"Nona Besar Keluarga Handoyo nggak lagi menjadi faktor penentu bagi Keluarga Handoyo. Jadi, lebih baik kita nggak perlu berhubungan," ujar Yasmine.Edgar membeku di tempatnya dengan wajah pucat. Reaksi tenang Yasmine di luar ekspektasinya. Wanita itu tidak mengeluh, membenci, atau mengharapkan apa pun. Dia sepenuhnya menganggap mereka sebagai orang asing. Dia tidak peduli lagi dengan hubungan darah. Namun ...."Yasmine, aku minta maaf. Kesalahan saat itu memang tanggung jawab kami, kami sudah mengecewakanmu. Masuk akal kalau kamu nggak mau mengakui kami sebagai keluarga. Aku nggak seharusnya mengganggumu," ujar Edgar.Edgar menggertakkan giginya dengan tak berdaya, lalu melanjutkan, "Tapi ... sejak kakek diracuni, kesehatannya terus menurun. Kondisinya makin buruk dari hari ke hari dan obat pun sudah nggak berpengaruh.""Hidupnya nggak akan lama lagi." Edgar memohon, "Satu-satunya harapannya adalah bertemu denganmu lagi, Yasmine. Aku mohon, temui dia, oke?"Ketenangan Yasmine sedikit g
Setelah Carlos menyatakan hubungan antara dirinya dan Qaila sejelas-jelasnya, Qaila berkata dengan malu, sedih, dan juga tidak rela, "Carlos ... kamu nggak boleh sekejam ini padaku. Bagaimanapun, aku sudah melahirkan anakmu ....""Kalau bukan karena Matteo, kamu tidak akan bisa hidup sampai sekarang," balas Carlos dengan dingin. Kemudian, Carlos melambaikan tangannya dengan muak dan memerintahkan, "Usir dia keluar!""Carlos ... jangan, Carlos ...," ratap Qaila. tanpa menyerah. Namun, dia tidak mampu melawan kekuatan pengawal dan tetap diseret keluar dengan kasar.Suara ratapan Qaila makin lama makin jauh hingga akhirnya menghilang. Tak lama, ruangan itu kembali menjadi sunyi, tetapi jantung Yasmine justru berdegup kencang bak genderang perang.Yasmine tidak menyangka bahwa Carlos dan Qaila sama sekali tidak menikah selama empat tahun ini, melainkan sudah lama putus. Dia selalu mengira bahwa mereka adalah keluarga bahagia.Setelah mengusir Qaila, Carlos menoleh ke arah Yasmine. Matanya
Lisa menahan niat membunuhnya dan berkata dengan dingin, "Aku ingin menyelamatkan Tuan Jonas, kamu harus membantuku."Qaila sontak menolak dengan panik, "Orang yang ditangkap Carlos pasti dijaga dengan ketat, siapa pun nggak bisa menyelamatkan Jonas! Apa yang bisa kulakukan? Aku nggak bisa membantumu!"Lisa lantas berkata, "Qaila, apa kamu nggak ingin kembali ke sisi Carlos? Bantu aku, aku punya cara untuk melenyapkan Yasmine dan menjadikanmu istri Carlos.""Mau pasrah pada takdir dan menunggu kematian di sini atau mau berjuang demi kemuliaan, kemakmuran, dan masa depan cerah. Kamu pilih sendiri," lanjut Lisa dengan sinis sambil melepaskan leher Qaila.Qaila tertegun di tempatnya. Hasrat di dalam hatinya segera mengalahkan rasa takutnya, lalu sorot matanya menjadi liar.....Setelah makan siang, Matteo dibawa ke dalam vila. Sambil berlari penuh semangat ke dalam ruangan dengan kaki kecilnya, dia berteriak, "Kakak Intel, aku merindukanmu ...."Kata-kata Matteo tercekat di tenggorokannya
Hal itu tak mungkin membuat orang lain tidak berpikir lebih banyak. Sembari merenung, mata Yasmine tidak sengaja bertemu dengan Carlos. Tatapan pria itu terlihat dalam, gembira, dan membara layaknya api.Yasmine buru-buru menundukkan kepalanya seraya mengusap rambutnya dengan gelisah. Melihat reaksi Yasmine yang seperti ini, sorot mata Carlos pun memancarkan kegembiraan. Pria itu merasa senang dalam hatinya karena tahu bahwa dia masih memiliki kesempatan ke depannya.Setelah Yasmine menemani Carlos untuk bermain sejenak, mereka pun mulai bertindak serius. Hal itu membangunkan Jonas yang sudah pingsan selama satu hari.Tangan dan kaki Jonas bukan hanya diikat oleh rantai besi, sosoknya bahkan diikat seperti kepompong oleh tali sehingga hanya bisa merayap di tempat. Ketika Jonas menyadari situasinya, ekspresinya sontak berubah menjadi sangat ganas.Jonas menatap tajam ke arah Yasmine sembari menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu berani sekali. Sudah lupa bagaimana kamu menjalani hidup
Setiap kata-kata Jonas sangat menguji batas kesabaran Carlos. Semua kendali dan akal sehat Carlos langsung hancur di momen itu. Dia menekan belati tersebut dengan emosi dan ingin membuat Jonas langsung menghilang selamanya dari dunia ini."Jangan membunuhnya!" seru Yasmine. Dia buru-buru meraih tangan Carlos sehingga belati itu berhenti tepat sebelum Jonas kehilangan nyawa.Dengan mata yang memerah, Carlos berkata dengan kejam, "Yasmine, dia sudah mengurungmu, mencelakaimu, dan bahkan melukaimu. Apa kamu masih tidak tega untuk membunuhnya? Mungkinkah kamu jatuh cinta padanya setelah empat tahun bersama?"Yasmine memandang Carlos dengan heran. Pertanyaan yang dilontarkan oleh pria ini benar-benar konyol. Dia seolah-olah sedang cemburu secara tidak masuk akal."Selama empat tahun ini, aku nggak pernah berhenti berpikir untuk membunuhnya. Aku bahkan pernah membayangkan berbagai macam cara untuk membunuhnya. Tapi, aku sudah nggak ingin melakukannya sekarang," jawab Yasmine.Wanita itu meng
"Berhenti!" teriak Jonas dengan frustrasi. Yasmine segera menghentikan langkahnya dan menundukkan kepala untuk melihat rantai besi. "Tuan Muda Carlos, ini kira-kira sudah berapa panjang?""Tiga meter," jawab Carlos. Dia mengambil rantai besi tiga meter yang sudah dipersiapkannya dan menggantinya untuk Yasmine.Melihat keberhasilan mereka, Jonas menggertakkan giginya dengan sorot mata penuh kebencian dan amarah. Jonas berkata, "Apa kalian kira dengan menangkapku, semuanya akan selesai begitu saja? Hehehe. Kalian berdua jangan terlalu optimis."Yasmine mengernyit dan merasa tidak tenang. Jonas adalah orang yang licik. Mungkinkah dia masih memiliki rencana tersembunyi?....Pada pukul 15.30 sore, anak Yasmine sudah tiba. Ketika Yasmine melihat anaknya di luar jendela, matanya memerah dan air mata sontak mengalir di pipinya. Setelah terpisah selama tiga tahun, rasa sedih dan kerinduan yang menghantuinya sepanjang hari telah memenuhi hati Yasmine sekarang.Akhirnya, Yasmine bisa bertemu den
"Maaf sudah mengagetkanmu. Jangan takut. Mama nggak akan ke sana, ya?" ucap Yasmine. Dia duduk di sofa. Dengan pandangan yang sejajar, ketakutan yang dirasakan anaknya mungkin bisa berkurang.Yasmine bertanya, "Bagaimana kalau Mama hanya duduk di sini dan berbicara denganmu?" Masih tidak ada tanggapan dari anak itu. Dia tetap duduk di pojok dengan mata penuh kewaspadaan, bahkan jarang berkedip.Adegan ini membuat hati Yasmine makin tersayat. Dia sebenarnya telah mempersiapkan banyak kata-kata untuk mendekatkan dirinya pada anak itu. Namun, saat ini, kata-kata itu seperti tertahan di mulutnya.Yasmine tahu bahwa pendekatan dan kehadirannya hanya akan membuat anak itu makin ketakutan. Dia tidak tega melihat anaknya seperti ini. Meskipun sangat ingin memeluk dan menatap anak itu lebih lama, Yasmine malah berusaha keras untuk menahan keinginan tersebut.Yasmine berkata, "Baiklah, Mama akan pergi sekarang. Kamu sendirian saja di sini, ya? Kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan di s
Sembari ditatap Yasmine dengan curiga, Carlos tetap bersikap tenang tanpa ragu sedikit pun. Dia menunjuk buah-buahan yang ada di samping sembari berkata, "Layani aku dengan baik. Kalau suasana hatiku membaik, progresnya akan makin cepat."Yasmine tidak bisa berkata-kata. Dia tersenyum tak berdaya, lalu mengambil sepotong buah dengan garpu dan mengarahkannya ke samping mulut Carlos. Pria itu membuka mulutnya dan mengunyah dengan senang.Dengan harapan bisa terbebas dari bom, Yasmine hampir tidak pernah menjauh dari Carlos, selain dari waktu yang dihabiskannya bersama Louis. Ketika Carlos sedang mempelajari cara membongkar bom, Yasmine akan duduk di sampingnya, memberinya teh, air, dan buah.Awalnya, Yasmine merasa agak canggung. Namun, dia menjadi makin terbiasa seiring berjalannya waktu. Bukan hanya berjalan harmonis, hubungan kedua orang itu juga diam-diam memancarkan aura romantis yang makin mendalam.Suatu malam, Carlos melakukan obrolan video jarak jauh dengan seorang ahli di lapto