Dengan bantuan Carlos, pekerjaan hari ini bisa selesai 2 jam lebih awal.Carlos bangkit berdiri dan merenggangkan tubuhnya. Hari sudah malam, sinar bulan yang dingin bersinar melalui kaca jendela."Maaf merepotkanmu," kata Yasmine dengan tidak enak hati."Tidak perlu sungkan-sungkan." Carlos sama sekali tidak keberatan untuk membantu Yasmine. Kemudian dia tersenyum dan bertanya, "Ada makanan?"Yasmine tersentak. "Hmm?""Aku belum makan malam." Sesampainya di sini, Carlos langsung membantu Yasmine untuk menggiling obat. Carlos mulai bekerja sejak pukul 3 sore, sekarang sudah lewat jam makan malam, dia kelaparan."Oh, maaf. Sebentar, aku siapkan." Yasmine memukul kepalanya sendiri dan buru-buru berlari ke dapur. Yasmine merasa dirinya adalah tuan rumah yang buruk.Carlos tersenyum kecil menatap Yasmine yang beranjak pergi. Setelah makan malam, waktu telah menunjukkan pukul 12.Carlos menyeka mulutnya dengan elegan, lalu bangkit berdiri dan berakta, "Sudah malam, aku pulang dulu."Sembari
Hanya saja Yasmine merasa ada yang mengganjal jika Carlos tinggal bersamanya. Bukan membenci atau enggan, tapi ....Yasmine kelihatan gelisah, dia tidak bisa membuat keputusan."Dia nggak boleh tinggal di sini!" Di saat Yasmine masih ragu, Matteo menjawab secara tegas, "Mama nggak boleh mengizinkan pria lain tinggal di rumah. Kalau Papa tahu, dia pasti marah. Aku takut Papa memaksa membawaku pulang."Sebelumnya, saat Yasmine ingin pindah ke rumah Raymond, Carlos sendiri yang datang dan menghalanginya. Yasmine masih mengingat jelas momen itu.Yasmine tidak ingin dipisahkan dari putranya.Senyuman Carlos langsung pudar. Sembari menatap Matteo, terasa api yang berkobar-kobar di dalam hatinya. Bocah ingusan ini ...."Jangan salahkan Matteo. Pak Carlos, ini namanya senjata makan tuan," Edgar berbisik di samping Carlos sambil mentertawakannya.Carlos langsung meliriknya dengan tatapan dingin."Aku nggak mau jauh dari Mama. Kalau pulang, Papa pasti bakal memukuliku. Huhu, aku takut." Matteo m
Keesokan pagi, Yasmine memandikan Matteo, lalu membawanya ke ruang makan untuk sarapan.Mereka melihat Hanafi yang mengenakan celemek dan sedang menyajikan sarapan ke atas meja makan. Makanan yang tersaji di atas meja tampak lezat dan menggugah selera.Carlos datang sejak satu jam yang lalu untuk menyiapkan sarapan."Kamu ...." Yasmine terkejut."Kamu suka masakanku, 'kan?" Carlos melepaskan celemek yang dikenakan sambil berbicara dengan lembut, "Ayo, makan."Yasmine diseret seperti boneka, dia duduk di depan meja makan sambil menatap berbagai makanan yang lezat. Di saat bersamaan, jantung Yasmine berdegup kencang, ada sensasi aneh yang bergejolak di dalam hatinya.Walaupun menikmati pelayan yang diberikan, Yasmine tidak enak merepotkan Carlos. "Kamu past sibuk, nggak perlu repot-repot menyiapkan sarapan untuk kami."Carlos tersenyum. "Semua pekerjaanku sudah diselesaikan tadi malam. Hari ini aku tidak sibuk."Di balik pernyataan Carlos, terselubung niat untuk mengajak Yasmine berkenca
"Pergi!" Yasmine melemparkan segenggam tanaman herbal untuk mengusir Edgar.Sesaat menoleh dan melihat senyuman Carlos, seluruh isi hati Yasmine seolah terpampang jelas di mata Carlos. Yasmine berusaha menjelaskan, "Kamu, kamu jangan dengarkan omong kosong dia.""Em, aku tidak masukkan dalam hati." Carlos menoleh ke arah jendela. "Cuaca hari ini cerah, nanti sore mau jalan-jalan?" Yasmine berjuang untuk menolak, tetapi pada akhirnya dia malah mengangguk. "Bo-boleh."Edgar ikut bahagia melihat hubungan Yasmine dan Carlos yang harmonis. Di saat Edgar beranjak pergi sambil tersenyum, dia berpapasan dengan Zalman yang sedang emosi."Paman, ada apa?" Edgar mengadangnya."Aku mau memberi pelajaran kepada Carlos! Bajingan itu kelewatan!" teriak Zalman.Zalman berbicara sambil menggertakkan gigi. "Dia mempublikasikan gugatan hak asuh yang dilayangkan Yasmine untuk menekan kita. Apakah dia mau menghancurkan kehidupan Yasmine?""Demi siapa Yasmine berutang banyak? Bukankah demi bajingan itu? Wa
Namun sebelum Yasmine terdampar ke atas aspal, sebuah tangan menarik pinggul dan memeluknya ke dalam dekapan.Cuaca terasa sejuk, tetapi pelukan Carlos terasa hangat. Sekujur tubuh Yasmine membeku ....Carlos menatap Yasmine sambil menahan hasratnya yang menggebu-gebu. Rasanya Carlos ingin berubah menjadi binatang buas yang menerkam Yasmine.Carlos berhasil menahan emosi yang menggebu-gebu, lalu bertanya dengan suara lembut, "Terluka?""Nggak." Yasmine tersadar dari lamunan dan buru-buru melepaskan dekapannya. "Terima kasih.""Ini salahku." Carlos menyalahkan diri sendiri. "Kalau aku tidak membuatmu kaget, kamu tidak akan jatuh."Carlos berbicara sambil bergeser untuk menjaga jarak. Yasmine tidak enak hati melihat Carlos yang sedih, dia langsung menjelaskan tanpa berpikir, "Nggak, aku bukannya nggak mau dekat-dekat sama kamu."Kedua mata Carlos sontak berbinar-binar saat mendengarnya, tetapi dia tetap berlagak menjaga jarak. "Tapi kamu tidak mau menceritakan masalahmu. Harusnya aku tid
Edgar kehabisan kata-kata, dia langsung memperingati Yasmine. "Kamu jangan mengantarnya lagi!"Yasmine kesal dan memalingkan wajah.Setelah mengantar Yasmine pulang, Carlos buru-buru pergi bersama Edgar. Tak berapa lama setelah mereka pergi, Yasmine diam-diam membuntuti mereka.Ekspresi Yasmine terlihat serius, sepertinya ada masalah serius yang terjadi. Hanafi pertama kali datang ke Kota Sulvan, Yasmine ingin memberikan bantuannya.Yasmine tiba di halaman perusahaan Grup Finansial Top Lingga. Dia melihat mobil Edgar yang melaju ke basemen VIP.Karena bukan pegawai Grup Finansial Top Lingga, Yasmine tidak bisa memasuki basemen. Dia duduk di dalam mobil sambil menatap gedung mewah yang berdiri kokoh di hadapannya. Bangunan ini terasa familier.Yasmine menyesal datang ke sini, tetapi karena mengkhawatirkan Hanafi, Yasmine memberanikan untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam bangunan kantor.Resepsionis menanyakan apakah Yasmine telah membuat janji. Tanpa janji, Yasmine dilarang memasuk
Sebuah tindakan yang cerdas sekaligus mematikan.Begitu mendengar penjelasan pengacara, Yasmine mengepalkan tangan hingga kuku-kuku menancap telapak tangannya dan berdarah. Namun Yasmine sama sekali tidak merasa sakit, pikirannya kacau dan frustrasi.Yasmine duduk cukup lama di dalam mobil, bokongnya sampai mati rasa. Tiba-tiba Yasmine menyalakan mesin mobil dan pergi ke rumah Carlos.Selain menemui Carlos, Yasmine tidak dapat memikirkan cara lain.Mobil berhenti tepat di depan vila yang pernah ditinggalinya, tempat yang dia pikir akan ditinggali selamanya. Sekarang, setiap sudut rumah tampak seperti monster yang menakutkan di dalam hari. Yasmine takut menginjakkan kakinya ke rumah ini. Apalagi, dia tidak mau bertemu Anita, nyonya baru rumah ini.Yasmine jijik setiap mengingat perselingkuhan Carlos dan Anita, tetapi demi hak asuh Matteo, Yasmine tak punya pilihan.Yasmine menarik dan mengembuskan napas berkali-kali. Dia mengumpulkan keberanian, lalu menekan bel rumah secara perlahan.S
Yasmine canggung berada di tempat yang familier ini. Saking familiernya, Yasmine masih mengingat jelas setiap tata letak rumah ini.Setiap napas Yasmine terasa berat, dia mengepalkan tangannya dan menjarak dengan Carlos. Yasmine duduk di sofa yang jaraknya paling jauh dari Carlos."Pak Carlos, maaf mengganggu waktumu. Aku ingin mengajakmu bicara sebagai orang tua Matteo. Sekarang Matteo takut kepadamu. Tinggal bersamamu bukanlah keputusan yang tepat, takutnya malah memengaruhi kondisi mental dan kesehatannya. Matteo suka tinggal bersamaku, aku akan menjaganya dengan baik.""Lagi pula, sebentar lagi kamu dan Anita akan segera memiliki anak. Matteo bukan anakmu satu-satunya, tolong berikan hak asuh Matteo kepadaku.""Anakku dan Anita?" Carlos mengernyit. Nada bicaranya terdengar sedang menahan emosi. "Kamu berpikir seperti itu? Tidak jijik?"Yasmine kebingungan melihat ekspresi Carlos yang merendahkannya.Melihat Yasmine yang kebingungan, Carlos menelan kembali kemarahannya dan menghela
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe