Yasmine sangat takut pria ini mati. Dia bergumam, "Tuan Muda, kamu nggak boleh mati, nggak boleh …."Yasmine tidak tahu kenapa dirinya merasa sangat takut. Namun, satu hal yang dia tahu pasti bahwa dirinya tidak bisa menerima kematian pria ini.Setelah kehilangan kendali untuk sesaat, Yasmine memeriksa denyut nadi Carlos dengan gemetaran. Hasilnya adalah penyakit pria ini sangat parah dan bisa meninggal kapan saja! Mungkin, sebentar lagi dia akan menghembuskan napas terakhirnya. Jika Carlos tidak bisa bertahan, pengobatan Yasmine juga akan sia-sia."Tuan Muda, aku sudah datang! Apa kamu bisa mendengarku? Aku sudah datang, tolong bertahan. Aku nggak akan membiarkanmu mati. Aku akan menyelamatkanmu!" ucap Yasmine dengan berderai air mata. Sekujur tubuhnya gemetaran."Jangan ...." Carlos menggerakkan bibir pucatnya dengan perlahan dan berkata dengan suara lemah, "Jangan ... menangis ...."Mendengar ini, Yasmine seketika menemukan secercah harapan. Matanya berkaca-kaca sehingga tidak bisa
Carlos menatap sekeliling dengan dingin. Tatapannya akhirnya tertuju pada Hadianto. Melihat ini, Hadianto sontak membeku dan gemetaran. Sorot mata ini tidak menunjukkan sifat Hanafi yang lembut, melainkan terlihat sangat berbahaya dan menakutkan!"Berengsek!" teriak Carlos dengan niat membunuh yang melonjak. Carlos duduk dan hendak turun dari ranjangnya untuk membunuh Hadianto. Raut wajahnya sangat galak bagaikan penguasa neraka, membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri.Namun, tubuhnya yang lemah membuatnya tidak bisa berdiri stabil. Dia tiba-tiba kehilangan tenaga dan terjatuh ke arah Yasmine. Melihat ini, Yasmine segera memapah Carlos sambil berkata dengan marah, "Tubuhmu masih sangat lemah, jangan banyak bergerak dulu."Raut wajah Carlos makin muram karena kesal dengan tubuhnya yang menjadi selemah ini! Di sisi lain, Hadianto menghela napas lega, seolah-olah berhasil lolos dari kematian. Dia menyeka keringat yang ada di dahinya dengan panik. Dalam hatinya, dia merasa senang kar
Jika bukan karena Hanafi sampai nekat mengancam Hadianto, Yasmine juga tidak perlu pergi ke kantor polisi. Apakah masih perlu ucapan terima kasih di antara mereka? Ketika Carlos baru saja hendak berbicara, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa lemas dan kepalanya mendadak pusing. Akhirnya, Carlos terkapar lemas di atas ranjang.Melihat raut Yasmine yang cemas, Carlos tersenyum getir sambil bertanya, "Aku sudah mau meninggal, ya?"Sehebat apa pun keterampilan medis Yasmine, tetap saja dia tidak akan bisa mengobati Carlos yang terkena racun dalam kondisi seperti ini. Carlos sangat memahami kondisinya saat ini, sehingga dia juga tidak lagi berjuang melawannya."Bicara apa kamu? Sudah kubilang, kalau ada aku, kamu nggak akan mati." Yasmine menarik sebuah selimut untuk menutupi tubuh Carlos dan melanjutkan, "Meskipun racun kali ini sangat berbahaya, setidaknya ada berkah terselubung dalam kejadian kali ini. Ini bisa mengeluarkan semua energi lemah dalam tubuhmu.""Sekarang aku yakin bisa memper
"Kamu?" Hadianto berteriak dengan suara serak dan mulut yang berlumuran darah, "Jangan bercanda! Aku saja nggak bisa menyelesaikan masalah ini, apalagi kamu!"Carlos yang duduk di kursi roda, menatap Hadianto dengan merendahkan dan berkata, "Kalau orang luar nggak bisa masuk, kita bisa memobilisasi orang di dalam desa.""Kamu kira aku nggak pernah memikirkan cara itu? Ada sebuah geng yang sangat berkuasa di Desa Air, mereka mengontrol semua pria setempat. Aku sudah mencoba menghubungi mereka, tapi mereka adalah preman lokal yang arogan dan nggak mau bekerja sama," pungkas Hadianto sambil memuntahkan seteguk darah dengan kesal. Jika bukan karena masalah bertubi-tubi, Hadianto tidak akan berakhir menyedihkan seperti ini."Nggak semua orang nggak berguna seperti kamu," sindir Carlos sambil tersenyum sinis dan mengabaikan Hadianto. Selanjutnya, dia menatap Francis dan berkata dengan tenang, "Biar aku saja yang ke sana. Kalau aku gagal pun, situasi Keluarga Tanuwijaya juga nggak akan lebih
Pada saat itu di dalam ruang rapat, berbagai berkas dan dokumen telah berserakan di lantai. Suasana di dalam ruang rapat itu sangat mencekam. Sekelompok karyawan yang tadinya berniat mempermalukan Carlos, kini malah menatap Carlos dengan ketakutan dan tubuh gemetaran.Pasalnya, Carlos baru saja mematahkan pergelangan tangan orang yang hendak mencari masalah dengannya tadi. Tindakannya ini benar-benar sadis."Siapa lagi yang nggak mau kerja?" tanya Carlos dengan suara pelan dan nada bicara yang dingin. Meski sedang duduk di kursi roda, aura yang dipancarkan Carlos bahkan lebih mengerikan daripada dewa kematian.Dengan tubuh gemetaran dan bermandikan keringat dingin, semua orang menjawab dengan serempak, "Ka ... kami akan tetap kerja."Pada saat ini, pintu ruang rapat tiba-tiba dibuka oleh Yasmine. Melihat dokumen yang berserakan di lantai, Yasmine langsung menjadi gugup dan berlari ke sisi Carlos sambil bertanya, "Bagaimana? Apakah mereka mempersulitmu?"Yasmine berbicara sambil mengger
Yasmine bermimpi. Dalam mimpinya, dia sedang berbaring di pelukan Carlos dan duduk di sofa balkon sambil menatap bunga-bunga yang bermekaran di taman. Sementara itu, Carlos terus menatapnya lekat-lekat. Tatapan pria itu sangat lembut, seolah-olah menarik seluruh jiwa Yasmine ke lautan yang tak berdasar. Yasmine merasa sangat bahagia ditatap seperti itu oleh Carlos.Namun tiba-tiba, suara pecahan kaca yang keras membangunkannya dari mimpi indah. Yasmine langsung membelalakkan matanya dan melihat dirinya sedang terbaring di sebuah kamar yang tidak terlalu besar. Dari luar pintu, terdengar suara batuk Hanafi yang keras.Gawat! Yasmine buru-buru turun dari ranjangnya dan berlari ke luar sambil bertanya, "Tuan Hanafi, ada apa denganmu?"Di luar kamar itu adalah kantor Hanafi. Saat ini, ada banyak karyawan yang sedang berada di sana dan semuanya menatap Yasmine dengan tatapan terkejut.Seorang wanita dengan rambut berantakan dan pakaian kusut keluar dari ruang istirahat Hanafi. Pemandangan i
Nada bicara Carlos yang dingin itu membuat pemilik hotel bergidik ketakutan. Dia buru-buru memberikan alamat yang diminta Carlos. Setelah itu, Carlos memberi instruksi pada Madhav yang ikut datang untuk melindunginya, "Undang dia untuk makan malam besok."Mendengar perintahnya, pemilik hotel itu langsung ketakutan hingga kakinya terasa lemas. Dia baru bisa berdiri dengan stabil setelah dipapah oleh pelayan di sampingnya. Melihat Carlos dan sekelompok orang itu memasuki hotel, pemilik hotel itu ketakutan hingga melupakan etiket untuk memimpin jalan."Gawat, bakal ada korban jiwa." Pasti ada alasan khusus mengapa Tuan Hanafi langsung mencari Ferdy begitu tiba di tempat ini. Namun, Hanafi tidak tahu bahwa Ferdy adalah orang yang aneh dan bermasalah, dia sangat membenci orang asing dan akan menyerang setiap orang yang mendekatinya. Orang yang berani makan bersama dengannya semua pasti akan berakhir dengan nasib buruk!Keesokan paginya, Madhav langsung pergi mencari Ferdy. Ketika dia kembal
Tengah malam pada pukul 12.30, Ferdy membawa rombongan preman yang mengerikan untuk mengepung hotel. Jeff mengetuk pintu kamar Carlos dengan ekspresi ketakutan. "Tuan Hanafi, gawat! Ada masalah besar! Ferdy sudah datang, dia sudah menangkap yang lain dan akan segera datang untuk membunuhmu! Aku akan melindungimu, kamu cepat lari!"Carlos yang baru tidur sebentar saja sudah terbangun, matanya masih merah dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura kebencian.Carlos bertanya, "Bagaimana dengan Yasmine?""Nona Yasmine dan Madhav sudah keluar."Carlos merasa lega karena dengan adanya Madhav di sisi Yasmine, dia tidak akan berada dalam bahaya. Mengenai Ferdy ....Carlos mengenakan mantelnya dan mengendalikan kursi rodanya menuju ruang makan, "Dia sudah datang tanpa diundang, biarlah dia menikmati hidangan yang telah aku persiapkan untuknya."Masih mau makan malam sekarang? Jeff hampir pingsan, sepertinya makan malam ini akan menjadi makan malam terakhirnya! Jeff buru-buru menelepon Yasmine da
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe