Seragam Matteo ditarik sampai tampak tak karuan. Kondisinya sangat menyedihkan. Di wajahnya menggemaskan terdapat bekas cakaran yang berdarah dan memar."Matteo ...." ucap Yasmine. Dia menghampiri Matteo sambil berlinang air mata dan mencengkeram bahu Matteo dengan hati-hati. Kemudian, Yasmine yang merasa sakit hati berkata, "Sakit, nggak?"Matteo menatap Yasmine dan segera menahan kesedihannya, lalu menggeleng dengan tegar, "Nggak."Yasmine makin merasa sedih. Air matanya pun mengalir saat dia berujar, "Maaf, Matteo. Aku nggak mengajari Matteo dengan baik, makanya kamu ditindas."Sambil bicara, Yasmine menoleh dan memandang Louis yang berdiri di samping. Seragamnya sedikit kusut, seharusnya karena ditarik. Namun, selain itu, ekspresinya tetap tampak datar seperti biasanya.Louis sama sekali tidak terlihat bersalah setelah memukul Matteo. Ini pertama kalinya Yasmine merasa kesal kepada Louis. Dia menegur, "Louis, kenapa kamu pukul Matteo?"Louis mengatupkan bibirnya dan tetap tidak ber
Louis telah melukai Matteo. Jadi, apa pun konsekuensinya, Yasmine rela menanggungnya. Namun ...."Luka Matteo berdarah. Kalau mau hukum aku, kita obati dulu lukanya," kata Yasmine."Matteo itu anakku. Mau diobati atau nggak, itu bukan urusanmu!" ujar Qaila. Dia menarik Matteo dengan kasar dan hendak pergi.Matteo memberontak seraya berujar, "Aku nggak mau pergi ...."Tubuh Matteo yang kecil tidak terlalu bertenaga saat memberontak, tetapi berhasil membangkitkan amarah Qaila."Bocah sialan, kamu minta dihajar, ya?" bentak Qaila. Tampangnya yang galak sama sekali tidak seperti seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang. Benar-benar sangat mengerikan.Matteo yang ketakutan sampai gemetaran. Dia makin tidak mau ikut dengan Qaila.Sementara itu, Qaila malah menggendong Matteo dengan kasar. Dia tidak peduli dengan Matteo yang terus memberontak dan langsung pergi."Matteo!" teriak Yasmine yang khawatir. Dia ingin mengejar dan mengadang Qaila, tetapi satpam sekolah malah menghentikan Yasmine.
Di kediaman tua Keluarga Lingga, Qaila membawa Matteo yang terluka pulang. Dia membumbui ceritanya dengan ekspresi yang sangat sedih.Awalnya, Qaila mengira Paulus dan Fidela akan marah besar, lalu memukul Yasmine. Alhasil, Paulus hanya duduk di sofa dengan tenang dan memandang Qaila dengan acuh tak acuh. Paulus sama sekali tidak berbicara.Bahkan, Fidela yang biasanya gampang emosi hanya memperhatikan luka Matteo dan tidak mengungkit hukuman Yasmine sedikit pun. Qaila sangat terkejut dan tidak rela.Kemudian, Qaila melanjutkan perkataannya dengan geram, "Yasmine pasti sengaja menghasut anaknya untuk memukul Matteo. Kita nggak boleh melepaskannya begitu saja karena membuat Matteo terluka parah."Fidela memeluk Matteo yang lukanya sudah selesai diobati seraya menatap Qaila dengan acuh tak acuh. Dia berkata, "Kenapa nggak boleh melepaskannya?""Tentu saja kita harus menangkap Yasmine, lalu membalas Yasmine berkali-kali lipat atas luka yang diderita Matteo. Kalau anak yang berbuat salah,
Ketika sampai di kediaman tua, Yasmine baru tahu bahwa Carlos sudah membawa Matteo pulang. Kemudian, Yasmine pun pergi ke vila Carlos.Pengawal yang berjaga bahkan tidak mengadang Yasmine. Gempita malah berucap sambil tersenyum lebar, "Nyonya Yasmine, kamu sudah pulang."Yasmine merasa canggung saat pulang ke vila Carlos. Dia bertanya, "Matteo di mana?"Sebelum Gempita sempat menjawab, suara seorang pria yang acuh tak acuh terdengar dari tangga. "Dia sudah tidur."Carlos yang memakai kemeja abu-abu berdiri di tangga dan memandang Yasmine dengan sikap yang arogan. Raut wajah Carlos tampak dingin.Jantung Yasmine berdebar kencang. Hari ini, Louis memukul Matteo. Jadi, Carlos pasti marah.Yasmine bertanya dengan canggung, "Apa aku boleh melihatnya?"Carlos hanya memandang Yasmine dengan ekspresi muram dan tidak berbicara. Suasana di ruangan sangat hening. Yasmine makin merasa canggung dan malu.Yasmine meremas tangannya dan berujar, "Maaf .... Aku nggak mengajari Louis dengan baik makanya
Perasaan ini membuat Yasmine memberanikan dirinya. Bukan menghindar, tetapi menghadapi.Sementara itu, di luar vila Keluarga Lingga, mobil Carlos pun berhenti di tepi jalan setelah meninggalkan vila. Carlos memandang vilanya dari jarak jauh dengan ekspresi muram.Yogi yang tidak mengerti bertanya, "Tuan Muda Carlos, Nyonya Jasmine jarang-jarang bisa datang. Kenapa kamu nggak tinggal di vila bersamanya?" Malam yang sunyi ini adalah kesempatan yang langka. Momen ini juga bisa mendekatkan hubungan mereka.Carlos menjawab, "Dia tidak nyaman." Di depan Carlos, Yasmine sangat kagok. Kemudian, Carlos memberi perintah, "Selidiki Louis lagi. Anak ini tidak biasa."....Di kediaman Keluarga Bahar. Qaila yang kesal membanting meja untuk melampiaskan emosinya. Namun, sebelum selesai meluapkan seluruh kekesalannya, Lisa berjalan keluar dan menampar Qaila.Tenaga Lisa sangat kuat sehingga Qaila tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang berdarah."Lisa, beraninya kamu pukul aku! Kamu gila, ya?" te
Leo berkata dengan suara rendah, "Lingkungan tempat tinggal Louis sangat buruk sejak kecil. Bisa dibilang bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang bersikap baik terhadapnya dan kalian memiliki hubungan darah. Dia sangat bergantung padamu sekarang. Dia pasti takut kamu direbut oleh orang lain."Dengan kata lain, Louis melukai Matteo karena Yasmine bersikap baik terhadapnya. Ini adalah perasaan iri yang dimiliki oleh anak kecil. Apalagi, Louis yang sangat kekurangan perasaan aman.Yasmine tidak bisa mendeskripsikan perasaannya untuk sekarang. Dia berharap Louis dan Matteo bisa menjadi sahabat, tetapi tidak menyangka bahwa Louis akan cemburu seperti ini. Dia sudah ceroboh sehingga menyebabkan kedua anak ini sama-sama terluka."Yasmine, demi kebaikan Louis, sebaiknya kamu menjauh dari Matteo," usul Leo. Sorot matanya samar-samar menunjukkan bahwa dia berharap Yasmine akan menyetujuinya. Asalkan Yasmine menjauh dari Matteo, dia pasti juga akan menjauh dari Carlos yang merupakan musuh terbe
Wajah Matteo ditempel plester, rona wajahnya juga sudah lebih baik daripada kemarin. Begitu melihat Yasmine, matanya langsung berbinar-binar. Dia hendak berlari menghampiri dan memeluk kaki Yasmine, tetapi sontak berhenti saat melihat Louis.Penampilannya yang ketakutan ini benar-benar membuat Yasmine merasa sedih. Kemudian, Yasmine menggandeng Louis ke hadapan mereka. Dia berkata, "Louis sudah menyadari kesalahannya. Dia juga berjanji akan berteman baik dengan Matteo.""Serius?" Matteo sangat senang mendengarnya. Dia mengulurkan tangannya dengan senang sembari memanggil, "Kak Louis."Louis menatap tangan mungil Matteo dengan ekspresi kaku dan tidak merespons. Melihat ini, ekspresi Matteo yang dipenuhi harapan menjadi makin suram seiring berlalunya waktu.Yasmine tahu sikap Louis yang kaku. Meskipun telah berjanji akan berteman baik dengan Matteo, anak ini tidak mungkin berinisiatif mendekati orang.Ketika Yasmine hendak menghibur Matteo, dia tiba-tiba mendapati bahwa Louis sudah mengu
Beberapa saat kemudian, Yasmine baru membalas, "Aku kurang pintar masak. Matteo, gimana kalau kita pesan makanan saja?"Matteo tentu tidak keberatan asalkan dia bisa makan bersama Yasmine. Ketika dia ingin mengangguk dengan patuh, Carlos tiba-tiba menyela sambil menatap Yasmine dengan tatapan tajam, "Kamu selalu pesan makanan dari luar?"Tidak masalah jika Yasmine selalu memesan makanan dari luar, tetapi anak kecil tidak boleh. Yasmine pun merasa sangat malu karena pertanyaan ini. Jadi, dia menjawab dengan lirih, "Aku sedang belajar masak."Keterampilan medis Yasmine sangat luar biasa, tetapi keterampilan memasaknya sangat buruk. Hingga saat ini, rasa masakannya masih tidak enak.Melihat Yasmine yang sama sekali tidak memiliki kemajuan, Carlos berkata dengan pasrah, "Aku yang akan memasak."Yasmine merasa sangat canggung. "Eh, begini kurang bagus, 'kan ...."Carlos maju selangkah sehingga jaraknya menjadi makin dekat dengan Yasmine. Dia menatap Yasmine dengan sorot mata mendalam, lalu
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe