Pernikahan Kedua Pria MisteriusBab 105 Risti menunda pulang kerumah sampai yang mengurus administrasi rumah sakit datang. Dia harus segera tau siapa orang baik yang sudah mau mendanai operasi ayahnya.Risti menunggu dengan sabar. Dokter sedang mempersiapkan semua, dihari minggu ini operasi akan di adakan."Bu Risti keluarga pasien sakit jantung, Bapak Riman, benar?" Seorang wanita yang berusia sekitar empat puluhan langsung bertanya begitu melihat Risti."Benar, Bu!" jawab Risti seraya berdiri mendatangi meja sang ibu. "Baiklah, pembayaran biaya perawatan juga operasi sudah terjadi tadi malam dengan rekan saya. Tunggu sebentar ya, saya buat rinciannya dulu juga bukti pembayarannya!" Wanita itu sangat ramah. Risti mengangguk. "Bu, boleh saya tau, uang itu dikirim dengan atas nama siapa?" Risti tak dapat menahan rasa ingin taunya. "Sebentar!" Dia mengotak ngatik komputer yang ada di mejanya. "Atas nama Adrian Sanjaya!" ucapnya kemudian. "Adrian!" sebut Risti pelan. Bagaimana mu
Pernikahan Kedua Kekonyolan TonyBab 106Nadia dan Akmal kini sudah tak sekhawatir waktu itu, kini bayi mereka sudah berusia dua bulan dan berat badannya bertambah, sekarang bobotnya sudah empat kilogaram layaknya bayi yang lahir cukup bulan.Pesta yang di rencanakan Danu pun akan digelar sebentar lagi. Persiapan telah dilakukan, ratusan anak yatim akan diberi santunan.Anita begitu bersyukur akan hal ini, diberi keluarga yang bahagia rumah tangga anak-anak yang dulunya di uji, Riri yang pernah gagal berumah tangga kini menemukan kenyamanan dan cinta yang tulus dari Gilang. Kekhawatiran karena takut tak memiliki keturunan kini telah patah oleh kenyataan. Kini Riri menjadi ibu dari seorang putri yang cantik. Pun dengan rumah tangga putra sulungnya yang hampir kandas karena orang ketiga, namun kini terselamatkan dengan kuatnya ikatan cinta antara Akmal dan Nadia, mereka telah di karuniai buah hati yang ketiga, meski harus melewati cobaan berat yang nyaris kehilangan menantunya.Kini
Pernikahan Kedua Selalu Bikin Kesal107Benar saja motor itu kini memasuki area halaman rumah Risti. Kenapa dia bisa tau? Begitulah benak Risti. CkiiiitMotor tiba-tiba berhenti namun tidak seperti Risti tadi yang terlalu keras menginjak remnya, tapi bisa juga membuat tubuh wanita itu sedikit maju kedepan hingga dadanya mengenai punggung Tony. PlakRisti geram, dia memukul punggung kekar itu, sedangkan Tony tertawa merasa lucu dengan kekesalan gadis diboncengannya ini."Kau yang menyentuh tubuhku, kenapa Kau juga yang marah?" protes Tony lalu turun dari motor."Kalau mau berhenti itu kira-kira dong!" "Ini tuh udah sesuai standart, lebih baik dari cara berhentimu tadi. Aneh!"Tony kenapa Kau suka membuat aku kesal? Tentu saja itu dalam hatinya saja. "Apa Kau bilang? Aku aneh? Kau yang aneh Gondrong! Kenapa Kau ikuti aku kesini? Pulang sana! Kami tidak menerima tamu!" usir Risti kasar. "Aku yang membawamu kesini Risti, bukan mengikuti, lagi pula aku mau pulang naik apa?" "Bukan
Pernikahan Kedua Habislah Kau RistiBab 108Risti merasa hidupnya kacau sejak bertemu pria yang bernama Tony, salahnya juga yang awalnya mengerjai pria itu yang sudah membantu mendorong motornya dan malah diledek olehnya.Sesuatu yang mengesalkan selalu terjadi setelah itu, bersih-bersih apartemen, hingga pria itu melihatnya bergoyang dangdut ala jaipongan."Risti!""I-iya, Yah, ini juga mau keluar." Mau tak mau dia harus menyiapkan makan malam untuk pria paling menyebalkan itu."Assalamualaikum!""Waalaikumsalam!" jawab Tony dan Riman bersamaan. "Ada tamu!" Rasya berjalan masuk, dia sedikit basah-basahan. Layaknya anak yang di ajari sopan santun Rasya salim pada Tony."Ini adiknya Risti namanya Rasya, baru pulang belajar kelompok." Riman memperkenalkan putranya."Kak Tony!" Tony membalas uluran tangan itu."Ganti baju sana!" perintah Riman."Iya, Yah!" Rasya tersenyum menatap tamu ayahnya kemudian masuk kedalam kamar yang biasa ia tempati dengan ayahnya.Rumah mereka tidak terlal
Pernikahan Kedua Berusaha MenggagalkanBab 109Setelah memastikan Risti memakai cincin itu, Tony pun pamit pulang."Bapak, besok malam saya akan datang bersama keluarga saya!" kata Tony. Kini mereka sudah berada, di teras."Nak Tony, itu terlalu cepat, kami belum punya persiapan." Riman tentu tidak enak hati. Menyambut keluarga Tony mana mungkin tidak pakai persiapan."Tidak perlu repot, Pak. Seadanya saja." Tony sadar betul bagaimana kondisi keluarga calon istrinya tersebut."Baiklah, bapak harap keluargamu menerima putri bapak juga!" Tak di pungkiri Riman khawatir. Hal itu biasa terjadi saat seorang pria kaya mencintai gadis miskin banyak keluarga yang menentang bahkan tega menyakiti. "Semoga saja. Oh ya, Pak. Saya permisi!" pamit Tony. "Iya, hati-hati Nak Tony!" Riman tersenyum ramah. Setelah mobil meluncur, Riman masuk kedalam rumah, ternyata masih ada Risti duduk di ruang tamu. Rasya sudah masuk kamar duluan. "Ris, kenapa Kamu terima lamaran Tony tadi?" Riman mendudukkan d
Pernikahan Kedua Jangan Mau Duitnya SajaBab 110Tony dan keluarga sudah tiba dikediaman Risti. Mereka disambut hangat oleh beberapa tetangga yang sengaja di undang. Semua sudah duduk dengan rapi, tidak ada di kursi, semua duduk lesehan dibawah yang sudah di alasi dengan karpet. Ada meja kecil sebagai tempat mahar dan cincin kawin terletak di antara Tony dan calon ayah mertua. Penghulu baru saja tiba dan di persilahkan masuk. Risti dibawa keluar oleh anak tetangga. Dia tidak mengundang teman-temannya, karena ini terlalu mendadak baginya. Risti mengenakan kebaya berwarna putih di padu dengan rok batik bercorak warna coklat. Ada yang berbeda. Risti tadi meminta untuk dipakaikan hijab. Karena ini akad dia ingin tampil sopan walaupun sehari-harinya masih belum berhijab.Meski wajah itu datar dan menyiratkan sedih, namun masih terpancar kecantikannya. Dia di dudukkan di dekat sang ayah. Penghulu mulai membacakan rangkaian demi rangkaian prosesi sebelum akad nikah. Semua berjalan de
Pernikahan Kedua Jaga Jarak!Bab 111Risti menyusun pakaiannya yang tidak banyak di satu ruang didalam lemari milik suaminya. Dia mengambil piyama yang akan dipakainya malam ini. Kini Risti sudah mandi dan berganti baju. Dia mematut dirinya di cermin, tidak buruk!Risti menyisir rambutnya, dia sudah mulai mengantuk sekarang. "Ris! Buka pintunya!"Risti terkejut, dia memang mengunci pintu dari dalam. Tiba-tiba muncul ide di kepalanya. Aha!Risti tertawa tanpa suara, dia tidak akan membuka pintu, biarkan saja si gondrong tidur diluar dan malam ini dia akan amaaaan!HihihihiRisti berjalan pelan menuju tempat tidur agar tidak terdengar oleh suaminya itu. "Ris! Buka pintunya!"Tony ternyata masih di depan pintu. Rasain! Pikir Risti. Dia merebahkan diri dan menarik selimut hingga ke dada. Tak peduli pada suami gondrongnya yang ingin dibukakan pintu."Apa sudah tidur ya?" ucap Tony pelan.Hening cukup lama. Risti tidak tahan lagi, dia terlelap di atas kasur apartemen suaminya sedangka
Pernikahan Kedua Masa Lalu TonyBab 112Selesai belanja sayur mayur, kini Risti akan masuk ke pasar ikan, tentunya lebih becek dan kotor."Stop! Tunggu di sini saja!" Risti menahan langkah suaminya."Jadi, Kamu?""Aku mau beli akan dulu sama daging, disana itu lebih becek, Bapak tunggu disini saja, ok!" jawab Risti tegas. "Oh, ini belanjaan aku pegangin ya!" tambah Risti lagi sambil menyodorkan ketangan suaminya. Tony sedikit kesal. Siapa yang tidak tau pasar ikan, tentu penghuninya kebanyakan kaum pria, dan biasanya akan langsung heboh kalau ada cewek yang belanja."Oh, bapaknya toh, kirain tadi suaminya," ucap ibu-ibu sambil menatap Tony senyum-senyum.Tony bersikap cuek meski terus diperhatikan, dia tidak peduli."Mas ganteng, duduk di sini aja!" salah satu wanita menawarkan kursi plastik untuk Tony.Tony tersenyum sedikit sambil mengangkat tangannya sebagai tanda menolak."Gila, senyum abang ini, manis kali!" ucap cewek berambut keriting, dari logatnya sepertinya berasal dari m
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in