Leo menjelaskan, "Cabang toko baru Keluarga Mahendra ada di kota bagian selatan. Jaraknya sangat dekat dari sini. Kebetulan, tetanggamu menyewakan rumah ini. Jadi, aku pun menyewanya.""Yasmine, kelak kita itu tetangga. Mohon bantuannya, " lanjut Leo sambil tersenyum.Leo adalah anak orang kaya. Dia mempunyai banyak rumah sehingga dia selalu pindah-pindah sesuai dengan tempat kerjanya. Ini hal yang normal.Hanya saja, Yasmine tidak menyangka Leo tiba-tiba menjadi tetangganya. Dia masih tidak terbiasa."Ini roti lapis yang baru aku buat, sehat dan bergizi. Kamu nggak perlu bawa Louis beli makanan cepat saji lagi," ucap Leo. Kemudian, dia menyerahkan kantong plastik makanan kepada Yasmine. Gerak-geriknya sangat santai, lalu dia berkata lagi, "Ayo, aku sekalian antar kalian.""Ternyata, klinik baru di jalan sebelah tempatku bekerja punya Keluarga Mahendra?" tanya Yasmine yang tiba-tiba tersadar. Mereka benar-benar berjodoh.Yasmine dan Leo memang searah. Leo bukan hanya mengantar Yasmine
Matteo mengangguk dengan semangat sambil berseru, "Iya! Bibi Jasmine, Kak Louis juga sekolah di sini, ya? Aku senang sekali. Kelak, bukankah aku bisa melihatmu setiap hari?"Sepertinya begitu. Yasmine benar-benar senang bisa bertemu dengan Matteo, tetapi ....Yasmine menatap Carlos dengan curiga. Baru beberapa hari tidak bertemu, Yasmine merasa makin asing dengan Carlos. Hubungan di antara mereka berdua seolah-olah dihalangi oleh sebuah pembatas.Setelah ragu untuk beberapa saat, Yasmine berkata dengan canggung, "Tuan Muda Carlos, kamu benar-benar mau memindahkan Matteo ke sekolah ini?" Ini hanya sekolah biasa, tidak bisa dibandingkan dengan taman kanak-kanak mewah.Carlos menjawab dengan acuh tak acuh, "Memangnya tidak boleh?" Nada bicaranya sangat dingin.Yasmine pun menyahut dengan gemetaran, "Ten ... tentu saja boleh."Carlos melirik Matteo yang memeluk kaki Yasmine dengan sinis, lalu berucap dengan tidak sabar, "Masuk sendiri." Setelah itu, Carlos langsung pergi.Yasmine yang tert
Seragam Matteo ditarik sampai tampak tak karuan. Kondisinya sangat menyedihkan. Di wajahnya menggemaskan terdapat bekas cakaran yang berdarah dan memar."Matteo ...." ucap Yasmine. Dia menghampiri Matteo sambil berlinang air mata dan mencengkeram bahu Matteo dengan hati-hati. Kemudian, Yasmine yang merasa sakit hati berkata, "Sakit, nggak?"Matteo menatap Yasmine dan segera menahan kesedihannya, lalu menggeleng dengan tegar, "Nggak."Yasmine makin merasa sedih. Air matanya pun mengalir saat dia berujar, "Maaf, Matteo. Aku nggak mengajari Matteo dengan baik, makanya kamu ditindas."Sambil bicara, Yasmine menoleh dan memandang Louis yang berdiri di samping. Seragamnya sedikit kusut, seharusnya karena ditarik. Namun, selain itu, ekspresinya tetap tampak datar seperti biasanya.Louis sama sekali tidak terlihat bersalah setelah memukul Matteo. Ini pertama kalinya Yasmine merasa kesal kepada Louis. Dia menegur, "Louis, kenapa kamu pukul Matteo?"Louis mengatupkan bibirnya dan tetap tidak ber
Louis telah melukai Matteo. Jadi, apa pun konsekuensinya, Yasmine rela menanggungnya. Namun ...."Luka Matteo berdarah. Kalau mau hukum aku, kita obati dulu lukanya," kata Yasmine."Matteo itu anakku. Mau diobati atau nggak, itu bukan urusanmu!" ujar Qaila. Dia menarik Matteo dengan kasar dan hendak pergi.Matteo memberontak seraya berujar, "Aku nggak mau pergi ...."Tubuh Matteo yang kecil tidak terlalu bertenaga saat memberontak, tetapi berhasil membangkitkan amarah Qaila."Bocah sialan, kamu minta dihajar, ya?" bentak Qaila. Tampangnya yang galak sama sekali tidak seperti seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang. Benar-benar sangat mengerikan.Matteo yang ketakutan sampai gemetaran. Dia makin tidak mau ikut dengan Qaila.Sementara itu, Qaila malah menggendong Matteo dengan kasar. Dia tidak peduli dengan Matteo yang terus memberontak dan langsung pergi."Matteo!" teriak Yasmine yang khawatir. Dia ingin mengejar dan mengadang Qaila, tetapi satpam sekolah malah menghentikan Yasmine.
Di kediaman tua Keluarga Lingga, Qaila membawa Matteo yang terluka pulang. Dia membumbui ceritanya dengan ekspresi yang sangat sedih.Awalnya, Qaila mengira Paulus dan Fidela akan marah besar, lalu memukul Yasmine. Alhasil, Paulus hanya duduk di sofa dengan tenang dan memandang Qaila dengan acuh tak acuh. Paulus sama sekali tidak berbicara.Bahkan, Fidela yang biasanya gampang emosi hanya memperhatikan luka Matteo dan tidak mengungkit hukuman Yasmine sedikit pun. Qaila sangat terkejut dan tidak rela.Kemudian, Qaila melanjutkan perkataannya dengan geram, "Yasmine pasti sengaja menghasut anaknya untuk memukul Matteo. Kita nggak boleh melepaskannya begitu saja karena membuat Matteo terluka parah."Fidela memeluk Matteo yang lukanya sudah selesai diobati seraya menatap Qaila dengan acuh tak acuh. Dia berkata, "Kenapa nggak boleh melepaskannya?""Tentu saja kita harus menangkap Yasmine, lalu membalas Yasmine berkali-kali lipat atas luka yang diderita Matteo. Kalau anak yang berbuat salah,
Ketika sampai di kediaman tua, Yasmine baru tahu bahwa Carlos sudah membawa Matteo pulang. Kemudian, Yasmine pun pergi ke vila Carlos.Pengawal yang berjaga bahkan tidak mengadang Yasmine. Gempita malah berucap sambil tersenyum lebar, "Nyonya Yasmine, kamu sudah pulang."Yasmine merasa canggung saat pulang ke vila Carlos. Dia bertanya, "Matteo di mana?"Sebelum Gempita sempat menjawab, suara seorang pria yang acuh tak acuh terdengar dari tangga. "Dia sudah tidur."Carlos yang memakai kemeja abu-abu berdiri di tangga dan memandang Yasmine dengan sikap yang arogan. Raut wajah Carlos tampak dingin.Jantung Yasmine berdebar kencang. Hari ini, Louis memukul Matteo. Jadi, Carlos pasti marah.Yasmine bertanya dengan canggung, "Apa aku boleh melihatnya?"Carlos hanya memandang Yasmine dengan ekspresi muram dan tidak berbicara. Suasana di ruangan sangat hening. Yasmine makin merasa canggung dan malu.Yasmine meremas tangannya dan berujar, "Maaf .... Aku nggak mengajari Louis dengan baik makanya
Perasaan ini membuat Yasmine memberanikan dirinya. Bukan menghindar, tetapi menghadapi.Sementara itu, di luar vila Keluarga Lingga, mobil Carlos pun berhenti di tepi jalan setelah meninggalkan vila. Carlos memandang vilanya dari jarak jauh dengan ekspresi muram.Yogi yang tidak mengerti bertanya, "Tuan Muda Carlos, Nyonya Jasmine jarang-jarang bisa datang. Kenapa kamu nggak tinggal di vila bersamanya?" Malam yang sunyi ini adalah kesempatan yang langka. Momen ini juga bisa mendekatkan hubungan mereka.Carlos menjawab, "Dia tidak nyaman." Di depan Carlos, Yasmine sangat kagok. Kemudian, Carlos memberi perintah, "Selidiki Louis lagi. Anak ini tidak biasa."....Di kediaman Keluarga Bahar. Qaila yang kesal membanting meja untuk melampiaskan emosinya. Namun, sebelum selesai meluapkan seluruh kekesalannya, Lisa berjalan keluar dan menampar Qaila.Tenaga Lisa sangat kuat sehingga Qaila tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang berdarah."Lisa, beraninya kamu pukul aku! Kamu gila, ya?" te
Leo berkata dengan suara rendah, "Lingkungan tempat tinggal Louis sangat buruk sejak kecil. Bisa dibilang bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang bersikap baik terhadapnya dan kalian memiliki hubungan darah. Dia sangat bergantung padamu sekarang. Dia pasti takut kamu direbut oleh orang lain."Dengan kata lain, Louis melukai Matteo karena Yasmine bersikap baik terhadapnya. Ini adalah perasaan iri yang dimiliki oleh anak kecil. Apalagi, Louis yang sangat kekurangan perasaan aman.Yasmine tidak bisa mendeskripsikan perasaannya untuk sekarang. Dia berharap Louis dan Matteo bisa menjadi sahabat, tetapi tidak menyangka bahwa Louis akan cemburu seperti ini. Dia sudah ceroboh sehingga menyebabkan kedua anak ini sama-sama terluka."Yasmine, demi kebaikan Louis, sebaiknya kamu menjauh dari Matteo," usul Leo. Sorot matanya samar-samar menunjukkan bahwa dia berharap Yasmine akan menyetujuinya. Asalkan Yasmine menjauh dari Matteo, dia pasti juga akan menjauh dari Carlos yang merupakan musuh terbe