Hari berikutnya, Yasmine terlihat penuh dengan beban pikiran, tetapi malah harus tetap "tidur" hingga jam 4 sore. Melihat hari ini sudah hampir berakhir, dia merasa terpaksa untuk menyelesaikan urusannya.Kebetulan Robin sedang sibuk hari ini dan tidak kembali untuk makan bersamanya, memberikan Yasmine kesempatan untuk pergi ke ruang kerja. Ruang kerja itu sangat besar dan dipenuhi dengan berbagai buku dan dokumen.Meskipun banyak juga dokumen penting yang diletakkan di luar, Yasmine tidak menemukan dokumen yang berkaitan dengan bukti yang diinginkannya. Setelah mencari cukup lama, Yasmine terpaksa menyerah. Selanjutnya, dia melihat ke arah brankas.Dokumen terkait obat-obatan terlarang pasti ada di dalam sana. Namun, brankas itu menggunakan sistem identifikasi pupil sehingga harus Robin atau Wiselyn sendiri yang datang untuk membukanya.Namun, mana mungkin Yasmine bisa menyelundupkan Wiselyn ke dalam sini? Apalagi, emosi Wiselyn sangat tidak terkendali. Sekarang saja Wiselyn sudah mem
Yasmine langsung terdiam. Saking canggungnya, ingin sekali rasanya dia mati di tempat. Dia merasa sangat bersalah hingga tidak berani bertatapan langsung dengan Carlos."Yang paling enak digunakan itu adalah lilin. Rasa sakitnya bisa langsung membuat bagian tubuh pria terbangun." Robin menyalakan sebuah lilin dan menyerahkannya ke tangan Yasmine sambil berkata, "Ayo dicoba, Sayang."Yasmine memegang lilin itu seakan-akan sedang memegang benda yang sangat panas. Ingin sekali dia membuang jauh-jauh benda di tangannya itu. Robin benar-benar tidak waras! Dia malah mengajari putrinya melakukan hal seperti ini. Benar-benar menjijikkan!Hanya saja, meskipun merasa sangat enggan, Yasmine terpaksa harus melakukan sesuai perintah Robin. Selanjutnya, Yasmine berjalan ke tepi ranjang dan duduk.Cahaya lilin berkedip, menyinari wajah Carlos yang tampan dan dingin. Pria itu menatapnya dengan tajam bagaikan silet yang menyayat ke hati nurani Yasmine."Ayo teteskan! Percaya sama Ayah, ini pasti efekti
Saking terkejutnya, Yasmine buru-buru mundur. Wajahnya memerah, lalu memucat lagi dengan cepat. Dia benar-benar kaget!"Ka ... kamu mau ngapain?" ujar Yasmine dengan tergagap.Mata Carlos berapi-api dan senyuman tipis muncul di wajahnya. Suara serak bernada rendah yang keluar dari bibir tipisnya terdengar sangat menggoda saat dia berkata, "Aku seorang pria, kaum pria memang tidak bisa menahan godaan.""Aku suka godaanmu," ujar Carlos lagi sambil melirik dengan sugestif ke alat di sebelahnya. "Bisa lanjutkan?"Tubuh Yasmine langsung membeku. Dia merasa dirinya cukup mengenal Carlos. Akan tetapi, saat ini dia menyadari bahwa dia sama sekali tidak memahami kaum pria.Yasmine tidak bisa menahan diri untuk langsung melompat dari tempat tidur dan kabur. Hati dan pikirannya benar-benar kacau. Saat ini, dia hanya ingin melarikan diri! Namun, sebelum Yasmine sempat pergi jauh, dia ditangkap oleh Carlos. Tubuh tinggi pria itu mendesaknya maju dan mendorongnya ke dinding dalam satu langkah. Dalam
Selain itu, Yasmine juga tidak akan bisa menyelesaikan misinya sendiri."Shanika mencuri dokumen rahasia Keluarga Lingga demi menekanku. Sekarang, dokumen itu disembunyikan di Kediaman Hermanto," dalih Carlos.Itulah sebabnya Carlos berpura-pura menjadi pengawal dan menyelinap masuk. Hanya saja, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Robin dan putrinya yang haus akan lelaki. Rencana Carlos pun gagal total."Sekarang, aku tidak bisa melakukan apa pun sendirian. Yasmine, kita perlu bekerja sama," ujar Carlos lagi.Yasmine langsung menolak ketika mendengar kata kerja sama terucap dari bibir Carlos. Tempo hari, Yasmine bekerja sama dengan Carlos dan pergi ke gudang untuk mencari obat-obatan terlarang. Alhasil, dia "tertangkap basah bersama barang bukti" hingga menyebabkan Keluarga Handoyo bangkrut dan Edgar masuk penjara.Jika mereka bekerja sama lagi sekarang, siapa yang bisa memastikan Carlos tidak menyiapkan jebakan lain untuknya?Yasmine berjalan menjauh supaya jarak antara dirinya da
Jantung Yasmine langsung berdegup kencang. Namun, tak lama kemudian jantungnya seperti diremas erat-erat dan diremukkan oleh sebuah tangan yang kejam, membuat Yasmine terus merasakan sengatan tajam di dadanya.Saat ini, Yasmine dan Carlos adalah musuh. Biarpun mereka peduli pada satu sama lain, mereka tidak bisa lagi bersama. Jadi, mengapa dia harus mengakuinya?Yasmine mengepalkan tangannya erat-erat dan berkata dengan penuh penekanan, "Aku terpaksa menjadi musuhmu karena aku ingin melindungi Keluarga Handoyo. Aku nggak membencimu, apalagi berharap melihatmu mati.""Tapi, kita ... sudah berakhir. Kamu nggak perlu khawatir aku akan mengganggumu. Orang yang aku suka sekarang itu Raymond," sambung Yasmine dengan pelan.Setiap kata yang terucap dari bibir Yasmine menusuk hati Carlos. Wajahnya tampak sangat muram. Tahu begini, dia seharusnya tidak bertanya! Dia segera berdiri, lalu memasuki kamar mandi dengan ekspresi suram.Yasmine berbaring sendirian di tempat tidur, tetapi jejak Carlos
Alex membalikkan badan dan berbaring di ujung tempat tidur, lalu menarik jari tangan Yasmine sambil berkata dengan nada menggoda, "Gimana kalau malam ini aku menemanimu di sini?"Yasmine yang merasakan ketidaknyamanan di jari tangannya sangat ingin menyingkirkan tangan Alex. Namun .... Logika membuatnya sadar bahwa dia tidak boleh melakukan hal itu atau menolak Alex.Alex adalah pria kesayangan Wiselyn. Jika Alex ingin tinggal di sini, Wiselyn tidak pernah menolaknya. Akan tetapi, apabila Yasmine tidak menolak Alex dan membiarkannya tinggal di sini ....Seharusnya tidak masalah kalau nanti Yasmine menusuknya dengan jarum untuk membuatnya pingsan. Dia hanya perlu mengatakan bahwa Alex tiba-tiba sakit. Ketika Yasmine sedang memikirkan kemungkinan cara ini bisa berhasil atau tidak, tangannya tiba-tiba ditarik.Carlos berdiri di samping Yasmine dengan ekspresi muram dan berujar dengan tegas, "Maaf, dia sudah berjanji kepadaku dulu agar aku yang menemaninya beberapa hari ini."Alex memandan
Tepat pada saat ini, telapak tangan Carlos yang ramping menekan kotak tersebut. Aura dinginnya terasa sangat kuat. Dia berkata dengan tegas, "Tidak ada yang boleh menyentuh barang-barangku. Sana pergi!"Dua pengawal terlihat sangat ketakutan dan tidak berani bergerak. Alex yang kesal pun mengernyit. Setelah tinggal di rumah Keluarga Hermanto begitu lama, selain Robin dan Wiselyn, dia belum pernah melihat ada orang lain yang berani seangkuh ini.Alex pun berkata dengan kesal, "Wiselyn, semua barang ini adalah milikmu. Kamu sudah setuju untuk memberikannya padaku, jadi kenapa dia berani membantahmu?""Dia nggak boleh dibiarkan, harus diberi pelajaran!" Jika itu benar-benar adalah Wiselyn, mungkin wanita itu akan memberi pelajaran pada Felix. Namun, bagaimana mungkin Yasmine akan membela Alex?Yasmine pura-pura terpikat dan menatap Carlos seraya berkata, "Aku suka dia yang seperti ini. Alex, kalau kamu ingin peralatan kebugaran, ambil kartuku dan beli apa pun yang kamu mau. Jangan berebut
Namun, hasil pindainya malah gagal. Yasmine merasa sangat tercengang. Apakah Wiselyn tidak punya kuasa seperti itu? Tapi, bagaimana mungkin?"Tidak bisa hanya memindai pupil mata. Harus pindai seluruh wajah ,disertai dengan mimiknya." Carlos berkata dengan tenang, "Kita harus membangunkan Wiselyn." Tentu saja, membangunkan Wiselyn di saat seperti ini sangat berisiko, tetapi mereka juga tidak punya cara lain.Yasmine menusuk Wiselyn dengan jarum untuk membangunkannya. Pada saat bersamaan, dia menutup mulut Wiselyn dan menatapnya dengan tatapan dingin."Umph! Umph!" Melihat sosok yang persis dengan wajahnya, Wiselyn sangat kaget dan mengira dirinya sedang mimpi buruk. Namun, setelah menyadari ini adalah kenyataan, Wiselyn menjadi semakin ketakutan.Yasmine sebenarnya adalah orang yang sangat lembut dan baik hati. Namun pada detik ini, dia sengaja berpura-pura memasang wajah galak. "Wiselyn, aku harus membuka brankas ini dan mengambil barang milikku sekarang. Kalau kamu membantuku, aku ak
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe