Home / Romansa / Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim / Bab 50 – Sidang Skripsi Kyle

Share

Bab 50 – Sidang Skripsi Kyle

Author: Iris Nyx
last update Last Updated: 2025-04-28 02:00:19

Matahari pagi menyusup malu-malu di sela jendela apartemen, menebarkan cahaya hangat ke dalam ruang tamu. Rhea berdiri di depan cermin, membetulkan ikatan rambut dan kemejanya. Hari ini, ia akan menyerahkan revisi skripsi terakhirnya ke kampus dan menemani Kyle yang akhirnya sampai juga di hari sidangnya.

“Kyle pasti panik, tuh,” gumam Rhea sambil meraih tote bag berisi berkas-berkas.

Ponselnya bergetar.

Kyle: “Rheaaa… aku muntah dua kali barusan. Aku takut gagal. 😭

Rhea tersenyum, lalu mengetik balasan cepat.

Rhea: “Tenang, kamu siap. Kamu cuma panik. Aku otw ke kampus. See you.”

Setelah memastikan semuanya siap, Rhea melangkah keluar. Angin pagi menyapa lembut, seolah tahu hari ini adalah hari penting bagi sahabatnya. Ia naik ojek online dan tak butuh waktu lama sampai di kampus.

Di depan gedung fakultas, Kyle tampak duduk di bangku taman, memegang map

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 51 – Waktu yang Terbatas

    Pagi itu Rhea membuka email dari kampus dengan jantung yang berdegup kencang. Setelah lama menanti, akhirnya jadwal wisuda telah diumumkan. Ia mengusap layar ponselnya, matanya menyusuri setiap kata hingga berhenti di baris yang membuatnya menahan napas:"Upacara Wisuda Sarjana – Sabtu, 25 Mei – Auditorium Utama"“Seminggu lagi…” gumam Rhea dengan suara pelan, hampir seperti bisikan kepada dirinya sendiri.Tangannya refleks meraih ponsel, membuka chat Michael yang terakhir. Ia mengetik:Rhea: Sayang, jadwal wisuda udah keluar. Sabtu depan. Aku deg-degan tapi seneng juga. Kamu jadi pulang, kan?Pesan itu terkirim, namun belum dibaca. Rhea menarik napas dalam, berusaha mengusir keraguan. Ia tahu Michael sibuk. Ia tahu Paris dan Jakarta punya selisih waktu. Tapi tetap saja, jantungnya terasa kosong menunggu balasan yang entah kapan datang.Hari bergulir lambat. Rhea menghabiskan siang itu dengan mempersia

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 1 – Petir di Siang Bolong

    Hidup Rhea sejauh ini selalu terencana. Bangun pagi, kuliah, belajar, dan menghindari drama kehidupan yang menurutnya hanya buang-buang waktu. Ia bukan tipe yang suka basa-basi, apalagi buang waktu untuk urusan cinta.Tapi rencana itu berubah total saat neneknya mengumumkan sesuatu yang bikin kepalanya nyut-nyutan.“Kamu akan menikah.”Hening.Rhea yang tadinya sibuk mengunyah pisang goreng nyaris tersedak. “Hah?”“Kamu sudah dewasa, Nak. Kakekmu sebelum meninggal sudah merancang ini sejak lama dengan temannya.”Rhea terdiam, otaknya berusaha memproses informasi ini. “Jangan bilang temannya itu juga sudah punya cucu… dan aku dijodohkan dengannya?”Neneknya tersenyum, seakan kabar ini bukan sesuatu yang gila. “Tepat sekali.”Rhea menatap wanita tua itu seakan-akan beliau baru saja bilang kalau bulan itu terbuat dari keju. Ia juga yakin sudah rajin membersihkan telinganya. Namun perkataan neneknya sungguh di luar akal manusia di jaman modern ini.“Dan dia… siapa?” tanyanya dengan nada w

    Last Updated : 2025-03-12
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 2 – Pemandangan dari Surga

    Hari masih sangat pagi, bahkan matahari masih belum sepenuhnya menampakkan dirinya. Namun, karena terbiasa bangun lebih awal. Rhea bisa bangun pagi tanpa mendengar suara alarm.Semuanya masih terasa seperti mimpi yang absurd.Butuh beberapa detik baginya untuk mengingat bahwa ia tidak berada di apartemennya, melainkan di kamar hotel mewah tempat ia dan Michael menginap setelah pernikahan mereka kemarin.Ketika membuka mata, sungguh matanya langsung di suguhi pemandangan sangat indah. Bagaimana tidak, ia melihat wajah tampan dengan bulu mata lentik. Seorang malaikat yang tidur di sebelahnya. Rhea tersentak lalu ingat siapa sosok malaikat yang sedang tidur itu.Suaminya.Rhea menghela napas. Entah kenapa, ia merasa lega. Meski pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak, tetap saja ada sesuatu yang terasa… aneh.Michael menggunakan baju tidur berwarna putih, rambut hitam panjangnya terlihat terurai dengan lembut. Hingga membuat Rhea tidak sadar sudah membelai beberapa helai rambut Michae

    Last Updated : 2025-03-12
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 3 – Dunia yang Berbeda

    Rhea menatap layar laptopnya dengan mata setengah mengantuk. Dosennya sedang menjelaskan tentang analisis pasar global dengan suara monoton yang nyaris seperti lullaby. Di sekelilingnya, mahasiswa lain tampak sibuk mencatat atau sekadar menatap kosong ke depan, sama bosannya dengan Rhea.Lima menit lagi, dan akhirnya kelas selesai.Rhea menuju lounge yang lumayan kosong. Ia suka duduk di pojokan dekat dengan jendela.Dia menghela napas panjang, ia sudah berusaha bertahan dari sisa kelas yang terasa semakin lama. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk bertahan tanpa ketiduran hingga kelas selanjutnya dimulai—dan hampir berhasil—kemudian sebuah tangan tiba-tiba mendarat di bahunya."Rheaaa~"Rhea menoleh dan langsung mendapati wajah Kyle yang menyeringai jahil. Dia melonggarkan topinya dan duduk di kursi kosong di sebelah Rhea dengan santai."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Rhea dengan suara datar.Kyle mengangkat bahu. "Nggak boleh menemui istri sah-ku?"Rhea memutar bola m

    Last Updated : 2025-03-12
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 4 – Hidup Bersama

    Apartemen terasa sunyi ketika Rhea membuka pintu dan masuk ke dalam. Ia melepas sepatunya, melangkah masuk sambil melirik sekeliling.Michael belum pulang.Tidak ada suara langkah kaki yang ringan, tidak ada aroma parfum khas miliknya yang memenuhi udara, dan yang paling penting, tidak ada komentar santai dari pria itu tentang betapa berantakannya kebiasaannya dalam meninggalkan barang di sembarang tempat."Jadi, aku sendirian."Rhea mendesah pelan. Ia menjatuhkan tubuhnya di sofa, mengambil bantal dan memeluknya sambil menatap langit-langit. Sejak pernikahan ini dimulai, hari-harinya dipenuhi dengan hal-hal aneh yang tidak pernah ia bayangkan.Michael, dengan segala keanggunan dan selera fashion-nya yang eksentrik, adalah kebalikan dari dirinya.Ia lebih suka hidup praktis, sederhana, tidak berlebihan. Michael? Dunia pria itu penuh estetika, penuh barang-barang mahal yang bahkan fungsinya kadang ia tidak mengerti.Tapi ada satu hal yang mulai ia sadari.Apartemen Michael terasa… nyam

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 5 – Pagi yang Baru

    Matahari pagi menerobos masuk melalui celah tirai kamar, membanjiri ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut.Rhea menggeliat kecil di tempat tidur, matanya masih sedikit berat karena tidur larut semalam. Namun, begitu kesadarannya mulai pulih, ia menyadari sesuatu yang tidak biasa.Michael tertidur di sampingnya.Rhea menoleh perlahan, dan benar saja. Michael terbaring miring menghadapnya, napasnya teratur dan dalam, jelas-jelas sedang terlelap.Baju yang dikenakannya masih sama seperti semalam—kemeja putih dengan beberapa kancing terbuka di atas, memperlihatkan sedikit tulang selangkanya."Jadi dia langsung tidur di sini setelah selesai bekerja?"Rhea menatapnya beberapa detik. Biasanya, Michael selalu terlihat rapi, seperti model yang baru saja keluar dari pemotretan majalah fashion. Tapi pagi ini, rambut hitam panjangnya sedikit berantakan, beberapa helainya jatuh ke wajahnya.Ada lingkaran samar di bawah matanya, tanda ba

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 6 – Perang Belanja di Supermarket

    Supermarket besar di pusat kota terasa ramai sore itu. Lorong-lorongnya dipenuhi pelanggan yang sibuk memilih barang, dan suara kasir yang sibuk memindai harga terdengar di seluruh ruangan.Di antara kerumunan itu, sepasang pria dan wanita tampak sibuk dengan troli belanja mereka. Michael mendorong troli dengan gaya anggun, sesekali memiringkan kepala untuk membaca daftar belanjaan di ponselnya. Sementara Rhea berjalan di sampingnya, fokus pada barang-barang kebutuhan yang perlu mereka beli."Baiklah," Rhea membuka daftar di ponselnya, "kita mulai dengan bahan makanan dulu."Michael mengangguk. "Baik, sayang."Rhea menatapnya tajam. "Jangan panggil aku begitu di tempat umum."Michael tersenyum jahil. "Baik, Rhea~."Rhea mengabaikannya dan mulai mengambil beberapa bahan makanan. Ia memasukkan beberapa sayuran segar ke dalam troli—wortel, brokoli, bayam. Tanpa ia sadari, Michael diam-diam mengambil beberapa sayuran itu dan mengembalikann

    Last Updated : 2025-03-15
  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 7 – Mencuri Nasi Goreng

    Kantin kampus siang itu cukup ramai, tapi Rhea sudah menemukan tempat yang nyaman di sudut ruangan. Ia duduk sendirian di salah satu meja dekat jendela, menikmati seporsi nasi goreng sambil membaca buku.Suapan pertama terasa hangat dan pas di lidah. Ia melirik buku di tangannya, mencoba memahami isi bacaan tentang strategi bisnis, namun fokusnya sedikit terpecah.Baru beberapa menit menikmati ketenangan, tiba-tiba seseorang menarik kursi di depannya dengan kasar.Braaakk!Rhea bahkan tidak perlu mengangkat wajah untuk tahu siapa yang baru datang.“Kyle.”“Hai, sayang,” sapa Kyle dengan suara ceria, langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi seolah itu miliknya.Rhea hanya mendesah pelan, tetap membaca bukunya dan tidak menggubris tingkah laku temannya yang terlalu bersemangat.Kyle mengamati nasi goreng di hadapan Rhea dengan tatapan penuh minat. “Hmm… wangi sekali.”Rhea menoleh sekilas. “Beli sendiri sana!”

    Last Updated : 2025-03-16

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 51 – Waktu yang Terbatas

    Pagi itu Rhea membuka email dari kampus dengan jantung yang berdegup kencang. Setelah lama menanti, akhirnya jadwal wisuda telah diumumkan. Ia mengusap layar ponselnya, matanya menyusuri setiap kata hingga berhenti di baris yang membuatnya menahan napas:"Upacara Wisuda Sarjana – Sabtu, 25 Mei – Auditorium Utama"“Seminggu lagi…” gumam Rhea dengan suara pelan, hampir seperti bisikan kepada dirinya sendiri.Tangannya refleks meraih ponsel, membuka chat Michael yang terakhir. Ia mengetik:Rhea: Sayang, jadwal wisuda udah keluar. Sabtu depan. Aku deg-degan tapi seneng juga. Kamu jadi pulang, kan?Pesan itu terkirim, namun belum dibaca. Rhea menarik napas dalam, berusaha mengusir keraguan. Ia tahu Michael sibuk. Ia tahu Paris dan Jakarta punya selisih waktu. Tapi tetap saja, jantungnya terasa kosong menunggu balasan yang entah kapan datang.Hari bergulir lambat. Rhea menghabiskan siang itu dengan mempersia

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 50 – Sidang Skripsi Kyle

    Matahari pagi menyusup malu-malu di sela jendela apartemen, menebarkan cahaya hangat ke dalam ruang tamu. Rhea berdiri di depan cermin, membetulkan ikatan rambut dan kemejanya. Hari ini, ia akan menyerahkan revisi skripsi terakhirnya ke kampus dan menemani Kyle yang akhirnya sampai juga di hari sidangnya.“Kyle pasti panik, tuh,” gumam Rhea sambil meraih tote bag berisi berkas-berkas.Ponselnya bergetar.Kyle: “Rheaaa… aku muntah dua kali barusan. Aku takut gagal. 😭”Rhea tersenyum, lalu mengetik balasan cepat.Rhea: “Tenang, kamu siap. Kamu cuma panik. Aku otw ke kampus. See you.”Setelah memastikan semuanya siap, Rhea melangkah keluar. Angin pagi menyapa lembut, seolah tahu hari ini adalah hari penting bagi sahabatnya. Ia naik ojek online dan tak butuh waktu lama sampai di kampus.Di depan gedung fakultas, Kyle tampak duduk di bangku taman, memegang map

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 49 – Makan Malam di Rumah Papa Mama

    Sore itu, langit terlihat cerah seolah turut merayakan kebebasan hati Rhea. Ia duduk di dalam taksi yang melaju pelan menuju rumah mertuanya di daerah pinggiran kota. Di pangkuannya, sebuah kotak kecil berisi kue favorit Mama mertuanya—kue red velvet yang biasa mereka nikmati di akhir pekan saat Rhea mengunjungi rumah mertuanya tersebut.Hari itu Rhea mengenakan blouse putih sederhana dipadukan dengan rok lilit warna pastel. Rambutnya dikuncir setengah, memberikan kesan rapi namun tetap santai. Wajahnya masih bersinar bahagia, sisa-sisa senyuman sejak pengumuman kelulusannya dari sidang skripsi dua hari yang lalu belum sepenuhnya hilang.Michael, walaupun jauh di Paris, menjadi orang pertama yang tahu kabar kelulusannya. Ia menelepon Rhea malam itu juga, dan suara bangganya masih terngiang di telinga Rhea.Taksi berhenti di depan pagar besi rumah bergaya minimalis yang dikelilingi tanaman-tanaman hias kesayangan Mama mertuanya. Rhea turun, membayar taksi,

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 48 – Menunggu Sidang

    Hari-hari terasa melambat, namun waktu tetap saja berjalan tanpa ampun. Rasanya baru kemarin Rhea memulai skripsinya dengan gugup dan sejuta pertanyaan, dan sekarang—hampir setengah tahun telah berlalu, skripsinya sudah rampung, dan ia hanya tinggal menunggu hari sidangnya.Namun, justru masa tunggu inilah yang membuatnya lebih gelisah.Di apartemen yang sepi, hanya bunyi kipas angin dan detik jam dinding yang menemani pikirannya. Sesekali ia mengecek ponselnya, melihat foto Michael yang jadi wallpaper. Senyuman lembut itu… kini hanya bisa ia lihat dari layar.Michael memang selalu berusaha menghiburnya walau mereka terpisah jarak jauh. Sejak pindah ke Paris untuk proyek fashion-nya, komunikasi mereka bergantung pada waktu yang acap kali tak bersahabat. Saat Rhea terjaga, Michael tertidur. Saat Rhea bersiap tidur, Michael baru memulai harinya.Namun tak pernah sekalipun Michael lupa mengirim pesan, meski hanya satu kalimat, “Good luck h

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 47 – Separuh Nyawa Kyle

    Langit Surabaya hari itu cerah, tapi tidak dengan wajah Kyle yang terlihat seperti habis begadang semalaman. Perpustakaan kampus yang biasanya hening dipenuhi desahan frustasi para pejuang skripsi. Di salah satu sudutnya, Rhea tengah duduk dengan serius menatap laptop. Jari-jarinya lincah mengetik, sesekali matanya bergerak ke arah tumpukan buku referensi di sampingnya.“Rhea,” suara Kyle berat, disusul dengan tubuhnya yang hampir ambruk di kursi seberang Rhea. “Kenapa skripsi itu terdengar seperti makhluk halus yang mau menghantuiku tiap malam, ya?”Rhea menahan tawa. Ia menutup laptopnya sebentar dan menatap sahabatnya itu. “Makhluk halus? Kamu tuh lebay, Kyle. Baru juga bab satu.”“Baru? BARU? Rhea, aku udah ngerjain revisi bab satu ini sampai lima versi, tahu nggak?” Kyle mengangkat satu bundel print out yang sudah penuh coretan merah dari dosennya. “Aku yakin dosen pembimbingku itu punya trauma pribadi s

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 46 – Keputusan yang Dinanti

    Pagi itu, Michael duduk di meja kerjanya dengan wajah serius. Laptop di depannya menyala, menampilkan panggilan video dengan latar kantor megah di Paris. Pihak perusahaan yang menawarkan posisi tersebut sedang menunggu jawabannya.Rhea berdiri di dapur, membuat secangkir kopi sambil sesekali mencuri pandang ke arah Michael. Perasaan cemas bercampur harap berkecamuk dalam dadanya. Ia tahu betapa pentingnya pekerjaan ini bagi Michael, tapi ia juga tidak bisa membohongi diri bahwa ia ingin suaminya tetap di sampingnya.Michael menarik napas panjang sebelum mulai bicara.“Bonjour, Monsieur Laurent,” sapanya dengan nada sopan.“Bonjour, Michael,” jawab pria berkemeja rapi di seberang layar. “Jadi, sudah ada keputusan?”Michael mengangguk pelan. “Sebelum saya menyampaikan jawaban, saya ingin bertanya satu hal.”Laurent menaikkan alis. “Tentu saja. Apa yang ingin Anda ketahui?&rd

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 45 – Angin Perubahan

    Suara gemericik hujan yang membentur kaca jendela apartemen terasa menenangkan. Aroma kopi yang baru saja Michael seduh menguar lembut di udara. Beberapa hari setelah mereka kembali dari Raja Ampat, kehidupan mulai kembali ke ritme biasanya.Rhea sedang duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di pangkuannya, mengetik dengan serius. Pembagian dosen pembimbing skripsi sudah di umumkan dan ia mempersiapkan judul dan data lain untuk di tunjukkan ke dosen pembimbing nantinya jika sudah memasuki masa kuliah. Kegiatan yang monoton membuatnya jarang beranjak dari tempat itu. Sementara itu, Michael duduk di meja dapur, membalas beberapa email yang masuk sejak pagi. Suasana hangat itu terasa damai.“Kamu nggak capek ngetik terus?” Michael menoleh dari kursinya, membawa dua cangkir kopi ke arah Rhea.Rhea menyandarkan tubuhnya, meraih cangkir yang disodorkan Michael. “Capek. Tapi aku ingin lekas selesai dan bisa menghabiskan sisa liburan semester dengan te

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 44 – Sedikit Ketegangan

    Matahari pagi mulai menyingsing di ufuk timur, memancarkan cahaya oranye keemasan yang membias di atas laut Raja Ampat. Burung camar terbang rendah, menyisakan jejak bayangan di atas air yang tenang.Rhea menatap ke luar jendela penginapan dengan ekspresi kosong. Secangkir kopi yang mulai dingin masih tergenggam di tangannya. Hari ini adalah hari terakhir mereka di Raja Ampat. Entah kenapa, ada perasaan enggan di dadanya.“Rhea, kamu udah siap?”Suara Michael membuyarkan lamunannya.Rhea menoleh. Michael sudah berdiri di dekat koper dengan pakaian kasual — kemeja putih tipis dan celana linen krem yang membuatnya terlihat santai tapi tetap elegan.“Belum,” jawab Rhea malas.Michael mendekat, menatap wajah istrinya dengan alis terangkat. “Kamu kelihatan... sedih.”“Enggak,” Rhea menggeleng, lalu menyeruput kopi yang sudah dingin. “Cuma... sayang aja liburannya cepat banget.”

  • Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim   Bab 43 – Angin Laut yang Menenangkan

    Rhea duduk di tepi pantai dengan tenang, membiarkan pasir putih yang hangat menyentuh telapak kakinya. Angin laut bertiup lembut, membawa aroma asin yang menenangkan. Suara deburan ombak berirama seperti lagu pengantar tidur yang lembut.Di sampingnya, Michael tertidur pulas di atas tikar piknik dengan posisi terlentang. Topi jerami menutupi sebagian wajahnya, sementara tangan kanannya tergeletak santai di samping tubuh.Rhea menoleh dan tersenyum kecil. Michael benar-benar terlihat damai. Wajahnya yang biasanya tegas dan jenaka kini tampak begitu lembut, seperti seseorang tanpa beban.Rhea kembali memandang laut. Rasanya masih seperti mimpi. Hubungan mereka berubah begitu cepat dalam hitungan hari. Dari sebuah pernikahan kontrak yang dingin, menjadi sesuatu yang... hangat.Ponsel Rhea bergetar di sebelahnya, mengganggu lamunannya. Ia mengambilnya dan melihat nama Kyle muncul di layar.Kyle: “Hei, Nona Sibuk! Gimana liburanmu? Udah seminggu n

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status