"Baiklah, ceritakan kepadaku, informasi apa yang kamu dapatkan mengenai Pelelangan Baren.""Baik." Julius menganggukkan kepalanya. "Ada 3 orang yang memimpin Pelelangan Baren, Willis bertanggung jawab atas transaksi perdagangan, sedangkan 2 orang lainnya hampir tidak pernah kelihatan. Tapi dari hasil penyelidikanku, salah satu dari 2 bos Pelelangan Baren memiliki hubungan yang erat dengan Keluarga Stane, keluarga konglomerat terbesar di Kerajaan Barat.""Mereka lagi!" Ekspresi Charles terlihat masam, tetapi nada bicaranya justru tidak terdengar kaget.Dengan mengandalkan warisan sumber daya yang besar, Keluarga Stane mengembangkan bisnisnya ke seluruh belahan dunia. Sementara Keluarga Stane mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, di saat bersamaan mereka juga diam-diam mendukung bisnis ilegal, membuat kekacauan di berbagai tempat, dan menyengsarakan rakyat.Bagi Keluarga Stane, yang terpenting adalah meraup kekayaan sebanyak mungkin ....Keluarga Stane menggunakan cara kotor untuk mem
Charles tahu, tidak mudah bagi Julius untuk menyelamatkannya dari tangan Willis.Kemudian, Charles menekan bel yang ada di atas meja untuk memanggil pengawal yang berjaga di depan.Sesaat pengawal masuk, Charles mengambil nampan emas yang dilapisi kain sutra berwarna merah, lalu memberikannya kepada Julius."Karena identitas dan misi yang kamu lakukan, aku tidak bisa memberikanmu hadiah di depan umum. Melihat semua pengorbanan dan usaha yang dilakukan, kamu berhak mendapatkan semua hadiah ini," Charles berkata dengan sungguh-sungguh.Kelopak mata Julius tampak bergetar saat melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh Charles. Terutama saat melihat sebuah medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari ....Bagi seorang prajurit, medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari melambangkan kehormatan tertinggi! Julius sulit memercayainya ...."Jenderal Julius, terimalah kehormatan ini!"Jantung Julius berdebar sangat kencang dan sekujur tubuhnya terasa panas."Bugh!" Julius berlutut
Charles menyembunyikan kegelisahannya, lalu mengangguk dan berkata dengan ramah, "Aku sudah mengerti, terima kasih telah menangkap mereka. Keluarga Calvin telah banyak membantu dalam kasus ini. Setelah semuanya beres, aku akan memberikan kalian penghargaan. Baiklah, kamu boleh pergi."James hanya mengangguk dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di belakang sana, ternyata Samantha sudah sadarkan diri, dia hanya tidak membuka mata.Setelah mendengar pembicaraan Charles dan James, Samantha mengepalkan tangan sambil menahan air matanya. Tak lama setelah James pergi, Samantha baru membuka mata, tatapannya terlihat dipenuhi kebencian."Kamu sudah dengar, 'kan?" kata Charles sambil berjalan ke samping Samantha. "Aku sudah bilang, dia tidak mencintaimu." Samantha menggertakkan gigi, dia memejamkan matanya dan menarik napas panjang. Setelah lebih tenang, Samantha mengesampingkan semua cinta dan kebenciannya, lalu memandang Charles dan menjelaskan, " Ayah, aku tidak bekerja sama dengan
"Ayo, silakan." Nick membawa Wallace, Joris, dan Lance masuk ke rumah sakit."Ramai sekali, Pak Gilbert bisa mengurus pasien sebanyak ini?" tanya Joris.Di saat bersamaan, mereka berpapasan dengan Gilbert yang sedang berjalan ke luar. Ketika melirik Daniel yang masih pingsan, kurang lebih Gilbert sudah mengetahui kondisinya.Kemudian, Gilbert mengangkat kepalanya sambil mendengus dingin. "Semua yang bekerja di Rumah Sakit Nasional adalah dokter yang kompeten. Mengurus luka sekecil ini tidak ada apa-apanya ....""Eh, sebentar. Kalian berpikir aku sendiri yang akan akan mengobati kalian?" tanya Gilbert sambil mengangkat dia alisnya."Em?" Wallace dan kedua saudaranya tertegun.Gilbert tersenyum licik dan menjawab, "Tahun ini lagi banyak dokter magang. Kapan lagi dapat kesempatan praktek seperti ini? Jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin."Wallace, Joris, dan Lance menyadari niat licik Gilbert, tetapi di sisi lain, mereka juga sadar bahwa Gilbert tidak mungkin berniat jahat.Semua orang
Salah satu tangan Daniel baru selesai dioperasi. Jadi, dia belum bisa bergerak secara leluasa.Daniel hanya bisa menggenggam tangan Lorraine dengan menggunakan satu tangan. "Tidak apa-apa, semua sudah berakhir."Setelah menghibur istrinya, Daniel menatap putra dan juga menantinya. "Aku bangga kepada kalian. Putraku tidak salah memilih istri."Selama ini, Daniel dikenal sebagai sosok yang keras. Dia lebih sering memarahi anak-anaknya daripada memuji mereka.Ketika mendengar pujian Daniel, Wallace dan Joris tampak terkejut. Terutama Wallace, dia paling sering ditegur Daniel.Wallace sontak menundukkan kepala untuk menyembunyikan emosi di balik matanya.Daniel tidak memedulikan respons ketiga putranya. Sekarang, hanya ada satu hal yang mengganjal di hatinya. "Oh iya, di mana putri kita? Di mana Suzy? Bagaimana keadaannya?"Di saat bersamaan, Lance kembali sambil menelepon seseorang.Semua orang langsung menatap Lance dengan penuh harap.Lance segera menutup panggilannya dan berkata, "Aku
"Aku ...." Lorraine ragu-ragu. Dia ingin menjenguk Suzy, tetapi juga tidak tega meninggalkan Daniel sendirian.Daniel tahu isi hati Lorraine. Dengan lembut, Daniel pun berkata, "Lorraine, kamu ikut Lance saja. Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Siapa tahu Suzy akan bangun begitu mengetahui kedatanganmu.""Baik." Lorraine mengangguk sambil terisak."Ayah, aku juga mau ikut," kata Christina.Daniel mengangguk setuju. Christina adalah dokter, siapa tahu dia bisa membantu Suzy.Setelah Lance, Lorraine, dan Christina pergi, hanya terisa Daniel dan kedua putranya di dalam ruangan. Wallace dan Joris mengkhawatirkan keadaan Suzy, tetapi Daniel juga perlu ditemani.Melihat Daniel yang terlihat cemas, Joris pun berusaha menghiburnya. "Ayah, Suzy bukanlah orang biasa. Aku yakin, dia akan segera sadar."Wallace mengangguk setuju. "Suzy adalah muridnya Pak Gilbert. Kalau keadaan Suzy parah, Pak Gilbert tidak mungkin setenang itu. Semua tidak separah yang kita bayangkan."Wallace dan Joris terus meyak
Robert membuka pakaian Suzy, lalu memeriksa luka di setiap tubuhnya. Semua luka Suzy sudah kering dan boleh terkena air.Setelah mengisi bak mandi dengan air hangat, Robert menaruh tubuh Suzy ke dalam bak secara perlahan-lahan.Robert sama sekali tidak canggung, dia sudah sering melihat tubuh Suzy. Hanya saja, Robert kasihan saat mengusap tubuh Suzy yang dipenuhi luka."Suzy, kamu pasti kesakitan." Robert agak menyalahkan diri sendiri. Sebagai seorang pria, dia gagal melindungi wanita yang dicintainya.Apalagi, Suzy menjadi seperti ini untuk menyelamatkan Robert.Berdasarkan penjelasan Canelius, Suzy pingsan karena memberikan terlalu banyak darah dan mengerahkan terlalu banyak tenaga.Seandainya Suzy tidak kehilangan darah, dia tidak mungkin seperti ini.Robert mengusap tubuh Suzy secara perlahan-lahan. Robert takut menyentuh luka Suzy dan membuatnya kesakitan.Tiba-tiba, sebuah pikiran melintas di benak Robert. Ini bukanlah pertama kalinya Suzy menyelamatkan Robert.Sebelumnya, Suzy j
Begitu masuk, Welly ingin memeluk Suzy, tetapi Robert menarik dan menghentikannya."Ibumu lagi tidur, jangan ribut." Suara Robert terdengar galak.Welly melirik Suzy yang berbaring di atas tempat tidur dan bertanya, "Ibu lagi tidur? Tapi ...."Welly berpikir sebentar. "Tapi kok tidak bergerak?""Berarti tidurnya nyenyak, makanya tidak gerak," jawab Robert.Kondisi Suzy agak rumit, jangankan Welly yang berumur 4 tahun, orang dewasa pun sulit memahaminya. Jadi, Robert malas menjelaskan lebih panjang.Welly bukanlah anak yang mudah dibohongi. Selagi Robert tidak memperhatikan, Welly menjulurkan lehernya dan berbisik di telinga Suzy, "Mami, Mami, bangun!"Melihat Suzy yang tidak merespons, Welly pun marah dan menuduh Robert. "Ayah, kamu bohong! Masa Ibu tidak bangun mendengar teriakanku?"Kemudian, Welly menangis sambil membelai wajah Suzy. "Ibu, Ibu kenapa? Ayo, bangun!"Simon tidak tega melihat cucunya yang menangis histeris. Dia segera memeluk Welly dan menghiburnya, "Welly, anak baik,