"Pak David, maaf merepotkanmu."David mengangguk, lalu memulai persidangan.David menekankan bahwa seorang anak lebih baik tumbuh di bawah didikan seorang ibu. Yasmine pun berjanji akan membayar utang-utangnya.Tidak ada seorang pun yang membela Yasmine. Layar siaran dipenuhi ejekan.[ Sejak kecil Matteo dibesarkan Carlos. Aku ragu Yasmine menyayangi anaknya. Demi kebaikan anaknya, Matteo justru nggak boleh dibesarkan Yasmine. ][ Kalau jadi Matteo, aku pun nggak sudi hidup bersama ibu seperti dia. ]....Qaila tersenyum lebat saat membaca semua komentar yang terpampang di layar. Dia sudah lama tidak sebahagia ini.[ Tunggu saja balasan dari pengacara Carlos. Aku nggak sabar melihat kehancuran Yasmine. ][ Aku nggak sabar melihat Yasmine kalah dan menangis. ][ Haha, sejak lahir anak itu tidak ditakdirkan untuk bersamamu. ]Kehidupan Qaila telah hancur, dia akan membawa Yasmine hancur bersamanya. Asalkan Yasmine menderita, Qaila baru bisa puas."Pihak tergugat, silakan memberikan sangg
[ Astaga, apa-apaan ini? ][ Sepertinya Carlos melakukan kesalahan sampai dicampakkan Yasmine. Makanya sekarang Carlos meminta rujuk kembali. ][ Pasangan mana yang tidak pernah bertengkar? ][ Nggak nyangka, Carlos Lingga yang begitu terhormat merendahkan diri dan meminta maaf. Cinta membuat seorang presdir arogan juga takut istri. ][ Berhenti mengagung-agunkan Carlos! Yasmine tidak bersalah. ][ Ngapain menyaksikan masalah rumah tangga orang lain? Nggak ada kerjaan. ][ Tapi aku suka melihat Carlos yang begitu mencintai Yasmine. ]Komentar caci maki berubah jadi sanjungan. Para konglomerat yang mendukung Carlos langsung menyeka keringat dingin. Untungnya mereka belum menyerang Keluarga Handoyo."Kok jadi gini? Bukannya mereka sudah berpisah? Bagaimana ... Carlos bisa berbicara seperti itu di tengah persidangan? Dia adalah Carlos yang terhormat, tindakannya justru menghancurkan citranya!" Qaila membanting meja. Dia iri, cemburu, dan marah.Yasmine telah berada di ujung kehancuran, te
Di balik topeng yang dikenakan, wajah Carlos memerah seperti baru menyelesaikan lari marathon."Kamu kenapa?" tanya Yasmine."Sakit perut." Carlos masuk ke dalam mobil sambil meminta maaf. "Maaf, aku tidak sempat menyaksikan persidanganmu."Yasmine sama sekali tidak marah, dia justru cemas dan kasihan kepada Hanafi.Ketika memeriksa denyut nadi Carlos, lambungnya memang sedikit bermasalah. Yasmine merasa bersalah, seharusnya dia menyadari kondisi Hanafi lebih awal."Nanti aku siapkan obat," kata Yasmine.Carlos tersenyum. "Oke."....Setibanya di rumah, Yasmine menerima pemberitahuan dari Keluarga Sutanto.Mereka meragukan kemampuan Yasmine untuk membayar utang. Oleh sebab itu, mereka meminta Yasmine untuk melunasi semua utangnya dalam waktu satu bulan. Jika tidak, mereka akan melayangkan tuntutan."Dari setahun jadi sebulan? Dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu. Mereka pasti sengaja ingin menyudutkanku."Edgar marah hingga wajahnya memerah. "Keluarga Sutanto nggak tahu malu!"Y
Yasmine menerima air yang diberikan Carlos, lalu meneguknya. Sensasi hangat mengalir di tenggorokan Yasmine.Yasmine terdiam selama beberapa saat, lalu baru menjawab, "Aku nggak bisa menerima bantuan dia.""Kenapa?" tanya Carlos.Yasmine tak bisa menjawab. Dia merasa telah melakukan kesalahan besar, bagaimana dia bisa memberi tahu Hanafi?Yasmine jatuh cinta kepada Hanafi, dia ingin bersama Hanafi dan hidup bersama. Namun di sisi lain, Yasmine belum bisa sepenuhnya melupakan Carlos. Yasmine hanya bisa berusaha untuk menekan perasaan tersebut.Yasmine telah berusaha keras untuk melupakan Carlos, tetapi pertemuan kemarin sontak membuat seluruh pertahannya runtuh. Yasmine tidak memahami dirinya sendiri, bagaimana dia bisa menyukai dua orang di waktu yang bersamaan?Yasmine terpaksa menghindari Carlos. Selama tidak bertemu, seiring waktu perasaan Yasmine kepadanya pun akan memudar."Kring, kring." Tiba-tiba ponsel Carlos berdering. Dia menjawab panggilannya sambil mengerutkan alis."Tuan,
Yasmine tersenyum kecut. "Rasio pencampuran obat adalah tahapan yang paling krusial. Takaran yang tepat hanya bisa didapatkan dengan cara mengamati dan menganalisa. Tidak ada yang bisa membantu.Raut wajah Carlos terlihat masam, dia menyesal karena tidak mempelajari ilmu kedokteran sejak muda. Setelah lukanya diobati, Yasmine harus kembali melanjutkan pekerjaannya.Carlos menahan Yasmine dan berkata, "Istirahat dulu.""Cuma luka kecil, nggak perlu khawatir. Lagi pula waktu yang tersisa nggak banyak ...."Sebelum Yasmine selesai bicara, Carlos langsung menarik Yasmine ke kamar secara paksa. Sosok Carlos yang tinggi dan auranya yang dingin membuat orang lain tidak berani membantah.Yasmine mengikuti Carlos dengan terhuyung-huyung, lagi-lagi dia merasa seakan melihat sosok Carlos di dalam diri Hanafi.Yasmine terbangun dari lamunannya dan memberontak. "Hanafi, aku nggak isa istirahat. Aku harus segera bekerja untuk melunasi utangku.""Aku akan menjual perusahaanku untuk melunasi utangmu!"
Ribuan skenario pun terbesit di kepala Yasmine. Demi menyelamatkan diri, Yasmine pura-pura pingsan dan terjatuh ke dalam pelukan Carlos.Walaupun marah, Carlos tetap menangkap tubuh Yasmine. Seketika, seluruh amarahnya pun langsung mereda saat melihat Yasmine yang tampak lesu. "Kamu kenapa?""Agak pusing," jawab Yasmine.Carlos tak tega melampiaskan kekesalannya saat melihat Yasmine yang kelihatan lesu.Carlos menghela napas sambil memapah Yasmine ke sofa. "Istirahat dulu."Yasmine ingin lanjut bekerja, tapi dia takut membuat Carlos marah. Jangan sampai Carlos menggunakan kekerasan, lalu mengurung Yasmine di kamar untuk memaksanya tidur.Akhirnya Yasmine mengangguk dan berbaring di sofa sambil memejamkan mata.Tak lama setelah Yasmine tidur, Edgar datang sambil membawa obat-obatan. Dia berjalan sambil berteriak, "Yasmine, aku pulang. Ada masalah apa?"Di dalam perjalanan pulang, Edgar menerima pesan dari Yasmine yang ingin meminta bantuannya.Edgar kasihan melihat Yasmine yang bekerja
"Tidak bisa dicegat," jawab Carlos."Kamu masih berlagak jadi Hanafi yang elegan dan menghargai setiap keputusannya? Ini masalah hidup dan mati!" Edgar marah sampai mengentakkan kaki.Carlos diam saja, dia tidak ingin menghalangi Yasmine.Edgar memijat keningnya sambil menarik napas panjang. Setelah menenangkan diri, Edgar berkata, "Baiklah, kalau nggak bisa menggunakan kekerasan, mari gunakan cara yang lembut. Kamu nggak bisa menggunakan identitas Hanafi untuk memberikan uangnya kepada Yasmine?"Edgar tahu bahwa Carlos telah menyiapkan uang itu dan bisa ditarik kapan saja."Dia tidak akan menerimanya." Carlos sangat memahami watak Yasmine. Tidak peduli uang Carlos atau Hanafi, Yasmine tidak akan menerimanya. Itu adalah prinsipnya.Edgar sangat kesal. "Terus kamu mau membiarkannya pergi mengantarkan nyawa?"Carlos melangkah mendekati Yasmine, lalu membantunya membawa barang0barang sambil berkata, "Aku temani."Yasmine menolak. "Jangan, terlalu bahaya!"Edgar memutar bola matanya. Sudah
Kemudian Carlos beranjak kembali ke mobil, lalu membuka pintu bagasinya dan mengeluarkan sebuah koper besar.Carlos membuka koper tersebut di hadapan Shofan, tampak sekoper uang kertas yang menggiurkan. "Sudah cukup?"Shofan membelalak melihat setumpuk uang yang ditawarkan. Dia tak dapat menutupi keinginannya untuk memiliki uang ini, sudut bibirnya pun berkedut kecil.Melihat Shofan yang ragu, Carlos mendengus dingin dan kembali mengeluarkan sebuah koper.Shofan tersenyum lebar, lalu merebut koper yang diberikan Carlos dan mengusap uang kertas yang ada di dalamnya. Shofan berdecit seperti seekor tikur."Kamu boleh masuk untuk menemaninya, tapi jangan melanggar aturan di sini! Kalau tidak, kamu bakal diusir tanpa berhak meminta kembali uang ini."Kemudian Shofan menuntun Carlos dan Yasmine berjalan menelusuri jalanan berlumpur yang ada di belakang plakat.Shofan sudah terbiasa, dia menelusuri jalan berlumpur dengan lincah, sedangkan Carlos dan Yasmine kesulitan mengimbangi kecepatannya.