Share

Bab 6. Sudah saling kenal sebelumnya

Author: Shint28
last update Last Updated: 2024-02-13 13:47:36

“Mama dan adikku baik, Om. Dan tentang berpacaran, sejauh ini belum sempat ku sampaikan kepada mereka.” Pavel melirik ke arah Liana sejenak, ingin memastikan bagaimana reaksi wanita itu.

Diana tertawa kecil. "Jadi, masih dalam tahap rahasia, ya?”

"Iya, masih tahap merahasiakan, Tante," jawab Pavel, dengan nada bercanda.

“Lalu bagaimana kamu bisa mengenal Liana dan berpacaran dengannya? Apa kalian bertemu sesudah pertemuan keluarga kita saat itu, atau bagaimana? Karena yang om ingat saat itu kamu mengatakan kalau kamu belum memiliki pacar.” Max sudah menahan rasa penasarannya untuk bertanya tentang hal ini sedari tadi, dia ingin tau apa Pavel sengaja memacari anaknya setelah pertemuan mereka atau memang semua ini hanya ketidaksengajaan semata.

“Saat Om bertanya, aku memang belum memiliki pacar. Karena kebetulan kami baru saling kenal selama satu bulan dan berpacaran baru selama satu minggu, yang artinya aku bertemu dengannya setelah pertemuan keluarga yang pertama kali.”

“Jadi kamu sengaja menemui Liana dan mendekatinya, atau bagaimana?” sela Alexander, ikut menatap Pavel dengan tatapan serius.

“Tidak juga, Kek. Karena saat aku bertemu dengan Liana, aku belum tau kalau dia adalah Liana, putri dan cucu dari keluarga Parker. Namun, walau belum benar-benar mengenalnya dengan baik, aku sudah jatuh cinta padanya sejak pertama bertemu. Hanya saja aku sadar kalau aku sudah memiliki seseorang yang akan dijodohkan denganku, jadi aku memilih mengabaikan perasaanku sendiri,” jelas Pavel, yang kemudian terdiam sejenak sebelum kembali melanjutkan penjelasan yang baru dikarangnya secara spontan.

“Namun, satu minggu yang lalu kami tidak sengaja kembali bertemu dan mengobrol lebih lama. Saat sedang mengobrol, Liana secara kebetulan memberitahuku nama panjangnya. Dan tentu saja aku merasa begitu terkejut, tapi juga bahagia. Aku merasa memiliki sebuah kesempatan untuk bisa mengungkapkan perasaanku padanya.”

“Dan kamu menyatakan perasaanmu pada putriku saat itu?” tanya Max, tidak sabar untuk menunggu Pavel melanjutkan penjelasannya.

“Iya, Om. Pada saat itu juga aku segera menyatakan perasaanku padanya. Awalnya hanya ingin menyatakan saja, tapi ternyata Liana juga memiliki perasaan yang sama denganku. Dan karena itu, kami berdua memutuskan untuk menjalin hubungan.”

Diana dan Alexander memperhatikan dan mendengarkan penjelasan Pavel dengan seksama, mereka seperti mendapatkan pencerahan setelah merasa kebingungan. Sementara Max, mengangguk-anggukan kepala dan tersenyum.

“Kalian benar-benar seperti jodoh yang telah ditakdirkan Tuhan untuk bersama. Manis sekali!” ucap Diana, yang begitu merasa bahagia mendengar kisah cinta Pavel dan putrinya.

Satu orang lain yang berada di sana, merasa seperti ingin muntah mendengar penjelasan Pavel yang baginya terlalu manis sebagai sebuah kisah bohong semata. Entah mendapat inspirasi dari mana pria itu, karena keduanya belum merencanakan akan bagaimana jika ditanya tentang pertemuan mereka. Hal seperti itu bahkan belum terpikirkan oleh Liana sendiri.

Akan tetapi, ada hal lain lagi yang tengah mengganggu pikiran Liana, yaitu orang tuanya yang terkesan sudah mengenal Pavel sebelum pertemuan ini. Pertanyaan dan ucapan dari sang Papah, membuatnya begitu merasa curiga dan penasaran.

Dari pada menerka-nerka sendiri, Liana akhirnya memutuskan untuk langsung bertanya kepada sang Papah. “Apa Papah sudah mengenal Pavel sebelum ini? Selain terdengar akrab, Papah juga seperti sudah mengetahui banyak hal tentang Pavel.”

“Ya memang kenal.” Max menjawab dengan begitu santai, seperti tidak ada hal yang harus disembunyikannya dari sang putri.

Alis Liana sedikit mengerut, tak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Papahnya. “Kok bisa? Dari mana? Aku kayaknya nggak pernah dengar Papah cerita tentang keluarga Pavel ataupun Pavel itu sendiri.”

“Pavel itu anak temannya Papah, Kakek juga kenal kok sama Pavel, karena Kakeknya Pavel dari dulu sudah bersahabat baik dengan Kakekmu. Bahkan kedekatan Kakekmu dan Kakek Pavel sudah seperti saudara kandung. Papah juga sering kok cerita tentang Pavel ke kamu,” jelas Max. Selama beberapa waktu ini dia sering bercerita tentang Pavel kepada putrinya, bahkan dia pernah menyebutkan nama pria itu sekali. Walau setelahnya dia hanya bercerita tanpa menyebutkan nama.

“Benar itu. Kakek sudah bersahabat dengan Kakeknya Pavel sejak kami masih muda, jadi kami memang sudah seperti saudara kandung. Namun sayangnya Kakeknya Pavel sudah lebih dulu meninggalkan kita semua.” Alexander ikut menambahi penjelasan sang putra.

Alexander sudah berteman dengan Kakeknya Pavel sejak mereka masih remaja. Sejak saat itu mereka selalu saling mendukung dan membantu satu sama lain. Bahkan saat dia beberapa kali gagal merintis usaha, Kakeknya Pavel lah yang selalu berdiri mensuportnya dalam segala hal. Termasuk dalam hal uang, walaupun pada saat itu kondisi keuangan Kakeknya Pavel juga belum stabil.

“Dan Kakek juga sudah mengenal Pavel sejak dia bayi. Kakek yakin dan percaya, kalau Pavel adalah pria yang sangat cocok untuk bersama denganmu, Liana,” lanjut Alexander, menatap sang cucu dengan seksama.

“Sangat cocok untukku?” Liana menunjuk dirinya sendiri. Dia agak ragu dengan apa yang didengarnya, karena yang dia tau pria itu sangat tidak cocok untuknya. Jika dia benar-benar bersama dengan Pavel, ia mungkin akan mengidap darah tinggi karena merasa kesal setiap hari.

“Iya! Sangat cocok untuk cucu kesayangan Kakek,” jawab Alexander dengan begitu yakin.

Alexander telah melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana Pavel tumbuh dan berkembang, dia sangat tau pria seperti apa Pavel. Pavel bukan tumbuh di keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang, tapi pria itu mampu untuk tumbuh menjadi pria yang sangat baik, menyayangi keluarganya, bertanggung jawab dan pekerja keras.

Pada intinya, banyak hal baik yang ada dalam diri Pavel, yang membuat Alexander merasa kagum. Dan karena itulah dia yang menyarankan Pavel kepada anak dan menantunya saat mereka bercerita kalau mereka ingin mencarikan calon suami untuk Liana.

Alexander yakin, Pavel akan sangat cocok untuk cucu semata wayangnya. Dia yakin bahwa Pavel akan mampu melewati banyak hal bersama cucunya. Dia juga percaya bahwa Pavel bisa menjaga, membimbing dan menyayangi cucu kesayangannya itu dengan baik.

“Pavel akan mampu membimbingmu, menjagamu, bertanggung jawab padamu dan memberikan kasih sayang untukmu,” imbuh Alexander.

“Kakek terlalu berlebihan dalam menyanjungku, aku tidak semampu itu, Kek. Aku juga memiliki banyak kekurangan, sama seperti manusia lainnya. Tapi, aku akan melakukan sebaik dan sebisaku untuk menepati janji pada kalian,” timpal Pavel, merasa tidak enak hati karena Kakeknya Liana terlalu berlebihan dalam menyanjungnya.

“Tapi menurut kami kamu memang mampu melakukannya. Dan kami hanya bisa percaya kepadamu. Maka dari itulah kami memilihmu,” ucap Max, yang segera mendapatkan senyuman dan anggukan persetujuan dari Diana dan Alexander.

“Janji apa yang dimaksud? Memilih Pavel sebagai apa?” tanya Liana. Entah kenapa dia merasa hanya dirinya sendiri yang tidak mengerti apapun di sini.

“Janji yang akan membuatmu semakin bahagia ketika mengetahuinya,” jawab Max, membuat putrinya mengerutkan kening.

“Bisa langsung ke intinya aja nggak, Pah? Biar aku langsung paham. Soalnya aku malah makin bingung ini.”

Max terkekeh kecil. Dan dengan raut wajah meledek, dia berkata, “Itu juga Papah sudah langsung ke intinya kok. Intinya ya itu, janji Pavel akan membuatmu bahagia ketika sudah mengetahui dan menjalaninya.”

“Ya janjinya apa Papah? Katakan inti janjinya saja,” kesal Liana, dengan raut wajah yang mulai cemberut.

Kekesalan Liana, justru membuat sang Papah, Mamah dan Kakeknya tergelak. Mereka merasa kalau Liana sangat lucu ketika sedang cemberut dan kesal seperti itu. Itulah kenapa mereka suka sekali meledek dan menjaili Liana setiap ada kesempatan.

“Liana Parker! Kamu ini tidak peka, loading lama, atau memang bodoh?” bisik Pavel, mengejek Liana yang tidak juga mengerti maksud tersirat dari Papahnya sendiri.

“Bisa diem, nggak! Ini tuh karena Papah ngomongnya pake acara muter-muter segala. Makanya aku jadi bingung,” keluh Liana.

“Papahmu sudah bicara dengan jelas, walau sepertinya dia sedikit membercandaimu. Ini memang kamunya saja yang nggak ngerti-ngerti.” Pavel kembali berbisik pelan di telinga Liana.

“Dari pada ikut mengejekku terus menerus, lebih baik kamu jelaskan saja maksud dari ucapan Papahku itu, karena yang berjanji pada keluargaku ‘kan kamu,” ujar Liana, dengan suara yang begitu pelan dan senyum kaku yang terpaksa dikembangkan. Liana tidak ingin menimbulkan sindiran ataupun ledekan baru dari Kakek dan Papahnya.

Saat Pavel akan kembali membisikan sesuatu pada Liana, Max sudah lebih dulu membuka mulut untuk mengucapkan keinginannya, “Kalian berdua, menikahlah dalam satu minggu lagi.”

Ekspresi wajah Liana berubah drastis, seolah petir menyambarnya di siang bolong. Sorot matanya seketika menajam dan raut mukanya mencerminkan kejutan yang begitu tak terduga. “Menikah?”

Related chapters

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 7. Pria pilihan orang tua

    Sorot mata Liana menunjukkan keterkejutan yang amat sangat, ada kekecewaan, kebingungan serta kekesalan juga di sana. Terkejut karena waktu yang disebutkan hanya satu minggu. Bingung, kecewa dan kesal karena orang tuanya masih saja memintanya untuk menikah, padahal dia sudah membawa seorang pacar ke hadapan mereka.Sementara itu, Pavel justru mengangguk menyetujui ucapan Papahnya Liana. “Baik, Om, saya setuju.”Pavel sangat yakin dengan keputusannya, dia sudah menduga kalau inilah yang akan terjadi. Dia tau kalau orang tua Liana tidak akan menyerah untuk meminta wanita itu menikah hanya karena Liana memperkenalkan seorang pacar kepada mereka. Itulah kenapa saat Liana mengajaknya untuk menjadi pacar pura-pura, dia sempat merasa ragu, apalagi yang dijadikan pacar pura-pura oleh wanita itu adalah dirinya.“Tunggu dulu, Pavel! Ini kenapa kamu malah iya- iya aja sih?” Liana semakin dibuat kesal karena persetujuan Pavel atas keinginan Papahnya. Dia meminta pria itu untuk berpura-pura menjad

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 8. Menyetujui pernikahan

    “Ya. Aku memang sedikit membohongimu dan aku sengaja melakukannya.“ Pavel menjawab dengan berbisik pula.Liana mengepalkan tangan dengan erat, sorot matanya mencerminkan kekecewaan dan kemarahan yang semakin merasuk dalam diri. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa Pavel berucap dengan santai dan seperti tidak merasa bersalah sedikitpun, padahal pria itu telah membohonginya. Benar-benar membuatnya semakin naik darah!“Kendalikan wajahmu, Liana! Jika keluargamu melihat, mereka akan tau kalau kamu sedang marah dan mereka mungkin akan bertanya kepadamu tentang kenapa kamu marah. Lagipula kamu tidak perlu semarah itu, karena aku tidak sepenuhnya berbohong. Perlu diingat juga, bahwa kamu sendiri pun sedang berbohong kepada keluargamu sekarang.”Seketika raut wajah Liana berubah biasa saja. Walau masih merasa marah dan kecewa, tapi dia sadar kalau apa yang diucapkan Pavel ada benarnya. “Jadi apa yang kamu maksud dengan tidak sepenuhnya berbohong? Lalu apa alasanmu membohongiku, apa kamu piki

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 9. Alasan dibalik kesetujuan Pavel

    Sore ini, langit terlihat bagaikan kanvas raksasa dihiasi warna-warna hangat dan lembut. Sementara seorang wanita yang baru saja pulang dari kantornya, kini sudah berada di dalam apartemen seorang pria.Semalam, setelah Pavel pulang dari rumahnya, Liana segera menghubungi pria itu untuk mengajak bertemu. Namun, karena ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang pernikahan, dia meminta izin untuk bertemu di apartemen si pria saja. Dan tadi, saat ia sampai di gedung apartemen Pavel, pria itu memberitahunya kalau akan pulang terlambat dan mengirimkan nomor sandi apartemen agar ia bisa masuk ke dalam lebih dulu.Entah karena pria itu tidak ingin dia menunggu di luar terlalu lama, atau karena alasan lainnya, dia tidak tau. Yang penting sekarang, dia sudah berada di dalam apartemen itu. Liana menatap sekeliling apartemen dengan seksama. Saat dia datang ke sini pertama kali, dia tidak sempat untuk melihat-lihat apartemen itu dengan benar dan sekarang dia bisa melihat semuanya dengan jela

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 10. Menawarkan pernikahan kontrak

    “Pernikahan kontrak?” Pavel mengulangi perkataan Liana dan menatap wanita itu dengan tajam. “Kamu ingin mengajakku untuk menikah kontrak denganmu?”“Iya, aku ingin mengajakmu untuk menikah kontrak atau kata lainnya adalah menikah pura-pura.” Liana mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Pavel.Pavel menerima dokumen tersebut dengan kening yang berkerut. “Apa ini?”“Kontrak pernikahan kita. Aku sudah menuliskan banyak pasal di sana, jika kamu tidak setuju dengan salah satu pasalnya, kamu bisa mengatakan padaku dan akan kita ubah sesuai dengan kesepakatan bersama,” jelas Liana.Dengan kening yang masih berkerut, Pavel segera membuka dokumen di tangannya dan membaca dengan serius pasal-pasal yang telah tertulis rapi di sana. Namun, baru membaca pasal 1, ia sudah dibuat menghela nafas. “Apa kamu serius dengan pasal nomor 1 ini?”“Pasal nomor 1?” Liana berpikir sejenak, berusaha mengingat apa yang ditulisnya pada pasal nomor 1. “Aaa, tentang batas waktu perni

    Last Updated : 2024-02-13
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 11. Pria itu?

    Liana tertawa hambar. “Apa kamu sedang khawatir bahwa aku akan mencintaimu?” “Tidak, untuk apa aku khawatir? Aku mengatakannya karena kamu lebih dulu menyinggungnya, hanya itu saja,” jawab Pavel dengan nada santai, seolah tidak terpengaruh dengan nada sinis lawan bicaranya.“Kamu tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta pada pria sepertimu. Lagipula aku sendiri yang telah menawarkan pernikahan kontrak ini, jadi aku tau dan sadar diri kalau aku tidak boleh menjatuhkan hatiku padamu,” balas Liana, masih dengan nada sinisnya.Kening Pavel sedikit mengerut, matanya memandang ke arah lain sembari berkata, “Baguslah kalau begitu, karena aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku tidak akan melibatkan perasaanku dalam pernikahan kita.”“Iya iya, aku sudah bisa menebak tentang hal itu, Tuan Pavel Romanov! Aku tau kamu tidak menyukaiku dan tidak akan mungkin menyukaiku, oleh karena itulah aku mengajakmu menjalin pernikahan pura-pura. Dan pria yang suka berubah-ubah sepertimu, tidak mungkin bis

    Last Updated : 2024-03-13
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 12. Wajah itu lagi

    Tangan Liana terasa gemetar, bersamaan dengan jantung yang berdegup kencang dan tak beraturan. Wajah itu, dia tak pernah menyangka akan melihat wajah itu lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Liana sedikit mengintip, berniat untuk memastikan apa yang dilihatnya. Namun, sayang, dia hanya bisa melihat punggung pria yang semakin menghilang karena masuk ke dalam satu-satunya unit apartemen lain yang berada di lantai itu.Saat punggung si pria sudah tidak lagi terlihat, Liana segera keluar dan menutup pintu apartemen Pavel. Sementara tangannya yang lain sibuk mencari keberadaan ponsel di dalam tas meski masih dengan gemetaran.Liana berniat menghubungi sang sahabat untuk menanyakan tentang apa yang baru saja dilihatnya. Siapa tau sang sahabat tau sesuatu yang tidak diketahuinya. Sayangnya, belum sempat dia menelpon, sebuah panggilan lain sudah lebih dulu masuk ke ponselnya.“Hallo, Mah,” ucapnya, menjawab panggilan dari sang Mamah.“Dimana kamu, Nak?” Suara sang Mamah terdengar khawatir.

    Last Updated : 2024-03-14
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 13. Cerita cinta masalalu

    Langkah kaki si pria seakan ingin menghampiri tempat di mana Liana dan Aluna duduk, tetapi langkah itu tiba-tiba terhenti bersamaan dengan ponsel yang diletakan di telinganya. Tak berapa lama, si pria berbalik dan bergegas pergi meninggalkan cafe. Sementara kedua wanita yang tadi ingin dihampiri si pria masih sibuk mengobrol dengan serius.“Lalu, hal lain apa yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Aluna, menatap Liana penuh rasa penasaran.Liana meremas jari-jarinya sendiri. “Apa kamu tau bagaimana kabar Liam?”“Liam?” Kedua alis Aluna mengerut, matanya menatap penuh tanda tanya.“Iya, Liam. Apa kamu tau kabarnya?“Liam Anderson?” Aluna ingin memastikan kalau dia tidak salah mengira.“Iya, Liam Anderson. Liam yang pernah kita kenal dulu.”Aluna ternganga. Masih teringat betul bagaimana sang sahabat membenci dan menghindari pembicaraan apapun yang bersangkutan dengan Liam, bahkan Liana akan merasa tidak nyaman jika nama pria itu disebut. Namun, sekarang, sahabatnya sendirilah yang tiba

    Last Updated : 2024-03-17
  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab1. Menemukannya

    “Kami sudah atur pernikahan kalian. Jadi kamu tidak bisa mundur lagi.“Liana Parker menyemburkan air minum yang belum sempat ditelannya ke arah sang Papah yang berada di depannya, matanya membelalak, menampilkan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Dia tau orang tuanya ingin ia segera menikah, tapi tidak menyangka kalau orang tuanya akan seserius ini. Dia kira mereka hanya ingin memberinya gertakan semata.“Liana, pelan-pelan minumnya. Ini wajah Papahmu jadi basah semua,” ucap Mamahnya, yang kemudian meraih tisu untuk membersihkan wajah sang suami.“Ya maaf, Mah, Pah. Tapi ini bukan masalah pelan-pelan, aku terkejut karena ucapan Papah. Bagaimana Papah dan Mamah bisa mengatur pernikahanku tanpa memberitahuku sebelumnya?““Kalau kami memberitahumu dulu, memangnya kamu akan setuju?“ sindir sang Papah, sudah tau jawaban apa yang akan diberikan putrinya.“Tentu saja tidak. Siapa juga yang ingin menikah, Pah, Mah? Liana tidak ingin menikah.“ Saat ini dia belum memiliki keinginan untuk menikah

    Last Updated : 2023-11-23

Latest chapter

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 13. Cerita cinta masalalu

    Langkah kaki si pria seakan ingin menghampiri tempat di mana Liana dan Aluna duduk, tetapi langkah itu tiba-tiba terhenti bersamaan dengan ponsel yang diletakan di telinganya. Tak berapa lama, si pria berbalik dan bergegas pergi meninggalkan cafe. Sementara kedua wanita yang tadi ingin dihampiri si pria masih sibuk mengobrol dengan serius.“Lalu, hal lain apa yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Aluna, menatap Liana penuh rasa penasaran.Liana meremas jari-jarinya sendiri. “Apa kamu tau bagaimana kabar Liam?”“Liam?” Kedua alis Aluna mengerut, matanya menatap penuh tanda tanya.“Iya, Liam. Apa kamu tau kabarnya?“Liam Anderson?” Aluna ingin memastikan kalau dia tidak salah mengira.“Iya, Liam Anderson. Liam yang pernah kita kenal dulu.”Aluna ternganga. Masih teringat betul bagaimana sang sahabat membenci dan menghindari pembicaraan apapun yang bersangkutan dengan Liam, bahkan Liana akan merasa tidak nyaman jika nama pria itu disebut. Namun, sekarang, sahabatnya sendirilah yang tiba

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 12. Wajah itu lagi

    Tangan Liana terasa gemetar, bersamaan dengan jantung yang berdegup kencang dan tak beraturan. Wajah itu, dia tak pernah menyangka akan melihat wajah itu lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Liana sedikit mengintip, berniat untuk memastikan apa yang dilihatnya. Namun, sayang, dia hanya bisa melihat punggung pria yang semakin menghilang karena masuk ke dalam satu-satunya unit apartemen lain yang berada di lantai itu.Saat punggung si pria sudah tidak lagi terlihat, Liana segera keluar dan menutup pintu apartemen Pavel. Sementara tangannya yang lain sibuk mencari keberadaan ponsel di dalam tas meski masih dengan gemetaran.Liana berniat menghubungi sang sahabat untuk menanyakan tentang apa yang baru saja dilihatnya. Siapa tau sang sahabat tau sesuatu yang tidak diketahuinya. Sayangnya, belum sempat dia menelpon, sebuah panggilan lain sudah lebih dulu masuk ke ponselnya.“Hallo, Mah,” ucapnya, menjawab panggilan dari sang Mamah.“Dimana kamu, Nak?” Suara sang Mamah terdengar khawatir.

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 11. Pria itu?

    Liana tertawa hambar. “Apa kamu sedang khawatir bahwa aku akan mencintaimu?” “Tidak, untuk apa aku khawatir? Aku mengatakannya karena kamu lebih dulu menyinggungnya, hanya itu saja,” jawab Pavel dengan nada santai, seolah tidak terpengaruh dengan nada sinis lawan bicaranya.“Kamu tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta pada pria sepertimu. Lagipula aku sendiri yang telah menawarkan pernikahan kontrak ini, jadi aku tau dan sadar diri kalau aku tidak boleh menjatuhkan hatiku padamu,” balas Liana, masih dengan nada sinisnya.Kening Pavel sedikit mengerut, matanya memandang ke arah lain sembari berkata, “Baguslah kalau begitu, karena aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku tidak akan melibatkan perasaanku dalam pernikahan kita.”“Iya iya, aku sudah bisa menebak tentang hal itu, Tuan Pavel Romanov! Aku tau kamu tidak menyukaiku dan tidak akan mungkin menyukaiku, oleh karena itulah aku mengajakmu menjalin pernikahan pura-pura. Dan pria yang suka berubah-ubah sepertimu, tidak mungkin bis

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 10. Menawarkan pernikahan kontrak

    “Pernikahan kontrak?” Pavel mengulangi perkataan Liana dan menatap wanita itu dengan tajam. “Kamu ingin mengajakku untuk menikah kontrak denganmu?”“Iya, aku ingin mengajakmu untuk menikah kontrak atau kata lainnya adalah menikah pura-pura.” Liana mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Pavel.Pavel menerima dokumen tersebut dengan kening yang berkerut. “Apa ini?”“Kontrak pernikahan kita. Aku sudah menuliskan banyak pasal di sana, jika kamu tidak setuju dengan salah satu pasalnya, kamu bisa mengatakan padaku dan akan kita ubah sesuai dengan kesepakatan bersama,” jelas Liana.Dengan kening yang masih berkerut, Pavel segera membuka dokumen di tangannya dan membaca dengan serius pasal-pasal yang telah tertulis rapi di sana. Namun, baru membaca pasal 1, ia sudah dibuat menghela nafas. “Apa kamu serius dengan pasal nomor 1 ini?”“Pasal nomor 1?” Liana berpikir sejenak, berusaha mengingat apa yang ditulisnya pada pasal nomor 1. “Aaa, tentang batas waktu perni

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 9. Alasan dibalik kesetujuan Pavel

    Sore ini, langit terlihat bagaikan kanvas raksasa dihiasi warna-warna hangat dan lembut. Sementara seorang wanita yang baru saja pulang dari kantornya, kini sudah berada di dalam apartemen seorang pria.Semalam, setelah Pavel pulang dari rumahnya, Liana segera menghubungi pria itu untuk mengajak bertemu. Namun, karena ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang pernikahan, dia meminta izin untuk bertemu di apartemen si pria saja. Dan tadi, saat ia sampai di gedung apartemen Pavel, pria itu memberitahunya kalau akan pulang terlambat dan mengirimkan nomor sandi apartemen agar ia bisa masuk ke dalam lebih dulu.Entah karena pria itu tidak ingin dia menunggu di luar terlalu lama, atau karena alasan lainnya, dia tidak tau. Yang penting sekarang, dia sudah berada di dalam apartemen itu. Liana menatap sekeliling apartemen dengan seksama. Saat dia datang ke sini pertama kali, dia tidak sempat untuk melihat-lihat apartemen itu dengan benar dan sekarang dia bisa melihat semuanya dengan jela

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 8. Menyetujui pernikahan

    “Ya. Aku memang sedikit membohongimu dan aku sengaja melakukannya.“ Pavel menjawab dengan berbisik pula.Liana mengepalkan tangan dengan erat, sorot matanya mencerminkan kekecewaan dan kemarahan yang semakin merasuk dalam diri. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa Pavel berucap dengan santai dan seperti tidak merasa bersalah sedikitpun, padahal pria itu telah membohonginya. Benar-benar membuatnya semakin naik darah!“Kendalikan wajahmu, Liana! Jika keluargamu melihat, mereka akan tau kalau kamu sedang marah dan mereka mungkin akan bertanya kepadamu tentang kenapa kamu marah. Lagipula kamu tidak perlu semarah itu, karena aku tidak sepenuhnya berbohong. Perlu diingat juga, bahwa kamu sendiri pun sedang berbohong kepada keluargamu sekarang.”Seketika raut wajah Liana berubah biasa saja. Walau masih merasa marah dan kecewa, tapi dia sadar kalau apa yang diucapkan Pavel ada benarnya. “Jadi apa yang kamu maksud dengan tidak sepenuhnya berbohong? Lalu apa alasanmu membohongiku, apa kamu piki

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 7. Pria pilihan orang tua

    Sorot mata Liana menunjukkan keterkejutan yang amat sangat, ada kekecewaan, kebingungan serta kekesalan juga di sana. Terkejut karena waktu yang disebutkan hanya satu minggu. Bingung, kecewa dan kesal karena orang tuanya masih saja memintanya untuk menikah, padahal dia sudah membawa seorang pacar ke hadapan mereka.Sementara itu, Pavel justru mengangguk menyetujui ucapan Papahnya Liana. “Baik, Om, saya setuju.”Pavel sangat yakin dengan keputusannya, dia sudah menduga kalau inilah yang akan terjadi. Dia tau kalau orang tua Liana tidak akan menyerah untuk meminta wanita itu menikah hanya karena Liana memperkenalkan seorang pacar kepada mereka. Itulah kenapa saat Liana mengajaknya untuk menjadi pacar pura-pura, dia sempat merasa ragu, apalagi yang dijadikan pacar pura-pura oleh wanita itu adalah dirinya.“Tunggu dulu, Pavel! Ini kenapa kamu malah iya- iya aja sih?” Liana semakin dibuat kesal karena persetujuan Pavel atas keinginan Papahnya. Dia meminta pria itu untuk berpura-pura menjad

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 6. Sudah saling kenal sebelumnya

    “Mama dan adikku baik, Om. Dan tentang berpacaran, sejauh ini belum sempat ku sampaikan kepada mereka.” Pavel melirik ke arah Liana sejenak, ingin memastikan bagaimana reaksi wanita itu.Diana tertawa kecil. "Jadi, masih dalam tahap rahasia, ya?”"Iya, masih tahap merahasiakan, Tante," jawab Pavel, dengan nada bercanda.“Lalu bagaimana kamu bisa mengenal Liana dan berpacaran dengannya? Apa kalian bertemu sesudah pertemuan keluarga kita saat itu, atau bagaimana? Karena yang om ingat saat itu kamu mengatakan kalau kamu belum memiliki pacar.” Max sudah menahan rasa penasarannya untuk bertanya tentang hal ini sedari tadi, dia ingin tau apa Pavel sengaja memacari anaknya setelah pertemuan mereka atau memang semua ini hanya ketidaksengajaan semata.“Saat Om bertanya, aku memang belum memiliki pacar. Karena kebetulan kami baru saling kenal selama satu bulan dan berpacaran baru selama satu minggu, yang artinya aku bertemu dengannya setelah pertemuan keluarga yang pertama kali.”“Jadi kamu sen

  • Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna   Bab 5. Sandiwara yang di mulai

    Semua orang menoleh, menatap pria yang tengah berdiri di ambang pintu masuk rumah mereka. Pria yang mengenakan tuxedo berwarna coklat itu, terlihat begitu tampan dan percaya diri.Dengan cepat, Liana berdiri dan melangkah menghampiri si pria. “Sayang, kamu datang!“ serunya, berusaha untuk memainkan peran dengan baik.Pavel mengangguk singkat. “Sesuai yang sudah disepakati.”“Ya, terima kasih karena sudah menepati kesepakatan kita.”“Hm.” Pavel menanggapi dengan dingin, membuat Liana meliriknya dan menghembuskan nafas malas.“Beraktinglah dengan baik, Pavel!” Liana memperingatkan si pria, tidak ingin jika rencananya gagal karena sikap Pavel tidak seperti seseorang yang sedang berbicara dengan pacarnya.“Tidak usah menggurui. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri, aku tau kapan aktingku dibutuhkan dan tidak.” Suara pelan dari si pria memang terdengar lembut di telinga, namun nada suara dan kata-katanya sedikit ketus dan menohok bagi Liana.Liana terdiam sejenak, merasa kesal tap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status