Sebuah tindakan yang cerdas sekaligus mematikan.Begitu mendengar penjelasan pengacara, Yasmine mengepalkan tangan hingga kuku-kuku menancap telapak tangannya dan berdarah. Namun Yasmine sama sekali tidak merasa sakit, pikirannya kacau dan frustrasi.Yasmine duduk cukup lama di dalam mobil, bokongnya sampai mati rasa. Tiba-tiba Yasmine menyalakan mesin mobil dan pergi ke rumah Carlos.Selain menemui Carlos, Yasmine tidak dapat memikirkan cara lain.Mobil berhenti tepat di depan vila yang pernah ditinggalinya, tempat yang dia pikir akan ditinggali selamanya. Sekarang, setiap sudut rumah tampak seperti monster yang menakutkan di dalam hari. Yasmine takut menginjakkan kakinya ke rumah ini. Apalagi, dia tidak mau bertemu Anita, nyonya baru rumah ini.Yasmine jijik setiap mengingat perselingkuhan Carlos dan Anita, tetapi demi hak asuh Matteo, Yasmine tak punya pilihan.Yasmine menarik dan mengembuskan napas berkali-kali. Dia mengumpulkan keberanian, lalu menekan bel rumah secara perlahan.S
Yasmine canggung berada di tempat yang familier ini. Saking familiernya, Yasmine masih mengingat jelas setiap tata letak rumah ini.Setiap napas Yasmine terasa berat, dia mengepalkan tangannya dan menjarak dengan Carlos. Yasmine duduk di sofa yang jaraknya paling jauh dari Carlos."Pak Carlos, maaf mengganggu waktumu. Aku ingin mengajakmu bicara sebagai orang tua Matteo. Sekarang Matteo takut kepadamu. Tinggal bersamamu bukanlah keputusan yang tepat, takutnya malah memengaruhi kondisi mental dan kesehatannya. Matteo suka tinggal bersamaku, aku akan menjaganya dengan baik.""Lagi pula, sebentar lagi kamu dan Anita akan segera memiliki anak. Matteo bukan anakmu satu-satunya, tolong berikan hak asuh Matteo kepadaku.""Anakku dan Anita?" Carlos mengernyit. Nada bicaranya terdengar sedang menahan emosi. "Kamu berpikir seperti itu? Tidak jijik?"Yasmine kebingungan melihat ekspresi Carlos yang merendahkannya.Melihat Yasmine yang kebingungan, Carlos menelan kembali kemarahannya dan menghela
Carlos berusaha tetap tenang dan menjawab, "Em, obat maag.""Asam lambungmu kambuh lagi?" Yasmine refleks menarik pergelangan tangan Carlos dan hendak memeriksanya. "Sini, aku periksa."Namun Calos malah menarik tangannya sebelum Yasmine sempat memeriksa denyit nadinya. Kemudian Carlos menggenggam tangan Yasmine dan mencondongkan wajahnya sambil tersenyum licik. "Kamu boleh mendekatiku, tapi aku tidak jamin bisa menahan diri. Kamu sanggup menanggung konsekuensinya?"Seketika udara terasa panas, Yasmine tidak asing dengan situasi ini. Jika dia berani maju sedikit saja, Carlos tak akan sungkap melahapnya. Ini bukan masalah cinta, tetapi kebutuhan sebagai pria dan wanita."Lepaskan aku! Nanti ada yang salah paham." Yasmin meringkuk sambil menundukkan kepala."Siapa yang salah paham?" tanya Carlos.Seketika, bayangan wajah Hanafi pun melintas di benak Yasmine. Namun Yasmine mengerutkan bibirnya dan tidak berani berbicara. Suasana di dalam mobil sangat sunyi, Yasmine bahkan dapat mendengar
"Boom!" Qaila membalikkan meja sambil marah-marah. "Mereka sudah berpisah, Yasmine bahkan menuntutnya. Kenapa Carlos masih melindungi wanita itu? Kenapa? Apakah dia masih memiliki perasaan kepada Yasmine?"Qaila marah dan cemburu, rasanya dia ingin mencongkel hati Carlos dan mencabik-cabiknya. Jika Qaila tak bisa mendapatkan cinta Carlos, jangan harap Yasmine bisa mendapatkannya!"Anak tidak berguna, bukankah kamu yakin bisa menghancurkan Yasmine? Katanya kamu pintar, ternyata kamu bodoh. Lagi-lagi gagal." Qaila mendengus dinginLouis menghadapi Qaila dengan tenang. Walaupun masih kecil, sorotan mata Louis dingin seperti orang dewasa. "Ini baru permulaan. Begitu saatnya tiba, aku akan membocorkan nilai utang yang ditanggung Yasmine." Jika itu terjadi, klarifikasi Carlos pun tidak ada gunanya. Berita tuntutan dan utang yang begitu besar dijamin bisa menghancurkan reputasi Yasmine. Tak ada seorang pun yang sanggup menyelamatkan Keluarga Handoyo dari kehancuran.....Pada pagi hari, Yasm
"Kalau bukan karena kantor lagi sibuk, aku pasti sudah belajar menggiling obat untuk membantu ...." Sebelum selesai bicara, Raymond mengangkat kepala saat merasakan atas tatapan yang mengawasinya dari atas. Begitu mengangkat kepala, Raymond melihat Hanafi yang berdiri di depan jendela.Raymond berteriak histeris, "Ngapain dia ada di sana?"Sejak pulang, Raymond sangat sibuk dan harus mengurus banyak hal. Hari ini dia baru sempat meluangkan waktu untuk datang menemui Yasmine."Hanafi lagi mengurus proyeknya di sini. Dia lagi senggang, jadi datang membantuku menggiling obat," Yasmine menjelaskan.Yasmine sadar, Hanafi tidak selowong yang dikatakannya. Setiap malam Hanafi harus lembur agar ada waktu untuk membantunya di pagi hari."Pantas saja dia nggak menghalangimu pulang, ternyata dia sudah menyusun rencana. Dasar licik!" Raymond mengentakkan kakinya dengan marah. "Yasmine, jangan dekat-dekat sama dia. Dia punya niat yang jahat kepadamu."Yasmine menghindari tatapan Hanafi, lalu menund
"Carlos, dia ...." Suara Yasmine bergetar. "Dia nggak seharusnya melakukan hal ini."Pikiran Yasmine terasa bagaikan benang kusut, dia tidak dapat berpikir jernih."Yasmine, kita tidak mungkin menang. Sebaiknya sidang ini dibatalkan," kata David dengan tak berdaya.Ucapan David menyadarkan Yasmine dari lamunan. Terlepas siapa pun yang melakukannya, Yasmine tidak memiliki harapan untuk memenangkan persidangan.Akhirnya Yasmine paham kenapa Carlos meminta agar sidang disiarkan secara terbuka. Dia berusaha menekan Yasmine untuk membatalkan persidangan.Jika persidangan dilanjutkan, Yasmine malah mempermalukan diri sendiri. Namun kalau persidangan dibatalkan, berarti Yasmine menyerah untuk memperjuangkan Matteo....."Tuan, apakah menurutmu Nona Yasmine bakal membatalkan persidangan?" Yogi sangat gugup.Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tetapi tiba-tiba media malah memberikan sejumlah utang yang ditanggung Yasmine. Jika persidangan dilanjutkan, Yasmine tidak mungkin bisa menang.Carlo
"Pak David, maaf merepotkanmu."David mengangguk, lalu memulai persidangan.David menekankan bahwa seorang anak lebih baik tumbuh di bawah didikan seorang ibu. Yasmine pun berjanji akan membayar utang-utangnya.Tidak ada seorang pun yang membela Yasmine. Layar siaran dipenuhi ejekan.[ Sejak kecil Matteo dibesarkan Carlos. Aku ragu Yasmine menyayangi anaknya. Demi kebaikan anaknya, Matteo justru nggak boleh dibesarkan Yasmine. ][ Kalau jadi Matteo, aku pun nggak sudi hidup bersama ibu seperti dia. ]....Qaila tersenyum lebat saat membaca semua komentar yang terpampang di layar. Dia sudah lama tidak sebahagia ini.[ Tunggu saja balasan dari pengacara Carlos. Aku nggak sabar melihat kehancuran Yasmine. ][ Aku nggak sabar melihat Yasmine kalah dan menangis. ][ Haha, sejak lahir anak itu tidak ditakdirkan untuk bersamamu. ]Kehidupan Qaila telah hancur, dia akan membawa Yasmine hancur bersamanya. Asalkan Yasmine menderita, Qaila baru bisa puas."Pihak tergugat, silakan memberikan sangg
[ Astaga, apa-apaan ini? ][ Sepertinya Carlos melakukan kesalahan sampai dicampakkan Yasmine. Makanya sekarang Carlos meminta rujuk kembali. ][ Pasangan mana yang tidak pernah bertengkar? ][ Nggak nyangka, Carlos Lingga yang begitu terhormat merendahkan diri dan meminta maaf. Cinta membuat seorang presdir arogan juga takut istri. ][ Berhenti mengagung-agunkan Carlos! Yasmine tidak bersalah. ][ Ngapain menyaksikan masalah rumah tangga orang lain? Nggak ada kerjaan. ][ Tapi aku suka melihat Carlos yang begitu mencintai Yasmine. ]Komentar caci maki berubah jadi sanjungan. Para konglomerat yang mendukung Carlos langsung menyeka keringat dingin. Untungnya mereka belum menyerang Keluarga Handoyo."Kok jadi gini? Bukannya mereka sudah berpisah? Bagaimana ... Carlos bisa berbicara seperti itu di tengah persidangan? Dia adalah Carlos yang terhormat, tindakannya justru menghancurkan citranya!" Qaila membanting meja. Dia iri, cemburu, dan marah.Yasmine telah berada di ujung kehancuran, te