"Sekitar 3 bulan lalu, makam leluhur Keluarga Fendori runtuh secara tiba-tiba. Saat makamnya direnovasi, Zen menemukan sebuah surat peninggalkan kakeknya. Di dalam surat itu, kakeknya mengungkit masalah Klan Youlan. Di surat itu tertulis bahwa neneknya Zen dan beberapa leluhur Keluarga Fendori tewas di tangan orang Klan Youlan," Nolan menceritakan informasi yang didapatkan."Jadi, Zen mengetahui keberadaan Klan Youlan setelah membaca surat itu? Itu juga salah satu alasan kenapa Zen menganggap Klan Youlan berbahaya dan mengerikan? Tapi 3 bulan yang lalu tidak ada hujan maupun badai, aneh sekali makamnya bisa tiba-tiba runtuh? Terus surat itu ...." Suzy mengerutkan alis."Semua sudah lewat, tidak perlu dipikirkan lagi." Robert memotong ucapan Suzy."Kita sudah menang. Pelelangan Baren membutuhkan waktu untuk merencanakan penyerangan selanjutnya. Sementara ini kita bisa bernapas sebentar." Robert tersenyum kepada Suzy."Benar juga." Suzy mengangguk.....Selama 2 hari ini, Suzy menemani L
Ivan jarang terlihat secemas ini. Suzy mengerutkan alis dan bertanya, "Ada apa? Kamu sampai jauh-jauh datang mencariku.""Aku tidak datang sendirian. Ayo, ikut aku dulu. Aku ceritakan di jalan." Setelah berbicara, Ivan berjalan keluar sambil mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. "Aku segera ke sana."Di rumah sakit.Beberapa dokter berkeringat dingin, mereka sudah putus asa menghadapi pasien yang berada di ruang perawatan intensif.Di saat bersamaan, Ivan dan Suzy tiba di rumah sakit dan langsung bergegas menuju ruang perawatan. Ketika melihat Ivan dan Suzy, para dokter langsung menyambutnya dengan antusias."Akhirnya kalian datang!" Salah seorang dokter menjabat tangan Ivan, lalu menatap Suzy dan berkata, "Nona ...."Suzy mengangguk, dia tidak punya waktu untuk berbasa-basi. "Ivan sudah memberitahuku. Sebentar, biar aku periksa pasiennya."Para dokter bergegas memberikan jalan, sedang Ivan berdiri di belakang Suzy sambil menjelaskan kondisi pasien secara lebih rinci. "Awalny
"Organ-organ vitalnya sulit menunjang metabolisme tubuh. Kita harus menggunakan alat pembantu untuk membantu metabolisme tubuhnya, lalu baru mengobati organ dalamnya." Setelah menjelaskan, Suzy meminta dokter di rumah sakit untuk menyiapkan beberapa peralatan.Hanya saja, dokter-dokter yang berada di tempat tampak kebingungan mendengar nama alat yang disebutkan Suzy."Nona, maaf, rumah sakit tidak memiliki alat-alat yang kamu sebutkan ...." Dokter tersebut bahkan tidak pernah mendengar nama alat yang disebutkan Suzy.Suzy tertegun melihat ekspresi para dokter. Tanpa berbicara apa-apa, Suzy pergi dan menelepon seseorang.Setelah Suzy kembali, semua orang menatapnya dengan gugup."Kita harus memindahkan pasien ke Rumah Sakit Nasional. Barusan aku sudah menelepon Dokter Nick dan menjelaskan situasinya. Dokter Nick akan segera mengirim ambulans," kata Suzy dengan lembut.Beberapa dokter yang ada di dalam ruangan tercengang mendengar ucapan Suzy. Rumah Sakit Nasional adalah tempat berkumpul
Lampu ruang operasi menyala. Selain suara peralatan yang berbunyi, suasana di dalam ruangan terasa sangat sunyi.Bahkan Nick dan Ivan sampai bernapas secara perlahan-lahan karena takut akan mengganggu konsentrasi Suzy.Ini adalah pertama kalinya Nick, dan Ivan terlibat dalam operasi serumit ini. Operasi ini memerlukan konsentrasi yang tinggi, mereka harus mampu mengimbangi gerakan Suzy yang cepat.Setelah sayatan operasi dijahit, Suzy meletakkan gunting beserta jarum dan benangnya. Semua orang pun lega sesaat menyaksikan operasi yang berjalan sukses.Terkejut, terharu, bahagia, semua perasaan bercampur jadi satu. Ivan dan Nick mengacungkan jempol kepada Suzy, mereka sangat mengagumi kehebatan Suzy.Suzy melambaikan tangannya dengan lemas. Operasi yang berjalan selama 4 jam cukup menguras tenaga dan pikirannya.Begitu operasi selesai, Suzy baru menyadari sekujur tubuhnya yang keringat dingin. Sekujur tubuhnya terasa lengket dan tidak nyaman.Ketika berjalan, kaki dan tangan Suzy terasa
Suzy berpikir sejenak, lalu menjawab dengan serius, "Aku tidak ingin menjadi dokter yang hanya bisa menggunakan darah salamander untuk menyembuhkan orang."Jawaban Suzy membuat Gilbert tercengang selama beberapa saat."Bagus, kamu memang muridku yang membanggakan!" Gilbert berkata dengan puas. "Untuk menjadi dokter yang hebat, kita harus belajar dan memperkaya pengalaman agar bisa menolong lebih banyak orang. Kemampuan sendiri adalah bekal terbaik, tak ada seorang pun yang bisa merebutnya.""Darah salamander yang kamu miliki memang sangat hebat, tapi kita tidak tahu betapa bahaya risiko yang akan ditimbulkan. Semua itu hanya bisa dijadikan sebagai penunjang, bukan kemampuan utama."Suzy mengangguk. "Aku mengerti. Aku setuju.""Aku berharap kamu akan menggunakan kemampuanmu yang sesungguhnya untuk memenangkan Kompetisi Medis Internasional.""Guru, tenang saja. Aku berjanji, aku akan membanggakanmu." Suzy sepemikiran dengan Gilbert. Dia tidak pernah berpikir menggunakan darah salamander
"Panitia kompetisi sudah menetapkan hari. Kalian harus bersiap-siap, kita berangkat selasa depan." Sesampainya di ruangan, Gilbert langsung memberi tahu informasi yang didapatkannya."Selasa depan? Berarti sisa 5 hari lagi?" Suzy terlihat kebingungan. Biasanya pemberitahuan kompetisi medis akan diumumkan 1 bulan sebelum diadakan. Apalagi kompetisi ini merupakan kompetisi tingkat internasional, rasanya mustahil diumumkan secara dadakan seperti ini."Kok tiba-tiba banget?" tanya Suzy."Entah apa isi otak para panitia itu." Gilbert melambaikan tangannya.Sesaat melihat Ivan dan Suzy yang kebingungan, Gilbert pun menasehati mereka, "Sudah, tidak perlu dipikirkan. Waktunya sudah mepet, segera selesaikan urusan pribadi kalian dan bersiap-siap untuk berangkat. Semangat, kalian harus memenangkan kompetisi ini.""Em." Suzy mengangguk."Tapi melihat kondisi Bu Ferli, sepertinya selasa depan ...," kata Ivan dengan ragu-ragu.Sesaat mendengar jawaban Ivan, Gilbert langsung memutar bola matanya dan
Melihat raut wajah Gilbert yang gugup, pertama-tama Suzy memberikan pengertian terlebih dulu. "Penelitian medis merupakan fondasi Rumah Sakit Nasional, ini tidak boleh dilupakan.""Tentu!" jawab Gilbert."Yang kedua, para dokter yang bekerja di Rumah Sakit Nasional sudah tua. Para dokter tidak mungkin diminta untuk mengobati dan merawat pasien, mereka pasti bosan dan malah mengganggu kemajuan penelitian," kata Suzy."Em, benar." Gilbert mengangguk sambil bertanya, "Bocah, kamu ingin menggunakan fasilitas rumah sakit, tapi tidak mau membiarkan para dokter senior merawat pasien? Kamu mau mempekerjakan dokter luar?"Ada begitu banyak dokter yang ingin bekerja di Rumah Sakit Nasional, tetapi persaingannya sangat amat ketat. Kriteria untuk bisa bekerja di Rumah Sakit Nasional sangatlah tinggi, Gilbert tidak bisa membiarkan Suzy bertindak gegabah.Suzy tersenyum dan langsung menjelaskan pemikirannya, "Guru, tidak seperti itu. Begini, kita dapat bekerja sama dengan rumah sakit lain atau mendi
"Terima kasih, Guru." Setelah menyimpan ponselnya, Suzy beranjak masuk ke dalam rumah.Selama beberapa hari terakhir Suzy menghabiskan waktunya di Rumah Sakit Nasional. Begitu mengetahui Suzy yang pulang, Lorraine langsung berseri-seri."Kondisi Bu Ferli sudah membaik?" Lorraine memberikan semangkok sup jamur yang baru dimasak.Semenjak mendengar kisah Ferli, Lorraine juga jadi mencemaskan kondisinya."Em, hari ini sudah sadarkan diri," jawab Suzy."Syukurlah." Lorraine menghela napas lega.Suzy sangat menikmati sup jamur yang dihidangkan oleh Lorraine. Cita rasa yang pas dan menyegarkan, masakan Lorraine memang lezat.Lorraine tersenyum melihat Suzy yang menyantapnya dengan lahap. "Di dapur masih ada. Kalau kamu suka, Ibu ambilkan lagi.""Sudah cukup, Bu. Aku sudah kenyang," jawab Suzy."Kamu makan malam di rumah?" tanya Lorraine."Em." Suzy mengangguk."Kalau begitu Ibu akan memasak hidangan kesukaanmu." Lorraine tampak antusias.Suzy tidak ingin merepotkan ibunya, tetapi Lorraine su