Akan tetapi, pada akhirnya Yasmine tetap menahan diri dan membiarkan Matteo pergi. Setelah membawa Matteo ke ruang makan, dia pun pergi ke lantai atas untuk mengganti pakaiannya.Yasmine tidak langsung kembali ke kamarnya, melainkan melihat ke arah taman dari jendela koridor. Malam ini, taman belakang terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ada banyak lampu bintang yang terpasang di sana sehingga membuat taman itu terlihat sangat indah.Mata Yasmine sedikit memerah dan hatinya terasa sesak dan tertekan. Selama empat tahun terakhir, selain merindukan Louis, satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah Carlos. Di tengah penderitaan dan kegelapan, Carlos menjadi satu-satunya pikiran indah Yasmine.Setelah bertemu kembali, Yasmine sulit menolak kebaikan dan segala sesuatu dari Carlos. Setiap kali berada di dekatnya, jantung Yasmine pun berdebar kencang.Namun ... memangnya kenapa? Yasmine memang merasa senang karena menyadari bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, tetapi yang lebih bany
Yasmine meninggalkan vila Keluarga Lingga bersama Louis. Tak jauh setelah mereka meninggalkan vila, sebuah mobil mewah pun berhenti di samping. Pintu mobil tampak terbuka dan Leo turun dari dalamnya.Leo mengenakan jas abu-abu terang dengan wajah yang terlihat lelah. Bahkan, ada kantung hitam di bawah matanya, seolah-olah dia tidak tidur dengan baik selama beberapa hari ini. Namun, ketika Leo melihat Yasmine, matanya sontak berbinar-binar dan ekspresinya terlihat gembira."Yasmine, kamu akhirnya keluar juga!" seru Leo. Dia adalah satu-satunya teman Yasmine di Kota Sulvan. Setelah meninggalkan vila Keluarga Lingga, Yasmine tidak memiliki uang sepeser pun, bahkan membawa Louis. Yasmine tidak mungkin berkeliaran di jalanan pada tengah malam. Itu sebabnya, dia menghubungi Leo untuk meminta bantuan."Apakah ini Louis? Dia lucu sekali," puji Leo. Dia mengulurkan tangan untuk mengelus kepala Louis dengan ramah. Namun, anak itu malah langsung bersembunyi di belakang Yasmine dengan takut.Yas
Louis memang sudah tidak begitu takut dengan Yasmine, tetapi hanya sebatas tidak menolaknya saja. Ketika dia hendak tidur, Yasmine tidak bisa tinggal di kamarnya. Jika tidak, anak itu akan terus membuka mata.Yasmine meletakkan seekor boneka domba lucu di pelukan Louis, lalu berkata dengan nada lembut, "Selamat malam, Louis." Usai itu, dia pun mematikan lampu kamar.Tidak lama setelah Yasmine pergi, Louis yang berbaring di dalam selimut dengan patuh, tiba-tiba duduk. Tangannya tampak memegang boneka domba tersebut. Mata besarnya tampak bersinar dengan cahaya dingin dan ganas di tengah kegelapan.Louis mengambil gunting, lalu memotong tanduk dan anggota badan domba. Setelah itu, Louis membelah perut domba dan mengeluarkan semua kapasnya. Melihat kapas yang berserakan di lantai, senyuman puas pun tersungging di sudut mulut Louis.Rumah yang nyaman dan hangat, dengan Louis yang berada di sisinya adalah kehidupan yang selama ini diimpikan oleh Yasmine. Dia berbaring di ranjang kamar tidurn
Carlos mendongak dan melihat Yasmine dari jendela mobil. Yasmine yang memakai gaun putih tampak ramping dan sederhana, tetapi tidak menutupi pesonanya. Di antara orang-orang yang lalu-lalang di jalanan, Yasmine tampak sangat menonjol.Ekspresi Carlos tampak muram. Dia memandang Yasmine yang berhenti di depan pintu masuk TK Cahaya Pelangi dan sedang berbicara dengan satpam. Yogi bertanya, "Tuan Muda Carlos, apa kita mau berhenti?"Carlos mengatupkan bibirnya dan ekspresinya terlihat acuh tak acuh. Dia mengalihkan pandangannya seraya menjawab, "Tidak perlu."Yogi yang tidak berdaya mendesah ketika melihat raut wajah Carlos yang acuh tak acuh dari kaca spion tengah. Mobil Maybach pun melaju pergi meninggalkan TK Cahaya Pelangi.Saat mobil melaju pergi, Yasmine seolah-olah mempunyai firasat. Dia tiba-tiba menoleh ke samping dan melihat mobil Maybach yang familier itu. Yasmine tertegun. Hatinya menjadi kacau sewaktu tatapannya tertuju pada mobil itu.Itu mobil Carlos, apa yang di dalam mobi
Leo menjelaskan, "Cabang toko baru Keluarga Mahendra ada di kota bagian selatan. Jaraknya sangat dekat dari sini. Kebetulan, tetanggamu menyewakan rumah ini. Jadi, aku pun menyewanya.""Yasmine, kelak kita itu tetangga. Mohon bantuannya, " lanjut Leo sambil tersenyum.Leo adalah anak orang kaya. Dia mempunyai banyak rumah sehingga dia selalu pindah-pindah sesuai dengan tempat kerjanya. Ini hal yang normal.Hanya saja, Yasmine tidak menyangka Leo tiba-tiba menjadi tetangganya. Dia masih tidak terbiasa."Ini roti lapis yang baru aku buat, sehat dan bergizi. Kamu nggak perlu bawa Louis beli makanan cepat saji lagi," ucap Leo. Kemudian, dia menyerahkan kantong plastik makanan kepada Yasmine. Gerak-geriknya sangat santai, lalu dia berkata lagi, "Ayo, aku sekalian antar kalian.""Ternyata, klinik baru di jalan sebelah tempatku bekerja punya Keluarga Mahendra?" tanya Yasmine yang tiba-tiba tersadar. Mereka benar-benar berjodoh.Yasmine dan Leo memang searah. Leo bukan hanya mengantar Yasmine
Matteo mengangguk dengan semangat sambil berseru, "Iya! Bibi Jasmine, Kak Louis juga sekolah di sini, ya? Aku senang sekali. Kelak, bukankah aku bisa melihatmu setiap hari?"Sepertinya begitu. Yasmine benar-benar senang bisa bertemu dengan Matteo, tetapi ....Yasmine menatap Carlos dengan curiga. Baru beberapa hari tidak bertemu, Yasmine merasa makin asing dengan Carlos. Hubungan di antara mereka berdua seolah-olah dihalangi oleh sebuah pembatas.Setelah ragu untuk beberapa saat, Yasmine berkata dengan canggung, "Tuan Muda Carlos, kamu benar-benar mau memindahkan Matteo ke sekolah ini?" Ini hanya sekolah biasa, tidak bisa dibandingkan dengan taman kanak-kanak mewah.Carlos menjawab dengan acuh tak acuh, "Memangnya tidak boleh?" Nada bicaranya sangat dingin.Yasmine pun menyahut dengan gemetaran, "Ten ... tentu saja boleh."Carlos melirik Matteo yang memeluk kaki Yasmine dengan sinis, lalu berucap dengan tidak sabar, "Masuk sendiri." Setelah itu, Carlos langsung pergi.Yasmine yang tert
Seragam Matteo ditarik sampai tampak tak karuan. Kondisinya sangat menyedihkan. Di wajahnya menggemaskan terdapat bekas cakaran yang berdarah dan memar."Matteo ...." ucap Yasmine. Dia menghampiri Matteo sambil berlinang air mata dan mencengkeram bahu Matteo dengan hati-hati. Kemudian, Yasmine yang merasa sakit hati berkata, "Sakit, nggak?"Matteo menatap Yasmine dan segera menahan kesedihannya, lalu menggeleng dengan tegar, "Nggak."Yasmine makin merasa sedih. Air matanya pun mengalir saat dia berujar, "Maaf, Matteo. Aku nggak mengajari Matteo dengan baik, makanya kamu ditindas."Sambil bicara, Yasmine menoleh dan memandang Louis yang berdiri di samping. Seragamnya sedikit kusut, seharusnya karena ditarik. Namun, selain itu, ekspresinya tetap tampak datar seperti biasanya.Louis sama sekali tidak terlihat bersalah setelah memukul Matteo. Ini pertama kalinya Yasmine merasa kesal kepada Louis. Dia menegur, "Louis, kenapa kamu pukul Matteo?"Louis mengatupkan bibirnya dan tetap tidak ber
Louis telah melukai Matteo. Jadi, apa pun konsekuensinya, Yasmine rela menanggungnya. Namun ...."Luka Matteo berdarah. Kalau mau hukum aku, kita obati dulu lukanya," kata Yasmine."Matteo itu anakku. Mau diobati atau nggak, itu bukan urusanmu!" ujar Qaila. Dia menarik Matteo dengan kasar dan hendak pergi.Matteo memberontak seraya berujar, "Aku nggak mau pergi ...."Tubuh Matteo yang kecil tidak terlalu bertenaga saat memberontak, tetapi berhasil membangkitkan amarah Qaila."Bocah sialan, kamu minta dihajar, ya?" bentak Qaila. Tampangnya yang galak sama sekali tidak seperti seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang. Benar-benar sangat mengerikan.Matteo yang ketakutan sampai gemetaran. Dia makin tidak mau ikut dengan Qaila.Sementara itu, Qaila malah menggendong Matteo dengan kasar. Dia tidak peduli dengan Matteo yang terus memberontak dan langsung pergi."Matteo!" teriak Yasmine yang khawatir. Dia ingin mengejar dan mengadang Qaila, tetapi satpam sekolah malah menghentikan Yasmine.
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe