Qaila meninggalkan ruang medis dengan ekspresi kesal. Dia memaki dengan lirih, "Apa hebatnya ilmu medis Keluarga Handoyo, sama saja dengan ilmu medis biasa. Edgar tetap mengajariku dari dasar, apa bedanya dia dengan para profesor kampungan itu?"Saat ini, Qaila merasa bahwa Yosef hanya menipunya saat mengatakan dia bisa menguasai ilmu medis dalam setengah tahun, bahkan melampaui Yasmine.Josephine bersandar di dinding sembari melipat lengannya di depan dada. Lantaran tidak ada orang di sekitar, dia tidak perlu berpura-pura ramah terhadap Qaila. Jadi, dia mengejek Qaila seraya tersenyum, "Bukan ilmu medis Keluarga Handoyo yang biasa-biasa saja, kamu yang terlalu bodoh."Qaila seketika terperanjat. Begitu melihat orang yang berbicara adalah Josephine, dia baru merasa lega. Kemudian, dia menimpali dengan jengkel, "Aku hanya nggak terbiasa. Setelah beradaptasi, aku pasti bisa menguasainya."Josephine pun tersenyum menghina, lalu membalas, "Ketika saat itu tiba, Edgar pasti sudah tahu kamu
Pelayan galak itu menatap Yasmine dengan sorot mata menghina, lalu mengejek, "Kamu lihat itu? Tuan Muda Carlos datang untuk melamar. Dia sangat menghargai Nona Qaila, sampai membawa kakek dan ibunya kemari. Dulu, Tuan Muda Carlos nggak melakukan hal ini saat menikahimu, 'kan?""Sebenarnya, nggak heran juga. Tuan Muda Carlos begitu terhormat, hanya Nona Qaila yang pantas bersanding dengannya. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu. Gimana kamu bisa menikah dengan Tuan Muda Carlos? Perbedaanmu dengan Nona Qaila bak langit dan bumi!" lanjut pelayan itu.Yasmine memegang nampan di tangannya dengan semakin kuat. Dia merasa sangat tidak nyaman, sampai membuatnya sulit untuk bernapas. Ternyata, Carlos datang untuk melamar Qaila. Maskawin telah diserahkan, yang berarti pernikahan keduanya akan segera diadakan. Mereka barulah pasangan suami istri yang sah."Cepat sajikan teh dan camilannya. Biar Tuan Muda Carlos melihat perbedaan antara kamu dan Nona Qaila. Nona Qaila adalah wanita yang sangat te
Tangan Yasmine yang hendak meletakkan cangkir teh seketika membeku. Saat ini, dia merasa sangat sedih. Sejak identitasnya dipastikan sebagai putri Reina, semua orang membencinya dan memakinya. Hanya Carlos yang mengatakan bahwa kesalahan orang tua tidak ada hubungannya dengan anak.Yasmine meletakkan cangkir teh tersebut, lalu mendongak menatap Carlos sambil menjelaskan, "Surat itu bukan ditulis ibuku, melainkan ibunya Qaila. Mereka mengira aku ingin mengelabui mereka. Jadi, mereka ingin menghukumku dengan ...."Sebelum Yasmine menyelesaikan perkataannya, Qaila tiba-tiba menyela, "Carlos, kalau bukan karena aku tiba-tiba mendapat kabar bahwa aku adalah Nona Keluarga Handoyo, kakekku pasti sudah ditipu sebelum aku sempat menyusul.""Yasmine sengaja melakukannya. Dia sudah tahu bahwa surat itu bukan untuknya, tapi masih datang ke Kota Goham. Dia ingin menggantikan posisiku!" lanjut Qaila dengan ekspresi cemas.Carlos langsung menimpali, "Ketika aku memberikan surat itu kepada Yasmine, di
Yasmine tidak menaruh harapan apa pun pada Carlos. Namun, karena Carlos bersikeras ingin tahu, Yasmine pun menceritakan kejadian hari itu secara singkat.Begitu mendengarnya, Carlos mengernyit dan tatapannya tampak suram. Dia berkata dengan pelan, "Keesokan hari setelah kamu bertemu Keluarga Handoyo, Raisa baru mengeluarkan bedung tersebut. Waktunya sangat pas untuk membuatmu dituduh. Kemungkinan paling besar, dia telah melakukan sesuatu pada bedung itu. Kita akan mengetahui hasilnya setelah menyelidiki bedungnya."Yasmine terkesiap karena tidak menduga Carlos akan berbicara demikian. Lagi pula, baik permasalahan sebelumnya ataupun hubungannya dengan Raisa, Carlos seharusnya berpihak pada Qaila. Dia tidak seharusnya langsung mencurigai Raisa yang akan segera menjadi ibu mertuanya.Yasmine termangu sesaat, lalu bertanya, "Kamu percaya padaku?"Carlos menatap ekspresi Yasmine yang bengong sembari menyahut dengan dingin, "Apa aku terlihat sebodoh itu?"Yasmine seketika kehabisan kata-kata
"Ah! Perutku sakit sekali, aduh ...." teriak Qaila yang pucat dan bercucuran keringat. Dia berbaring di sofa sambil mencengkeram perutnya. Yang paling menakutkan adalah bercak darah yang terlihat pada rok putih yang dikenakannya.Raisa sontak berteriak dengan panik, "Darah! Ada masalah dengan kandungannya!"Anak di kandungan Qaila sangatlah penting bagi Keluarga Handoyo dan Keluarga Lingga. Itu sebabnya, semua orang langsung khawatir melihatnya.Yosef buru-buru maju untuk memeriksa denyut nadi Qaila. Dia mengerutkan dahinya, lalu memerintah dengan panik, "Cepat ambilkan jarum perak, ini tanda-tanda keguguran!"Yosef menancapkan jarumnya dengan cepat. Dalam sekejap, kondisi Qaila sudah stabil, tetapi ekspresi Yosef tetap terlihat masam. Dia berkata, "Sudah aman. Kamu hampir keguguran karena mengonsumsi makanan yang meningkatkan sirkulasi darah. Qaila, kenapa kamu makan makanan seperti itu?"Qaila yang pucat pun buru-buru menggeleng sambil membantah, "Aku nggak mengonsumsi makanan sepert
Ketika melihat Raisa dan Qaila yang begitu menyayangi satu sama lain, lalu mendengar perkataan Yasmine, orang-orang yang pada dasarnya tidak mencurigai Raisa pun sama sekali tidak tergerak.Paulus berkata, "Apa hal ini perlu dipertanyakan? Semua orang di sini sangat menyayangi Qaila, hanya Yasmine yang cemburu padanya dan nggak ingin melihatnya bahagia. Jadi, pelakunya sudah pasti dia.""Daripada mendengarnya berdalih, lebih baik langsung memberinya pelajaran. Dia berniat mencelakai cucuku, Keluarga Lingga nggak akan mengampuninya begitu saja. Yosef, serahkan dia kepadaku. Aku nggak akan membiarkannya menyakiti Qaila lagi," lanjut Paulus dengan tatapan dingin.Awalnya, Yosef memberi Yasmine kesempatan karena mengingat wanita ini sedang hamil. Jika Yasmine bersikap baik dan bertobat, dia juga berniat untuk meringankan hukumannya. Namun, Yasmine bukan hanya tidak berubah, tetapi menjadi semakin jahat.Kebencian Yosef terhadap Yasmine menjadi makin mendalam. Dia tidak ingin berbelaskasiha
"Belum terbukti bahwa Yasmine yang menaruh obat itu. Aku akan menyelidiki masalah ini hingga tuntas sebelum menghukum si pelaku," ujar Carlos.Yasmine sontak menengadah dan menatap Carlos dengan terkejut sekaligus gembira. Hatinya yang kecewa kembali menemukan secercah harapan.Qaila sungguh tercengang. Dia tidak menduga bahwa semua orang sudah percaya, tetapi Carlos masih meragukannya. Bahkan, Carlos ingin menyelidiki masalah ini.Obat ini dibeli oleh Raisa sehingga mereka tidak boleh membiarkan Carlos menyelidikinya. Jadi, Qaila yang takut pun hendak menghentikan dengan berkata, "Selain Yasmine, siapa lagi orang yang berniat mencelakaiku di sini? Apa lagi yang perlu diperiksa? Ini hanya akan membuang-buang waktu.""Bukan masalah, waktuku cukup banyak." Carlos bersandar dengan santai, tetapi sekujur tubuhnya memancarkan aura yang sangat dingin. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa suasana hatinya sedang buruk. Kemudian, dia memerintahkan, "Yogi, pergi selidiki masalah ini.""Bai
"Bukan aku! Bukan aku yang menaruh serbuk siput merah itu! Aku ini ibunya Qaila, aku nggak akan pernah menyakitinya! Kalian harus percaya padaku!" teriak Raisa yang bersikeras tidak ingin mengakui kesalahannya."Kamu memang nggak akan menyakiti Qaila. Meskipun kamu menaruh serbuk siput merah, Qaila akan mendapat pertolongan pertama dengan cepat sehingga dia dan janinnya akan selamat," ujar Yasmine sambil menatap Raisa dengan sinis.Kemudian, Yasmine melanjutkan, "Kamu menaruh serbuk siput merah itu untuk memfitnahku. Kalau Tuan Muda Carlos nggak bersikeras menyelidikinya, aku pasti sudah disalahkan dan dihukum. Bahkan, aku mungkin akan mati!"Mendengar ucapan Yasmine ini, Fidela baru memahami apa yang sedang terjadi. Seketika, dia merasa sangat tidak nyaman. Barusan, dia telah membela pelaku kejahatan yang sesungguhnya ....Raisa masih bersikeras menyangkal, "Yasmine, jangan bicara omong kosong. Bukan aku yang menaruh serbuk siput merah itu. Aku juga nggak berniat untuk memfitnahmu.""
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe