"Tuan Muda Carlos, katakan saja kalau ada masalah. Aku nggak keberatan," ujar Yasmine. Dia justru merasa aneh dan gelisah kalau Carlos terus bersikap misterius begini.Wajah Carlos menjadi makin dingin. Terlihat rasa tidak nyaman saat dia menyahut dengan serius, "Aku tidak ingin berutang budi padamu. Kamu mengobatiku, aku mengantarmu. Jadi, kita impas."Yasmine tidak bisa berkata-kata. Dia membatin, 'Tuan Muda Carlos memang luar biasa, dia bahkan menggunakan cara yang begitu khusus hanya untuk membalas budi.'"Sebenarnya, kamu nggak perlu merasa berutang budi padaku. Kamu sudah sering membantuku dulu. Justru aku yang harus mengobatimu untuk membalas budi. Kamu nggak perlu mengantarku secara khusus begini ...," balas Yasmine."Apa aku perlu diajari olehmu?" sela Carlos sambil menatapnya dengan tatapan tajam. Kemudian, dia melanjutkan dengan agak kesal, "Mana alamatnya?"Ketika melihat Carlos akan marah, Yasmine pun ketakutan. Dia akhirnya memberi tahu Carlos alamat tersebut.Panti asuha
Yasmine tercengang mendengarnya. Hatinya yang dipenuhi dengan harapan seketika diselimuti oleh kekecewaan. Awalnya, dia mengira bisa mendapatkan informasi tentang orang tuanya di sini."Kalau begitu, maaf sudah mengganggumu," ujar Yasmine dengan putus asa dan berniat untuk pergi.Saat ini, Carlos tiba-tiba menghalangi jalannnya. Dia berkata kepada kepala panti itu, "Ketika masuk, aku melihat jejak kebakaran di tembok. Padahal, aku ingin menyumbangkan uang untuk membangun gedung baru. Ternyata, perjalananku ini sia-sia."Mata kepala panti itu sontak berbinar-binar saat mendengarnya. Membangun gedung baru sudah pasti membutuhkan uang yang banyak!Kepala panti itu tentu tidak akan membiarkan dermawan kaya ini pergi begitu saja. Dia berpikir dengan cepat, lalu berkata, "Meski dokumennya sudah terbakar, guru yang mengurus masih ada. Dia tahu betul situasi anak-anak. Dia pasti masih mengingat hal yang ingin kalian ketahui. Ayo, aku bawa kalian bertemu dengannya."Yasmine benar-benar kehabisa
Carlos menjawab dengan dingin, "Aku kasihan melihatmu."Yasmine seketika tidak ingin mengobrol dengannya lagi.Keduanya sama-sama berjalan ke luar panti asuhan. Hujan telah berhenti, langit juga sudah gelap.Lantaran Carlos sudah banyak membantunya, Yasmine bertanya dengan sopan, "Tuan Muda, gimana kalau aku mentraktirmu makan?""Oke, mau makan di mana?" sahut Carlos seraya mengemudikan mobilnya.Yasmine tidak menduga bahwa Carlos akan begitu mudah untuk diajak. Dia membalas, "Di sekitar sini saja."Panti asuhan ini terletak di pinggiran kota. Lokasinya tidak terlalu terpencil sehingga tidak termasuk ramai. Jadi, hanya ada beberapa warung di pinggir jalan. Makanan yang mereka jual sangat pedas, berminyak, dan kotor. Yasmine merasa tidak enak hati jika mentraktir Carlos makan makanan seperti ini.Namun, mereka harus menempuh perjalanan selama lebih dari 1 jam. Rasanya tentu tidak nyaman jika harus menahan rasa lapar.Tepat ketika Yasmine merasa bingung, dia tiba-tiba melihat sebuah rest
"Terima kasih, Kak." Gadis kecil itu mengeluarkan kamera dengan senang, lalu menambahkan, "Yang beli bunga akan mendapat jasa foto gratis. Ayo, duduk bersama, aku akan memotret kalian."Yasmine benar-benar malu. Dia tidak butuh hadiah seperti ini. Ketika Yasmine hendak menolak dengan canggung, Carlos tiba-tiba duduk di sampingnya, sekaligus menyerahkan sebuket mawar ke pelukan Yasmine.Seketika, Yasmine mencium aroma bunga dan aroma tubuh pria. Hal ini membuat jantungnya berdebar dengan kencang."Berposelah dengan baik, Sayang," bisik Carlos dengan suara rendah. Jarak keduanya terlalu dekat sehingga Yasmine bisa merasakan napasnya yang panas saat berbicara.Yasmine pun duduk dengan kaku di tempatnya. Jadi, hasil fotonya terlihat sangat romantis dan indah. Carlos tampak begitu tampan, sedangkan wajah Yasmine sangat merah."Kalian benar-benar cocok. Kalian harus selalu bahagia, saling mencintai, cepat mendapat keturunan, dan hidup bersama sampai tua!" seru gadis itu sambil mencetak 2 fot
Keesokan siangnya, Yasmine menerima pesan dari Carlos.[ Aku akan menjemputmu sebentar lagi. ]Carlos akan membawanya ke Kediaman Bahar untuk meminta surat tersebut. Yasmine merasa sangat bersemangat dan dipenuhi penantian. Dia bergegas bersiap-siap untuk keluar.Ketika mengambil tasnya, sebuah foto tiba-tiba terjatuh dari dalam. Itu adalah foto pasangan yang dipotret kemarin malam.Yasmine langsung tidur setelah pulang semalam. Jadi, dia lupa untuk membuang foto tersebut. Setelah ragu-ragu sesaat, Yasmine akhirnya menyimpan foto tersebut di casing ponselnya. Kemudian, dia pun menunggu Carlos menjemputnya.Namun, 1 jam telah berlalu. Carlos yang mengatakan akan menjemputnya justru tak kunjung tiba.Carlos bukan orang yang tidak tepat waktu. Kemungkinannya hanya 2, yaitu dia mendadak memiliki masalah penting atau terjadi kecelakaan.Ketika memikirkan kemungkinan kedua ini, Yasmine seketika menjadi risau. Dia buru-buru menelepon Carlos.Panggilan memang tersambung, tetapi tidak ada yang
"Hukum bisa menoleransi wanita hamil, tapi bukan kejahatan. Aku akan terus memantau masalah ini!" Selesai melontarkan kalimat ini, Yasmine langsung berbalik dan pergi.Yasmine tidak bisa berlama-lama di tempat yang hanya membuatnya merasa sesak napas. Jika tidak, dia mungkin akan jatuh pingsan saking kesalnya. Setelah memastikan keselamatan Carlos, dia tidak berani menyaksikan hal lainnya lagi."Yasmine," panggil Carlos. Dia merasa tidak tenang saat melihat punggung Yasmine. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menyusul Yasmine."Carlos!" teriak Qaila dengan geram. Dia ingin menghentikan Carlos, tetapi Carlos keluar dari bangsal dengan begitu cepat. Qaila ingin mengejar, tetapi malah hampir terjatuh karena tubuhnya yang masih lemah."Qaila, jangan sembarangan bergerak." Raisa buru-buru memapahnya, lalu menasihati dengan cemas, "Tubuhmu sangat lemah sekarang, kamu memiliki risiko keguguran. Cepat berbaring."Qaila menimpali dengan khawatir, "Tapi, Carlos mengejar Yasmine, kenapa dia beg
Setelah pulang dari rumah sakit, Yasmine tidak berhubungan dengan Carlos lagi. Yasmine melewati 2 hari dengan murung. Hari ketiga, sebagai seorang dokter yang bertanggung jawab, dia tetap pergi ke perusahaan Carlos dengan membawa sup obat yang telah dimasaknya.Sebenarnya, masalah pribadi di antara mereka membuatnya tidak ingin berhubungan dengan Carlos ataupun bertemu dengannya lagi.Setibanya di Grup Lingga, Yasmine masuk seperti biasanya. Dia menaiki lift ke lantai paling atas. Tidak lama setelah keluar dari lift, dia melihat Qaila yang mengobrol dengan Anna dan sekretaris lainnya di depan ruang kantor presdir.Begitu melihat Yasmine, wajah Qaila yang mengenakan riasan indah seketika tampak berwaspada. Dia pun bertanya, "Yasmine, untuk apa kamu datang?"Nada bicara ini persis dengan seorang majikan yang bertanya kepala pelayannya. Raut wajah Yasmine menjadi murung karena merasa tidak nyaman. Dia menahan emosinya, lalu menjawab dengan tenang, "Aku datang untuk mengobati ....""Termos
Ketika keempat sekretaris itu mendengar ucapan Qaila, mereka baru tahu bahwa Yasmine bisa menjadi Nyonya Keluarga Lingga karena menggunakan tipu muslihat. Hal ini menyebabkan mereka makin membenci Yasmine.Yasmine berdiri diam di tempatnya, merasa sangat frustrasi dan malu. Dia tidak punya bukti untuk menjelaskan kenapa dirinya bisa menikah dengan Carlos. Sementara itu, Qaila akan segera menjadi istri Carlos yang sah."Ini alasanmu mengusir dan mendorong Yasmine? Dia datang karena aku menyuruhnya mengobatiku. Sup yang kamu tumpahkan adalah obatku!" hardik Carlos dengan dingin. Dia sama sekali tidak menutupi kekesalannya pada Qaila.Qaila pun terkejut mendengarnya. Raut wajahnya seketika menjadi pucat. Hal ini bukan karena dia mengetahui bahwa sup itu adalah obat Carlos, melainkan karena Carlos sama sekali tidak menjaga harga dirinya.Sikap dan perkataan Carlos jelas-jelas menunjukkan bahwa dia melindungi Yasmine!Qaila merasa panik. Dia yang merasa enggan buru-buru membantah, "Yasmine