Carlos tersenyum sembari menjawab, "Aku sudah melewatkan empat tahun, jadi tidak ingin menunggu lebih lama lagi.""Carlos, tapi kamu punya Matteo," ujar Edgar. Dia melanjutkan dengan nada serius, "Kamu bukan pria lajang biasa. Kalau kamu menikahi Yasmine, dia akan menjadi ibu tiri. Di antara Matteo dan Yasmine, siapa yang lebih penting? Pernahkah kamu memikirkannya?""Selain itu, Yasmine juga memiliki Louis. Anak itu sudah menderita sejak lahir sehingga Yasmine merasa bersalah padanya. Dia pasti ingin menebus hal tersebut dan akan menjadikan Louis prioritasnya. Bisakah kamu memperlakukan Louis seperti itu? Juga, apakah hatimu nggak akan merasa dendam?" tanya Edgar.Edgar melanjutkan dengan nada serius, "Keluarga yang baru saja terbentuk pasti memiliki banyak konflik yang nggak bisa dihindari. Kalau kamu berniat untuk melamarnya, kamu harus berjanji pada Yasmine bahwa masa depan kalian akan bahagia. Kalau kamu nggak bisa berjanji, aku sarankan sebaiknya jangan menyakiti Yasmine. Nantiny
Akan tetapi, pada akhirnya Yasmine tetap menahan diri dan membiarkan Matteo pergi. Setelah membawa Matteo ke ruang makan, dia pun pergi ke lantai atas untuk mengganti pakaiannya.Yasmine tidak langsung kembali ke kamarnya, melainkan melihat ke arah taman dari jendela koridor. Malam ini, taman belakang terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ada banyak lampu bintang yang terpasang di sana sehingga membuat taman itu terlihat sangat indah.Mata Yasmine sedikit memerah dan hatinya terasa sesak dan tertekan. Selama empat tahun terakhir, selain merindukan Louis, satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah Carlos. Di tengah penderitaan dan kegelapan, Carlos menjadi satu-satunya pikiran indah Yasmine.Setelah bertemu kembali, Yasmine sulit menolak kebaikan dan segala sesuatu dari Carlos. Setiap kali berada di dekatnya, jantung Yasmine pun berdebar kencang.Namun ... memangnya kenapa? Yasmine memang merasa senang karena menyadari bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, tetapi yang lebih bany
Yasmine meninggalkan vila Keluarga Lingga bersama Louis. Tak jauh setelah mereka meninggalkan vila, sebuah mobil mewah pun berhenti di samping. Pintu mobil tampak terbuka dan Leo turun dari dalamnya.Leo mengenakan jas abu-abu terang dengan wajah yang terlihat lelah. Bahkan, ada kantung hitam di bawah matanya, seolah-olah dia tidak tidur dengan baik selama beberapa hari ini. Namun, ketika Leo melihat Yasmine, matanya sontak berbinar-binar dan ekspresinya terlihat gembira."Yasmine, kamu akhirnya keluar juga!" seru Leo. Dia adalah satu-satunya teman Yasmine di Kota Sulvan. Setelah meninggalkan vila Keluarga Lingga, Yasmine tidak memiliki uang sepeser pun, bahkan membawa Louis. Yasmine tidak mungkin berkeliaran di jalanan pada tengah malam. Itu sebabnya, dia menghubungi Leo untuk meminta bantuan."Apakah ini Louis? Dia lucu sekali," puji Leo. Dia mengulurkan tangan untuk mengelus kepala Louis dengan ramah. Namun, anak itu malah langsung bersembunyi di belakang Yasmine dengan takut.Yas
Louis memang sudah tidak begitu takut dengan Yasmine, tetapi hanya sebatas tidak menolaknya saja. Ketika dia hendak tidur, Yasmine tidak bisa tinggal di kamarnya. Jika tidak, anak itu akan terus membuka mata.Yasmine meletakkan seekor boneka domba lucu di pelukan Louis, lalu berkata dengan nada lembut, "Selamat malam, Louis." Usai itu, dia pun mematikan lampu kamar.Tidak lama setelah Yasmine pergi, Louis yang berbaring di dalam selimut dengan patuh, tiba-tiba duduk. Tangannya tampak memegang boneka domba tersebut. Mata besarnya tampak bersinar dengan cahaya dingin dan ganas di tengah kegelapan.Louis mengambil gunting, lalu memotong tanduk dan anggota badan domba. Setelah itu, Louis membelah perut domba dan mengeluarkan semua kapasnya. Melihat kapas yang berserakan di lantai, senyuman puas pun tersungging di sudut mulut Louis.Rumah yang nyaman dan hangat, dengan Louis yang berada di sisinya adalah kehidupan yang selama ini diimpikan oleh Yasmine. Dia berbaring di ranjang kamar tidurn
Carlos mendongak dan melihat Yasmine dari jendela mobil. Yasmine yang memakai gaun putih tampak ramping dan sederhana, tetapi tidak menutupi pesonanya. Di antara orang-orang yang lalu-lalang di jalanan, Yasmine tampak sangat menonjol.Ekspresi Carlos tampak muram. Dia memandang Yasmine yang berhenti di depan pintu masuk TK Cahaya Pelangi dan sedang berbicara dengan satpam. Yogi bertanya, "Tuan Muda Carlos, apa kita mau berhenti?"Carlos mengatupkan bibirnya dan ekspresinya terlihat acuh tak acuh. Dia mengalihkan pandangannya seraya menjawab, "Tidak perlu."Yogi yang tidak berdaya mendesah ketika melihat raut wajah Carlos yang acuh tak acuh dari kaca spion tengah. Mobil Maybach pun melaju pergi meninggalkan TK Cahaya Pelangi.Saat mobil melaju pergi, Yasmine seolah-olah mempunyai firasat. Dia tiba-tiba menoleh ke samping dan melihat mobil Maybach yang familier itu. Yasmine tertegun. Hatinya menjadi kacau sewaktu tatapannya tertuju pada mobil itu.Itu mobil Carlos, apa yang di dalam mobi
Leo menjelaskan, "Cabang toko baru Keluarga Mahendra ada di kota bagian selatan. Jaraknya sangat dekat dari sini. Kebetulan, tetanggamu menyewakan rumah ini. Jadi, aku pun menyewanya.""Yasmine, kelak kita itu tetangga. Mohon bantuannya, " lanjut Leo sambil tersenyum.Leo adalah anak orang kaya. Dia mempunyai banyak rumah sehingga dia selalu pindah-pindah sesuai dengan tempat kerjanya. Ini hal yang normal.Hanya saja, Yasmine tidak menyangka Leo tiba-tiba menjadi tetangganya. Dia masih tidak terbiasa."Ini roti lapis yang baru aku buat, sehat dan bergizi. Kamu nggak perlu bawa Louis beli makanan cepat saji lagi," ucap Leo. Kemudian, dia menyerahkan kantong plastik makanan kepada Yasmine. Gerak-geriknya sangat santai, lalu dia berkata lagi, "Ayo, aku sekalian antar kalian.""Ternyata, klinik baru di jalan sebelah tempatku bekerja punya Keluarga Mahendra?" tanya Yasmine yang tiba-tiba tersadar. Mereka benar-benar berjodoh.Yasmine dan Leo memang searah. Leo bukan hanya mengantar Yasmine
Matteo mengangguk dengan semangat sambil berseru, "Iya! Bibi Jasmine, Kak Louis juga sekolah di sini, ya? Aku senang sekali. Kelak, bukankah aku bisa melihatmu setiap hari?"Sepertinya begitu. Yasmine benar-benar senang bisa bertemu dengan Matteo, tetapi ....Yasmine menatap Carlos dengan curiga. Baru beberapa hari tidak bertemu, Yasmine merasa makin asing dengan Carlos. Hubungan di antara mereka berdua seolah-olah dihalangi oleh sebuah pembatas.Setelah ragu untuk beberapa saat, Yasmine berkata dengan canggung, "Tuan Muda Carlos, kamu benar-benar mau memindahkan Matteo ke sekolah ini?" Ini hanya sekolah biasa, tidak bisa dibandingkan dengan taman kanak-kanak mewah.Carlos menjawab dengan acuh tak acuh, "Memangnya tidak boleh?" Nada bicaranya sangat dingin.Yasmine pun menyahut dengan gemetaran, "Ten ... tentu saja boleh."Carlos melirik Matteo yang memeluk kaki Yasmine dengan sinis, lalu berucap dengan tidak sabar, "Masuk sendiri." Setelah itu, Carlos langsung pergi.Yasmine yang tert
Seragam Matteo ditarik sampai tampak tak karuan. Kondisinya sangat menyedihkan. Di wajahnya menggemaskan terdapat bekas cakaran yang berdarah dan memar."Matteo ...." ucap Yasmine. Dia menghampiri Matteo sambil berlinang air mata dan mencengkeram bahu Matteo dengan hati-hati. Kemudian, Yasmine yang merasa sakit hati berkata, "Sakit, nggak?"Matteo menatap Yasmine dan segera menahan kesedihannya, lalu menggeleng dengan tegar, "Nggak."Yasmine makin merasa sedih. Air matanya pun mengalir saat dia berujar, "Maaf, Matteo. Aku nggak mengajari Matteo dengan baik, makanya kamu ditindas."Sambil bicara, Yasmine menoleh dan memandang Louis yang berdiri di samping. Seragamnya sedikit kusut, seharusnya karena ditarik. Namun, selain itu, ekspresinya tetap tampak datar seperti biasanya.Louis sama sekali tidak terlihat bersalah setelah memukul Matteo. Ini pertama kalinya Yasmine merasa kesal kepada Louis. Dia menegur, "Louis, kenapa kamu pukul Matteo?"Louis mengatupkan bibirnya dan tetap tidak ber