Pernikahan Kedua Hapus Itu! Bab 117Raut gembira jelas terpancar dari wajah Riman, kala melihat putri dan menantunya turun dari mobil."Ayaaah! Kangen!" Risti langsung berlari memeluk pria yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya itu. Riman membalas pelukan itu di iringi dengan air mata keduanya.Riman mengecup kening putrinya, dan Tony menyaksikan itu dengan tersenyum. Dia hanya berdiri sambil memegang makanan yang sengaja mereka beli tadi di restauran. "Nak Tony, sini!" Riman terlalu senang melepas rindu dengan Risti hingga belum menyapa menantunya.Tony datang mendekat, dia, langsung salim dan memeluk menantunya itu."Yah, ini Risti bawain makanan, Ayah sudah sarapan?" tanya Risti. Dia menunjuk makanan yang di pegang suaminya.Ayah terdiam, dia menatap makanan itu sebentar. Risti menyadari sesuatu dari tatapan itu. "Maaf, Yah. Tadi Risti nggak sempat masak, jadinya beli, tapi Ayah tenang aja, siang ini Risti akan masak untuk Ayah sama Rasya," ucapnya menghibur. Dia tau, ayah
Pernikahan Kedua My Lovely WifeBab 118Tidak terasa sudah satu bulan mereka bersama. Sudah banyak yang dilakukan Tony untuk istrinya termasuk kepada keluarganya. Rumah yang dulunya di kontrak itu kini sudah beralih menjadi milik Riman, Tony juga merenovasinya memperbesar ruang tamunya agar kalau mereka kumpul lebih luas begitu.Apalagi Tony memimpikan memiliki anak banyak, tentu nanti anak-anaknya akan sering berkunjung kesana kerumah mertuanya tersebut. "Sayaaaang! Aku pergi!" teriak Tony dari depan. Beginilah kebiasaan mereka sekarang, panggilanpun sudah berubah sayang-sayangan. Risti yang sedang berada di dapur itu buru-buru menghampiri suaminya. Di raihnya tangan Tony lalu menciumnya. Tidak cukup sampai disitu, Tony langsung menarik istrinya kedalam pelukan lalu mencium surai yang selalu menguarkan aroma shampo itu berkali-kali. "Hati-hati!" katanya seraya tersenyum. "Ok, baik-baik di sini!" balas Tony, dia membelai lagi wajah istrinya. Rasanya berat untuk berpisah, kedua
Pernikahan Kedua Kesalah PahamanBab 119Risti keluar dari ruangan suaminya, amarah menguasai dirinya kini, hingga pintu itupun terbanting di buatnya. Risti tidak tahan, dia kecewa terhadap Tony. Tanpa mengindahkan suaminya, dia terus berlari meninggalkan kantor.Shitt!Tony mengumpat, dia pun tampak frustasi. Dia menyugar rambutnya yang tidak di ikatnya hari ini. Dia sempat tertegun beberapa saat. Dia kemudian mengejar istrinya, dia segera memasuki lift untuk turun ke lantai dasar. Dia mengedarkan pandangan namun, nihil. Risti terlalu cepat menghilang."Pak, lihat istri saya?" tanyanya pada security yang berjaga di depan. "Sudah pergi, Bos, naik taksi, baru saja!" jawab security itu. Dia tadi melihat istri bosnya keluar terburu-buru dan kebetulan ada taksi yang lewat, wanita itu langsung menyetopnya. Di dalam sebuah mobil mini cover berwarna merah, semerah bibir pemiliknya, ternyata Jessica belum pergi, dia mengamati apa yang terjadi. Dia tersenyum senang melihat istri dari pri
Pernikahan Kedua Apa Aku Yang TerlaluBab 120Dia sudah membaca pesan suaminya, namun tidak ada keinginan untuk membalas. Risti jadi tidak semangat mengerjakan apapun lagi, dia hanya rebahan saja di kamar, dia tidak memasak untuk makan malam. Dia memblokir nomor suaminya.Entah sudah berapa kali dia berguling kesana kemari mengganti posisi. Yang dilakukannya adalah mencari kisah-kisah yang kiranya cocok di hati.Pilihannya jatuh pada sebuah novel yang menceritakan tentang wanita tangguh yang berjuang membasmi pelakor. Risti tertarik dengan itu. Dia pun mulai membacanya. Dia begitu terhanyut, pelakor itu tidak pernah berhasil menggaet suami kayanya karena wanita itu tangguh dan penuh dengan intrik.Ada sesuatu dalam diri Risti, kemudian dia membandingkan dengan keadaannya sekarang. Apakah dia harus seperti tokoh wanita di novel yang baru saja ia baca.Lama dia berpikir, namun balik lagi dia membayangkan suaminya tengah bersama Jessica, Risti bergidik jijik.Hingga tanpa sadar jam s
Pernikahan Kedua Harusnya Kau Bawa CelanamuBab 121Risti jadi bertambah gelisah sekarang karena suaminya belum pulang juga, dia jadi menyesal. Benar kata Nirmala, dia harus bisa melindungi suaminya dari para pelakor di luar sana.HoamItu uapan yang sudah kesekian kali, sampai-sampai Risti tertidur dan bangun lagi dalam keadaan duduk hingga akhirnya dia benar-benar tertidur di sofa.Tony menekan pin apartemennya, dia sudah tidak sabar ingin menunjukkan sesuatu pada istrinya. Tony melangkah cepat. Pemandangan di depan matanya, membuatnya mendesah.Istrinya sudah terlelap damai di atas sofa. Tony pun memindahkan tubuh itu kedalam kamar, tanpa ingin membangunkannya, dia kemudian menarik selimut untuk Risti, setelahnya dia membersihkan diri.Tony bahkan lupa belum makan sejak siang tadi, bahkan tidak ada rasa lapar sama sekali. Dia pun menyusul istrinya merebahkan diri di samping istrinya, berbagi selimut untuk mengarungi malam dingin yang di temani oleh hujan.Pagi menyapa, seperti bi
Pernikahan Kedua Kelamaan, Ini Saja Sudah CukupBab 122Seminggu sudah Tony berdiam diri di apartemen, keadaannya sudah membaik tinggal memulihkan sedikit lagi tenaganya. Risti mengurusnya dengan sangat baik. Tony beruntung memiliki istri seperti Risti. Untuk pekerjaan yang membutuhkan tanda tangan Tony, Miko membawanya ke apartemen."Meeting kali ini tidak bisa di wakilkan, jadi terpaksa aku harus turun langsung," kata Tony sambil mengkancingkan kemejanya."Tubuhmu belum fit betul, Sayang. Apa tidak bisa di tunda sampai besok?" Tubuh mungil itu tengah berdiri di atas ranjang sedang menyisir rambut suaminya. Risti akan mengkuncir rambut itu."Sayangnya tidak. Kamu jangan khawatir, ada Miko disana." Tony tau, istrinya itu pasti cemas melepaskannya."Kalau saja aku tidak harus kerumah ayah hari ini," kata Risti lagi. Hari ini dia akan mengunjungi ayahnya untuk cek-up kesehatan jantungnya. Janji itu tidak bisa di batalkan lagi. Rambut itu telah rapi dan membuat si empunya memutar tub
Pernikahan Kedua Mungkin, Efek Obat Itu Masih TerasaBab 123Setelah melakukan aktivitas panjang yang sangat melelahkan, Risti terkapar di sofa. Sedang Tony membersihkan dirinya. Dia lalu kembali bekerja. Dia juga menghubungi Miko untuk mengurus cleaning servis yang telah berani di bayar oleh orang luar untuk menjebak bosnya sendiri. Meskipun tak ada yang dirugikan disini, tapi perbuatannya sangat tidak bisa di tolerir, Tony tidak akan mengambil resiko."Halo Bos!""Ada apa, Mik? Sudah Kau bereskan pengacau kecil itu?" Tony tentu harus memastikan lagi."Dia memohon agar jangan di pecat, dia ingin berlutut padamu," kata Miko. Wanita itu terus menangis dan tidak mau pulang dari kantor.CkTerdengar decakan dari Tony. "Bagaimana, Bos? Dia ingin keruanganmu sekarang!" kata Miko lagi. Dia sendiri tidak tau apa kesalahan wanita cleaning servis ini. Tony hanya mengatakan 'pecat wanita yang mengantar kopi keruanganku.'"Tidak perlu, aku tidak akan membiarkannya kerja disini lagi. Usir d
Pernikahan Kedua Berhentilah Berpura-pura Kuat, TonyBab 124Risti benar-benar dibuat tak berdaya oleh suaminya, sampai-sampai dia tidak bisa melakukan aktivitas rumah seperti memasak.Setelah membuat sang istri terkapar, Tonylah yang mengambil perannya, dia pergu ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Risti sudah terlepap kembali. "Hei, istirahatlah biar aku yang masak!" Ketika dia berbalik istrinya itu sudah berdiri memandanginya. Risti sudah mandi sekarang.Risti tidak menjawab dia malah menghampiri suaminya yang tengah menggoreng ayam di dalam wajan berwarna hitam. "Sudah, sana istirahat!" Tony memaksa."Aku lapar!" kata Risti lemas."Sabarlah, sebentar lagi selesai!" kata Tony."Aku tunggu disini saja!" Risti akan menarik kursi makan untuk duduk.CkTony keberatan dan dia langsung mengangkag tubuh itu kembali ke kamar. "Sudah, disini saja! Biarkan aku yang memasak!" kata, Tony tegas."Aku hanya takut rasanya tidak enak," ucap Risti jujur."Tenang saja, suamimu ini bisa di and
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in