"Aku sewa rumah sendiri." Yasmine menggertakkan gigi. "Aku hanya akan tinggal berdua bersama Matteo."Meskipun gagal membujuk Yasmine tinggal di rumahnya, Carlos bisa menerima keputusan itu. Carlos mengangguk. "Baik."Lihatlah, Carlos memang sengaja mencari masalah. Meskipun kehidupan Yasmine tidak ada hubungannya dengan Carlos, dia tidak senang melihat Yasmine bahagia.Yasmine sangat kesal dengn sikap Carlos. Yasmine membalikkan badan dan berkata kepada Raymond, "Raymond, nanti aku kirimkan alamat baruku. Tolong hubungi perusahaan alat medis untuk mengantarkan peralatannya ke rumahku."Raymond terpaksa mengangguk, dia sangat membenci Carlos yang telah mengacaukan rencananya.Yasmine membawa Matteo masuk ke dalam mobil, lalu mengirimkan pesannya kepada Hanafi. Di saat bersamaan, ponsel Carlos berdering.Yasmine tersentak, bukankah ini terlalu kebetulan? Yasmine refleks melirik ke arah Carlos. Meskipun mencurigai Carlos, Yasmine berusaha menepis kecurigaannya. Mungkin ini hanya kebetuka
Mata Matteo tampak berbinar-binar, dia berbicara dengan penuh antusias, "Papa nggak pacaran sama Anita. Setelah Papa menjelaskan semua kesalahpahaman ini, kita tetap satu keluarga."Yasmine tercengang mendengarnya. Awalnya hati Yasmine bergejolak, tetapi setelah dipikir-pikir, apa yang masih dinantikannya?Carlos tidak pernah menyangkal hubungannya bersama Anita, dia juga tidak menjelaskan apa pun kepada Yasmine. Paling Carlos hanya membohongi Matteo.Yasmine menyewa rumah full furnished yang telah dilengkapi perabotan. Setelah merapikan peralatan laboratorium, hari sudah sore, waktunya memberikan obat kepada Hanafi.Yasmine buru-buru berjalan memasuki vila yang familier ini. Tadi malam Yasmine memarahi Hanafi pria hidung belang dan mereka berpisah dalam keadaan tidak menyenangkan. Sesaat bertemu kembali, Yasmine merasa agak canggung.Di saat sedang mengumpulkan keberanian untuk menemui Hanafi, Yasmine malah melihat Renata yang sedang mencari sesuatu di ruang kerja.Yasmine tersentak d
Hanafi buru-buru mengejar Yasmine dan menarik pergelangan tangannya. "Aku bukan pria hidung belang!"Yasmine berusaha menepis tangan Hanafi, tetapi Hanafi malah menggenggamnya semakin erat. Hanafi berdiri tepat di depan wajah Yasmine yang hanya berjarak kurang dari 10 cm.Mata Hanafi bagaikan pusaran badai yang siap menelan Yasmine. "Di dalam hidupku, aku hanya mencintai satu orang."Ketika menghadapi tatapan Hanafi, Yasmine rasa merasa bahwa Hanafi hanya mencintainya seorang. Namun akal sehat segera menyadarkan Yasmine dari mimpinya. Semua ini adalah kebohongan.Hanafi tidak pernah mencintai Yasmine, dia hanya pandai bersandiwara."Hanafi, apakah menurutmu ini adil bagi dia?" tanya Yasmine."Siapa?" Carlos mengerutkan alis.Di saat bersamaan, Renata keluar dari ruang kerja. Yasmine langsung mengempaskan tangan dan mendorong Hanafi sekuat tenaga.Yasmine merasa bersala dan menyesal. "Renata, jangan salah paham! Tadi aku lagi memeriksa denyut nadi Hanafi."Ketika menyadari keberadaan Re
Carlos tersenyum sambil mendekati Yasmine."Yasmine, kamu menyukaiku?" Embusan napas Carlos terasa menyeka wajah Yasmine.Jantung Yasmine berdebar kencang. Dia malu hingga tak berani mengangkat kepala."Aku ..." Yasmine menjawab secara terbata-bata, "Aku ... kira ka-kamu menyukaiku."Rasanya Yasmine ingin menghilang dari dunia ini, memalukan!Carlos tersenyum lebar, suaranya yang seksi memancarkan pesona seorang iblis yang ingin menarik manusia jatuh ke dalam jurang. "Bagaimana kalau aku benar menyukaimu?"Bagaimana kalau benar menyukainya?Yasmine merasa seperti disambar petir. Otaknya terasa kosong, dia tidak dapat berpikir.Yasmine tidak tahu cara merespons Carlos.Melihat Yasmine yang mematung, rasanya Carlos ingin mendekap dan mengecupnya. Namun Carlos berusaha menahan hasrat terpendamnya, ada batasan yang tidak bisa diterobosnya.Carlos melangkah mundur sambil tersenyum. "Jangan gugup, aku hanay bercanda."Akhirnya Carlos mencairkan suasana yang sangat amat menegangkan.Perasaan
Keesokan hari.Pagi-pagi sekali ada yang mengetuk pintu rumah Yasmine. Carlos dan Raymond datang mengantarkan beberapa perabotan rumah untuk Yasmine.Yasmine bingung melihat banyaknya barang yang diberikan."Yasmine, pakai pemberianku saja. Ini bagus dan lebih mahal." Raymond merekomendasikan barang pemberiannya."Apa gunanya mahal, tapi tidak berguna? Gusi Yasmine sering berdarah, aku menyiapkan pasta gigi khusus untuknya." Carlos mendengus sinis.Raymond tidak mau mengalah. "Yasmine, aku membelikanmu bantal berwarna merah muda, kamu suka? Bantalnya nyaman dan empuk.""Bantal merek itu tidak bagus untuk kesehatan," jawab Carlos.Carlos dan Raymond saling menyerang, tidak ada yang mau mengalah. Aroma pertikaian kembali tercium, Yasmine agak panik melihat pertengkaran mereka berdua.Yasmine seakan melihat sosok Carlos di dalam diri Hanafi. Entah kenapa, Yasmine merasa Carlos dan Hanafi memiliki kesamaan saat bertengkar dengan Raymond.Ini bukan pertama kalinya Carlos dan Raymond berteng
Ketika Yasmine masih kecil, kedua orang tuanya merayakan ulang tahun dan memberikan hadiah kepadanya. Setiap hari ulang tahunnya, Yasmine selalu diperlakukan seperti tuan putri.Namun sejak Qaila kembali ke rumah, kedua orang tuanya hanya merayakan ulang tahun Qaila. Sejak saat itu, kedua orang tuanya tak pernah lagi mengucapkan apalagi merayakan ulang tahun Yasmine.Yasmine hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan untuk menyaksikan ulang tahun Qaila. Yasmine tak pernah lagi mengharapkan perayaan ulang tahun."Sebentar lagi aku harus mulai bekerja, nggak ada waktu merayakan ulang tahun," jawab Yasmine."Aku akan mencari orang untuk membantumu," jawab Carlos.Yasmine menggelengkan kepala. "Penelitian ini sangat sulit, nggak gampang mencari orang yang bisa membantuku."Raymond mentertawakan Carlos yang ditolak. "Hanafi, bagaimana rasanya ditolak? Yasmine nggak merayakan ulang tahun, kamu nggak perlu menyusahkan diri."Carlos tidak melewatkan sedikit pun ekspresi yang tersirat di wajah Yas
Begitu Yasmine tiba, satpam yang bertugas langsung membukakan pintu.Setelah memasuki vila, Yasmine melihat lampu di kamar utama lantai dua sudah padam, tetapi ada sebuah lampu ruangan lain yang masih menyala.Ternyata benar, Hanafi belum tidur! Padahal dia masih sakit, tetapi tidak menjaga diri dengan baik.Yasmine berjalan ke ruangan tersebut. Di saat bersamaan, pintu kamar utama terbuka. Renata berdiri di depan pintu dengan mengenakan piyama, dia ingin pergi ke dapur untuk mengambil air minum.Namun sebelum Renata beranjak keluar, dia malah melihat Yasmine. Renata terkejut, lalu refleks menutup kembali pintu kamar. Wajah Renata sontak terlihat pucat."Renata, ada apa?" tanya Tristan."Gawat!" Suara Renata terdengar bergetar. "Yasmine datang! Aku lihat di berjalan ke ruang pengobatan."Sejak Tristan kembali ke rumah, Carlos tidak pernah menggunakan topeng saat berada di ruang pengobatan."Bagaimana kalau Yasmine bertemu Carlos?" Tristan ikut panik, penyamaran mereka selama ini bisa t
Carlos tak dapat menahan rasa penasarannya."Kalau kamu perhatian seperti ini, aku jadi berpikir macam-macam," kata Carlos dengan suara serak. "Apakah kamu ....""Tidak!" Yasmine buru-buru menjawab, "Aku hanya mengkhawatirkan pasienku."Carlos tertawa kecil mendengar respons Yasmine yang panik.Wajah Yasmine terasa makin panas. Dia bergegas pamit dan melarikan diri. "Aku ... aku pulang dulu."Carlos merasakan gejolak emosi saat melihat Yasmine yang berlari menjauh. "Yasmine, kamu juga jangan begadang."Yasmine berlari makin cepat.....Hari keenam, hari ini adalah hari ulang tahun Yasmine.Pagi-pagi sekali, Carlos telah mendatangi rumah Yasmine.Yasmine baru bangun, dia masih mengenakan piyama. Dia menatap Carlos dengan kebingungan dan bertanya, "Ada apa?""Selamat ulang tahun." Sebuah kalimat yang sederhana terdengar bagaikan alunan musik di telinga Yasmine.Yasmime sudah lama tidak mendengar kalimat itu. Bekas luka di hati terasa memancarkan sedikit warna.Yasmine tersenyum kecut. "A