Namun, pekerjaan ini jauh lebih baik daripada harus menghadapi Qaila. Tanpa mengatakan apa pun, Yasmine langsung pergi ke kamar mandi untuk memulai pekerjaannya.Ketika melihat Yasmine begitu tenang dan lega, amarah dalam hati Qaila makin bergelora. Dia sampai mengentakkan kakinya karena terlalu kesal.Melihat Qaila yang begitu marah, Edgar menggelengkan kepalanya dengan pasrah. Dia pun menghibur dengan lembut, "Qaila, kamu sedang hamil, jangan marah-marah. Biarkan saja wanita rendahan itu."Mana mungkin Qaila bisa mengabaikannya begitu saja? Dia ingin sekali membunuh Yasmine sekarang juga. Namun, supaya Keluarga Handoyo tidak merasa dirinya begitu perhitungan, Qaila memaksakan senyuman sembari mengangguk dan menimpali, "Kakak benar, aku nggak akan peduli pada pelayan rendahan itu lagi."Edgar mengangguk dengan puas, lalu berkata, "Ayo, aku akan membawamu ke ruang medis. Kita akan belajar di sana. Waktu kita sudah nggak banyak."Mengapa Edgar mengatakan waktu mereka tidak banyak lagi?
Qaila meninggalkan ruang medis dengan ekspresi kesal. Dia memaki dengan lirih, "Apa hebatnya ilmu medis Keluarga Handoyo, sama saja dengan ilmu medis biasa. Edgar tetap mengajariku dari dasar, apa bedanya dia dengan para profesor kampungan itu?"Saat ini, Qaila merasa bahwa Yosef hanya menipunya saat mengatakan dia bisa menguasai ilmu medis dalam setengah tahun, bahkan melampaui Yasmine.Josephine bersandar di dinding sembari melipat lengannya di depan dada. Lantaran tidak ada orang di sekitar, dia tidak perlu berpura-pura ramah terhadap Qaila. Jadi, dia mengejek Qaila seraya tersenyum, "Bukan ilmu medis Keluarga Handoyo yang biasa-biasa saja, kamu yang terlalu bodoh."Qaila seketika terperanjat. Begitu melihat orang yang berbicara adalah Josephine, dia baru merasa lega. Kemudian, dia menimpali dengan jengkel, "Aku hanya nggak terbiasa. Setelah beradaptasi, aku pasti bisa menguasainya."Josephine pun tersenyum menghina, lalu membalas, "Ketika saat itu tiba, Edgar pasti sudah tahu kamu
Pelayan galak itu menatap Yasmine dengan sorot mata menghina, lalu mengejek, "Kamu lihat itu? Tuan Muda Carlos datang untuk melamar. Dia sangat menghargai Nona Qaila, sampai membawa kakek dan ibunya kemari. Dulu, Tuan Muda Carlos nggak melakukan hal ini saat menikahimu, 'kan?""Sebenarnya, nggak heran juga. Tuan Muda Carlos begitu terhormat, hanya Nona Qaila yang pantas bersanding dengannya. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu. Gimana kamu bisa menikah dengan Tuan Muda Carlos? Perbedaanmu dengan Nona Qaila bak langit dan bumi!" lanjut pelayan itu.Yasmine memegang nampan di tangannya dengan semakin kuat. Dia merasa sangat tidak nyaman, sampai membuatnya sulit untuk bernapas. Ternyata, Carlos datang untuk melamar Qaila. Maskawin telah diserahkan, yang berarti pernikahan keduanya akan segera diadakan. Mereka barulah pasangan suami istri yang sah."Cepat sajikan teh dan camilannya. Biar Tuan Muda Carlos melihat perbedaan antara kamu dan Nona Qaila. Nona Qaila adalah wanita yang sangat te
Tangan Yasmine yang hendak meletakkan cangkir teh seketika membeku. Saat ini, dia merasa sangat sedih. Sejak identitasnya dipastikan sebagai putri Reina, semua orang membencinya dan memakinya. Hanya Carlos yang mengatakan bahwa kesalahan orang tua tidak ada hubungannya dengan anak.Yasmine meletakkan cangkir teh tersebut, lalu mendongak menatap Carlos sambil menjelaskan, "Surat itu bukan ditulis ibuku, melainkan ibunya Qaila. Mereka mengira aku ingin mengelabui mereka. Jadi, mereka ingin menghukumku dengan ...."Sebelum Yasmine menyelesaikan perkataannya, Qaila tiba-tiba menyela, "Carlos, kalau bukan karena aku tiba-tiba mendapat kabar bahwa aku adalah Nona Keluarga Handoyo, kakekku pasti sudah ditipu sebelum aku sempat menyusul.""Yasmine sengaja melakukannya. Dia sudah tahu bahwa surat itu bukan untuknya, tapi masih datang ke Kota Goham. Dia ingin menggantikan posisiku!" lanjut Qaila dengan ekspresi cemas.Carlos langsung menimpali, "Ketika aku memberikan surat itu kepada Yasmine, di
Yasmine tidak menaruh harapan apa pun pada Carlos. Namun, karena Carlos bersikeras ingin tahu, Yasmine pun menceritakan kejadian hari itu secara singkat.Begitu mendengarnya, Carlos mengernyit dan tatapannya tampak suram. Dia berkata dengan pelan, "Keesokan hari setelah kamu bertemu Keluarga Handoyo, Raisa baru mengeluarkan bedung tersebut. Waktunya sangat pas untuk membuatmu dituduh. Kemungkinan paling besar, dia telah melakukan sesuatu pada bedung itu. Kita akan mengetahui hasilnya setelah menyelidiki bedungnya."Yasmine terkesiap karena tidak menduga Carlos akan berbicara demikian. Lagi pula, baik permasalahan sebelumnya ataupun hubungannya dengan Raisa, Carlos seharusnya berpihak pada Qaila. Dia tidak seharusnya langsung mencurigai Raisa yang akan segera menjadi ibu mertuanya.Yasmine termangu sesaat, lalu bertanya, "Kamu percaya padaku?"Carlos menatap ekspresi Yasmine yang bengong sembari menyahut dengan dingin, "Apa aku terlihat sebodoh itu?"Yasmine seketika kehabisan kata-kata
"Ah! Perutku sakit sekali, aduh ...." teriak Qaila yang pucat dan bercucuran keringat. Dia berbaring di sofa sambil mencengkeram perutnya. Yang paling menakutkan adalah bercak darah yang terlihat pada rok putih yang dikenakannya.Raisa sontak berteriak dengan panik, "Darah! Ada masalah dengan kandungannya!"Anak di kandungan Qaila sangatlah penting bagi Keluarga Handoyo dan Keluarga Lingga. Itu sebabnya, semua orang langsung khawatir melihatnya.Yosef buru-buru maju untuk memeriksa denyut nadi Qaila. Dia mengerutkan dahinya, lalu memerintah dengan panik, "Cepat ambilkan jarum perak, ini tanda-tanda keguguran!"Yosef menancapkan jarumnya dengan cepat. Dalam sekejap, kondisi Qaila sudah stabil, tetapi ekspresi Yosef tetap terlihat masam. Dia berkata, "Sudah aman. Kamu hampir keguguran karena mengonsumsi makanan yang meningkatkan sirkulasi darah. Qaila, kenapa kamu makan makanan seperti itu?"Qaila yang pucat pun buru-buru menggeleng sambil membantah, "Aku nggak mengonsumsi makanan sepert
Ketika melihat Raisa dan Qaila yang begitu menyayangi satu sama lain, lalu mendengar perkataan Yasmine, orang-orang yang pada dasarnya tidak mencurigai Raisa pun sama sekali tidak tergerak.Paulus berkata, "Apa hal ini perlu dipertanyakan? Semua orang di sini sangat menyayangi Qaila, hanya Yasmine yang cemburu padanya dan nggak ingin melihatnya bahagia. Jadi, pelakunya sudah pasti dia.""Daripada mendengarnya berdalih, lebih baik langsung memberinya pelajaran. Dia berniat mencelakai cucuku, Keluarga Lingga nggak akan mengampuninya begitu saja. Yosef, serahkan dia kepadaku. Aku nggak akan membiarkannya menyakiti Qaila lagi," lanjut Paulus dengan tatapan dingin.Awalnya, Yosef memberi Yasmine kesempatan karena mengingat wanita ini sedang hamil. Jika Yasmine bersikap baik dan bertobat, dia juga berniat untuk meringankan hukumannya. Namun, Yasmine bukan hanya tidak berubah, tetapi menjadi semakin jahat.Kebencian Yosef terhadap Yasmine menjadi makin mendalam. Dia tidak ingin berbelaskasiha
"Belum terbukti bahwa Yasmine yang menaruh obat itu. Aku akan menyelidiki masalah ini hingga tuntas sebelum menghukum si pelaku," ujar Carlos.Yasmine sontak menengadah dan menatap Carlos dengan terkejut sekaligus gembira. Hatinya yang kecewa kembali menemukan secercah harapan.Qaila sungguh tercengang. Dia tidak menduga bahwa semua orang sudah percaya, tetapi Carlos masih meragukannya. Bahkan, Carlos ingin menyelidiki masalah ini.Obat ini dibeli oleh Raisa sehingga mereka tidak boleh membiarkan Carlos menyelidikinya. Jadi, Qaila yang takut pun hendak menghentikan dengan berkata, "Selain Yasmine, siapa lagi orang yang berniat mencelakaiku di sini? Apa lagi yang perlu diperiksa? Ini hanya akan membuang-buang waktu.""Bukan masalah, waktuku cukup banyak." Carlos bersandar dengan santai, tetapi sekujur tubuhnya memancarkan aura yang sangat dingin. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa suasana hatinya sedang buruk. Kemudian, dia memerintahkan, "Yogi, pergi selidiki masalah ini.""Bai