok ke jalan di mana tempat tujuannya berada. Cafe Brewbee ada di sisi kanan dari jalan yang dilaluinya. Artinya, Devan harus memutar dulu di pertigaan yang berada di ujung depan sana
Terakhir Diperbarui: 2024-03-02