Gairah Carlos bagaikan binatang buas yang hendak menerkam mangsanya."Yaya," panggil Carlos. "Kamu tidak menyukai panggilan itu?""Bu-bukan ...." Yasmine gugup menghadapi Carlos.Awalnya Carlos mengira kalau Yasmine akan marah. Bagaimanapun, panggilan tersebut adalah milik Carlos, bukan Hanafo. Namun Yasmine sama sekali tidak keberatan mendengar pria lain memanggilnya dengan nama tersebut."Sudah malam, pulanglah." Carlos menarik kembali tubuhnya. Jika Carlos meneruskannya, dia benar-benar akan menerkam Yasmine.Yasmine tidak sengaja melihat kulit tangan Carlos yang mengelupas akibat belajar menggiling ramuan obat. Sebagai seorang tuan muda, Yasmine tidak menyangka Hanafi rela belajar menggiling obat hingga terluka.Yasmine terharu melihat pengorbanan Hanafi. Dia sama sekali tidak keberatan dengan berbagai panggilan yang diberikan Hanafi.Yasmine keluar dari mobil dan beranjak masuk ke dalam rumah. Setiap langkahnya terasa berat, otaknya dipenuhi oleh Hanafi. Tampaknya Yasmine tak bisa
Bagaimana ini?Jeff tidak bisa tinggal diam melihat Hanafi yang palsu merebut kekayaan Keluarga Tanuwijaya, sedangkan Hanafi yang asli meninggal di tempat yang tidak diketahui. Tidak, dia harus menyelamatkan Hanafi yang asli. Yasmine harus kembali ke sini.Kemudian Jeff kembali ke kantor dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan kontak Yasmine. Asalkan Jeff menceritakan semuanya, Yasmine pasti akan kembali untuk menyelamatkan Hanafi.Namun sesampainya di kantor, Jeff kaget melihat para karyawan kantor yang sudah pulang malah kembali bekerja. Di kantor terlalu ramai, Jeff tidak bisa mencari tahu nomor Yasmine dan menghubunginya.Bagaimana ini?Di saat Jeff sedang gelisah, salah seorang kolega memberikannya setumpuk dokumen. "Jangan diam saja, cepat bantu kami! Malam ini Hanafi mau pergi ke Kota Sulvan, semua dokumen proyek harus segera disiapkan."Proyek ini merupakan proyek kerja sama antara perusahaan dengan Grup Finansial Top Lingga. Awalnya Hanafi berencana berangkat besok, teta
Di tengah malam, Yasmine melihat sebuah sosok tinggi yang beranjak masuk ke dalam rumah.Sosok tersebut adalah Edgar. Dia menyeret kopernya sambil berjalan terburu-buru. Sesaat beranjak ke kamarnya, Edgar terkejut melihat Yasmine yang berdiri di sana. "Ka-kamu .... Kok kamu ada di depan kamarku?"Setelah mengetahui kepulangan Yasmine, Edgar bergegas pulang agar kebohongannya tidak terbongkar. Sayangnya ...."Kenapa kamu berbohong?" Yasmine menatap Edgar yang kelihatan sehat, sama sekali tidak terluka.Edgar menggaruk kepalanya dengan canggung. "Aku dipaksa.""Dipaksa siapa?" Yasmine sangat marah, dia terus mendesak Edgar sampai menjawab pertanyaannya.Edgar meminta maaf kepada Carlos di dalam hati, lalu menjawab secara jujur, "Hanafi."Yasmine membelalak, Hanafi? Di dalam ingatannya, Edgar dan Hanafi tidak pernah bertemu, apalagi saling mengenal. Untuk apa Hanafi menyuruh Edgar membohongi Yasmine? Ditambah, kenapa Edgar setuju membantu Hanafi untuk membohongi Yasmine?Yasmine tidak mem
"Yasmine." Zalman masuk ke laboratorium sambil membawa sebuah dokumen. Kemudian dia mengusap kepala Matteo dan membujuk. "Sayang, Kakek mau bicara sebentar sama mamamu. Kamu tunggu di luar, ya?"Matteo mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan.Zalman menyerahkan dokumen tersebut sambil berbicara dengan nada yang penuh kesedihan. "Carlos menjawab gugatanmu."Tangan Yasmine mematung saat menerima dokumen tersebut. Meskipun telah mempersiapkan diri, hati Yasmine terasa remuk saat dihadapkan pada situasi ini."Yasmine, pikirkan baik-baik, kamu yakin mau mengambil jalur hukum? Begitu masalah ini ditangani pengadilan, kalian justru malah saling menyakiti."Yasmine tahu, dia telah memikirkan konsekuensinya. Walaupun satu bulan telah berlalu, Carlos masih menjadi duri yang menusuk hati Yasmine. Bayang-bayang Carlos masih menyakiti Yasmine.Sejujurnya Yasmine enggan menghadapi Carlos, dia bahkan tidak berani mengingat-ingat kenangan mereka saat masih bersama. Namun ....Ketika melihat ke arah
Dengan bantuan Carlos, pekerjaan hari ini bisa selesai 2 jam lebih awal.Carlos bangkit berdiri dan merenggangkan tubuhnya. Hari sudah malam, sinar bulan yang dingin bersinar melalui kaca jendela."Maaf merepotkanmu," kata Yasmine dengan tidak enak hati."Tidak perlu sungkan-sungkan." Carlos sama sekali tidak keberatan untuk membantu Yasmine. Kemudian dia tersenyum dan bertanya, "Ada makanan?"Yasmine tersentak. "Hmm?""Aku belum makan malam." Sesampainya di sini, Carlos langsung membantu Yasmine untuk menggiling obat. Carlos mulai bekerja sejak pukul 3 sore, sekarang sudah lewat jam makan malam, dia kelaparan."Oh, maaf. Sebentar, aku siapkan." Yasmine memukul kepalanya sendiri dan buru-buru berlari ke dapur. Yasmine merasa dirinya adalah tuan rumah yang buruk.Carlos tersenyum kecil menatap Yasmine yang beranjak pergi. Setelah makan malam, waktu telah menunjukkan pukul 12.Carlos menyeka mulutnya dengan elegan, lalu bangkit berdiri dan berakta, "Sudah malam, aku pulang dulu."Sembari
Hanya saja Yasmine merasa ada yang mengganjal jika Carlos tinggal bersamanya. Bukan membenci atau enggan, tapi ....Yasmine kelihatan gelisah, dia tidak bisa membuat keputusan."Dia nggak boleh tinggal di sini!" Di saat Yasmine masih ragu, Matteo menjawab secara tegas, "Mama nggak boleh mengizinkan pria lain tinggal di rumah. Kalau Papa tahu, dia pasti marah. Aku takut Papa memaksa membawaku pulang."Sebelumnya, saat Yasmine ingin pindah ke rumah Raymond, Carlos sendiri yang datang dan menghalanginya. Yasmine masih mengingat jelas momen itu.Yasmine tidak ingin dipisahkan dari putranya.Senyuman Carlos langsung pudar. Sembari menatap Matteo, terasa api yang berkobar-kobar di dalam hatinya. Bocah ingusan ini ...."Jangan salahkan Matteo. Pak Carlos, ini namanya senjata makan tuan," Edgar berbisik di samping Carlos sambil mentertawakannya.Carlos langsung meliriknya dengan tatapan dingin."Aku nggak mau jauh dari Mama. Kalau pulang, Papa pasti bakal memukuliku. Huhu, aku takut." Matteo m
Keesokan pagi, Yasmine memandikan Matteo, lalu membawanya ke ruang makan untuk sarapan.Mereka melihat Hanafi yang mengenakan celemek dan sedang menyajikan sarapan ke atas meja makan. Makanan yang tersaji di atas meja tampak lezat dan menggugah selera.Carlos datang sejak satu jam yang lalu untuk menyiapkan sarapan."Kamu ...." Yasmine terkejut."Kamu suka masakanku, 'kan?" Carlos melepaskan celemek yang dikenakan sambil berbicara dengan lembut, "Ayo, makan."Yasmine diseret seperti boneka, dia duduk di depan meja makan sambil menatap berbagai makanan yang lezat. Di saat bersamaan, jantung Yasmine berdegup kencang, ada sensasi aneh yang bergejolak di dalam hatinya.Walaupun menikmati pelayan yang diberikan, Yasmine tidak enak merepotkan Carlos. "Kamu past sibuk, nggak perlu repot-repot menyiapkan sarapan untuk kami."Carlos tersenyum. "Semua pekerjaanku sudah diselesaikan tadi malam. Hari ini aku tidak sibuk."Di balik pernyataan Carlos, terselubung niat untuk mengajak Yasmine berkenca
"Pergi!" Yasmine melemparkan segenggam tanaman herbal untuk mengusir Edgar.Sesaat menoleh dan melihat senyuman Carlos, seluruh isi hati Yasmine seolah terpampang jelas di mata Carlos. Yasmine berusaha menjelaskan, "Kamu, kamu jangan dengarkan omong kosong dia.""Em, aku tidak masukkan dalam hati." Carlos menoleh ke arah jendela. "Cuaca hari ini cerah, nanti sore mau jalan-jalan?" Yasmine berjuang untuk menolak, tetapi pada akhirnya dia malah mengangguk. "Bo-boleh."Edgar ikut bahagia melihat hubungan Yasmine dan Carlos yang harmonis. Di saat Edgar beranjak pergi sambil tersenyum, dia berpapasan dengan Zalman yang sedang emosi."Paman, ada apa?" Edgar mengadangnya."Aku mau memberi pelajaran kepada Carlos! Bajingan itu kelewatan!" teriak Zalman.Zalman berbicara sambil menggertakkan gigi. "Dia mempublikasikan gugatan hak asuh yang dilayangkan Yasmine untuk menekan kita. Apakah dia mau menghancurkan kehidupan Yasmine?""Demi siapa Yasmine berutang banyak? Bukankah demi bajingan itu? Wa