Home / Pernikahan / Pernikahan Kedua / Berhetilah Berpura-pura Kuat Tony

Share

Berhetilah Berpura-pura Kuat Tony

Author: Azitung
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pernikahan Kedua

Berhentilah Berpura-pura Kuat, Tony

Bab 124

Risti benar-benar dibuat tak berdaya oleh suaminya, sampai-sampai dia tidak bisa melakukan aktivitas rumah seperti memasak.

Setelah membuat sang istri terkapar, Tonylah yang mengambil perannya, dia pergu ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Risti sudah terlepap kembali.

"Hei, istirahatlah biar aku yang masak!" Ketika dia berbalik istrinya itu sudah berdiri memandanginya. Risti sudah mandi sekarang.

Risti tidak menjawab dia malah menghampiri suaminya yang tengah menggoreng ayam di dalam wajan berwarna hitam.

"Sudah, sana istirahat!" Tony memaksa.

"Aku lapar!" kata Risti lemas.

"Sabarlah, sebentar lagi selesai!" kata Tony.

"Aku tunggu disini saja!" Risti akan menarik kursi makan untuk duduk.

CkTony keberatan dan dia langsung mengangkag tubuh itu kembali ke kamar. "Sudah, disini saja! Biarkan aku yang memasak!" kata, Tony tegas.

"Aku hanya takut rasanya tidak enak," ucap Risti jujur.

"Tenang saja, suamimu ini bisa di and
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Kedua    Aku Akan Mendekatinya

    Pernikahan Kedua Aku Akan MendekatinyaBab 125Tony tidak menyangka pengacaranya akan semarah itu. Dia mengusap wajahnya kasar. "Sayang!" Risti berjalan mendekat. Dia kemudian meletakkan bekal yanv di bawanya di atas meja dan menghampiri suaminya. Tony segera merubah mimik wajahnya. Dia tersenyum pada Risti. "Kau menyakitinya?" tanya Risti.Kening Tony mengeryit. "Siapa maksudmu?" "Itu tadi, laki-laki yang baru saja keluar dari ruanganmu, aku berpapasan dengannya, dia sedang menangis tadi," kata Risti. Dia sungguh penasaran. "Oh, i-itu Bram, pengacaraku," jawab Tony jujur, namun dia tidak menyangka Bram sampai menangis karenanya. "Lalu kenapa dia menangis?" tanya Risti lagi. Tony bingung. "Mmm, ya aku mana tau, Yang!" elaknya. "Jelas-jelas dia keluar dari sini, kenapa Kamu tidak tau?" "Ya, ya aku tidak tau saja. Mu-mungkin dia baru dengar kabar sedih, iya kabar sedih, makanya menangis." Tony mengarang bebas. Risti menyipit. "Kamu aneh! Ditanya seperti itu saja, sudah sang

  • Pernikahan Kedua    Darurat, Bos Pingsan

    Pernikahan Kedua Darurat, Bos PingsanBab 126Tony tetap memaksakan diri untuk bekerja hari ini, padahal dia sedang tidak terlalu baik. Risti pun tidak dapat mencegahnya, dia hanya berpesan agar suaminya itu tidak memaksakan diri.Tony meng-iyakan nasehat istrinya. Tony berangkat ke kantor dan Risti pun pergi untuk belanja kebutuhan mereka.Tony tidak benar-benar pergi ke perusahaan, dia justru mendatangi rumah Dokter Riko.Riko mengajaknya masuk. "Apa yang Kau rasakan Tony?" tanya Riko."Aku rasa obat-obatan yang biasa ku konsumsi tidak lagi berefek apapun pada tubuhku, tadi malam aku mimisan dan tubuhku kembali demam.Riko menelisik tubuh temannya itu." Ini tidak bisa dibiarkan berlarut Tony, sebaiknya Kau memang harus sudah dirawat, itu kembali lagi padamu, aku tidak akan memaksa." Riko sudah bertekat tidak akan memaksakan Tony lagi. Dia akan mengikuti kemauan temannya itu.Tony mendesah kecewa. "Tidak ada obat lain?" tanyanya. Jelaa dari matanya dia tengah kecewa terhadap dirin

  • Pernikahan Kedua    Kedua Orang Tua Tony

    Pernikahan Kedua Kedua Orang Tua TonyBab 127"Tetap saja, Yah, aku kecewa." Risti mengungkapkan kekecewaan atas kepergian Tony yang mendadak."Jangan kecewa-kecewa, kan sudah dibilangin sama Miko alasannya. Lagian kasihan nanti cucu ayah kalau mamanya kecewa-kecewa terus. Positif saja, yang dilakukan suamimu juga masalah pekerjaan." Ayah memberi nasehatnya pasa Risti. "Iya ya, Yah. Yasudah, aku mau tidur siang dulu Yah!" Risti pamit kedalam kamarnya yang dulu. Rumah mereka belum sempat di renovasi, masih seperti semula namun sudah jadi milik ayahnya. Sudah dua minggu berlalu, keadaan Tony masih sama, tidak ada kemajuan. Dia masih komaRiko menghubungi pihak keluargaTony untuk mencari pendonor yang pas. Dia tanpa lelah selalu mengusahakan kesembuhan temannya itu. Dia meminta bantuan teman dokternya disana untuk melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang. Miko pun menjalankan perannya dengan baik di perusahaan, dia menggantikan bosnya saat ini. Sedangkan Risti entah seperti a

  • Pernikahan Kedua    Hidup Tidak Sebercanda Ini

    Pernikahan Kedua Hidup Tidak Sebercanda IniBab 128Hari-hari berlalu seperti biasa, masih berat menanggung rindu juga rasa penasaran yang semakin mendalam, rasa kecewa, rasa kesal luar biasa yang entah bagaimana cara meluahkannya. Kondisi Risti sudah membaik berkat sang ayah yang selalu mengingatkannya untuk tidak malas makan dan minum vitamin. Risti melakukannya demi sang buah hati bukti cintanya dengan sang suami."Sudah siap Bu Risti?" Seorang suster baru saja datang. Risti telah di daftarkan tadi dan sebentar lagi gilirannya untuk melakukan usg seperti saran dokter waktu itu. "Siap, Sus!" jawabnya cepat. Risti di bantu pindah ke kursi roda lalu setelahnya suster itu membawanya. Tempatnya memang sedikit jauh namun masih di lantai yang sama. Tepat kini gilirannya, Risti tidak menunggu lama begitu sampai tibalah gilirannya. Suster membawanya masuk kedalam. "Pagi, Bu Risti!" sapa dokter ramah. "Pagi, Dokter!" balas Risti. "Langsung saja ya —Sus, tolong bantu pindahkan!" peri

  • Pernikahan Kedua    Hanya Halusinasi

    Pernikahan Kedua Hanya Halusinasi Bab 129Setelah pertemuan yang menyesakkan dada itu. Semua jadi senyap, Risti pun tidak pernah lagi mau menemui pria yang masih berstatus suaminya itu. Dia kini di rundung perasaan minder, dal segala hal dia merasa tidak pantaa untuk pria itu. Ujian cinta ini begitu berat, inginnya bertahan namun apalah daya, suaminya tidak menginginkannya. Begitulah persepsi Risti sekarang atas keadaan mereka saat ini.Ini sudah dua hari sejak saat itu, kondisi Risti pun belum bisa dibilang baik. Ayahnya sempat sedikit marah, dia mengira Risti yang tidak mau meminum obat dan makan untuk pertumbuhwn bayinya. Risti memang tidak mengatakan apapun tentang pertemuannya dengan Tony, dia menyimpannya sendiri. Tanpa diketahuinya perasaan dan pikiran Ristilah yang mungkin mempengaruhi kesehatannya. "Sus, boleh tidak jangan di infus?" tanya Risti. Kini dokter dan suster tengah datang memeriksanya. "Bu Risti, ini demi kebaikan bersama, untuk Ibu sendiri juga dedek bayiny

  • Pernikahan Kedua    Tidak, Kau Kuat

    Pernikahan Kedua Tidak, Kau KuatBab 130CupSekali lagi Risti melakukannya, hingga mata itu terbuka sempurna. Tony menatap sendu wajah cantik yang selalu dirindukannya itu.Risti tersenyum, dia mengecup tangan itu berkali-kali. Di elusnya kepala suaminya dengan lembut. Risti baru menyadari rambut itu tidak gondrong lagi sekarang. Sesakit mana suaminya?"Risti!" Risti menatap mata Tony. Sepertinya prianya ini tidak percaya dia ada disini."Kau kah itu?" tanya Tony ragu."Apa Kau punya Risti yang lain?" Risti sedikit kesal."Aku ingin duduk!" pinta Tony. Risti membantunya, dia memutar alat pengatur brankar agar merubah posisi suaminya."Sayang! Aku memang salah, tidak memberitahumu tentang penyakitku ini, aku hanya tidak mau Kau khawatir," kata Tony pelan. Dia masih tampak lemah, tubuhnya sedikit kurus dan rambut yang sudah di potong pendek."Tapi aku kecewa," ucap Risti. Dia tidak menutupinya, karena Risti adalah tipe wanita yang tidak pandai berpura-pura."Aku mengerti, tidak apa

  • Pernikahan Kedua    Bayi Kembar

    Pernikahan Kedua Bayi KembarBab 131Hari ini akan di lakukan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang. Pendonornya adalah sepupu Tony sendiri yang datang dari Malaysia. Ayah dan ibunya yang masih berada diindonesia pun datang untuk bertemu putra mereka sebelum dilakukan operasi. "Kau harus yakin ya! Ibu dan ayah selalu mendoakanmu!" Ibunya memberikan semangat bergantian dengan sang ayah."Ibu, Ayah!" panggil Tony pelan."Kau ingin sesuatu?" tanya ibunya antusias."Istriku juga dirawat disini," kata Tony."Risti? Jadi dia sudah tau keadaanmu sekarang?" tanya sang ayah. Setaunya anaknya ini kekeuh untuk menutupi tentang penyakitnya pada istrinya."Iya, tapi dia tidak tau kalau aku akan menjalani operasi hari ini. Kemarin kami bertemu, dia pingsan, sekarang dia sedang hamil. Jenguklah dia untukku, Bu, Yah! Katakan maafku padanya!" Terlihat jelas rasa sesal di mata Tony, sesal karena tidak jujur pada istrinya sejak lalu. "Istrimu sedang hamil?" Ibunya bertanya antusias.Tony meng

  • Pernikahan Kedua    Hitung-Hitung Mengganti Olah Raga Senammu

    Pernikahan Kedua Hitung Hitung Mengganti Olah Raga SenammuBab 132Empat bulan kemudian. Pasangan itu baru saja selesai menggelar acara tujuh bulanan, Tony sudah membopong istrinya tinggal dirumahnya yang dulu, dia menempatkan dua asisten rumah tangga juga sopir yang stanbay bila sewaktu-waktu istrinya ingin pergi.Kehamilan kembar itu membuatnya sulit untuk bergerak, berat badannya naik drastis dan Risti sangat mudah lelah sekarang.Seperti pagi ini, Tony yang sudah siap ingin berangkat ke kantor tarpaksa tidak jadi karena mendengar keluhan sang istri. Bukan kali pertama, memang sudah sering belakangan ini. Risti duduk di sofa kakinya berada di atas kaki suaminya Tony mengeluarkan minyak telon lalu membalurnya ke kaki Risti. Dia kemudian memijitnya lembut."Sayang, sudah! Itu lihat sudah hampir jam delapan!" Risti menunjuk jam besar berukiran warna coklat yang terletak di sudut ruangan.Tony tidak peduli, dia tetap melanjutkan pijitannya. "Urusan kantor masih bisa di tunda, tapi

Latest chapter

  • Pernikahan Kedua    Semangat Demi Adelia

    Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me

  • Pernikahan Kedua    Masa Lalu Yang Datang

    Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan

  • Pernikahan Kedua    Jangan Sentuh Papaku

    Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a

  • Pernikahan Kedua    Mama Takut Papa Akan Lari

    Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p

  • Pernikahan Kedua    Terlalu Posesif

    Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn

  • Pernikahan Kedua    Astaga Sayang, Bagaimana Ini?

    Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter

  • Pernikahan Kedua    Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku?

    Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di

  • Pernikahan Kedua    Lebay Banget Kamu, Sel

    Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita

  • Pernikahan Kedua    Kau Wanita Luar Biasa, Sayang

    Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in

DMCA.com Protection Status