Share

Aku Akan Pergi

Penulis: Endiy Fathia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa kau puas mereka tahu?" tanya Manan dengan tatapan tajam pada Safia

"Kau dari dulu selalu menyalahkanku, aku tadi malam mengajak kau bicara baik-baik tapi justru kau mengajaku bertengkar. kau yang mulainya tapi aku yang kau tuduh," ucap Safia beranjak dari duduknya.

"Kau mau ke mana? Kita belum selesai berbicara jadi tetaplah di tempat dudukmu!" tegas Manan.

"Untuk apa? Agar bisa kau salah-salahkan, semua yang terjadi dalam rumah tangga kita semuanya aku yang salah pada kesalahanku cuma satu ingin mau perjodohan denganmu karena anakmu yaitu Amar, Aku ingin menjadi Ibu yang baik bagi Amar dan Erina tetapi jika itu kau sebuah kesalahan aku juga akan pergi lakukan apa yang ingin kau lakukan aku tidak akan menghalangimu lagi!" tekan Safia dan beranjak duduknya lagi lalu melangkah pergi.

"Berhenti, Safia!" teriak Manan sambil meraih tangan Safia dan menariknya kencang hingga menabrak dada bidang itu lalu mengangkat dan memanggulnya layaknya karung beras.

"Lepaskan aku, Mas! K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Triana Aja
maaf Thor, kalo bisa Safia juga punya sikap tegas..cukup sudah penderitaan nya..manan saja tidak ada rasa kasian dengan anaknya hanya memikirkan cinta semata dengan istri sebelumnya.. kisah ini menarik semoga otor bisa membuat penyelesaian masalah manan Safia dengan baik.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Gara-gara Terkilir

    "Baiklah aku setuju," ucap Safia dengan sangat terpaksa. 'Begitu saja lama, kau itu sekarang CEO, keputusan harus cepat kau ambil," ejek Manan. "Apa hubungannya dengan aku sekarang CEO sama keputusan yang ku ambil saat ini," banta Safia. "Tentu saja ada hubungan, karena kamu terlalu aku jadi terlambat ke kantor, andai saat ini harus menandatangani bertemu klien dan aku atau kamu membatalkannya berapa kerugian yang bakal ditanggung perusahaan, ini yang harus kamu pahami pemimpin tidak boleh cengeng seperti kamu maka kau akan mudah dilibas oleh saingan bisnismu," celoteh Manan sambil berbalik badan membuka pintu kamar dan keluar dari kamar dahulu. Beberapa langkah ia berhenti dan menoleh kebelakang. Belum terlihat Safia ia pun berteriak sangat kencang, "Safia apa kau tidak ingin berangkat kau sudah menyita waktuku sangat banyak!" Safia terjengkit dan beranjak dari duduknya lalu berlari menyusul Manan yang berjalan cepat menuruni tangga karena terburu-buru ia pun terpeleset kare

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Pertemuan Yang Disengaja

    "Ternyata ia belum jauh," bisik safia lirih. Manan berbalik arah dan berkata,"Nanti ku jemput kita sama-sama jemput anak-anak." "Baiklah terserah kau saja!," ucap safia malas Pria itu pun berjalan keluar dari ruangan itu masuk kedalam lift. pintu tertutup dan Tak lama terbuka Manan keluar serta berjalan menuju mobilnya lalu melanjutkan meninggalkan tempat itu. Beberapa menit ia pun sampai dan keluar dari mobilnya berjalan melewati lobby lalu masuk dalam lift dan keluar lagi setelah beberapa saat menuju ruangannya. Sampai sana ia pun di sambut oleh sekertarisnya. "Maaf, Anda di tunggu oleh nyonya Lala di ruangan Anda." "Oh, ya, aku lupa kalau aku ada rapat dengan dia," ucap sambil tersenyum lalu berjalan lagi tetapi berhenti lagi dan menoleh ke Citra. "Tolong suruh office girl mengantarkan makanan kecil dan minuman ke ruanganku. Citra mengangguk hormat dan pergi ke ruangannya sendiri dan meminta office girl membawa makanan ringan dan minuman Lewat interkom. Manan berja

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   pura-pura Rukun

    Tak terasa sudah siang, sudah jam istirahat Safia melihat jam tangannya dan Ia mendes4h, ia harus menunggu Manan untuk menjemputnya Mereka berencana untuk menjemput anak-anaknya, dan makan siang, ia semakin gelisah saat menunggu Manan datang menjemputnya ia harus berpura-pura manis di hadapan Anak-anak mereka Tak lama, lelaki yang di tunggu, ia muncul di balik pintu dan berdiri tak jauh dari daun pintu. "Ayo kita berangkat ingat kamu harus senyum dan kita harus manis di hadapan Anak-anak. "Iya aku tahu," jawab Safia sambil mengambil tasnya di meja dan berjalan ke luar mengikuti Manan yang keluar lebih dulu. Mereka masuk ke dalam lift dan setelah sampai di lantai dasar mereka berjalan menuju mobil dan masuk kedalam lalu melaju dengan cepat menuju sekolah. "Kita harus tersenyum dihadapan anak-anak, jangan tunjukkan kalau kita dalam keadaan tidak baik-baik.," tekan Manan "Iya aku mengerti, tidak perlu kau ingatkan," ucap Safia. "Nadamu seperti itu menunjukkan kamu gak nger

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Saling berkencan dengan Yang Lain

    Anak-anak mereka berhasil mereka manipulasi dengan permainan peran. Setelah mereka menaruh tubuh anak-anak di ranjang, mereka kembali model awal. Mereka kembali dengan ego mereka sendiri. Manan masuk kedalam ruangan kerjanya sedangkan Safia masuk ke dalam kamarnya sendiri. Safia menghembuskan napasnya, ia duduk di bibir ranjang ia mengingat pertemuan di restoran dengan Aran, sentuhan yang tak sengaja itu seperti masih terasa menyentuh pinggangnya. Begitu pertemuannya tadi di kantor seperti telah mengenal lama bahkan bahasa tubuh lelaki itu mirip sekali dengan sang almarhum suami. Safia memejamkan matanya ia berperang batin apa yang dirasakan hatinya ini salah atau benar. Kadang cinta tidak membutuhkan benar atau salah tetapi hatilah yang bicara. Sementara itu Manan di ruangan kerjanya pun sedang chattingan dengan Lala gadis yang sangat mirip Laila sang almarhumah Laila Mereka asik dengan hatinya masing-masing entah mengapa Manan tersenyum senang saat mengakhiri chatnya. Ma

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kencan 1

    Aran duduk menunggu tempat sudah reservasi. Wanita yang telah lama dirindukannya, ia sengaja menambahkan tahi lalat di bawah matanya agar sedikit berbeda dengan Akran Taksi sudah sampai di restoran yang dipilih Aran, Safia pun masuk dalam dan disambut seorang pelayan yang berdiri di depan pintu restoran. "Selamat datang ibu apakah sudah memesan tempat sebelum?" tanya pelayan wanita. "Saya Safia, tamu dari Tuan Aran Subagio beliau sudah reservasi tempat," jawab Safia. "Oh iya, mari saya antarkan Bu!" ajak pelayan wanita itu. "Trimakasih," ucap Safia sambil berjalan mengikuti pelayan wanita itu di sebuah ruangan. pelayan itu pun membukakan pintu untuk Safia lalu wanita itu pun masuk dalam ruangan itu Saat wanita itu datang dengan gaun yang pernah ia belikan saat berstatus sebagai suami wanita itu dulu. Aran terpukau ia menatap tanpa berkedip pada wanita itu. Ia pun berdiri menarik kursi untuk Safia. "Trimakasih, Tuan Aran," Safia dan duduk di tempat yang di sediakan oleh

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kecan 2

    Tak ubahnya seperti yang terjadi pada Manan lelaki itu mengendarai mobilnya dengan hati yang berbunga-bunga. Hari ini ia akan bertemu wanita yang begitu mirip Almarhumah istri tercinta. Manan menambah kecepatan laju mobilnya ia ingin segera sampai di restoran itu. Beberapa menit kemudian pria itu pun sampai ia memakirkan mobilnya di area parkir lalu ia pun keluar dan berjalan masuk kedalam restoran dan memberi tahukan telah reservasi tempat. Seorang pelayan mengantarkan Manan di ruangan yang ia pesan dan ia pun masuk ternyata wanita yang ditunggunya belum datang. Ia duduk dengan sangat gelisah menunggu kehadiran wanita itu, setiap beberapa menit ia melihat jam tangan lalu melihat ke arah pintu masuk. Tak lama, pintu terbuka masuklah seorang wanita yang benar-benar mirip istrinya bahkan dandanannya pun sama, ia terpaku menatap terpesona pada wanita itu. Wanita itu berjalan dengan anggunnya pakaian yang seksi yang membalut tubuh wanita itu tak membuatnya terlihat seronok. Ia m

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Mama Dari Mana?

    Safia berjalan dengan sangat tenangnya, kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan bersama dengan Manan didapatkan dari Aran yang sangat begitu memujanya. "Safia masuk kedalam dan terkejut Amar belum tidur dan menatap safia dengan tatapan penuh tanya. "Mama dari mana?" tanya Amar pada Safia. "Mama menemui klien, ada proyek yang harus dibahas, Nak, kenapa belum tidur?" Safia pada Amar. "Erina panas, Mama aku tidak tahu harus panggil Mama atau bibi Ira," ucap Amar sambil menatap wajah mamanya itu. "Kalau memang ada bi ira bilang sama bi ira ya agar bibi bisa menelpon Mama dan bisa segera pulang untuk Erina," ucap Safia pada.Amar sambil menggandengnya dan menaiki tangga menuju kamar Erina Terdengar rintihan lirih dan tangisan secepat kilat Safia menyentuh kening sang putri. ia segera mengecek dengan termometer dia terkejut karena suhu badan Erina mencapai 39° celcius. Kenapa sepanas ini, adek kalau di sekolah makan apa?" tanya safia pada Amar. Makan makanan biasa saja, gak ada.

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Papa Tolong pulang!

    Pasangkan pada telingaku aku akan bicara padanya," ucap Manan dan terdengar sangat lembut membuat Safia sangat iri, dengannya saja Manan tidak bisa begitu. "Iya ada apa? Kau tahukan aku sedang meeting," ucapnya sedikit kasar. "Erina sakit ia terus saja mencarimu. Aku hanya memberi tahumu, kau pulang atau tidak terserah," ucap Safia dan didengar oleh Amar. "Kok mama bilangnya gitu sih, sini biar Amar yang telpon," pinta Amar pada Safia lalu dengan cepat menyambar telpon sang mama. "Papa, Erina sedang sakit, Papa harus pulang hari ini tadi Amar sudah janji pada Erina kalau ia mau minum obat Papa pasti datang, ayolah bilang saja sama pak atu ibu klien kalau anak papa yang cantik sakit. "Baiklah, Papa sebentar lagi akan pulang, papa ngantar klien dulu, yaa. Bilang sama Erina Papa pulang setelah ini," jawab Manan "Baiklah, janji ya pa, kami tunggu. Kami nggak akan tidur kalau Ayah gak pulang," ucap Amar. "Iya, Papa janji nanti pulang, tidur saja, nanti kalau sudah sampai ru

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Menghibur Majikan Kecil

    Hari berjalan terus Manan sibuk dengan Lala bahkan tidak memperhatikan anak-anaknya selalu berangkat lebih awal, dan tidak pernah lagi sarapan pagi di rumah, ia lebih suka melakukannya di apartemen Lala. Amar mulai kehilangan sosok sang ayah, berbeda lagi dengan Safia, ia selalu saja menyempatkan dirinya untuk sarapan pagi dengan anak -anaknya dan masih mengantar jemput mereka. Akan tetapi Amar merasa sangat tidak suka saat Safia bersama lelaki lain saat menjemputnya bersama sang adik. Namun, Amar tidak bisa memprotesnya sebab sang mama bilang mereka baru meninjau bersama dan sekalian menjemput mereka. Sesampainya di atar di rumah, Safia kembali ke kantor bersama pria itu sedangkan Amar dan Erina berada di rumah dengan Ira sang asisten rumah tangga. Amar menatap mobil yang keluar dari pintu gerbang rumahnya lalu mengajaknya sang adik masuk ke dalam sambil berfikir bagaimana cara agar orang tuanya tahu, bahwa ia dan adiknya membutuhkan mereka berdua. Sampai di dalam mereka disa

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Ada Apa Denganmu, Mas

    Safia dengan tergesa-gesa berjalan menaiki tangga menuju kamar Sang Putri, Ia pun berhenti beberapa saat untuk menetralkan kemarahannya pada Manan yang entah kenapa bersikap sinis padanya. ia menghembuskan nafas beratnya lalu tersenyum kemudian berjalan masuk ke dalam kamar yang putri terlihat wajah lelaki yang duduk di bibir ranjang menemani sang adik yang belum tidur sana menunggu papanya untuk menemaninya tidur. "Mana Papa? Kenapa Mama kembali ke sini sendirian?" tanya Amar "Papa masih harus menyelesaikan pekerjaannya dia akan menyusul kemari, nanti setelah pekerjaannya selesai dan kamu Amar, Pergilah tidur di kamar tidurmu biar mama yang akan menemani adikmu sampai bapakmu kemari," perintah Safia. "Mama mengusir Amar?" tanya bocah lelaki itu. "Tidak, hanya besok kamu harus sekolah, jadi lebih kamu beristirahat di kamarmu sendiri lagi pulang adiknya masih sakit kan takutnya kamu juga akan terkena virusnya lalu ikut sakit yang repot siapa kan Mama juga," ucap Safiah. "Oh

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Dilema

    Safia menatap kepergian Manan dengan hati galau. 'Apa ini benar, andai pun terjadi masalah antara aku dan Manan harusnya aku tidak boleh mempunyai ketertarikan dengan pria lain hingga masalah rumah tanggaku beres, tetapi lelaki yang memenjarakan dirinya dalam hubungan pernikahan hanya mau melepaskanku saat ada seseorang pria yang mampu menyentuh hatiku dan saat ini pria itu hadir, Namun kenapa aku merasa Mas Manan tidak sungguh-sungguh untuk melepaskanku. Meski tak ada rasa cinta dari sebuah hubungan pernikahan, tetaplah salah jika membina hubungan dengan pria lain di atas pernikahan yang rapuh.' batinnya sedih ia menatap putra sambungnya dan tersenyum berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. "Apa Mama baik-baik saja?" tanya Amar pada Safia. "Mama baik-baik saja sayang, jangan cemas tidak ada sesuatu yang di perdebatkan dengan papa, kami hanya mitra kerja, jangan terlalu berfikir yang belum saatnya kamu pikirkan," ucap Safia pada Amar. "Aku hanya ingin selalu bersama kalian,

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Liar Juga Dia

    Saya yang minta maaf, karena menyentuhmu, saya tunggu di ruang tamu," ucap Manan berjalan keluar dari kamar Lala sambil merapikan pakaiannya. Lala menghebuskan napas. 'Liar juga si Bapak punya anak dua itu,' gumamnya dalam hati. sambil melihat bercak merah di leher dan dada. ia pun mengambil pakaian di dalam lemari dan memakainya lalu berjalan keluar menuju ruang tamu untuk menemui Manan. "Hemm ... Bapak mau minum apa?" tanya Lala menghilangkan kecanggungannya terhadap pria itu. "Tidak usah repot-repot, kamu duduk di sini dengan saya saja, sebenarnya saya ingin meminta maaf padamu tetang perbuatan Amar padamu, malah jadi berlaku tidak senonoh, mestinya kamu menampar saya," jawab Manan. "Saya yang salah, keluar hanya memakai handuk saja, jadi maaf bukan maksud saya untuk menggoda Anda. "Tidak, saya merasa kamu tidak menggoda saya wajar saja karena saya tidak memberi tahumu sebelumnya kalau saya datang. Justru saya minta maaf atas kelancangannya saya, Saya jamin tidak akan ter

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Makin Jauh.

    "Bagaimana?" tanya Aran saat Safia telah tiba di ruang tamu. "Hem gak tahu, kayaknya di sekolah ada masalah sehingga seperti itu," jawab Safia pada lelaki itu. "Oke, karena anakmu sudah pulang aku pulang saja, takut menganggu quali time kamu saja," pamit Aran. "Oh ya, maaf penyambutan putraku yang mungkin membuat kamu tidak enak hati," ucap Safia pada pria itu. "Tidak apa-apa, jangan lupa besok pagi-pagi kita harus sudah sampai ke lokasi proyek, jika mobilmu masih di perbaiki maka nanti akan kujemput, bagaimana?" tanya pria itu pada Safia. "Tidak usah aku mau ke kantor dulu," ucap Safia. "Iya, di kantor maksudku," ucap Aran pada Safia. "Baiklah terserah Anda saja," ucap Safia tersipu dan Aran menggangguk sopan lalu pria itu pun keluar dari ruang tamu menuju mobilnya dan masuk serta mengemudikannya berjalan melewati gerbang rumah Manan. Safia menatap mobil itu hingga pergi menjauh. Ia menggelengkan kepalanya menepikan rasa yang ada dalam dirinya. Ia berjalan masuk kem

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kecewa 2

    Taksi membawa Manan dan putranya pulang ke rumah, tadi dia berniat untuk pulang tetapi ia berfikir untuk meminta maaf secara langsung pada Lala. Ditengah perjalanan ia pun berubah pikiran. "Hem, sepertinyq Papa hanya bisa mengantarkanmu sampai pintu gerbang karena Sekertarisnya Papa, mbak Citra mengingatkan papa kalau jam satu akan ada rapat," jelas Manan pada sang putra. "Baiklah terserah Papa, dari tadi kan Amar ingin pulang sendiri, Papa saja yang memaksa untuk mengantarku pulang," jawab Amar pada Manan dengan ketusnya. Bocah lelaki itu menduga pasti sang ayah akan menemui Tante-tante yang menjemputnya tadi untuk miminta maaf. Manan menatap putra dengan lekat sambil menghelah napas. Taksi pun berhenti tepat di depan pintu gerbang rumahnya dan Amar pun turun sendiri tanpa sang ayah, menutup dengan keras dan berjalan tanpa menengok ke arah ayahnya. "Marah anaknya, Pak?" tanya sang sopir taksi dan Manan hanya tertawa lalu memberi tahukan alamat mana yang harus dituju dan tak

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar    Kecewa

    "Papa, membela Tante itu?" tanyanya pada sang papa. "Bukan membela, kalau sikapmu seperti itu, mungkin tadi papa tidak meminta tolong padanya. Papa akan Andi untuk menjemputmu. "kenapa tidak menyuruh paman Andi," tanya sambil memakan makanannya. "Oke Papa yang salah dan papa kira anak Papa bisa sopan terhadap teman Papa ternyata Papa salah anak Papa tidak sesopan yang papa harapkan," ucap Manan. Didalam kemasan itu pun disediakan pula alat pemecah cangkang dan Manan membantu memecahkan kulit cangkang makanan milik Amar. "Ya Amar minta maaf kan semua terjadi karena Amar gak sengaja membuat pakaian Tante kotor," ucap Amar tanpa merasa bersalah pada wanita itu. Manan tak lagi berbicara karena berbicara dengannya saat ini akan percuma saja karena anak itu pasti mengira dirinya ada hubungan Lala Manan menghelah napas dan menatap putranya dengan kecewa karena membuat pujaan hatinya terlihat buruk, mungkin Lala tadi juga dapat cemoohan dari karyawan yang tak sengaja berpapasan

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kau Kenapa?

    "Ia menghembuskan nafasnya. 'Hemm ... anak kecil lihat aku menjadi pusat perhatian dan gunjingan mereka padahal ini baru mulai bagaimana nanti selanjutnya apa harus mundur, Aaahhh ... tidak, aku tidak boleh mundur walaupun apa yang terjadi.' Pintu lift terbuka Lala pun belum beranjak dari tempatnya berdiri, ia masih menatap pakaiannya yang sangat kotor. "Tante selanjutnya kita kemana?" tanya Amar sambil mengulum senyum samar ia sangat puas telah mengerjai wanita itu. 'jangan pikir muda untuk dapatkan Papa, hadapi anaknya dulu,' pikir Amar sambil menunggu jawaban dari Lala. "Ahh ... iya ayo keluar," ajak Lala saat tersadar kalau dia harus mengantar Amar sampai di kantor ayahnya dan ia sudah mengirim foto pada pria itu tetang pesanan makanan anaknya yang begitu banyak. Mereka berjalan menuju kantor Manan, Lala sangat beruntung di lantai ini hanya ada ruangan Manan dan Asistennya. Hingga sampai akhirnya mereka sampai di ruangan itu dan Lala mengetuk pintunya terbuka lalu Manan m

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Dibuat Jengkel

    "Aku kenyang, Tante karena Tante cemberut," protes Amar. Lala duduk dengan memijit kepalanya sambil melirik bocah yang duduk tertunduk kepalanya itu. Ia menghela napas lalu berkata lagi," pesanlah kepiting lalu makanlah!" Wanita memecahkan cangkang kepiting dengan alat pemecah cangkang lalu menyuapkan dagingnya ke dalam mulutnya. "Baiklah aku akan coba beberapa porsi yang gak pedas," ucap anak itu sampai membuat Lala hampir tersedak. "Anak tampan pesan satu porsi saja dan makanlah, Oke, pesan yang biasa kamu makan dengan ayahmu, mengerti anak manis?" ucap Lala sambil menekan rasa jengkelnya yang sudah sampai ubun-ubun. "Baiklah aku hanya pesan satu porsi saja dan memakannya karena aku takut Tante kehabisan dan di suru cuci piring!" ucap amar tersenyum sambil memanggil pelayan. Tak berapa lama pelayan pun datang Amar mulai memesan makanan yang biasa di makannya dan dia juga memesan es krim coklat kesukaannya satu gelas besar. Beberapa saat kemudian pelayan kembali dengan

DMCA.com Protection Status