Pernikahan Kedua Jaga Jarak!Bab 111Risti menyusun pakaiannya yang tidak banyak di satu ruang didalam lemari milik suaminya. Dia mengambil piyama yang akan dipakainya malam ini. Kini Risti sudah mandi dan berganti baju. Dia mematut dirinya di cermin, tidak buruk!Risti menyisir rambutnya, dia sudah mulai mengantuk sekarang. "Ris! Buka pintunya!"Risti terkejut, dia memang mengunci pintu dari dalam. Tiba-tiba muncul ide di kepalanya. Aha!Risti tertawa tanpa suara, dia tidak akan membuka pintu, biarkan saja si gondrong tidur diluar dan malam ini dia akan amaaaan!HihihihiRisti berjalan pelan menuju tempat tidur agar tidak terdengar oleh suaminya itu. "Ris! Buka pintunya!"Tony ternyata masih di depan pintu. Rasain! Pikir Risti. Dia merebahkan diri dan menarik selimut hingga ke dada. Tak peduli pada suami gondrongnya yang ingin dibukakan pintu."Apa sudah tidur ya?" ucap Tony pelan.Hening cukup lama. Risti tidak tahan lagi, dia terlelap di atas kasur apartemen suaminya sedangka
Pernikahan Kedua Masa Lalu TonyBab 112Selesai belanja sayur mayur, kini Risti akan masuk ke pasar ikan, tentunya lebih becek dan kotor."Stop! Tunggu di sini saja!" Risti menahan langkah suaminya."Jadi, Kamu?""Aku mau beli akan dulu sama daging, disana itu lebih becek, Bapak tunggu disini saja, ok!" jawab Risti tegas. "Oh, ini belanjaan aku pegangin ya!" tambah Risti lagi sambil menyodorkan ketangan suaminya. Tony sedikit kesal. Siapa yang tidak tau pasar ikan, tentu penghuninya kebanyakan kaum pria, dan biasanya akan langsung heboh kalau ada cewek yang belanja."Oh, bapaknya toh, kirain tadi suaminya," ucap ibu-ibu sambil menatap Tony senyum-senyum.Tony bersikap cuek meski terus diperhatikan, dia tidak peduli."Mas ganteng, duduk di sini aja!" salah satu wanita menawarkan kursi plastik untuk Tony.Tony tersenyum sedikit sambil mengangkat tangannya sebagai tanda menolak."Gila, senyum abang ini, manis kali!" ucap cewek berambut keriting, dari logatnya sepertinya berasal dari m
Pernikahan Kedua Kegalauan TonyBab 113Jessica turun kebawah, dia berencana akan kembali ke apartemennya. Dia sudah pindah seminggu yang lalu ke indonesia. "Bu Jessica, mari saya antar!" Miko menawarkan diri pada wanita cantik yang berdiri bak model di hadapannya ini.Jessica menimbang sebentar. "Baiklah!" Dia tidak menolak karena dia memang datang tidak membawa mobilnya.Miko membawa jalan menuju parkiran. Dia membukakan pintu mobil bagian depan untuk Jessica. Jessica tersenyum. "Terimakasih!" Dia kemudian masuk. Miko ini sangat baik terhadap wanita. Pikirnya.Miko memutar dan mengambil alih kemudi. Dia mulai menjalankan mobil bosnya itu. "Aku tidak mengenalmu dulu, apa Kau karyawan baru Tony?" Jessica mengingati masa lalu."Dulu,? apa Bu Jessica mengenal Bos Tony?" Miko mengerutkan keningnya mendengar pernyataan Jessica tadi."berarti Kau orang baru. Tentu saja, bahkan aku pernah hampir menikah dengan Tony," aku Jessica.Miko memang pernah mendengar cerita itu, jadi ini wanita
Pernikahan KeduaFirst KissBab 114Sudah satu minggu Risti berdiam diri di apartemen, dan dia sangat bosan. Ini bukan dirinya. Risti terbiasa bekerja hingga seminggu ini terasa sangat lama baginya.Suaminya itu menegaskan, bahwa dia yang akan bertanggung jawab atas biaya hidup dan sekolah adik iparnya.Risti tidak bisa membantah, lagi-lagi Tony sudah membicarakannya dengan ayah Risti.HuufffftEntah sudah berapa judul novel yang dibaca olehnya selama seminggu ini. Risti ingin sesuatu yang berbeda, misalnya keluar begitu. Dia menghubungi suaminya. "Ada apa?""Aku bosan dirumah, apa boleh aku jalan-jalan keluar?" tanya Risti. Sumpah, ini bukan dia banget. Risti selama ini bebas, namun tau aturan. Bersama Tony dia merasa terkekang."Aku sedang sibuk sekarang!" kata Tony di telpon."Aku tidak bertanya padamu, aku bisa keluar sendiri."Ck"Tunggu di sana. Akan kusuruh Miko menjemputmu!" Beginilah Tony, terlalu posesif, namun bagi Risti sikap suaminya ini belum jelas maknanya."Itu ist
Pernikahan Kedua Tidak Bisa Di GambarkanBab 115Risti membukanya perlahan, dia menatap ke atas. "Astaga, aku masih di kantor!" gumamnya. Dia, lantas bangkit dan duduk. Suaminya tertidur sambil duduk. Risti melihat jam yang ada di dinding, pukul tujuh malam. Dia ingat belum memasak apapun untuk makan malam. Risti akan membangunkan suaminya.Dia akan menyentuh lengan kekar yang dibalut oleh kemeja biru itu, tidak jadi ketika matanya menatap bibir tebal dan seksi suaminya. Risti mematung, dia jadi tersenyum mengingat kejadian tadi. Begitu ternyata rasanya ciuman. Tangan yang semula ingin menyentuh lengan itu kini beralih menyentuh bibir yang entah kenapa Risti jadi menyukainya.Di usapnya lembut dengan ibu jari dengan senyum menghiasi bibirnya. Tony merasa ada yang menyentuh bagian tubuhnya, ia membuka sedikit matanya. Risti! Dia kembali terpejam, dia akan berpura-pura masih tidur. Risti tidak menyadari suaminya itu telah bangun. Dia terus menyentuh bibir itu berulang, seolah bib
Pernikahan Kedua Apa Masih Sakit? Bab 116"Apa sih, yang belum Kamu lihat?"Sumpah demi apa!Risti tidak mempedulikan lagi panggilan yang masih tersambung, dia menoleh pelan pada sosok yang telah berdiri di belakangnya."Hehehe, itu, aduh! Apa ya?" Risti cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia jadi tidak tenang, bagaimana kalau suami gondrongnya tadi mendengarnya? "Halo, Ris! Halo! Kemana sih ni orang? Emang dasar edan Kamu Ris!" Nirmala terus mengoceh. Dia sungguh tidak menyangka jawaban dari Risti."Kenapa sih, Yang? Kok kayaknya kesal banget?" Adrian yang sedari tadi hanya memperhatikan istrinya dari jauh datang menghampirinya."Si Risti, Yang. Masak udah nikah seminggu belum unboxing, patut dicurigai itu." Nirmala berpendapat. Menurutnya itu sangat tidak wajar.Adrian mengernyitkan dahi menatap istrinya ini heran. "Kenapa sih, kok gitu banget lihatin aku?" Nirmala pun jadi ikut heran."Aneh aja lihat Kamu, kok segitunya pengen tau, itukan urusan me
Pernikahan Kedua Hapus Itu! Bab 117Raut gembira jelas terpancar dari wajah Riman, kala melihat putri dan menantunya turun dari mobil."Ayaaah! Kangen!" Risti langsung berlari memeluk pria yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya itu. Riman membalas pelukan itu di iringi dengan air mata keduanya.Riman mengecup kening putrinya, dan Tony menyaksikan itu dengan tersenyum. Dia hanya berdiri sambil memegang makanan yang sengaja mereka beli tadi di restauran. "Nak Tony, sini!" Riman terlalu senang melepas rindu dengan Risti hingga belum menyapa menantunya.Tony datang mendekat, dia, langsung salim dan memeluk menantunya itu."Yah, ini Risti bawain makanan, Ayah sudah sarapan?" tanya Risti. Dia menunjuk makanan yang di pegang suaminya.Ayah terdiam, dia menatap makanan itu sebentar. Risti menyadari sesuatu dari tatapan itu. "Maaf, Yah. Tadi Risti nggak sempat masak, jadinya beli, tapi Ayah tenang aja, siang ini Risti akan masak untuk Ayah sama Rasya," ucapnya menghibur. Dia tau, ayah
Pernikahan Kedua My Lovely WifeBab 118Tidak terasa sudah satu bulan mereka bersama. Sudah banyak yang dilakukan Tony untuk istrinya termasuk kepada keluarganya. Rumah yang dulunya di kontrak itu kini sudah beralih menjadi milik Riman, Tony juga merenovasinya memperbesar ruang tamunya agar kalau mereka kumpul lebih luas begitu.Apalagi Tony memimpikan memiliki anak banyak, tentu nanti anak-anaknya akan sering berkunjung kesana kerumah mertuanya tersebut. "Sayaaaang! Aku pergi!" teriak Tony dari depan. Beginilah kebiasaan mereka sekarang, panggilanpun sudah berubah sayang-sayangan. Risti yang sedang berada di dapur itu buru-buru menghampiri suaminya. Di raihnya tangan Tony lalu menciumnya. Tidak cukup sampai disitu, Tony langsung menarik istrinya kedalam pelukan lalu mencium surai yang selalu menguarkan aroma shampo itu berkali-kali. "Hati-hati!" katanya seraya tersenyum. "Ok, baik-baik di sini!" balas Tony, dia membelai lagi wajah istrinya. Rasanya berat untuk berpisah, kedua
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in