Begitu Yasmine tiba, satpam yang bertugas langsung membukakan pintu.Setelah memasuki vila, Yasmine melihat lampu di kamar utama lantai dua sudah padam, tetapi ada sebuah lampu ruangan lain yang masih menyala.Ternyata benar, Hanafi belum tidur! Padahal dia masih sakit, tetapi tidak menjaga diri dengan baik.Yasmine berjalan ke ruangan tersebut. Di saat bersamaan, pintu kamar utama terbuka. Renata berdiri di depan pintu dengan mengenakan piyama, dia ingin pergi ke dapur untuk mengambil air minum.Namun sebelum Renata beranjak keluar, dia malah melihat Yasmine. Renata terkejut, lalu refleks menutup kembali pintu kamar. Wajah Renata sontak terlihat pucat."Renata, ada apa?" tanya Tristan."Gawat!" Suara Renata terdengar bergetar. "Yasmine datang! Aku lihat di berjalan ke ruang pengobatan."Sejak Tristan kembali ke rumah, Carlos tidak pernah menggunakan topeng saat berada di ruang pengobatan."Bagaimana kalau Yasmine bertemu Carlos?" Tristan ikut panik, penyamaran mereka selama ini bisa t
Carlos tak dapat menahan rasa penasarannya."Kalau kamu perhatian seperti ini, aku jadi berpikir macam-macam," kata Carlos dengan suara serak. "Apakah kamu ....""Tidak!" Yasmine buru-buru menjawab, "Aku hanya mengkhawatirkan pasienku."Carlos tertawa kecil mendengar respons Yasmine yang panik.Wajah Yasmine terasa makin panas. Dia bergegas pamit dan melarikan diri. "Aku ... aku pulang dulu."Carlos merasakan gejolak emosi saat melihat Yasmine yang berlari menjauh. "Yasmine, kamu juga jangan begadang."Yasmine berlari makin cepat.....Hari keenam, hari ini adalah hari ulang tahun Yasmine.Pagi-pagi sekali, Carlos telah mendatangi rumah Yasmine.Yasmine baru bangun, dia masih mengenakan piyama. Dia menatap Carlos dengan kebingungan dan bertanya, "Ada apa?""Selamat ulang tahun." Sebuah kalimat yang sederhana terdengar bagaikan alunan musik di telinga Yasmine.Yasmime sudah lama tidak mendengar kalimat itu. Bekas luka di hati terasa memancarkan sedikit warna.Yasmine tersenyum kecut. "A
Carlos duduk di sebelah Yasmine. Dia menggiling obat dengan sangat terampil.Sembari diiringi suara butiran ramuan yang dihancurkan, suara Carlos memecahkan kesunyian ruangan. "Aku mau mengurangi bebanmu agar bisa merayakan ulang tahun."Yasmine tercengang mendengarnya. Selama ini tidak ada seorang pun yang mengingat, apalagi merayakan ulang tahun Yasmine.Yasmine tidak pernah berharap agar tidak kecewa, tetapi sekarang ...."Hanafi, terima kasih, aku terharu dan bahagia. Tapi pekerjaan di laboratorium terlalu rumit, kamu tidak perlu membantuku. Pulanglah!" Yasmine membujuknya.Carlos tetap bersikeras. "Aku belum mencoba, bagaimana kamu tahu aku tidak bisa membantumu?"Jangankan Hanafi, Edgar bahkan tidak bisa membantu apa-apa. Meskipun beberapa hari ini Carlos telah berusaha dan belajar, kemampuannya masih jauh dari kata cukup.Yasmine tak berdaya, Carlos tidak mau mendengarkannya dan tetap memaksa untuk membantu. Setelah menggiling sebagian ramuan obat, Carlos menunjukkannya kepada Y
Jantung Yasmine berdebar-debar saat melihat punggung Carlos. Wajah Yasmine tampak memerah dan tersipu malu.Film yang mereka tonton memiliki alur cerita yang romantis, tetapi akhir yang menyedihkan.Pemeran utama pria mengidap penyakit kanker. Karena pria tersebut tidak ingin pemeran utama wanita sedih, pria tersebut pergi secara diam-diam. Beberapa tahun kemudian, pemeran utama wanita kembali ke kampung halaman dan mengunjungi kuburan sang pria yang usang. Akhirnya pemeran wanita bunuh diri dan dikuburkan di samping sang pria.Yasmine menangis tersedu-sedu menonton film tersebut. Carlos menggenggam tangan Yasmine dan mengusap air matanya serta berjanji secara diam-diam di dalam hati. "Kamu tidak akan berakhir seperti itu."Carlos akan berusaha bertahan hidup dan membahagiakan Yasmine. Kalaupun gagal bertahan hidup, Carlos tidak akan membiarkan Yasmine mengetahui kenyataannya.Mata Yasmine berkaca-kaca, dia tidak dapat melihat jelas wajah Carlos. Meskipun hanya melalui genggaman, Yasmi
Gairah Carlos bagaikan binatang buas yang hendak menerkam mangsanya."Yaya," panggil Carlos. "Kamu tidak menyukai panggilan itu?""Bu-bukan ...." Yasmine gugup menghadapi Carlos.Awalnya Carlos mengira kalau Yasmine akan marah. Bagaimanapun, panggilan tersebut adalah milik Carlos, bukan Hanafo. Namun Yasmine sama sekali tidak keberatan mendengar pria lain memanggilnya dengan nama tersebut."Sudah malam, pulanglah." Carlos menarik kembali tubuhnya. Jika Carlos meneruskannya, dia benar-benar akan menerkam Yasmine.Yasmine tidak sengaja melihat kulit tangan Carlos yang mengelupas akibat belajar menggiling ramuan obat. Sebagai seorang tuan muda, Yasmine tidak menyangka Hanafi rela belajar menggiling obat hingga terluka.Yasmine terharu melihat pengorbanan Hanafi. Dia sama sekali tidak keberatan dengan berbagai panggilan yang diberikan Hanafi.Yasmine keluar dari mobil dan beranjak masuk ke dalam rumah. Setiap langkahnya terasa berat, otaknya dipenuhi oleh Hanafi. Tampaknya Yasmine tak bisa
Bagaimana ini?Jeff tidak bisa tinggal diam melihat Hanafi yang palsu merebut kekayaan Keluarga Tanuwijaya, sedangkan Hanafi yang asli meninggal di tempat yang tidak diketahui. Tidak, dia harus menyelamatkan Hanafi yang asli. Yasmine harus kembali ke sini.Kemudian Jeff kembali ke kantor dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan kontak Yasmine. Asalkan Jeff menceritakan semuanya, Yasmine pasti akan kembali untuk menyelamatkan Hanafi.Namun sesampainya di kantor, Jeff kaget melihat para karyawan kantor yang sudah pulang malah kembali bekerja. Di kantor terlalu ramai, Jeff tidak bisa mencari tahu nomor Yasmine dan menghubunginya.Bagaimana ini?Di saat Jeff sedang gelisah, salah seorang kolega memberikannya setumpuk dokumen. "Jangan diam saja, cepat bantu kami! Malam ini Hanafi mau pergi ke Kota Sulvan, semua dokumen proyek harus segera disiapkan."Proyek ini merupakan proyek kerja sama antara perusahaan dengan Grup Finansial Top Lingga. Awalnya Hanafi berencana berangkat besok, teta
Di tengah malam, Yasmine melihat sebuah sosok tinggi yang beranjak masuk ke dalam rumah.Sosok tersebut adalah Edgar. Dia menyeret kopernya sambil berjalan terburu-buru. Sesaat beranjak ke kamarnya, Edgar terkejut melihat Yasmine yang berdiri di sana. "Ka-kamu .... Kok kamu ada di depan kamarku?"Setelah mengetahui kepulangan Yasmine, Edgar bergegas pulang agar kebohongannya tidak terbongkar. Sayangnya ...."Kenapa kamu berbohong?" Yasmine menatap Edgar yang kelihatan sehat, sama sekali tidak terluka.Edgar menggaruk kepalanya dengan canggung. "Aku dipaksa.""Dipaksa siapa?" Yasmine sangat marah, dia terus mendesak Edgar sampai menjawab pertanyaannya.Edgar meminta maaf kepada Carlos di dalam hati, lalu menjawab secara jujur, "Hanafi."Yasmine membelalak, Hanafi? Di dalam ingatannya, Edgar dan Hanafi tidak pernah bertemu, apalagi saling mengenal. Untuk apa Hanafi menyuruh Edgar membohongi Yasmine? Ditambah, kenapa Edgar setuju membantu Hanafi untuk membohongi Yasmine?Yasmine tidak mem
"Yasmine." Zalman masuk ke laboratorium sambil membawa sebuah dokumen. Kemudian dia mengusap kepala Matteo dan membujuk. "Sayang, Kakek mau bicara sebentar sama mamamu. Kamu tunggu di luar, ya?"Matteo mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan.Zalman menyerahkan dokumen tersebut sambil berbicara dengan nada yang penuh kesedihan. "Carlos menjawab gugatanmu."Tangan Yasmine mematung saat menerima dokumen tersebut. Meskipun telah mempersiapkan diri, hati Yasmine terasa remuk saat dihadapkan pada situasi ini."Yasmine, pikirkan baik-baik, kamu yakin mau mengambil jalur hukum? Begitu masalah ini ditangani pengadilan, kalian justru malah saling menyakiti."Yasmine tahu, dia telah memikirkan konsekuensinya. Walaupun satu bulan telah berlalu, Carlos masih menjadi duri yang menusuk hati Yasmine. Bayang-bayang Carlos masih menyakiti Yasmine.Sejujurnya Yasmine enggan menghadapi Carlos, dia bahkan tidak berani mengingat-ingat kenangan mereka saat masih bersama. Namun ....Ketika melihat ke arah
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe