Pernikahan Kedua My Baby, Daddy Is Coming! Bab 133Kini sepasang suami istri itu telah berada di mobil, dan sang istri dengan bibir yang mengerucut seperti mulut ikan cucut yang membuat pria disampingnya jadi gemes."Habis di kasih enak malah manyun, aneh deh Kamu, Yang." Tanpa rasa bersalah Tony malah menanyakan alasan Risti cemberut."Kamu kalau mau itu lihat tempat dong, aku kan jadi malu dilihatin karyawan Kamu." Risti makin cemberut.Siapa yang tidak malu, hampir seluruh leher Risti di penuhi bercak merah hasil perbuatan suaminya. Membuat setiap mata karyawan yang melihat langsung terfokus ke bagian lehernya. "Berarti aku hebat dong!" Bukannya minta maaf malah bangga."Au ah!"Hahahaha! Tony malah tertawa. "Bangga gitu kalau orang tau Kamu hebat?" Risti mendelik tak suka. "Bukan gitu, Yang. Gimana ya jelasinnya?" "Halah bilang aja Kamu mau pamer ke per****an Kamu itu kan!" "Astaga, Sayang! Aku nggak ada niat pamer loh. Aku mau cuma Kamu aja yang merasakannya." Tony menya
Pernikahan Kedua Jangan Dorong-Dorongan Bab 134Waktu begitu cepat berlalu, dan kehamilan Risti sudah memasuki usia sembilan bulan. Mereka sudah jarang bepergian. Tony begitu antusias mempersiapkan kelahiran kedua buah hatinya segala persiapan sudah di persiapkan meski yang satunya masih belum di ketahui jenis kelaminnya.Setiap melakukan usg, bayi itu selalu memnyembunyikan sesuatu yang terjepit di antara kedua kakinya. Risti sudah sangat susah untuk bergerak sekarang, hingga dia hanya mengabiskan waktu duduk dan berbaribg saja, bahkan untuk jalan pagi saja rasanya dia tidak sanggup, namun Tony selalu menyemangatinya.Dokter Tiara memperkirakan bayi mereka akan lahir kurang lebih seminggu lagi."Kamu nggak ngantor, Yang?" tanya Risti. Dia tengah berselonjor di bangku samping rumah yang menghadap ke taman ditemani oleh suaminya. Ini sudah pukul delapan tiga puluh."Nggak, udah aku serahin sama Miko, aku mau jadi suami siaga dirumah," jawab Tony.So sweet! "Masih lama ini, Yang.
Pernikahan Kedua Adeliu Dan AdeliaBab 135Kesakitan itu terus berlanjut dan seperti kata dokter tadi malam, semakin bertambah lagi seiring pembukaan yang kian lengkap, dan pukul sepuluh pagi Risti telah berhasil melahirkan dua bayi yang imut dan lucu-lucu.Satu perempuan dan satu laki-laki. Mereka mendapatkan sepasang. Mata Tony berkaca-kaca menyambut kedua buah hatinya. Betapa tidak, di usianya yang tak lagi muda dia masih diberikan anugerah terindah melalui seorang istri tercinta. Dia mengecup kepala istrinya beberapa kali, sambil mengucapkan kata terimakasih yang begitu dalam. Tony di panggil untuk mengadzani bayi-bayinya. Setelah selesai semua di lakukan, kini dia kembali keruangan dimana Risti sudah di pindahkan.Selang satu jam, mertua dan adik iparnya pun datang menjenguk istrinya. Riman begitu senang karena telah memiliki cucu bahkan dua sekaligus.Orang tua Tony pun dihubungi, mereka juga akan mengatur jadwal keberangkatan ke indonesia. Dua hari berlalu dengan cepat, d
Pernikahan Kedua Hai Liu Tampan! Bab 136Lima tahun kemudian. Dua bocah itu tumbuh dengan sangat baik, mereka kini telah menempuh pendidikan tk. Membuat Risti sedikit repot karena anak-anaknya tidak mau lagi menggunakan jasa pengasuh."Mama, dimana buku gambarku!" teriak Adelia dari dalam kamarnya."Cari di tempat biasa!" sahut Risti dari arah dapur, dia tengah menyiapkan bekal untuk keduanya."Tidak ada, Ma," teriaknya lagi.Risti menghela napas lalu meninggalkan pekerjaannya, dia, menghampiri putrinya kedalam kamar mereka."Ingat-ingat dulu, dimana semalam Adel letakkan?" Risti sudah sampai di kamar putrinya."Adel ingat menaruhnya disini, Ma," jawabnya sambil menunjuk rak tempat buku-bukunya."Sebentar, mama yang cari." Sang mama mulai memeriksa satu persatu buku yang ada disitu.Nihil. Adelia bersedakap sambil memperhatikan mamanya. Risti mengembalikan buku ke posisi semula. Biasanya putrinya ini tidak akan berbohong, bila memang dia mengatakan disitu, berarti memang disitula
Pernikahan Kedua Keriting Uwel-UwelBab 137Hal yang paling membahagiakan bagi Riman adalah kedatangan kedua cucunya. Meski sering menguji kesabaran namun sangat senang."Kakek! Aku mau lihat ikan-ikanku!" Itulah kalimat pertama yang di ucapkan Liu begitu sampai di rumah kakeknya.Rumah itu telah di renovasi dan di halaman sampingnya ada kolam sepanjang tiga meter dan lebar satu meter serta kedalaman lima puluh centi meter."Adeliu, salim dulu sama kakek!" Risti mengingatkan putranya yang sudah berlari menuju kolam ikan itu.Liu berhenti dan menepuk jidatnya. Hal itu mampu membuat Riman terkekeh. Liu kembali meraih tangannya, di balas usapan lembut Riman di kepala sang cucu.Lalu gantian dengan Adelia dan Risti. "Cucu cantik kakek, belajar apa tadi disekolah?" tanya Riman seraya tersenyum.Risti sudah masuk kedalam, dia membawa beberapa makanan tadi dari rumah, rencananya mereka akan pulang sore hari.Riman menggendong Adelia, mereka menuju samping rumah menyusul Liu yang sudah si
Pernikahan Kedua Tiga BocilBab 138"Sayang! Sudah bangun!"Risti baru saja masuk kekamar anak-anaknya, dia melihat keduanya sudah bangun namun masih berbaring."Mandi yuk, bentar lagi sekolah!" ajaknya.Liu menggosok matanya dengan punggung jarinya dan itu sangat menggemaskan bagi Risti. Liu kemudian bangkit dan bergeser ke sisi ranjang. "Adelia, kenapa, Nak?" Risti menatap putrinya. Ini tidak biasa. Biasanya gadis kecil itu akan duluan bangkit, tapi kini dia hanya bergeming dengan tubuhnya yang miring.Liu mendekati adik kembarnya itu. "Adelia panas, Ma!" katanya setelah menyentuh permukaan tangan adiknya.Astaga! Risti langsung duduk di sisi tampat tidur, dia memegang kening putrinya, dan benar panas. Risti mengangkatnya dalam pangkuannya.Adelia diam saja, bahkan matanya sedikit berair, dia demam."Liu, ambil kotak obat di kamar mama?" perintah Risti. Liu segera keluar menuju kamar orang tuanya. Dia membuka laci, dia tau dimana biasanya sang mama menyimpannya. Liu mengeluark
Pernikahan Kedua Lihatlah, Di Seperti Perempuan! Bab 139Moment yang jarang terjadi namun sangat menyenangkan bagi mereka. Tepat di hari syukuran rumah baru Adrian dan Nirmala.Kehidupan mereka meningkat pesat, kini Adrian sudah menjabat sebagai wakil direktur di Perusahaan Subrata. Nirmala sendiri tidak bekerja lagi karena harus terua memantau kedua buah hatinya. Yah, mereka telah memiliki dua anak, yang sulung laki-laki diberi nama Arjuna sudah berusia enam tahun, yang kedua juga laki-laki dengan nama Sadewa, baru berusia satu tahun. Nama itu pemberian Adrian semua, Nirmala tidak boleh protes saat itu."Untuk yang kedua, aku yang ngasih nama ya, Yang?" begitulah pertanyaannya waktu itu. "Tidak, urusan nama anak aku yang buat, aku yang membuat mereka," tolak Adrian tegas. "Kalau tidak ada aku, mereka nggak mungkin lahir kedunia, Yang!" Nirmala protes, dia mengerucutkan bibirnya.Adrian mencubit bibir itu gemes. "Nurut aja deh, lagian nama yang aku kasih juga bagus." Adrian tida
Pernikahan Kedua Sangat Tidak SabaranBab 140Pukul sepuluh malam. Keluarga Riri baru saja tiba dirumah. Rila sudah tertidur di bangku belakang. Gilang segera menggendong putrinya itu kedalam. Riri sedikit cepat, karena ingin memastikan tempat tidur putrinya sudah sedia. Pasalnya Asisten rumah tangga mereka tengah pulang lampung sudah seminggu. Riri tidak sempat merapikannya tadi.CeklekDia melihatnya, ternyata lumayan rapi. Rila memang bisa di andalkan. Pikirnya. Gilang segera meletakkan tubuh Rila di atas tempat tidur ber motif frozen kesukaannya. Setelahnya dia menyelimutinya. Dia mengecup pipi Rila, kemudian mematikan lampu terang dan mengganti dengan lampu tidur. "Aku belum cium Rila, Mas!" kata Riri."Oh iya, cepetan sana!" Gilang bergeser sedikit.Riri pun menunduk hati-hati, perutnya yang besar sudah sedikit susah untuk bergerak.CupDia kemudian keluar, menyusul suaminya yang sudah duluan ke kamar. Terdengar suara mandi. Pasti suaminya itu merasa gerah. Setelah Gilan
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in