Setiap kata-kata Jonas sangat menguji batas kesabaran Carlos. Semua kendali dan akal sehat Carlos langsung hancur di momen itu. Dia menekan belati tersebut dengan emosi dan ingin membuat Jonas langsung menghilang selamanya dari dunia ini."Jangan membunuhnya!" seru Yasmine. Dia buru-buru meraih tangan Carlos sehingga belati itu berhenti tepat sebelum Jonas kehilangan nyawa.Dengan mata yang memerah, Carlos berkata dengan kejam, "Yasmine, dia sudah mengurungmu, mencelakaimu, dan bahkan melukaimu. Apa kamu masih tidak tega untuk membunuhnya? Mungkinkah kamu jatuh cinta padanya setelah empat tahun bersama?"Yasmine memandang Carlos dengan heran. Pertanyaan yang dilontarkan oleh pria ini benar-benar konyol. Dia seolah-olah sedang cemburu secara tidak masuk akal."Selama empat tahun ini, aku nggak pernah berhenti berpikir untuk membunuhnya. Aku bahkan pernah membayangkan berbagai macam cara untuk membunuhnya. Tapi, aku sudah nggak ingin melakukannya sekarang," jawab Yasmine.Wanita itu meng
"Berhenti!" teriak Jonas dengan frustrasi. Yasmine segera menghentikan langkahnya dan menundukkan kepala untuk melihat rantai besi. "Tuan Muda Carlos, ini kira-kira sudah berapa panjang?""Tiga meter," jawab Carlos. Dia mengambil rantai besi tiga meter yang sudah dipersiapkannya dan menggantinya untuk Yasmine.Melihat keberhasilan mereka, Jonas menggertakkan giginya dengan sorot mata penuh kebencian dan amarah. Jonas berkata, "Apa kalian kira dengan menangkapku, semuanya akan selesai begitu saja? Hehehe. Kalian berdua jangan terlalu optimis."Yasmine mengernyit dan merasa tidak tenang. Jonas adalah orang yang licik. Mungkinkah dia masih memiliki rencana tersembunyi?....Pada pukul 15.30 sore, anak Yasmine sudah tiba. Ketika Yasmine melihat anaknya di luar jendela, matanya memerah dan air mata sontak mengalir di pipinya. Setelah terpisah selama tiga tahun, rasa sedih dan kerinduan yang menghantuinya sepanjang hari telah memenuhi hati Yasmine sekarang.Akhirnya, Yasmine bisa bertemu den
"Maaf sudah mengagetkanmu. Jangan takut. Mama nggak akan ke sana, ya?" ucap Yasmine. Dia duduk di sofa. Dengan pandangan yang sejajar, ketakutan yang dirasakan anaknya mungkin bisa berkurang.Yasmine bertanya, "Bagaimana kalau Mama hanya duduk di sini dan berbicara denganmu?" Masih tidak ada tanggapan dari anak itu. Dia tetap duduk di pojok dengan mata penuh kewaspadaan, bahkan jarang berkedip.Adegan ini membuat hati Yasmine makin tersayat. Dia sebenarnya telah mempersiapkan banyak kata-kata untuk mendekatkan dirinya pada anak itu. Namun, saat ini, kata-kata itu seperti tertahan di mulutnya.Yasmine tahu bahwa pendekatan dan kehadirannya hanya akan membuat anak itu makin ketakutan. Dia tidak tega melihat anaknya seperti ini. Meskipun sangat ingin memeluk dan menatap anak itu lebih lama, Yasmine malah berusaha keras untuk menahan keinginan tersebut.Yasmine berkata, "Baiklah, Mama akan pergi sekarang. Kamu sendirian saja di sini, ya? Kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan di s
Sembari ditatap Yasmine dengan curiga, Carlos tetap bersikap tenang tanpa ragu sedikit pun. Dia menunjuk buah-buahan yang ada di samping sembari berkata, "Layani aku dengan baik. Kalau suasana hatiku membaik, progresnya akan makin cepat."Yasmine tidak bisa berkata-kata. Dia tersenyum tak berdaya, lalu mengambil sepotong buah dengan garpu dan mengarahkannya ke samping mulut Carlos. Pria itu membuka mulutnya dan mengunyah dengan senang.Dengan harapan bisa terbebas dari bom, Yasmine hampir tidak pernah menjauh dari Carlos, selain dari waktu yang dihabiskannya bersama Louis. Ketika Carlos sedang mempelajari cara membongkar bom, Yasmine akan duduk di sampingnya, memberinya teh, air, dan buah.Awalnya, Yasmine merasa agak canggung. Namun, dia menjadi makin terbiasa seiring berjalannya waktu. Bukan hanya berjalan harmonis, hubungan kedua orang itu juga diam-diam memancarkan aura romantis yang makin mendalam.Suatu malam, Carlos melakukan obrolan video jarak jauh dengan seorang ahli di lapto
Ketika Yasmine bangun keesokan harinya, efek samping dari mimpinya membuatnya tidak berani langsung membuka mata untuk menghadapi Carlos. Dia takut bahwa ketidaknyamanannya akan terekspos.Yasmine mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, lalu merenungkan dalam hatinya sejenak sebelum akhirnya perlahan membuka matanya. Namun, dia menyadari bahwa Carlos yang biasanya duduk di ujung ranjang dan mengucapkan "selamat pagi" kepadanya itu ... tidak ada di dalam kamar!Yasmine seketika tidak terbiasa dengan hal ini. Selanjutnya, dia menyadari bahwa bukan hanya Carlos yang tidak ada, bahkan Jonas yang berada di bawah ranjang selama beberapa hari ini pun sudah tiada!Yasmine buru-buru mengangkat pergelangan tangannya. Kini, hanya ada bekas yang samar di sana, tetapi borgolnya sudah menghilang! Apakah Carlos berhasil melepaskan bomnya ketika dia sedang tidur tadi malam?Baguslah! Yasmine akhirnya bebas! Dengan mata memerah, Yasmine segera bangun dari ranjang dan bergegas keluar. Dia bertanya ke
Carlos tersenyum sembari menjawab, "Aku sudah melewatkan empat tahun, jadi tidak ingin menunggu lebih lama lagi.""Carlos, tapi kamu punya Matteo," ujar Edgar. Dia melanjutkan dengan nada serius, "Kamu bukan pria lajang biasa. Kalau kamu menikahi Yasmine, dia akan menjadi ibu tiri. Di antara Matteo dan Yasmine, siapa yang lebih penting? Pernahkah kamu memikirkannya?""Selain itu, Yasmine juga memiliki Louis. Anak itu sudah menderita sejak lahir sehingga Yasmine merasa bersalah padanya. Dia pasti ingin menebus hal tersebut dan akan menjadikan Louis prioritasnya. Bisakah kamu memperlakukan Louis seperti itu? Juga, apakah hatimu nggak akan merasa dendam?" tanya Edgar.Edgar melanjutkan dengan nada serius, "Keluarga yang baru saja terbentuk pasti memiliki banyak konflik yang nggak bisa dihindari. Kalau kamu berniat untuk melamarnya, kamu harus berjanji pada Yasmine bahwa masa depan kalian akan bahagia. Kalau kamu nggak bisa berjanji, aku sarankan sebaiknya jangan menyakiti Yasmine. Nantiny
Akan tetapi, pada akhirnya Yasmine tetap menahan diri dan membiarkan Matteo pergi. Setelah membawa Matteo ke ruang makan, dia pun pergi ke lantai atas untuk mengganti pakaiannya.Yasmine tidak langsung kembali ke kamarnya, melainkan melihat ke arah taman dari jendela koridor. Malam ini, taman belakang terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ada banyak lampu bintang yang terpasang di sana sehingga membuat taman itu terlihat sangat indah.Mata Yasmine sedikit memerah dan hatinya terasa sesak dan tertekan. Selama empat tahun terakhir, selain merindukan Louis, satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah Carlos. Di tengah penderitaan dan kegelapan, Carlos menjadi satu-satunya pikiran indah Yasmine.Setelah bertemu kembali, Yasmine sulit menolak kebaikan dan segala sesuatu dari Carlos. Setiap kali berada di dekatnya, jantung Yasmine pun berdebar kencang.Namun ... memangnya kenapa? Yasmine memang merasa senang karena menyadari bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, tetapi yang lebih bany
Yasmine meninggalkan vila Keluarga Lingga bersama Louis. Tak jauh setelah mereka meninggalkan vila, sebuah mobil mewah pun berhenti di samping. Pintu mobil tampak terbuka dan Leo turun dari dalamnya.Leo mengenakan jas abu-abu terang dengan wajah yang terlihat lelah. Bahkan, ada kantung hitam di bawah matanya, seolah-olah dia tidak tidur dengan baik selama beberapa hari ini. Namun, ketika Leo melihat Yasmine, matanya sontak berbinar-binar dan ekspresinya terlihat gembira."Yasmine, kamu akhirnya keluar juga!" seru Leo. Dia adalah satu-satunya teman Yasmine di Kota Sulvan. Setelah meninggalkan vila Keluarga Lingga, Yasmine tidak memiliki uang sepeser pun, bahkan membawa Louis. Yasmine tidak mungkin berkeliaran di jalanan pada tengah malam. Itu sebabnya, dia menghubungi Leo untuk meminta bantuan."Apakah ini Louis? Dia lucu sekali," puji Leo. Dia mengulurkan tangan untuk mengelus kepala Louis dengan ramah. Namun, anak itu malah langsung bersembunyi di belakang Yasmine dengan takut.Yas