Yasmine mengambil kunci rantai dari tubuh salah satu pengawal itu, lalu menarik tangan Carlos dan membuka rantainya. Terdengar suara rantai dibuka di telinga mereka."Aku tidak ingin berhubungan atau membunuhmu. Segera tinggalkan tempat ini sebelum ayahku menyadarinya!" desak Yasmine buru-buru.Tatapan Carlos terlihat muram dan terus menatap Yasmine, lalu berkata dengan suara serak, "Kalau kamu lepaskan aku, kamu akan berada dalam bahaya.""Tidak ada hubungannya denganmu!"Yasmine menjadi makin kesal saat melihat Carlos berdiri diam. Apa Carlos tidak merasa tempat ini berbahaya atau dia ketagihan direndam di air dingin? Dia langsung menarik Carlos dan bergegas keluar. Namun, saat keluar tidak jauh dari ruangan itu, mereka malah bertemu dengan Robin.Robin berdiri di ruang tamu di dalam bangunan kecil itu dengan ekspresi wajah yang muram dan menatap Yasmine dengan tatapan tajam penuh keraguan."Wiselyn, kenapa kamu melepaskannya?Robin tidak memanggilnya dengan sayang dan nada bicaranya
Hari berikutnya, Yasmine terlihat penuh dengan beban pikiran, tetapi malah harus tetap "tidur" hingga jam 4 sore. Melihat hari ini sudah hampir berakhir, dia merasa terpaksa untuk menyelesaikan urusannya.Kebetulan Robin sedang sibuk hari ini dan tidak kembali untuk makan bersamanya, memberikan Yasmine kesempatan untuk pergi ke ruang kerja. Ruang kerja itu sangat besar dan dipenuhi dengan berbagai buku dan dokumen.Meskipun banyak juga dokumen penting yang diletakkan di luar, Yasmine tidak menemukan dokumen yang berkaitan dengan bukti yang diinginkannya. Setelah mencari cukup lama, Yasmine terpaksa menyerah. Selanjutnya, dia melihat ke arah brankas.Dokumen terkait obat-obatan terlarang pasti ada di dalam sana. Namun, brankas itu menggunakan sistem identifikasi pupil sehingga harus Robin atau Wiselyn sendiri yang datang untuk membukanya.Namun, mana mungkin Yasmine bisa menyelundupkan Wiselyn ke dalam sini? Apalagi, emosi Wiselyn sangat tidak terkendali. Sekarang saja Wiselyn sudah mem
Yasmine langsung terdiam. Saking canggungnya, ingin sekali rasanya dia mati di tempat. Dia merasa sangat bersalah hingga tidak berani bertatapan langsung dengan Carlos."Yang paling enak digunakan itu adalah lilin. Rasa sakitnya bisa langsung membuat bagian tubuh pria terbangun." Robin menyalakan sebuah lilin dan menyerahkannya ke tangan Yasmine sambil berkata, "Ayo dicoba, Sayang."Yasmine memegang lilin itu seakan-akan sedang memegang benda yang sangat panas. Ingin sekali dia membuang jauh-jauh benda di tangannya itu. Robin benar-benar tidak waras! Dia malah mengajari putrinya melakukan hal seperti ini. Benar-benar menjijikkan!Hanya saja, meskipun merasa sangat enggan, Yasmine terpaksa harus melakukan sesuai perintah Robin. Selanjutnya, Yasmine berjalan ke tepi ranjang dan duduk.Cahaya lilin berkedip, menyinari wajah Carlos yang tampan dan dingin. Pria itu menatapnya dengan tajam bagaikan silet yang menyayat ke hati nurani Yasmine."Ayo teteskan! Percaya sama Ayah, ini pasti efekti
Saking terkejutnya, Yasmine buru-buru mundur. Wajahnya memerah, lalu memucat lagi dengan cepat. Dia benar-benar kaget!"Ka ... kamu mau ngapain?" ujar Yasmine dengan tergagap.Mata Carlos berapi-api dan senyuman tipis muncul di wajahnya. Suara serak bernada rendah yang keluar dari bibir tipisnya terdengar sangat menggoda saat dia berkata, "Aku seorang pria, kaum pria memang tidak bisa menahan godaan.""Aku suka godaanmu," ujar Carlos lagi sambil melirik dengan sugestif ke alat di sebelahnya. "Bisa lanjutkan?"Tubuh Yasmine langsung membeku. Dia merasa dirinya cukup mengenal Carlos. Akan tetapi, saat ini dia menyadari bahwa dia sama sekali tidak memahami kaum pria.Yasmine tidak bisa menahan diri untuk langsung melompat dari tempat tidur dan kabur. Hati dan pikirannya benar-benar kacau. Saat ini, dia hanya ingin melarikan diri! Namun, sebelum Yasmine sempat pergi jauh, dia ditangkap oleh Carlos. Tubuh tinggi pria itu mendesaknya maju dan mendorongnya ke dinding dalam satu langkah. Dalam
Selain itu, Yasmine juga tidak akan bisa menyelesaikan misinya sendiri."Shanika mencuri dokumen rahasia Keluarga Lingga demi menekanku. Sekarang, dokumen itu disembunyikan di Kediaman Hermanto," dalih Carlos.Itulah sebabnya Carlos berpura-pura menjadi pengawal dan menyelinap masuk. Hanya saja, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Robin dan putrinya yang haus akan lelaki. Rencana Carlos pun gagal total."Sekarang, aku tidak bisa melakukan apa pun sendirian. Yasmine, kita perlu bekerja sama," ujar Carlos lagi.Yasmine langsung menolak ketika mendengar kata kerja sama terucap dari bibir Carlos. Tempo hari, Yasmine bekerja sama dengan Carlos dan pergi ke gudang untuk mencari obat-obatan terlarang. Alhasil, dia "tertangkap basah bersama barang bukti" hingga menyebabkan Keluarga Handoyo bangkrut dan Edgar masuk penjara.Jika mereka bekerja sama lagi sekarang, siapa yang bisa memastikan Carlos tidak menyiapkan jebakan lain untuknya?Yasmine berjalan menjauh supaya jarak antara dirinya da
Jantung Yasmine langsung berdegup kencang. Namun, tak lama kemudian jantungnya seperti diremas erat-erat dan diremukkan oleh sebuah tangan yang kejam, membuat Yasmine terus merasakan sengatan tajam di dadanya.Saat ini, Yasmine dan Carlos adalah musuh. Biarpun mereka peduli pada satu sama lain, mereka tidak bisa lagi bersama. Jadi, mengapa dia harus mengakuinya?Yasmine mengepalkan tangannya erat-erat dan berkata dengan penuh penekanan, "Aku terpaksa menjadi musuhmu karena aku ingin melindungi Keluarga Handoyo. Aku nggak membencimu, apalagi berharap melihatmu mati.""Tapi, kita ... sudah berakhir. Kamu nggak perlu khawatir aku akan mengganggumu. Orang yang aku suka sekarang itu Raymond," sambung Yasmine dengan pelan.Setiap kata yang terucap dari bibir Yasmine menusuk hati Carlos. Wajahnya tampak sangat muram. Tahu begini, dia seharusnya tidak bertanya! Dia segera berdiri, lalu memasuki kamar mandi dengan ekspresi suram.Yasmine berbaring sendirian di tempat tidur, tetapi jejak Carlos
Alex membalikkan badan dan berbaring di ujung tempat tidur, lalu menarik jari tangan Yasmine sambil berkata dengan nada menggoda, "Gimana kalau malam ini aku menemanimu di sini?"Yasmine yang merasakan ketidaknyamanan di jari tangannya sangat ingin menyingkirkan tangan Alex. Namun .... Logika membuatnya sadar bahwa dia tidak boleh melakukan hal itu atau menolak Alex.Alex adalah pria kesayangan Wiselyn. Jika Alex ingin tinggal di sini, Wiselyn tidak pernah menolaknya. Akan tetapi, apabila Yasmine tidak menolak Alex dan membiarkannya tinggal di sini ....Seharusnya tidak masalah kalau nanti Yasmine menusuknya dengan jarum untuk membuatnya pingsan. Dia hanya perlu mengatakan bahwa Alex tiba-tiba sakit. Ketika Yasmine sedang memikirkan kemungkinan cara ini bisa berhasil atau tidak, tangannya tiba-tiba ditarik.Carlos berdiri di samping Yasmine dengan ekspresi muram dan berujar dengan tegas, "Maaf, dia sudah berjanji kepadaku dulu agar aku yang menemaninya beberapa hari ini."Alex memandan
Tepat pada saat ini, telapak tangan Carlos yang ramping menekan kotak tersebut. Aura dinginnya terasa sangat kuat. Dia berkata dengan tegas, "Tidak ada yang boleh menyentuh barang-barangku. Sana pergi!"Dua pengawal terlihat sangat ketakutan dan tidak berani bergerak. Alex yang kesal pun mengernyit. Setelah tinggal di rumah Keluarga Hermanto begitu lama, selain Robin dan Wiselyn, dia belum pernah melihat ada orang lain yang berani seangkuh ini.Alex pun berkata dengan kesal, "Wiselyn, semua barang ini adalah milikmu. Kamu sudah setuju untuk memberikannya padaku, jadi kenapa dia berani membantahmu?""Dia nggak boleh dibiarkan, harus diberi pelajaran!" Jika itu benar-benar adalah Wiselyn, mungkin wanita itu akan memberi pelajaran pada Felix. Namun, bagaimana mungkin Yasmine akan membela Alex?Yasmine pura-pura terpikat dan menatap Carlos seraya berkata, "Aku suka dia yang seperti ini. Alex, kalau kamu ingin peralatan kebugaran, ambil kartuku dan beli apa pun yang kamu mau. Jangan berebut