Bertemu dengan orang tua kandung adalah keinginan terbesar Yasmine. Terutama ketika melihat Qaila yang begitu dimanjakan dan dilindungi oleh orang tuanya, Yasmine pun sering berpikir, alangkah bagusnya jika dia bertemu dengan orang tua kandungnya juga.Namun, ketika masih bayi, Yasmine sudah dibuang ke panti asuhan. Dia adalah anak yang dicampakkan oleh orang tuanya.Orang tuanya tidak mencintainya dan hanya meninggalkan kalung murahan untuknya. Kini, kalung itu bahkan entah menghilang ke mana. Yasmine mengira dia tidak akan berhubungan dengan orang tua kandungnya untuk selamanya."Kamu nggak dibuang orang tuamu, tapi diculik seseorang. Waktu itu, polisi menindak perdagangan manusia. Karena takut ketahuan, penculik itu pun membuangmu ke panti asuhan. Selain kalung tua, masih ada surat yang ditulis orang tuamu di bedung bayi. Isinya tentang cinta dan harapan untukmu. Di dalamnya juga tertera alamat, kamu bisa menemukan mereka di sana," jelas Raisa.Ucapan Raisa ini berbeda dengan pemiki
Yasmine menopang dagunya sambil memandang ke luar jendela. Penampilannya tampak sangat gelisah, bahkan bulu matanya masih basah akibat air matanya yang belum kering.Seusai Carlos menghabiskan sup obatnya, Yasmine segera memulai akupunktur untuknya. Ini bukan yang pertama kali lagi. Meskipun masih merasa canggung, akupunktur ini selesai dengan lancar.Sesudah mencabut jarum peraknya, Yasmine terburu-buru untuk pergi. Dia berkata, "Tuan Muda, kita akan bertemu 3 hari lagi. Sampai jumpa."Tatapan Carlos menjadi suram saat melihat Yasmine pergi dengan tergesa-gesa. Wanita ini ...."Tuan Muda, rapat akan dimulai. Sudah saatnya kita pergi ke ruang rapat." Begitu Yasmine pergi, Yogi pun masuk ke ruang kantor.Carlos berdiri di depan jendela kaca yang besar. Dia memandang langit di luar sembari bergumam, "Turun hujan."Yogi terperangah sesaat. Dia merasa heran karena Carlos yang tidak pernah peduli tentang cuaca, tapi tiba-tiba tampak peduli sekarang.Meskipun demikian, Yogi tetap berkata den
"Tuan Muda Carlos, katakan saja kalau ada masalah. Aku nggak keberatan," ujar Yasmine. Dia justru merasa aneh dan gelisah kalau Carlos terus bersikap misterius begini.Wajah Carlos menjadi makin dingin. Terlihat rasa tidak nyaman saat dia menyahut dengan serius, "Aku tidak ingin berutang budi padamu. Kamu mengobatiku, aku mengantarmu. Jadi, kita impas."Yasmine tidak bisa berkata-kata. Dia membatin, 'Tuan Muda Carlos memang luar biasa, dia bahkan menggunakan cara yang begitu khusus hanya untuk membalas budi.'"Sebenarnya, kamu nggak perlu merasa berutang budi padaku. Kamu sudah sering membantuku dulu. Justru aku yang harus mengobatimu untuk membalas budi. Kamu nggak perlu mengantarku secara khusus begini ...," balas Yasmine."Apa aku perlu diajari olehmu?" sela Carlos sambil menatapnya dengan tatapan tajam. Kemudian, dia melanjutkan dengan agak kesal, "Mana alamatnya?"Ketika melihat Carlos akan marah, Yasmine pun ketakutan. Dia akhirnya memberi tahu Carlos alamat tersebut.Panti asuha
Yasmine tercengang mendengarnya. Hatinya yang dipenuhi dengan harapan seketika diselimuti oleh kekecewaan. Awalnya, dia mengira bisa mendapatkan informasi tentang orang tuanya di sini."Kalau begitu, maaf sudah mengganggumu," ujar Yasmine dengan putus asa dan berniat untuk pergi.Saat ini, Carlos tiba-tiba menghalangi jalannnya. Dia berkata kepada kepala panti itu, "Ketika masuk, aku melihat jejak kebakaran di tembok. Padahal, aku ingin menyumbangkan uang untuk membangun gedung baru. Ternyata, perjalananku ini sia-sia."Mata kepala panti itu sontak berbinar-binar saat mendengarnya. Membangun gedung baru sudah pasti membutuhkan uang yang banyak!Kepala panti itu tentu tidak akan membiarkan dermawan kaya ini pergi begitu saja. Dia berpikir dengan cepat, lalu berkata, "Meski dokumennya sudah terbakar, guru yang mengurus masih ada. Dia tahu betul situasi anak-anak. Dia pasti masih mengingat hal yang ingin kalian ketahui. Ayo, aku bawa kalian bertemu dengannya."Yasmine benar-benar kehabisa
Carlos menjawab dengan dingin, "Aku kasihan melihatmu."Yasmine seketika tidak ingin mengobrol dengannya lagi.Keduanya sama-sama berjalan ke luar panti asuhan. Hujan telah berhenti, langit juga sudah gelap.Lantaran Carlos sudah banyak membantunya, Yasmine bertanya dengan sopan, "Tuan Muda, gimana kalau aku mentraktirmu makan?""Oke, mau makan di mana?" sahut Carlos seraya mengemudikan mobilnya.Yasmine tidak menduga bahwa Carlos akan begitu mudah untuk diajak. Dia membalas, "Di sekitar sini saja."Panti asuhan ini terletak di pinggiran kota. Lokasinya tidak terlalu terpencil sehingga tidak termasuk ramai. Jadi, hanya ada beberapa warung di pinggir jalan. Makanan yang mereka jual sangat pedas, berminyak, dan kotor. Yasmine merasa tidak enak hati jika mentraktir Carlos makan makanan seperti ini.Namun, mereka harus menempuh perjalanan selama lebih dari 1 jam. Rasanya tentu tidak nyaman jika harus menahan rasa lapar.Tepat ketika Yasmine merasa bingung, dia tiba-tiba melihat sebuah rest
"Terima kasih, Kak." Gadis kecil itu mengeluarkan kamera dengan senang, lalu menambahkan, "Yang beli bunga akan mendapat jasa foto gratis. Ayo, duduk bersama, aku akan memotret kalian."Yasmine benar-benar malu. Dia tidak butuh hadiah seperti ini. Ketika Yasmine hendak menolak dengan canggung, Carlos tiba-tiba duduk di sampingnya, sekaligus menyerahkan sebuket mawar ke pelukan Yasmine.Seketika, Yasmine mencium aroma bunga dan aroma tubuh pria. Hal ini membuat jantungnya berdebar dengan kencang."Berposelah dengan baik, Sayang," bisik Carlos dengan suara rendah. Jarak keduanya terlalu dekat sehingga Yasmine bisa merasakan napasnya yang panas saat berbicara.Yasmine pun duduk dengan kaku di tempatnya. Jadi, hasil fotonya terlihat sangat romantis dan indah. Carlos tampak begitu tampan, sedangkan wajah Yasmine sangat merah."Kalian benar-benar cocok. Kalian harus selalu bahagia, saling mencintai, cepat mendapat keturunan, dan hidup bersama sampai tua!" seru gadis itu sambil mencetak 2 fot
Keesokan siangnya, Yasmine menerima pesan dari Carlos.[ Aku akan menjemputmu sebentar lagi. ]Carlos akan membawanya ke Kediaman Bahar untuk meminta surat tersebut. Yasmine merasa sangat bersemangat dan dipenuhi penantian. Dia bergegas bersiap-siap untuk keluar.Ketika mengambil tasnya, sebuah foto tiba-tiba terjatuh dari dalam. Itu adalah foto pasangan yang dipotret kemarin malam.Yasmine langsung tidur setelah pulang semalam. Jadi, dia lupa untuk membuang foto tersebut. Setelah ragu-ragu sesaat, Yasmine akhirnya menyimpan foto tersebut di casing ponselnya. Kemudian, dia pun menunggu Carlos menjemputnya.Namun, 1 jam telah berlalu. Carlos yang mengatakan akan menjemputnya justru tak kunjung tiba.Carlos bukan orang yang tidak tepat waktu. Kemungkinannya hanya 2, yaitu dia mendadak memiliki masalah penting atau terjadi kecelakaan.Ketika memikirkan kemungkinan kedua ini, Yasmine seketika menjadi risau. Dia buru-buru menelepon Carlos.Panggilan memang tersambung, tetapi tidak ada yang
"Hukum bisa menoleransi wanita hamil, tapi bukan kejahatan. Aku akan terus memantau masalah ini!" Selesai melontarkan kalimat ini, Yasmine langsung berbalik dan pergi.Yasmine tidak bisa berlama-lama di tempat yang hanya membuatnya merasa sesak napas. Jika tidak, dia mungkin akan jatuh pingsan saking kesalnya. Setelah memastikan keselamatan Carlos, dia tidak berani menyaksikan hal lainnya lagi."Yasmine," panggil Carlos. Dia merasa tidak tenang saat melihat punggung Yasmine. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menyusul Yasmine."Carlos!" teriak Qaila dengan geram. Dia ingin menghentikan Carlos, tetapi Carlos keluar dari bangsal dengan begitu cepat. Qaila ingin mengejar, tetapi malah hampir terjatuh karena tubuhnya yang masih lemah."Qaila, jangan sembarangan bergerak." Raisa buru-buru memapahnya, lalu menasihati dengan cemas, "Tubuhmu sangat lemah sekarang, kamu memiliki risiko keguguran. Cepat berbaring."Qaila menimpali dengan khawatir, "Tapi, Carlos mengejar Yasmine, kenapa dia beg