Pernikahan Kedua Kekhawatiran RegiBab 86Marco tidak memedulikan suara sekretarisnya yang mengingatkan rapat segera dimulai. Dirinya teramat panik, dia segera berlari menuju lift, dia menggeram, rasanya terlalu lama lift ini berjalan.Hingga sampai dibawah karyawan yang melihat heran melihat bos mereka yang tergesa-gesa. Marco segera memacu mobilnya menuju rumah sakit yang disebutkan Tama. Terlalu jauh menurutnya memakan waktu hingga empat puluh lima menit.Sampai dirumah sakit, Tama sudah menunggu di loby agar segera bisa membawa bosnya itu kedalam tanpa bertanya lagi pada resepsionis. Rupanya Deswita belum dipindahkan dari ugd."Bapak keluarga pasien?" Dokter baru saja keluar dari ruangan."Iya saya suaminya, Dok. Bagaimana keadaan istri saya?" Marco sudah tidak sabaran untuk tau kondisi istrinya."Pasien baru saja sadar, Pak, dan akan segera dipindahkan ke ruang perawatan. Bapak silahkan urus administrasinya serta ruang perawatannya!" Marco yang ingin melihat Deswita harus ter
Pernikahan Kedua Ternyata GraciaBab 87"Aku memiliki dendam pribadi pada Mantan istrimu." Ucapan Tony cukup membuat Marco terkejut, namun bukan masalah baginya bila menyangkut dengan Gres. "Apa hubungannya denganku, Kau salah sudah mengusik keluargaku Tony!" ucap Marco tegas. Nadanya penuh ancaman. "Wait! Wait! Wait! Biarkan aku berbicara dulu dengan tenang! Ok!" Tony yang sudah mulai takut tetap berusaha tenang.Kedua polisi terpaksa mengapit Marco sebelum penjelasan Tony selesai. Mereka tak ingin ada yang main fisik sebelum Tony memberikan keterangan. "Ok, aku minta maaf karena sudah melibatkan istrimu dalam dendamku, aku mengakui kesalahanku.Waktu itu Gres datang memintaku untuk menculik istrimu dan menghancurkannya. Dia berpura-pura jadi kekasihku, meski begitu aku tetap minta bayaran untuk itu. Dia bersedia dan menjual rumahnya."Tony menarik napas sebentar. "Aku mengulur waktu, agar aku bisa menyelidiki apa motifnya. Ternyata dia ingin kembali padamu. Aku mengancamnya k
Pernikahan Kedua Gara-Gara UbanBab 88Seperti hari-hari sebelumnya, Akmal berkunjung setelah pulang dari kantor. Dia mendapati putrinya dan Sean sudah mandi dan rapi, wajah dengan bedak tabur yang tidak beraturan membuat papa mereka tak tahan untuk tidak menciumnya.Akmal menggendong Akna yang sudah semakin montok itu. Seperti biasa mereka akan menghabiskan sore di atas ayunan yang ada dihalaman bagian depan rumah. Akna sangat suka tertawa, sehingga membuat sang papa gemes dan suka menjahilinya pun dengan Sean kakaknya. Sebuah mobil memasuki halaman rumah bercat putih itu, Akmal menoleh dan sangat kenal dengan mobil itu. Dia lebih memilih untuk berpaling saja.Dia tidak tahan melihatnya, dia sangat cemburu, namun sebisa mungkin Akmal tidak menunjukkannya dihadapan Nadia. Tak berapa lama, turunlah Nadia. Dia melambaikan tangan pada Vano yang segera akan pergi. Nadia melirik kearah suami dan anaknya, namun Akmal tidak menoleh, hanya Sean yang terus menatapnya. Nadia menghampiri
Pernikahan Kedua Bersemi KembaliBab 89Akmal duduk di kursi direktur sambil memainkan pulpen ditangannya. Jangan lupakan senyumnya, entah dengan siapa? Yang pastinya Akmal terbayang malam panas bersama istrinya.Nadia begitu berbeda. Ah, bukan hanya Nadia, tapi dirinya juga. Mereka seolah belum puas menyalurkan kerinduan itu bersama. Rasanya Akmal ingin segera pulang sekarang. Efek sama-sama lama tidak saling menyentuh. CeklekTap tap tapDanu masuk ke dalam ruangannya dulu yang kini ditempati oleh putra sulungnya. Dia mengernyit menatap putranya yang sedang tersenyum sambil memainkan pulpen ditangan. Ada apa dengan Akmal? Bahkan dia tidak sadar dengan kehadiran Danu. Bukan tanpa alasan dia datang kekantor, hanya ingin memastikan apakah putranya itu ada. Tadi malam mereka panik karena Akmal tidak pulang, tidak ada kabar. Dihubungipun ponselnya mati. Begitupun Nadia tidak mengangkat dan membalas telpon mereka. Selain panik mereka juga khawatir kalau Akmal bertemu dengan Wiren da
Pernikahan Kedua Kekonyolan WirenBab 90Sebulan telah berlalu, kondisi kehamilan Riri tetap saja masih rawan, untuk itulah dia sering kontrol kerumah sakit seperti hari ini. Gilang meninggalkan pekerjaannya demi menemani sanh istri memeriksakan kehamilannya.Riri menggunakan kursi roda, mereka masih menunggu antrian. Cukup banyak yang periksa hari itu sehingga mereka menunggu sedikit lama."Riri!"Deswita baru saja tiba, dia datang bersama Regi adiknya. Dia melihat Riri dan Gilang sedang menunggu antrian. "Deswita! Apa kabar?" tanya Riri ramah, mereka saling memeluk. "Pak Gilang, lama tidak bertemu!" sapanya pada teman kerjasama mereka dulu. Gilang balas tersenyum. "Kenapa Ri, kok pakai kursi roda?" tanya Deswita. Pasalnya Riri terlihat sehat-sehat saja."Kehamilanku cukup rawan, Des. Aku harus bedrest tolal."Jadi Kau tidak kekantor lagi?" tanya Deswita. Dia memang sudah dengar tentang pergantian CEO di Subrata Group.Riri menggeleng. "Sejak aku ketahuan hamil. Mau gimana lagi
Pernikahan Kedua Nadia Di LawanBab 91Tap tap tapNadia melangkahkan kakinya makin mendekat pada mantan madunya yang masih mencari masalah dengan keluarganya. Wiren jadi kikuk wajahnya pias perasaannya tidak enak. Nadia semakin merapat dan kini berdiri di sisi ranjang Wiren."M-mau apa Kau kemari? A-aku tidak mengenalmu!" Wiren tak berani menatap mata Nadia yang menghunus. "Kenapa, Kau takut?" Nadia semakin melotot hingga membuat Wiren memalingkan wajahnya."Selama ini aku tidak pernah mau berurusan denganmu, Wiren. Tapi, sepertinya Kau senang bermain-main denganku." Nadia memang tidak pernah mengganggunya meski waktu itu dia sudah tau tentang siapa Wiren. "Aku mencintai suamimu, apa itu salah?" Entah keberanian dari mana Wiren berani membalas Nadia. Heh"Jelas Kau salah, berani mencintai suamiku.""Suamimu juga mencintaiku, asal Kau tau itu.""Kau terlalu percaya diri." Wiren mengangkat kedua bahunya. "Kenapa tidak, bukankah empat tahun bersama itu cukup membuktikan cintanya?
Pernikahan Kedua Terpaksa Di Operasi Bab 92Kehamilan Nadia dan Riri sudah tampak besar, Riri hanya tinggal menunggu hari saja. Dia sudah mempersiapkan segalanya. Gilang jangan diranya, dia selalu siaga untuk istrinya itu."Sayang, padahal aku ingin melahirka secara normal," ucap Riri. Itu impiannya dari dulu."Tidak masalah kalau kondisimu memungkinkan, Sayang. Tapi, lihatlah sekarang, bahkan kata dokter kita tidak menunggu Kau mulas dulu harus segera di operasi." Berkali-kali sudah Gilang mengatakannya namun Riri sulit untuk mengerti."Sudahlah, melahirkan cesar juga tidak akan menurunkan derajatmu sebagai ibu. Disini bukan hanya dirimu yang harus diselamatkan, tapi juga bayi kalian." Mama Anita ikut menasehati anaknya. Dia membantu mengemasi barang-barang yang akan dibawa kerumah sakit.Mereka berangkat setelah siang, besok rencana operasi Riri akan dilaksanakan.Meski tubuh sang istri membesar namun Gilang tetap memindahkannya sendiri ke atas kursi roda. Riri segera dibawa keru
Pernikahan Kedua Akhirnya Di TangkapBab 93Setelah mendapat laporan dari Danu, polisi langsung bergerak mencari Wiren. Mereka menyisir area sekitar rumah sakit, mungkin saja Wiren masih disitu.Danu menghampiri putra dan istrinya yang sedang cemas diluar ruang operasi. Akmal duduk kedua telapak tangannya menutup mulut dengan siku yang bertumpu di kaki. Sesekali mata itu terpejam dengan hati yang terus merapalkan doa.'Selamatkan istri dan anakku!'Kahadiran sang papa membuat ia mengubah posisinya. Danu langsung duduk di sampingnya."Bagaimana, Pa? Bisa dilihat siapa yang mencelakai Nadia?" Belum sempat Akmal bertanya, Mama sudah tidak sabar untuk tau.Danu mendesah. "Sudah, sekarang polisi sedang mencarinya.""Siapa orangnya, Pa?" Kali ini Akmal yang bertanya. Sungguh dalam hatinya sangat mengutuk dan tidak akan mengampuni siapapun itu orangnya.Mereka berdua menunggu jawaban dari Danu. Mama pun rasanya sudah tidak sabar untuk tau. "Wiren.""Sudah kuduga, wanita itu yang melakukan