Qaila tampak sangat bangga. Dia melirik Yasmine dengan tatapan provokasi, lalu merangkul lengan Yosef dengan akrab dan berkata dengan patuh, "Kakek, aku akan membawamu ke kamar tamu. Kamu tidur di samping kamarku, ya?"Suasana hati Yosef sangat baik. Dia tersenyum lebar sambil membalas, "Oke."Keduanya berjalan pergi sambil mengobrol dengan bahagia. Sementara itu, Yasmine dikunci dari luar. Dia dikurung di kamar yang sempit dan dingin ini.Bau apek seketika tercium. Kamar ini sudah lama tidak ditinggali sehingga ranjangnya sangat berdebu. Udaranya bahkan sangat dingin dan lembap sehingga tidak cocok untuk ditempati.Raisa jelas-jelas tahu bahwa Yasmine sedang mengandung, tetapi sengaja mengatur kamar seperti ini untuknya. Ketika teringat pada sikap Raisa terhadap Qaila, Yasmine merasa sangat ironis. Dia dan Qaila sama-sama bukan putri kandung mereka, lantas mengapa perlakuan yang didapatkan begitu berbeda?Di vila Keluarga Lingga, Carlos duduk di ranjangnya. Dia mengetik sebuah pesan u
"Ternyata, kamu sama seperti ibumu. Hina, licik, dan serakah!" maki Yosef.Yasmine tertegun menatap tulisan yang muncul mendadak itu. Dia memang selalu menyimpan bedung tersebut, tetapi sangat yakin bahwa tidak ada tulisan seperti itu. Kemudian, dia menghardik, "Raisa, kamu memfitnahku. Aku nggak pernah melihat tulisan ini, pasti kamu yang menambahkannya!"Raisa tersenyum mencibir sambil menimpali, "Tulisan ini jelas-jelas sudah begitu lama, mana mungkin aku menambahkannya sendiri. Yasmine, berhenti berdalih. Buktinya sudah jelas, kamu nggak akan bisa lolos lagi!""Kakek, Yasmine terbukti ingin mengelabui kita. Dia punya niat jahat. Kita nggak boleh mengampuninya. Kurung saja dia di penjara bawah tanah!" ujar Josephine yang sudah tidak sabar. Jika Yasmine benar-benar dikurung, bukan hanya kehidupannya yang akan hancur, tetapi Josephine juga bisa menyiksanya kapan saja.Melihat situasi ini, Eddy tidak berbicara lagi. Dia benar-benar kecewa terhadap Yasmine sehingga sorot matanya menjadi
Begitu teringat pada Qaila, hati Yosef seketika tergerak. Setiap dokter memiliki hati yang baik. Dia tidak begitu kejam hingga tega menghukum seorang wanita hamil. Jadi, Yosef mengangguk sembari mengiakan, "Oke.""Kakek, kamu nggak boleh melepaskannya begitu saja!" teriak Josephine yang panik.Yosef menegur dengan kesal, "Kenapa? Kamu ingin memukul wanita hamil?"Josephine hendak berbicara, tetapi tidak berani membantah. Peraturan Keluarga Handoyo tidak akan mengizinkan mereka melakukan hal seperti ini. Jika bersikap keras kepala, dia hanya akan terkena masalah.Josephine menimpali dengan geram, "Aku hanya khawatir Yasmine kabur. Lagi pula, masih ada banyak waktu sebelum dia melahirkan. Gimana kalau dia kabur? Sikapnya sangat buruk, sama seperti ibunya yang bisa melakukan hal keji apa pun. Dia nggak mungkin diam dan menunggu hukumannya."Semua orang menyetujui pendapat Josephine ini. Raisa segera mengusulkan, "Mudah saja. Supaya dia nggak bisa kabur, dia harus tinggal di sini sebelum m
Terlihat para pelayan yang berbaris menjadi 2 barisan. Mereka sama-sama membungkuk memberi hormat untuk menyambut kedatangan Qaila. "Selamat datang, Nona Qaila!"Qaila mengira hanya pindah tempat tinggal, tetapi vila ini sangatlah mewah. Dia bertanya dengan agak tercengang, "Kakek, ini?""Waktunya terlalu mendesak. Keluarga Handoyo juga nggak berani menampakkan diri di depan umum. Jadi, kita hanya bisa membeli vila ini untuk tinggal sementara waktu. Kalau ada vila yang kamu sukai, kita akan membelinya lagi nanti. Semua pelayan ini bertugas untuk melayanimu," jelas Yosef dengan penuh kasih sayang.Qaila tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Dia yang gila hormat pun merasa sangat puas. Dalam sekejap, raut wajahnya dipenuhi kegembiraan dan keangkuhan. Qaila menoleh untuk menatap Yasmine yang berada di barisan paling belakang dengan bangga.Memangnya kenapa kalau Yasmine adalah Nona Besar Keluarga Handoyo yang sesungguhnya? Semua kemewahan ini telah menjadi milik Qaila sekarang.
Setelah kembali ke Keluarga Bahar, Raisa dan Januar menghalalkan segala cara untuk mendaftarkan Qaila ke universitas kedokteran yang sama dengan Yasmine. Namun, Qaila bukan hanya tidak memiliki dasar ilmu medis, tetapi juga tidak berbakat dalam bidang ini.Yasmine adalah mahasiswi yang sangat berbakat di universitas, sedangkan prestasi Qaila sangat buruk. Jika Qaila tidak menjebak Yasmine hingga menyebabkannya masuk penjara, Yasmine pasti akan terus berada di atasnya dan menginjak-injak harga dirinya.Qaila tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi. Dia menggertakkan giginya, lalu menjawab dengan malu-malu, "Aku nggak menerima pendidikan yang baik karena hidup miskin saat kecil. Jadinya, ilmu medisku kalah dari teman-teman sebayaku. Bisa dibilang, aku nggak pernah mempelajari ilmu medis."Yosef tahu bahwa Keluarga Bahar awalnya mengadopsi Yasmine, lalu akhirnya menemukan Qaila yang dikira adalah putri kandung mereka. Cucu perempuannya tidak mendapatkan pendidikan yang pantas sehin
Namun, pekerjaan ini jauh lebih baik daripada harus menghadapi Qaila. Tanpa mengatakan apa pun, Yasmine langsung pergi ke kamar mandi untuk memulai pekerjaannya.Ketika melihat Yasmine begitu tenang dan lega, amarah dalam hati Qaila makin bergelora. Dia sampai mengentakkan kakinya karena terlalu kesal.Melihat Qaila yang begitu marah, Edgar menggelengkan kepalanya dengan pasrah. Dia pun menghibur dengan lembut, "Qaila, kamu sedang hamil, jangan marah-marah. Biarkan saja wanita rendahan itu."Mana mungkin Qaila bisa mengabaikannya begitu saja? Dia ingin sekali membunuh Yasmine sekarang juga. Namun, supaya Keluarga Handoyo tidak merasa dirinya begitu perhitungan, Qaila memaksakan senyuman sembari mengangguk dan menimpali, "Kakak benar, aku nggak akan peduli pada pelayan rendahan itu lagi."Edgar mengangguk dengan puas, lalu berkata, "Ayo, aku akan membawamu ke ruang medis. Kita akan belajar di sana. Waktu kita sudah nggak banyak."Mengapa Edgar mengatakan waktu mereka tidak banyak lagi?
Qaila meninggalkan ruang medis dengan ekspresi kesal. Dia memaki dengan lirih, "Apa hebatnya ilmu medis Keluarga Handoyo, sama saja dengan ilmu medis biasa. Edgar tetap mengajariku dari dasar, apa bedanya dia dengan para profesor kampungan itu?"Saat ini, Qaila merasa bahwa Yosef hanya menipunya saat mengatakan dia bisa menguasai ilmu medis dalam setengah tahun, bahkan melampaui Yasmine.Josephine bersandar di dinding sembari melipat lengannya di depan dada. Lantaran tidak ada orang di sekitar, dia tidak perlu berpura-pura ramah terhadap Qaila. Jadi, dia mengejek Qaila seraya tersenyum, "Bukan ilmu medis Keluarga Handoyo yang biasa-biasa saja, kamu yang terlalu bodoh."Qaila seketika terperanjat. Begitu melihat orang yang berbicara adalah Josephine, dia baru merasa lega. Kemudian, dia menimpali dengan jengkel, "Aku hanya nggak terbiasa. Setelah beradaptasi, aku pasti bisa menguasainya."Josephine pun tersenyum menghina, lalu membalas, "Ketika saat itu tiba, Edgar pasti sudah tahu kamu
Pelayan galak itu menatap Yasmine dengan sorot mata menghina, lalu mengejek, "Kamu lihat itu? Tuan Muda Carlos datang untuk melamar. Dia sangat menghargai Nona Qaila, sampai membawa kakek dan ibunya kemari. Dulu, Tuan Muda Carlos nggak melakukan hal ini saat menikahimu, 'kan?""Sebenarnya, nggak heran juga. Tuan Muda Carlos begitu terhormat, hanya Nona Qaila yang pantas bersanding dengannya. Kamu ini benar-benar nggak tahu malu. Gimana kamu bisa menikah dengan Tuan Muda Carlos? Perbedaanmu dengan Nona Qaila bak langit dan bumi!" lanjut pelayan itu.Yasmine memegang nampan di tangannya dengan semakin kuat. Dia merasa sangat tidak nyaman, sampai membuatnya sulit untuk bernapas. Ternyata, Carlos datang untuk melamar Qaila. Maskawin telah diserahkan, yang berarti pernikahan keduanya akan segera diadakan. Mereka barulah pasangan suami istri yang sah."Cepat sajikan teh dan camilannya. Biar Tuan Muda Carlos melihat perbedaan antara kamu dan Nona Qaila. Nona Qaila adalah wanita yang sangat te
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe