Pernikahan Kedua Kekonyolan WirenBab 90Sebulan telah berlalu, kondisi kehamilan Riri tetap saja masih rawan, untuk itulah dia sering kontrol kerumah sakit seperti hari ini. Gilang meninggalkan pekerjaannya demi menemani sanh istri memeriksakan kehamilannya.Riri menggunakan kursi roda, mereka masih menunggu antrian. Cukup banyak yang periksa hari itu sehingga mereka menunggu sedikit lama."Riri!"Deswita baru saja tiba, dia datang bersama Regi adiknya. Dia melihat Riri dan Gilang sedang menunggu antrian. "Deswita! Apa kabar?" tanya Riri ramah, mereka saling memeluk. "Pak Gilang, lama tidak bertemu!" sapanya pada teman kerjasama mereka dulu. Gilang balas tersenyum. "Kenapa Ri, kok pakai kursi roda?" tanya Deswita. Pasalnya Riri terlihat sehat-sehat saja."Kehamilanku cukup rawan, Des. Aku harus bedrest tolal."Jadi Kau tidak kekantor lagi?" tanya Deswita. Dia memang sudah dengar tentang pergantian CEO di Subrata Group.Riri menggeleng. "Sejak aku ketahuan hamil. Mau gimana lagi
Pernikahan Kedua Nadia Di LawanBab 91Tap tap tapNadia melangkahkan kakinya makin mendekat pada mantan madunya yang masih mencari masalah dengan keluarganya. Wiren jadi kikuk wajahnya pias perasaannya tidak enak. Nadia semakin merapat dan kini berdiri di sisi ranjang Wiren."M-mau apa Kau kemari? A-aku tidak mengenalmu!" Wiren tak berani menatap mata Nadia yang menghunus. "Kenapa, Kau takut?" Nadia semakin melotot hingga membuat Wiren memalingkan wajahnya."Selama ini aku tidak pernah mau berurusan denganmu, Wiren. Tapi, sepertinya Kau senang bermain-main denganku." Nadia memang tidak pernah mengganggunya meski waktu itu dia sudah tau tentang siapa Wiren. "Aku mencintai suamimu, apa itu salah?" Entah keberanian dari mana Wiren berani membalas Nadia. Heh"Jelas Kau salah, berani mencintai suamiku.""Suamimu juga mencintaiku, asal Kau tau itu.""Kau terlalu percaya diri." Wiren mengangkat kedua bahunya. "Kenapa tidak, bukankah empat tahun bersama itu cukup membuktikan cintanya?
Pernikahan Kedua Terpaksa Di Operasi Bab 92Kehamilan Nadia dan Riri sudah tampak besar, Riri hanya tinggal menunggu hari saja. Dia sudah mempersiapkan segalanya. Gilang jangan diranya, dia selalu siaga untuk istrinya itu."Sayang, padahal aku ingin melahirka secara normal," ucap Riri. Itu impiannya dari dulu."Tidak masalah kalau kondisimu memungkinkan, Sayang. Tapi, lihatlah sekarang, bahkan kata dokter kita tidak menunggu Kau mulas dulu harus segera di operasi." Berkali-kali sudah Gilang mengatakannya namun Riri sulit untuk mengerti."Sudahlah, melahirkan cesar juga tidak akan menurunkan derajatmu sebagai ibu. Disini bukan hanya dirimu yang harus diselamatkan, tapi juga bayi kalian." Mama Anita ikut menasehati anaknya. Dia membantu mengemasi barang-barang yang akan dibawa kerumah sakit.Mereka berangkat setelah siang, besok rencana operasi Riri akan dilaksanakan.Meski tubuh sang istri membesar namun Gilang tetap memindahkannya sendiri ke atas kursi roda. Riri segera dibawa keru
Pernikahan Kedua Akhirnya Di TangkapBab 93Setelah mendapat laporan dari Danu, polisi langsung bergerak mencari Wiren. Mereka menyisir area sekitar rumah sakit, mungkin saja Wiren masih disitu.Danu menghampiri putra dan istrinya yang sedang cemas diluar ruang operasi. Akmal duduk kedua telapak tangannya menutup mulut dengan siku yang bertumpu di kaki. Sesekali mata itu terpejam dengan hati yang terus merapalkan doa.'Selamatkan istri dan anakku!'Kahadiran sang papa membuat ia mengubah posisinya. Danu langsung duduk di sampingnya."Bagaimana, Pa? Bisa dilihat siapa yang mencelakai Nadia?" Belum sempat Akmal bertanya, Mama sudah tidak sabar untuk tau.Danu mendesah. "Sudah, sekarang polisi sedang mencarinya.""Siapa orangnya, Pa?" Kali ini Akmal yang bertanya. Sungguh dalam hatinya sangat mengutuk dan tidak akan mengampuni siapapun itu orangnya.Mereka berdua menunggu jawaban dari Danu. Mama pun rasanya sudah tidak sabar untuk tau. "Wiren.""Sudah kuduga, wanita itu yang melakukan
Pernikahannya Kedua Bisikan Cinta dan Kasih SayangBab 94Sesuai yang dikatakannya tadi malam, Danu dan istrinya hanya pulang sebentar, pukul enam pagi mereka sudah berangkat kerumah sakit.Mereka keruangan Akmal dulu, putranya itu berjaga bergantian, mereka menyewa kamar disebelah ruangan Nadia karena mereka harus bergantian menjaga. "Gimana, Nak?" Mama Anita menghampiri putranya yang masih mengenakan kain sarung, mungkin bekas sholat subuh tadi, wajahnya tampak lebih fress dari tadi malam meskipun masih jelas gurat kekhawatiran disana. Akmal mendesah. "Belum ada tanda-tanda Ma." Akmal menjawab kepalanya menunduk. Sungguh ini sangat menakutkan untuknya, namun untuk saat ini hanya doalah yang bisa di gaungkan memohon kesembuhan untuk istrinya Nadia. "Sabar dan terus berdoa ya. Istrimu pasti kuat, bisikkan harapan-harapan idah ditelinganya, kalimat cinta juga kasih sayang, itu akan ampuh memengaruhi alam bawah sadarnya!" Mama Anita mengusap pelan bahu putranya. Rupanya cobaan itu
Pernikahan Kedua Perjuangan RiriBab 95Sesuai pesan Akmal, Sean akhirnya dibawa kerumah sakit untuk menjenguk mamanya. Pukul sepuluh pagi mereka pun sampai. Sean langsung dibawa keruangan yang dipesan oleh keluarga mereka.Papanya menyambutnya, kini di dalam ada neneknya yang menjaga sang mama. Akmal mencium pipi putranya itu."Mau lihat mama!" pintanya pada sang papa."Sebentar ya, masih ada nenek sama kakek didalam," jawab sang papa. "Yaudah, ayo pa. Sean juga kangen sama nenek, sama kakek." Sean menarik tangan papanya ingin segera masuk. Akmal menahannya. "Nggak boleh, Nak. Kata dokter kita belum boleh masuk, gantian nanti sama nenek dan kakek." Akmal menjelaskan dengan pelan."Sean kan mau lihat mama Sean sendiri, kenapa nggak boleh?" Anak itu protes lagi, ia memasang wajah cemberut. Tadi dirumah pun dia dilarang ikut kerumah sakit sebelum akhirnya papanya yang meminta. "Bukan tidak boleh, Nak. Karena mama lagi bobok didalam, jadi nggak boleh banyak-banyak yang jaga." Akm
Pernikahan Kedua Pilihan AkmalBab 96Nadia merasakan tubuhnya dipeluk, sangat nyaman dan membahagiakan, pelukan ini pelukan kasih sayang. Nadia menyukainya, dia ingin bertemu dengan orang yang memeluknya kini. Nadia mengerjap, matanya sedikit silau oleh cahaya lampu, dia mengerjap sekali lagi, menyesuaikan netranya terhadap cahaya terang itu, setelah merasakan penyesuaian barulah ia membuka matanya.Dia merasakan berat di tangan sebelah kirinya, seperti ada yang menimpa. Nadia menatap kebawah dan langsung tau itu siapa. "Sean!" ucapnya lirih. Kenapa putranya itu tidur di sisinya? dan Nadia mulai merasakan keanehan dia menoleh dengan jelas kesekeliling. Lalu ia melihat kearah tangan kanannya yang terpasang infus. Nadia menoleh lagi ke arah perut."Astaga! Bayiku!" Nadia syok, namun mencoba mengingat apa yang telah terjadi, kepingan kejadian malam itu muncul. Dia menunggu suaminya di parkiran lalu tangannya digores oleh benda tajam. Nadia mengingat lagi dan... Tubuhnya di tunjang d
Pernikahan Kedua Motor mogok Bab 97Risti benar-benar dibuat sibuk sekarang. Dia dan Adrian dipercaya untuk memantau perusahaan selagi pemiliknya belum bisa aktif kembali. Bagaimana tidak. Akmal sekarang kembali keperusahaan istrinya. Nadia fokus pada bayi mereka yang belum diberi nama.Rencana Danu, dia akan mengadakan pesta untuk cucu-cucunya terutama syukuran untuk dua cucunya yang baru lahir.Mereka harus ketemu klien dan terkadang harus keluar juga untuk peninjauan. Nirmala hanya bisa di kantor saja karena dirinya pun tengah hamil sekarang. Seperti pagi ini, setelah memberikan sarapan juga obat untuk ayahnya, Risti segera bersiap. Ada jadwal pertemuan pagi ini."Ras! Buruan, nanti kakak telat!" teriaknya sambil memakaikan jam di tangannya. Rasya adalah adiknya yang masih duduk di bangku smp. Semenjak Risti punya motor, Rasya memang selalu menebeng dengannya.Lumayan irit ongkos dan kebetulan memang searah. Risti berdecak kesal seraya menatap jam di tangan yang baru terpasang.
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in