Penyambutan semacam ini justru membuat Jean dan yang lainnya canggung.Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya Jean disambut dengan begitu antusias."Ayah." Vedro memberikan dukungan kepada Jean. "Jangan takut, semua orang menunggu kalian."Jean menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskan kepalan tangan dan berjalan keluar. Anggota kelompok yang lain pun mengikuti dari belakang.Suzy dan Robert berjalan di barisan paling akhir. Mereka bergandengan tangan, seperti suami istri yang baru pulang bulan madu.Begitu Suzy dan Robert muncul, orang-orang langsung bersorak-sorai."Pahlawan pulang!""Kalian keren banget!""Terima kasih, kalian sangat hebat."Selain masyarakat, para wartawan yang berkumpul langsung menyodorkan mikrofon sambil memberikan berbagai pertanyaan. Para petugas keamanan menahan masyarakat dan wartawan yang memaksa untuk mendekat. Hanya keluarga yang diizinkan mendekati para peserta kompetisi."Putraku, kami bangga kepadamu.""Ibu hebat banget. Setiap hari aku dan Ayah
Setelah Suzy menyapa para kerabat yang menyambutnya, Welly memeluk Suzy dan meminta digendong.Welly sangat merindukan ibunya.Setelah sekian lama tidak berjumpa, Suzy menyadari tubuh Welly yang makin tinggi. Suzy menggendong Welly dan mengecupnya, dia sangat merindukan anaknya.Jenny menarik Robert ke samping, lalu menatapnya dengan ragu-ragu."Nenek, ada apa?" Robert menyadari keanehan pada tatapan Jenny."Kata James ...." Jenny kelihatan ragu-ragu. "Kakekmu masih hidup?"Jenny bertanya dengan hati-hati. Robert tidak tahu bagaimana menjelaskannya, dia berpikir sebentar dan menjawab, "Kita bicarakan di rumah, ya?"Jenny memiliki firasat yang buruk saat mendengar jawaban Robert. Namun Jenny tidak mendesak, dia mengangguk dan menunggu sampai pulang ke rumah.Di tengah suasana bahagia, seseorang berteriak, "Pak Gilbert datang!"Semua orang sontak mengalihkan pandangan sambil memberikan jalan. Tampak seorang pria tua yang berjalan dengan tegak ke arah Suzy.Semua anggota tim langsung berk
Daniel mengundang Keluarga Calvin untuk bertamu ke rumahnya.Hari ini rumah Keluarga Xin sangat ramai, para pelayan sibuk menyiapkan hidangan makan malam.Semua orang mengkhawatirkan keadaan Suzy, terutama saat diculik oleh Pelelangan Baren.Suzy menceritakan semuanya kepada mereka. Kalau diingat-ingat, Suzy sendiri tidak menyangka bisa berhasil meloloskan diri. Suzy tidak akan pernah melupakan pengalaman tersebut.Bahkan Daniel yang telah menghadapi ratusan perang pun terkesima mendengar keberanian dan kehebatan putrinya.Ketika Suzy menceritakan Barbie yang mencelakainya, semua orang kelihatan marah."Anak itu persis ayahnya, sama-sama kejam.""Baguslah dia mati!""Iya ...."Lorraine menggenggam erat tangan Suzy. "Kamu baik-baik saja, 'kan?""Em, semua berkat Robert." Suzy mengangguk."Aku dan ayahmu bersyukur Robert ada di sampingmu." Lorraine tersenyum lembut"Sebentar lagi makan, di mana Robert dan Nenek Jenny?" Daniel melihat ke sekeliling."Aku panggilkan mereka." Suzy bangkit b
Suzy teringat sesuatu dan bertanya kepada Lance, "Kak, bukannya kamu pulang untuk menemui Aluna? Sudah ketemu?"Lorraine menimpali, "Oh iya, Lance, kok kamu tidak panggil Aluna? Ajak dia makan bersama.""Aluna ... tidak enak hati, terlalu ramai," jawab Lance.Lance berusaha membujuk Aluna, tetapi Aluna tidak mau keluar dari kamar. Tadinya Lance bahkan mengajak Aluna untuk menjemput Suzy, tetapi Aluna tidak berani muncul di tempat umum."Aku sudah meminta pelayan untuk mengantarkan makanan ke kamarnya," kata Lance.Keluarga Xin mengetahui keadaan Aluna, jadi mereka tidak memaksanya.Meskipun penasaran, Keluarga Calvin tidak berani bertanya terlalu banyak.Daniel mengajak Simon, Robert, dan James untuk menginap, tetapi mereka menolak karena telah membeli rumah sendiri.Suzy menyuruh Robert pulang duluan, dia masih ingin bermain sebentar di rumah orang tuanya.Robert dan Welly memutuskan untuk menunggu Suzy, lalu pulang bersama.Setelah semuanya pulang, Suzy mengajak Lance untuk menemui A
Suzy ingin menyembuhkan Aluna dan para mutan yang lain.Suzy pun bertekad dan berkata, "Kak Lance, Kak Aluna, aku akan mencari cara untuk menyembuhkan wajahmu. Walaupun aku tidak berani menjanjikan apa-apa, aku akan berusaha agar wajah para mutan kembali normal seperti manusia.""Serius?" Aluna terharu mendengarnya."Em, aku janji!" Suzy mengangguk dengan serius."Suzy, terima kasih." Lance memeluk adiknya.Suzy menggelengkan kepala. "Tidak perlu sungkan."Suzy meninggalkan kamar Aluna dan kembali ke ruang tamu. Robert dan Joris juga sudah selesai mengobrol.Suzy menggandeng tangan Welly dan mengajak Robert pulang. "Ayah, ibu, Kak, kami pulang dulu."Daniel melambaikan tangan. "Pulang dan istirahatlah.""Sering-sering main ke sini," Lorraine berpesan."Em." Suzy mengangguk. Mereka bertiga masuk ke dalam mobil dan pergi.Lorraine tersenyum bahagia melihat prestasi putrinya. "Aku lega putri kita pulang dengan selamat. Hmm, kapan Wallace pulang ....""Sebentar lagi. Hari ini aku mendapatk
Begitu merasakan semangat Robert yang kembali membara, Suzy langsung meringkuk dan mengomelinya, "Sudah malam, jangan bikin keributan."Robert memeluknya sambil tersenyum, untungnya dia tidak mengajak Suzy untuk lanjut "bertempur".Suzy merasa nyaman mencium aroma tubuh Robert yang familier. Tak berapa lama, mereka berdua pun terlelap.....Waktu berlalu sangat cepat, dalam sekejap mata dua hari telah berlalu.Hari ini Suzy, Ivan, Christina, dan yang lainnya berkumpul di Rumah Sakit Internasional sesuai instruksi Gilbert."Ada apa Pak Gilbert mengumpulkan kita?""Iya, tumben ...."Semua orang berdiskusi sembari menunggu Gilbert.Ivan duduk di samping Suzy. Karena penasaran, Ivan bertanya kepada Suzy, tetapi ternyata Suzy sendiri pun tidak tahu-menahu.Beberapa saat kemudian, akhirnya Gilbert datang bersama Christina, dua orang tetua, dan beberapa petinggi rumah sakit.Gilbert duduk di tengah sambil melambaikan tangan. "Semuanya, duduk."Gilbert tidak suka diperlakukan secara berlebihan
Suzy langsung melirik ke arah Jean, Nick, serta para petinggi rumah sakit yang lain."Tapi aku masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman. Aku tidak cocok menjadi kepala rumah sakit," jawab Suzy."Kenapa tidak cocok?" Gilbert membantah. "Tanyakan kepada mereka, apakah ada yang merasa kamu tidak cocok menjadi kepala rumah sakit?"Jean menjawab, "Suzy, tidak perlu merasa tidak enak hati. Keputusan ini dibuat bersama, bukan hanya keinginan Pak Gilbert sendiri."Nick menimpali, "Benar! Kamu memang masih muda, tapi kemampuanmu berada di atas rata-rata. Kamu berkontribusi besar atas kemenangan kompetisi ini.""Tanpa kamu, kejahatan Stanson dan Pelelangan Baren tidak bakal terungkap. Kamu tidak hanya menuntaskan kejahatan, tapi juga menyelamatkan para mutan. Satu lagi, kamu bahkan menciptakan obat untuk menolong para mutan.""Semua orang menganggapmu sebagai pahlawan. Kamu pantas menjadi kepala rumah sakit.""Suzy, posisi ini hanya pantas diduduki oleh kamu.""Benar!"Semuanya menyuaraka
"Aku tahu Ibu mengkhawatirkan keadaanku. Tenang saja, aku tidak kelelahan. Lihat, lukaku sudah mulai pudar." Suzy memperlihatkan lengannya kepada Lorraine."Pak Gilbert memberikan posisinya karena dia memercayaiku. Dia berharap aku bisa mengembangkan rumah sakit dan berkontribusi lebih banyak di dunia medis. Aku tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan. Lagi pula ...." Suzy teridam sejenak."Meskipun ingin beristirahat, aku tidak bisa tenang sebelum menyembuhkan para mutan. Aku tersiksa mengingat penampilan para mutan yang belum sembuh. Saat berada di Negara Filic, aku telah berjanji untuk menyembuhkan mereka."Lorraine menghela napas tak berdaya. "Anak ini, selalu menyiksa diri sendiri demi membantu orang lain.""Ini adalah tanggung jawabku. Aku ingin Kak Lance dan Kak Aluna segera menikah," kata Suzy sambil melirik mereka.Aluna duduk di samping Lance. Walaupun mengenakan pakaian dan topi tertutup, keadaan mentalnya sudah jauh lebih baik. setidaknya sekarang dia ber
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny