Nolan sadar, sebagian besar masyarakat tidak puas dengan keputusannya. Namun demi meredakan kekacauan meyakinkan orang-orang untuk menerima keberadaan Klan Youlan, Nolan terpaksa harus turun tangan.Nolan adalah raja, ini adalah salah satu tanggung jawab yang harus diemban sebagai seorang pemimpin. Dia menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk mengatasi rasa gugupnya."Pertama-tama, aku meminta maaf atas permasalahan yang aku timbulkan. Aku bersalah dan meminta maaf dengan tulus kepada masyarakat," kata Nolan perlahan-lahan.Semua orang tercengang mendengar permintaan maaf Nolan, tak ada seorang pun yang menyangkanya. Apakah Nolan telah menyadari kalau dia tidak seharusnya mengusulkan untuk membangkitkan kembali Klan Youlan?Orang-orang penasaran dengan apa yang akan dikatakan Nolan selanjutnya. Jadi, mereka memutuskan untuk lanjut mendengarkan."Sebenarnya, sejak awal aku sudah memahami kondisi Klan Youlan, aku juga mengetahui keberadaan darah salamander, makhluk menyeramkan yang k
Saat bencana dan kekacauan terjadi di mana-mana, mendiang Ratu selalu menemani dan mendukung Raja dengan sepenuh hati. Di dalam benak masyarakat, mendiang Ratu adalah sosok yang menjadi panutan.Bagaimana mungkin orang seperti mendiang Ratu berasal dari Klan Youlan?Sebelum masyarakat sempat mencerna informasi ini, tiba-tiba Zen mengangkat pengeras suara yang dipegang dan berbicara sambil menunjuk layar, "Jadi ... dia ingin membangkit kembali Klan Youlan karena dia adalah anak yang dilahirkan oleh orang Klan Youlan? Lagaknya seolah memikirkan kerukunan bangsa, ternyata cuma karena ambisi pribadi."Ucapan Zen sontak menyadarkan orang-orang."Benar! Berarti dia juga anggota Klan Youlan? Apakah dia memiliki maksud lain?""Pantas saja dia ingin membangkitkan Klan Youlan dan membinasakan ras lain.""Bisa jadi .... Bagaimanapun, Klan Youlan sangat mengerikan.""Astaga, kenapa kita memiliki Raja seperti dia?"Kemarahan masyarakat menyebar dengan cepat, terdengar teriakan dan protes yang tidak
Tak berapa lama, Zen tiba di lantai 12 dan langsung beranjak ke ruang operasional.Sejujurnya Zen enggan menjadi perwakilan publik, dia terlihat tidak nyaman saat duduk berhadapan dengan Nolan. Namun begitu kamera diputar ke arahnya, dia bergegas membusungkan dadanya agar terlihat antusias.Sejak Zen masuk, Robert sudah memperhatikan gerak-geriknya. Setelah berbisik kepada Nolan, Robert kembali menatap Zen dan berkata, "Pak Zen, sekarang Raja berada di hadapanmu. Kamu bisa menyampaikan semua pendapatmu secara terbuka."Kemudian Robert menarik diri dari sorotan kamera dan bergegas menghampiri Suzy."Aku sudah menghubungi Ayah," bisik Suzy.Robert menganggukkan kepala. "Aku mau turun sebentar, kuserahkan urusan di sini kepadamu."Suzy tidak banyak bertanya, dia cuma melirik ke arah jendela dan berpesan, "Hati-hati.""Baik." Robert meninggalkan ruang operasional.Sesaat Robert pergi, Suzy mendekat Lekai sambil menunjuk ke arah Nolan dan Zen yang sedang berbicara. "Pak Lekai, sepertinya pe
"Kalau memang yang kamu katakan benar, kenapa bisa terjadi penyerangan seperti tadi malam?" Zen membantah ucapan Nolan.Sesaat mendengar pertanyaan Zen, Nolan kembali menatapnya dan berkata, "Aku sudah menyelidiki kasus tersebut. Sebenarnya aku tidak ingin membahas masalah itu di depan umum, tapi aku rasa semua orang berhak mengetahui apa yang terjadi."Zen mengerutkan alis. Tanpa memberikan Zen kesempatan membantah, Nolan lanjut berkata, "Kami menemukan chip di dalam tengkorak gadis yang bunuh diri semalam. Setelah diselidiki, kami yakin bahwa gadis itu diutus oleh Pelelangan Baren.""Kejadian tersebut bukanlah kecelakaan, tapi memang sudah direncanakan. Melihat masalah yang semakin berkembang, kami yakin bahwa Pelelangan Baren sengaja mengadu domba ketenteraman antar ras.""Sembarangan! Bisa-bisanya kamu membawa-bawa Pelelangan Baren!" Zen murka dan langsung memotong ucapan Nolan. "Kami menentang keberadaan Klan Youlan. Tidak peduli apakah Pelelangan Baren terlibat, keputusan kami te
Zen sontak melirik beberapa orang yang dibawa Ronny, lalu mengalihkan pandangannya dan terdiam.Begitu melihat reaksi Zen, Robert pun berkata, "Mereka adalah orang-orang yang kamu tempatkan di tengah kerumunan untuk memprovokasi emosi piblik. Zen, sandiwaramu sangat bagus! Sebaiknya kamu akui di depan publik, siapa yang memerintahkan kamu untuk melakukan ini?""Aku tidak mengerti maksudmu!" jawab Zen sambil menggertakkan giginya."Masih mau berpura-pura bodoh?" Robert tersenyum dingin. "Tapi tidak apa-apa. Lagi pula mereka sudah mengakui bahwa kamu yang memerintahkan mereka."Seketika pupil Zen pun mengecil dan panik. Namun dia bergegas menenangkan diri, lalu kembali ke depan kamera dan berkata, "Kalian semua sudah lihat, 'kan? Ini semua adalah trik mereka. Setelah aku naik untuk menemui mereka, mereka malah mencari beberapa orang untuk bersandiwara dan melemparkan semua tanggung jawab kepadaku.""Kalian jangan mau ditipu! Mereka hanya ingin membereskan masalah ini dengan cara menutup
Sosok Suzy muncul di dalam layar LED. Dia tampak memegang laptop Leikai dan mengarahkannya ke kamera untuk menunjukkannya kepada semua orang."Ini adalah bukti persekongkolan Zen dan Pelelangan Baren, silakan dilihat! Percayalah kepada Raja!" kata Suzy.Begitu mendengar pernyataan serta bukti yang ditunjukkan Suzy, semua orang tercengang mengetahui persekongkolan Zen dan Pelelangan Baren.Masyarakat pun sontak tersadar. Kaget, marah, kecewa, berbagai emosi bercampur jadi satu ...."Ternyata Zen dalangnya! Dia menghasut dan memanfaatkan kita!""Apa bedanya dia dengan Thomas? Thomas juga bersekongkol dengan Pelelangan Baren!""Bajingan! Kita semua tertipu ...."Akhirnya mata masyarakat pun terbuka, mereka memaki Zen dan menuntutnya agar dihukum!Di dalam ruang operasional.Semua karyawan yang berada di dalam ruangan menatap Zen dengan penuh kemarahan. Jika bukan karena dicegat Ronny, mereka mungkin sudah menghajar Zen sampai babak belur."Apakah masih ada yang ingin kamu katakan?" Robert
Nolan menoleh ke arah Robert dan Suzy, lalu berkata dengan ragu-ragu, "Robert, Suzy, terima kasih telah menyelamatkan nyawaku. Hmm, aku ingin meminta tolong satu hal ....""Katakan saja," Robert dan Suzy menjawab secara serempak.Setelah mendapatkan persetujuan Robert dan Suzy, Nolan pun lega dan kembali berbicara di depan kamera. Nolan berdiri dengan diapit oleh Robert dan Suzy.Nolan menegakkan punggungnya dan berkata, "Aku tahu, yang kalian khawatirkan adalah darah salamander. Kalian pasti sudah tidak asing dengan kedua orang yang berdiri di sampingku. Mereka bukan orang Klan Youlan, tapi mereka telah terinfeksi darah salamander."Semua orang membelalak setelah mendengar ucapan Nolan. Di mata masyarakat, Robert dan Suzy merupakan idola mereka. Namun begitu mengetahui bahwa mereka berdua telah terinfeksi darah salamander, masyarakat pun langsung merasa cemas dan gugup."Jangan khawatir. Seperti yang kalian lihat, bukankah mereka baik-baik saja? Kami sudah menemukan cara untuk mengend
"Sekitar 3 bulan lalu, makam leluhur Keluarga Fendori runtuh secara tiba-tiba. Saat makamnya direnovasi, Zen menemukan sebuah surat peninggalkan kakeknya. Di dalam surat itu, kakeknya mengungkit masalah Klan Youlan. Di surat itu tertulis bahwa neneknya Zen dan beberapa leluhur Keluarga Fendori tewas di tangan orang Klan Youlan," Nolan menceritakan informasi yang didapatkan."Jadi, Zen mengetahui keberadaan Klan Youlan setelah membaca surat itu? Itu juga salah satu alasan kenapa Zen menganggap Klan Youlan berbahaya dan mengerikan? Tapi 3 bulan yang lalu tidak ada hujan maupun badai, aneh sekali makamnya bisa tiba-tiba runtuh? Terus surat itu ...." Suzy mengerutkan alis."Semua sudah lewat, tidak perlu dipikirkan lagi." Robert memotong ucapan Suzy."Kita sudah menang. Pelelangan Baren membutuhkan waktu untuk merencanakan penyerangan selanjutnya. Sementara ini kita bisa bernapas sebentar." Robert tersenyum kepada Suzy."Benar juga." Suzy mengangguk.....Selama 2 hari ini, Suzy menemani L
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny