Begitu merasakan semangat Robert yang kembali membara, Suzy langsung meringkuk dan mengomelinya, "Sudah malam, jangan bikin keributan."Robert memeluknya sambil tersenyum, untungnya dia tidak mengajak Suzy untuk lanjut "bertempur".Suzy merasa nyaman mencium aroma tubuh Robert yang familier. Tak berapa lama, mereka berdua pun terlelap.....Waktu berlalu sangat cepat, dalam sekejap mata dua hari telah berlalu.Hari ini Suzy, Ivan, Christina, dan yang lainnya berkumpul di Rumah Sakit Internasional sesuai instruksi Gilbert."Ada apa Pak Gilbert mengumpulkan kita?""Iya, tumben ...."Semua orang berdiskusi sembari menunggu Gilbert.Ivan duduk di samping Suzy. Karena penasaran, Ivan bertanya kepada Suzy, tetapi ternyata Suzy sendiri pun tidak tahu-menahu.Beberapa saat kemudian, akhirnya Gilbert datang bersama Christina, dua orang tetua, dan beberapa petinggi rumah sakit.Gilbert duduk di tengah sambil melambaikan tangan. "Semuanya, duduk."Gilbert tidak suka diperlakukan secara berlebihan
Suzy langsung melirik ke arah Jean, Nick, serta para petinggi rumah sakit yang lain."Tapi aku masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman. Aku tidak cocok menjadi kepala rumah sakit," jawab Suzy."Kenapa tidak cocok?" Gilbert membantah. "Tanyakan kepada mereka, apakah ada yang merasa kamu tidak cocok menjadi kepala rumah sakit?"Jean menjawab, "Suzy, tidak perlu merasa tidak enak hati. Keputusan ini dibuat bersama, bukan hanya keinginan Pak Gilbert sendiri."Nick menimpali, "Benar! Kamu memang masih muda, tapi kemampuanmu berada di atas rata-rata. Kamu berkontribusi besar atas kemenangan kompetisi ini.""Tanpa kamu, kejahatan Stanson dan Pelelangan Baren tidak bakal terungkap. Kamu tidak hanya menuntaskan kejahatan, tapi juga menyelamatkan para mutan. Satu lagi, kamu bahkan menciptakan obat untuk menolong para mutan.""Semua orang menganggapmu sebagai pahlawan. Kamu pantas menjadi kepala rumah sakit.""Suzy, posisi ini hanya pantas diduduki oleh kamu.""Benar!"Semuanya menyuaraka
"Aku tahu Ibu mengkhawatirkan keadaanku. Tenang saja, aku tidak kelelahan. Lihat, lukaku sudah mulai pudar." Suzy memperlihatkan lengannya kepada Lorraine."Pak Gilbert memberikan posisinya karena dia memercayaiku. Dia berharap aku bisa mengembangkan rumah sakit dan berkontribusi lebih banyak di dunia medis. Aku tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan. Lagi pula ...." Suzy teridam sejenak."Meskipun ingin beristirahat, aku tidak bisa tenang sebelum menyembuhkan para mutan. Aku tersiksa mengingat penampilan para mutan yang belum sembuh. Saat berada di Negara Filic, aku telah berjanji untuk menyembuhkan mereka."Lorraine menghela napas tak berdaya. "Anak ini, selalu menyiksa diri sendiri demi membantu orang lain.""Ini adalah tanggung jawabku. Aku ingin Kak Lance dan Kak Aluna segera menikah," kata Suzy sambil melirik mereka.Aluna duduk di samping Lance. Walaupun mengenakan pakaian dan topi tertutup, keadaan mentalnya sudah jauh lebih baik. setidaknya sekarang dia ber
James terlihat berwibawa, sedangkan Samantha tampak anggun. Mereka adalah pasangan yang serasi.Robert menyapa mereka, "Paman, Bibi, silakan duduk."Sebagian besar orang masih belum mengetahui pernikahan James dan Samantha. Jadi mereka agak kaget saat mendengar Robert memanggil Samantha dengan sebutan bibi.Setelah semua hidangan disajikan, Robert dan Suzy bangkit berdiri untuk memberikan kata sambutan. Hari ini adalah hari yang spesial, Suzy yang biasanya tidak mengonsumsi alkohol pun membuat pengecualian. Dia menuang segelas bir dengan kadar alkohol paling rendah."Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kalian," kata Suzy dengan tulus.Robert juga mengangkat gelas birnya. "Aku titipkan istriku kepada para tetua, mohon bimbingannya. Aku mewakili istriku meminta maaf kalau suatu saat dia membuat kesalahan. Semoga para tetua bersedia memakluminya.""Pak Robert ...." Jean tersenyum. "Justru kami yang takut menjadi beban untuk Suzy. Dia adalah wanita yang hebat, kamu semua memercayain
Robert bertanya, "Nenek, Ibu, kalian sudah mau pulang ke Kota Hanggola?""Iya, ada banyak pekerjaan yang mesti diurus. Kami tidak bisa pergi terlalu lama," jawab Lucy.Sejak Suzy menghilang dan Robert pergi mencarinya, Calvin dan Lucy terpaksa mengambil alih perusahaannya. Sekarang Robert telah kembali, Calvin dan Lucy harus pulang ke Kota Hanggola untuk mengurus hal-hal yang terbengkalai. Kebetulan Samantha akan ikut mereka pulang."Kalau begitu, kita pulang bersama.""Kamu juga mau pulang?" Lucy bingung mendengarnya."Em, menghadiri pesta pernikahan." Robert mengangguk.Suzy terkejut, siapa yang menikah?"Temanmu menikah?" tanya Suzy."Wolter dan Monica," jawab Robert."Apa?" Suzy membelalak. "Mereka menikah?"Kenapa Suzy tidak mengetahui informasi ini?"Wolter sudah memberitahuku sejak kemarin. Saat itu kamu masih berada di Negara Filic," Robert menjelaskan saat melihat Suzy yang terkejut."Oh, baiklah. Kita pulang sama-sama."....Keesokan pagi, mereka semua kembali ke Kota Hanggol
"Tuan Robert, Nona Suzy ...." Paman Ming bahagia melihat seluruh anggota Keluarga Calvin yang berkumpul kembali."Paman Ming, lama tidak berjumpa," Suzy menyapanya.Paman Ming mengangguk, lalu mengajak mereka masuk ke rumah.Begitu mengetahui kepulangan Robert, Leon dan Sean mengajaknya bertemu."Tidak ada waktu." Robert menolak ajakan mereka.Leon mengomeli Robert, tetapi Robert mengacuhkannya.Seluruh anggota Keluarga Calvin berkumpul di meja makan. Jenny mengangkat segelas anggur yang telah berusia puluhan tahun, lalu berkata, "Kita semua bekerja keras hingga ada di titik ini. Sekarang kalian semua telah memiliki keluarga dan kesibukan masing-masing. Aku sangat bahagia.""Dulu Ambar meninggalkan keluarga ini dan melemparkan semua tanggung jawab kepadaku. Aku .... Setidaknya aku tidak mengecewakan dia," kata Jenny sambil terisak.Sebenarnya Jenny merindukan Ambar, seandainya mereka mempunyai kesempatan untuk bertemu kembali.Simon mengangkat gelasnya. "Tanpa Ibu, Keluarga Calvin tida
"Robert?" Suzy berteriak ke arah kamar mandi.Namun Robert tidak berada di kamar. Tadi malam sangat melelahkan, apakah Robert memiliki tenaga untuk bangun pagi?Suzy mengagumi stamina suaminya. Dia bangkit dari tempat tidur, lalu mandi dan berganti pakaian.Ketika turun ke ruang tamu, Suzy melihat Joan yang datang berkunjung."Kak," Joan menyapa Suzy."Em, kamu datang awal sekali?" Suzy mengangguk."Iya, sebenarnya aku mau datang kemarin, tapi kebetulan lagi ada masalah di proyek. Jadi, hari ini aku baru sempat datang."Suzy mengamati penampilan Joan yang santai, tetapi tetap elegan. Dia pun penasaran dan bertanya, "Sekarang kamu kerja apa?""Masih di perusahaan lama, tapi 3 bulan yang lalu aku membangun perusahaan kecil-kecilan." Joan kelihatan percaya diri saat membahas bisnis barunya."Wah, keren!" Suzy mengacungkan jempol.Joan merangkul lengan Suzy. "Kakak lebih hebat, sekarang seluruh dunia mengetahui namamu.""Kamu bisa saja."Ketika Suzy dan Joan mengobrol, tak berapa lama kemu
Robert dan Suzy menyapa orang tua dari kedua mempelai, lalu menghampiri Wolter dan Monica.Kaki Wolter sudah sembuh, dia tidak memerlukan tongkat lagi. Wolter dan Monica tampak serasi.Setelah memberikan ucapan selamat, Robert dan Suzy memberikan hadiah pernikahan kepada mereka.Begitu membuka hadiah tersebut, Monica dan Wolter kaget melihatnya. Mereka sempat terdiam selama beberapa detik."Pak, ini ...." Wolter tak bisa berkata-kata. "Ini ....""Sedikit hadiah dari aku dan Suzy, terimalah."Langit pun tahu Wolter dan Monica sedang memusingkan masalah rumah. Meskipun bisa diurus secara bertahap, masalah tersebut selalu mengganjal di hati mereka.Dengan hadiah yang diberikan Robert dan Suzy, persoalan Wolter dan Monica pun selesai dalam sekejap mata.Wolter dan Monica menangis haru. "Terima kasih Pak Robert, terima kasih ....""Tidak perlu sungkan." Robert dan Suzy menjadi sorotan di pesta pernikahan. Kedua keluarga mempelai menyambut mereka dengan hangat.Robert dan Suzy tidak begitu