Share

Bab 91_ Pewaris Dosa

Melihat putrinya diam dengan mulut tertutup rapat, membuat Sinta semakin naik pitam. Kini kedua alisnya sudah hampir menyatu dengan wajah sangat merah seperti kepiting rebus.

"Sisil! Angkat kepalamu dan jawab pertanyaan Mama?" bentak Sinta dengan gigi-gigi yang digeretakkan. 

Sisil tetap menunduk, masih tanpa mengatakan apa pun. Hanya air matanya yang terus menetes hingga membuat gaun yang ia kenakan basah.

Sinta sudah tidak tahan lagi. Sebagai putri dari pelakor bermental baja seperti dirinya, Sisil memang terlalu lemah dan sungguh mengecewakan. Padahal Sinta telah mengajarkan mental baja itu pada Sisil sejak kecil, bahwa walau apa pun yang terjadi, jangan berhenti berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kurangi air mata dan perbanyak tindakan.

Sinta juga selalu mengajarkan pada Sisil untuk mendahulukan kepentingannya di atas kepentingan orang lain. Tidak usah peduli pada urusan orang jika tidak membaw

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status