Pernikahan Kedua Jangan Mau Duitnya SajaBab 110Tony dan keluarga sudah tiba dikediaman Risti. Mereka disambut hangat oleh beberapa tetangga yang sengaja di undang. Semua sudah duduk dengan rapi, tidak ada di kursi, semua duduk lesehan dibawah yang sudah di alasi dengan karpet. Ada meja kecil sebagai tempat mahar dan cincin kawin terletak di antara Tony dan calon ayah mertua. Penghulu baru saja tiba dan di persilahkan masuk. Risti dibawa keluar oleh anak tetangga. Dia tidak mengundang teman-temannya, karena ini terlalu mendadak baginya. Risti mengenakan kebaya berwarna putih di padu dengan rok batik bercorak warna coklat. Ada yang berbeda. Risti tadi meminta untuk dipakaikan hijab. Karena ini akad dia ingin tampil sopan walaupun sehari-harinya masih belum berhijab.Meski wajah itu datar dan menyiratkan sedih, namun masih terpancar kecantikannya. Dia di dudukkan di dekat sang ayah. Penghulu mulai membacakan rangkaian demi rangkaian prosesi sebelum akad nikah. Semua berjalan de
Pernikahan Kedua Jaga Jarak!Bab 111Risti menyusun pakaiannya yang tidak banyak di satu ruang didalam lemari milik suaminya. Dia mengambil piyama yang akan dipakainya malam ini. Kini Risti sudah mandi dan berganti baju. Dia mematut dirinya di cermin, tidak buruk!Risti menyisir rambutnya, dia sudah mulai mengantuk sekarang. "Ris! Buka pintunya!"Risti terkejut, dia memang mengunci pintu dari dalam. Tiba-tiba muncul ide di kepalanya. Aha!Risti tertawa tanpa suara, dia tidak akan membuka pintu, biarkan saja si gondrong tidur diluar dan malam ini dia akan amaaaan!HihihihiRisti berjalan pelan menuju tempat tidur agar tidak terdengar oleh suaminya itu. "Ris! Buka pintunya!"Tony ternyata masih di depan pintu. Rasain! Pikir Risti. Dia merebahkan diri dan menarik selimut hingga ke dada. Tak peduli pada suami gondrongnya yang ingin dibukakan pintu."Apa sudah tidur ya?" ucap Tony pelan.Hening cukup lama. Risti tidak tahan lagi, dia terlelap di atas kasur apartemen suaminya sedangka
Pernikahan Kedua Masa Lalu TonyBab 112Selesai belanja sayur mayur, kini Risti akan masuk ke pasar ikan, tentunya lebih becek dan kotor."Stop! Tunggu di sini saja!" Risti menahan langkah suaminya."Jadi, Kamu?""Aku mau beli akan dulu sama daging, disana itu lebih becek, Bapak tunggu disini saja, ok!" jawab Risti tegas. "Oh, ini belanjaan aku pegangin ya!" tambah Risti lagi sambil menyodorkan ketangan suaminya. Tony sedikit kesal. Siapa yang tidak tau pasar ikan, tentu penghuninya kebanyakan kaum pria, dan biasanya akan langsung heboh kalau ada cewek yang belanja."Oh, bapaknya toh, kirain tadi suaminya," ucap ibu-ibu sambil menatap Tony senyum-senyum.Tony bersikap cuek meski terus diperhatikan, dia tidak peduli."Mas ganteng, duduk di sini aja!" salah satu wanita menawarkan kursi plastik untuk Tony.Tony tersenyum sedikit sambil mengangkat tangannya sebagai tanda menolak."Gila, senyum abang ini, manis kali!" ucap cewek berambut keriting, dari logatnya sepertinya berasal dari m
Pernikahan Kedua Kegalauan TonyBab 113Jessica turun kebawah, dia berencana akan kembali ke apartemennya. Dia sudah pindah seminggu yang lalu ke indonesia. "Bu Jessica, mari saya antar!" Miko menawarkan diri pada wanita cantik yang berdiri bak model di hadapannya ini.Jessica menimbang sebentar. "Baiklah!" Dia tidak menolak karena dia memang datang tidak membawa mobilnya.Miko membawa jalan menuju parkiran. Dia membukakan pintu mobil bagian depan untuk Jessica. Jessica tersenyum. "Terimakasih!" Dia kemudian masuk. Miko ini sangat baik terhadap wanita. Pikirnya.Miko memutar dan mengambil alih kemudi. Dia mulai menjalankan mobil bosnya itu. "Aku tidak mengenalmu dulu, apa Kau karyawan baru Tony?" Jessica mengingati masa lalu."Dulu,? apa Bu Jessica mengenal Bos Tony?" Miko mengerutkan keningnya mendengar pernyataan Jessica tadi."berarti Kau orang baru. Tentu saja, bahkan aku pernah hampir menikah dengan Tony," aku Jessica.Miko memang pernah mendengar cerita itu, jadi ini wanita
Pernikahan KeduaFirst KissBab 114Sudah satu minggu Risti berdiam diri di apartemen, dan dia sangat bosan. Ini bukan dirinya. Risti terbiasa bekerja hingga seminggu ini terasa sangat lama baginya.Suaminya itu menegaskan, bahwa dia yang akan bertanggung jawab atas biaya hidup dan sekolah adik iparnya.Risti tidak bisa membantah, lagi-lagi Tony sudah membicarakannya dengan ayah Risti.HuufffftEntah sudah berapa judul novel yang dibaca olehnya selama seminggu ini. Risti ingin sesuatu yang berbeda, misalnya keluar begitu. Dia menghubungi suaminya. "Ada apa?""Aku bosan dirumah, apa boleh aku jalan-jalan keluar?" tanya Risti. Sumpah, ini bukan dia banget. Risti selama ini bebas, namun tau aturan. Bersama Tony dia merasa terkekang."Aku sedang sibuk sekarang!" kata Tony di telpon."Aku tidak bertanya padamu, aku bisa keluar sendiri."Ck"Tunggu di sana. Akan kusuruh Miko menjemputmu!" Beginilah Tony, terlalu posesif, namun bagi Risti sikap suaminya ini belum jelas maknanya."Itu ist
Pernikahan Kedua Tidak Bisa Di GambarkanBab 115Risti membukanya perlahan, dia menatap ke atas. "Astaga, aku masih di kantor!" gumamnya. Dia, lantas bangkit dan duduk. Suaminya tertidur sambil duduk. Risti melihat jam yang ada di dinding, pukul tujuh malam. Dia ingat belum memasak apapun untuk makan malam. Risti akan membangunkan suaminya.Dia akan menyentuh lengan kekar yang dibalut oleh kemeja biru itu, tidak jadi ketika matanya menatap bibir tebal dan seksi suaminya. Risti mematung, dia jadi tersenyum mengingat kejadian tadi. Begitu ternyata rasanya ciuman. Tangan yang semula ingin menyentuh lengan itu kini beralih menyentuh bibir yang entah kenapa Risti jadi menyukainya.Di usapnya lembut dengan ibu jari dengan senyum menghiasi bibirnya. Tony merasa ada yang menyentuh bagian tubuhnya, ia membuka sedikit matanya. Risti! Dia kembali terpejam, dia akan berpura-pura masih tidur. Risti tidak menyadari suaminya itu telah bangun. Dia terus menyentuh bibir itu berulang, seolah bib
Pernikahan Kedua Apa Masih Sakit? Bab 116"Apa sih, yang belum Kamu lihat?"Sumpah demi apa!Risti tidak mempedulikan lagi panggilan yang masih tersambung, dia menoleh pelan pada sosok yang telah berdiri di belakangnya."Hehehe, itu, aduh! Apa ya?" Risti cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia jadi tidak tenang, bagaimana kalau suami gondrongnya tadi mendengarnya? "Halo, Ris! Halo! Kemana sih ni orang? Emang dasar edan Kamu Ris!" Nirmala terus mengoceh. Dia sungguh tidak menyangka jawaban dari Risti."Kenapa sih, Yang? Kok kayaknya kesal banget?" Adrian yang sedari tadi hanya memperhatikan istrinya dari jauh datang menghampirinya."Si Risti, Yang. Masak udah nikah seminggu belum unboxing, patut dicurigai itu." Nirmala berpendapat. Menurutnya itu sangat tidak wajar.Adrian mengernyitkan dahi menatap istrinya ini heran. "Kenapa sih, kok gitu banget lihatin aku?" Nirmala pun jadi ikut heran."Aneh aja lihat Kamu, kok segitunya pengen tau, itukan urusan me
Pernikahan Kedua Hapus Itu! Bab 117Raut gembira jelas terpancar dari wajah Riman, kala melihat putri dan menantunya turun dari mobil."Ayaaah! Kangen!" Risti langsung berlari memeluk pria yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya itu. Riman membalas pelukan itu di iringi dengan air mata keduanya.Riman mengecup kening putrinya, dan Tony menyaksikan itu dengan tersenyum. Dia hanya berdiri sambil memegang makanan yang sengaja mereka beli tadi di restauran. "Nak Tony, sini!" Riman terlalu senang melepas rindu dengan Risti hingga belum menyapa menantunya.Tony datang mendekat, dia, langsung salim dan memeluk menantunya itu."Yah, ini Risti bawain makanan, Ayah sudah sarapan?" tanya Risti. Dia menunjuk makanan yang di pegang suaminya.Ayah terdiam, dia menatap makanan itu sebentar. Risti menyadari sesuatu dari tatapan itu. "Maaf, Yah. Tadi Risti nggak sempat masak, jadinya beli, tapi Ayah tenang aja, siang ini Risti akan masak untuk Ayah sama Rasya," ucapnya menghibur. Dia tau, ayah