Suzy langsung melirik ke arah Jean, Nick, serta para petinggi rumah sakit yang lain."Tapi aku masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman. Aku tidak cocok menjadi kepala rumah sakit," jawab Suzy."Kenapa tidak cocok?" Gilbert membantah. "Tanyakan kepada mereka, apakah ada yang merasa kamu tidak cocok menjadi kepala rumah sakit?"Jean menjawab, "Suzy, tidak perlu merasa tidak enak hati. Keputusan ini dibuat bersama, bukan hanya keinginan Pak Gilbert sendiri."Nick menimpali, "Benar! Kamu memang masih muda, tapi kemampuanmu berada di atas rata-rata. Kamu berkontribusi besar atas kemenangan kompetisi ini.""Tanpa kamu, kejahatan Stanson dan Pelelangan Baren tidak bakal terungkap. Kamu tidak hanya menuntaskan kejahatan, tapi juga menyelamatkan para mutan. Satu lagi, kamu bahkan menciptakan obat untuk menolong para mutan.""Semua orang menganggapmu sebagai pahlawan. Kamu pantas menjadi kepala rumah sakit.""Suzy, posisi ini hanya pantas diduduki oleh kamu.""Benar!"Semuanya menyuaraka
"Aku tahu Ibu mengkhawatirkan keadaanku. Tenang saja, aku tidak kelelahan. Lihat, lukaku sudah mulai pudar." Suzy memperlihatkan lengannya kepada Lorraine."Pak Gilbert memberikan posisinya karena dia memercayaiku. Dia berharap aku bisa mengembangkan rumah sakit dan berkontribusi lebih banyak di dunia medis. Aku tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan. Lagi pula ...." Suzy teridam sejenak."Meskipun ingin beristirahat, aku tidak bisa tenang sebelum menyembuhkan para mutan. Aku tersiksa mengingat penampilan para mutan yang belum sembuh. Saat berada di Negara Filic, aku telah berjanji untuk menyembuhkan mereka."Lorraine menghela napas tak berdaya. "Anak ini, selalu menyiksa diri sendiri demi membantu orang lain.""Ini adalah tanggung jawabku. Aku ingin Kak Lance dan Kak Aluna segera menikah," kata Suzy sambil melirik mereka.Aluna duduk di samping Lance. Walaupun mengenakan pakaian dan topi tertutup, keadaan mentalnya sudah jauh lebih baik. setidaknya sekarang dia ber
James terlihat berwibawa, sedangkan Samantha tampak anggun. Mereka adalah pasangan yang serasi.Robert menyapa mereka, "Paman, Bibi, silakan duduk."Sebagian besar orang masih belum mengetahui pernikahan James dan Samantha. Jadi mereka agak kaget saat mendengar Robert memanggil Samantha dengan sebutan bibi.Setelah semua hidangan disajikan, Robert dan Suzy bangkit berdiri untuk memberikan kata sambutan. Hari ini adalah hari yang spesial, Suzy yang biasanya tidak mengonsumsi alkohol pun membuat pengecualian. Dia menuang segelas bir dengan kadar alkohol paling rendah."Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kalian," kata Suzy dengan tulus.Robert juga mengangkat gelas birnya. "Aku titipkan istriku kepada para tetua, mohon bimbingannya. Aku mewakili istriku meminta maaf kalau suatu saat dia membuat kesalahan. Semoga para tetua bersedia memakluminya.""Pak Robert ...." Jean tersenyum. "Justru kami yang takut menjadi beban untuk Suzy. Dia adalah wanita yang hebat, kamu semua memercayain
Robert bertanya, "Nenek, Ibu, kalian sudah mau pulang ke Kota Hanggola?""Iya, ada banyak pekerjaan yang mesti diurus. Kami tidak bisa pergi terlalu lama," jawab Lucy.Sejak Suzy menghilang dan Robert pergi mencarinya, Calvin dan Lucy terpaksa mengambil alih perusahaannya. Sekarang Robert telah kembali, Calvin dan Lucy harus pulang ke Kota Hanggola untuk mengurus hal-hal yang terbengkalai. Kebetulan Samantha akan ikut mereka pulang."Kalau begitu, kita pulang bersama.""Kamu juga mau pulang?" Lucy bingung mendengarnya."Em, menghadiri pesta pernikahan." Robert mengangguk.Suzy terkejut, siapa yang menikah?"Temanmu menikah?" tanya Suzy."Wolter dan Monica," jawab Robert."Apa?" Suzy membelalak. "Mereka menikah?"Kenapa Suzy tidak mengetahui informasi ini?"Wolter sudah memberitahuku sejak kemarin. Saat itu kamu masih berada di Negara Filic," Robert menjelaskan saat melihat Suzy yang terkejut."Oh, baiklah. Kita pulang sama-sama."....Keesokan pagi, mereka semua kembali ke Kota Hanggol
"Tuan Robert, Nona Suzy ...." Paman Ming bahagia melihat seluruh anggota Keluarga Calvin yang berkumpul kembali."Paman Ming, lama tidak berjumpa," Suzy menyapanya.Paman Ming mengangguk, lalu mengajak mereka masuk ke rumah.Begitu mengetahui kepulangan Robert, Leon dan Sean mengajaknya bertemu."Tidak ada waktu." Robert menolak ajakan mereka.Leon mengomeli Robert, tetapi Robert mengacuhkannya.Seluruh anggota Keluarga Calvin berkumpul di meja makan. Jenny mengangkat segelas anggur yang telah berusia puluhan tahun, lalu berkata, "Kita semua bekerja keras hingga ada di titik ini. Sekarang kalian semua telah memiliki keluarga dan kesibukan masing-masing. Aku sangat bahagia.""Dulu Ambar meninggalkan keluarga ini dan melemparkan semua tanggung jawab kepadaku. Aku .... Setidaknya aku tidak mengecewakan dia," kata Jenny sambil terisak.Sebenarnya Jenny merindukan Ambar, seandainya mereka mempunyai kesempatan untuk bertemu kembali.Simon mengangkat gelasnya. "Tanpa Ibu, Keluarga Calvin tida
"Robert?" Suzy berteriak ke arah kamar mandi.Namun Robert tidak berada di kamar. Tadi malam sangat melelahkan, apakah Robert memiliki tenaga untuk bangun pagi?Suzy mengagumi stamina suaminya. Dia bangkit dari tempat tidur, lalu mandi dan berganti pakaian.Ketika turun ke ruang tamu, Suzy melihat Joan yang datang berkunjung."Kak," Joan menyapa Suzy."Em, kamu datang awal sekali?" Suzy mengangguk."Iya, sebenarnya aku mau datang kemarin, tapi kebetulan lagi ada masalah di proyek. Jadi, hari ini aku baru sempat datang."Suzy mengamati penampilan Joan yang santai, tetapi tetap elegan. Dia pun penasaran dan bertanya, "Sekarang kamu kerja apa?""Masih di perusahaan lama, tapi 3 bulan yang lalu aku membangun perusahaan kecil-kecilan." Joan kelihatan percaya diri saat membahas bisnis barunya."Wah, keren!" Suzy mengacungkan jempol.Joan merangkul lengan Suzy. "Kakak lebih hebat, sekarang seluruh dunia mengetahui namamu.""Kamu bisa saja."Ketika Suzy dan Joan mengobrol, tak berapa lama kemu
Robert dan Suzy menyapa orang tua dari kedua mempelai, lalu menghampiri Wolter dan Monica.Kaki Wolter sudah sembuh, dia tidak memerlukan tongkat lagi. Wolter dan Monica tampak serasi.Setelah memberikan ucapan selamat, Robert dan Suzy memberikan hadiah pernikahan kepada mereka.Begitu membuka hadiah tersebut, Monica dan Wolter kaget melihatnya. Mereka sempat terdiam selama beberapa detik."Pak, ini ...." Wolter tak bisa berkata-kata. "Ini ....""Sedikit hadiah dari aku dan Suzy, terimalah."Langit pun tahu Wolter dan Monica sedang memusingkan masalah rumah. Meskipun bisa diurus secara bertahap, masalah tersebut selalu mengganjal di hati mereka.Dengan hadiah yang diberikan Robert dan Suzy, persoalan Wolter dan Monica pun selesai dalam sekejap mata.Wolter dan Monica menangis haru. "Terima kasih Pak Robert, terima kasih ....""Tidak perlu sungkan." Robert dan Suzy menjadi sorotan di pesta pernikahan. Kedua keluarga mempelai menyambut mereka dengan hangat.Robert dan Suzy tidak begitu
Tiba-tiba Suzy tidak mau pulang ke rumah ....Di pagi buta, Robert mengambil ponsel dan memerintahkan asistennya untuk mengubah jadwal penerbangan.Sembari menahan sekujur tubuhnya yang nyeri, Suzy membalikkan badan dan berkata dengan suara serak, "Robert, kamu tidak bisa menahan diri?""Sayang, aku sudah tahan. Kalau tidak percaya, coba pegang." Tiba-tiba Robert menarik tangan Suzy ke dalam selimut.Sesaat menyentuh sebuah tonjolan yang keras, wajah Suzy memerah seperti terkena sengatan listrik. "Kamu ....""Tenang saja. Kalau aku jahat, aku bakal membuatmu susah bangun."Suzy melirik Robert dengan sinis, ucapan macam apa itu? Suzy bangkit dari tempat tidur sambil menahan rasa nyeri.....Pada sore hari, Robert dan Suzy berpamitan sebelum kembali ke ibu kota. Karena sibuk, mereka hanya bisa tinggal selama tiga hari di Kota Hanggola.Suzy baru diangkat menjadi kepala rumah sakit, lalu Gilbert juga memberikannya tugas untuk meneliti obat yang dapat mengembalikan penampilan para mutan. J
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny