Cole sontak menutup mulutnya, hampir saja keceplosan.Melihat sikap Canelius dan Cole yang aneh, Robert merasa harus berwaspada."Bagaimana kondisinya sekarang? Apakah kalian ada cara agar dia bisa lebih cepat sadar?" tanya Robert.Canelius berpikir sebentar, lalu menjawab, "Tidak ada."Cole juga menggelengkan kepala.Robert menatap mereka berdua sambil menyeringai dingin. "Kalau tidak bisa apa-apa, untuk apa kalian ada di sini?"Setelah selesai bicara, Robert memberikan isyarat kepada Simon untuk mengusir Canelius dan Cole."Tuan Canelius, anak muda, menantuku sedang istirahat. Sebaiknya kalian pulang dulu," kata Simon sambil beranjak maju. Sikap Simon yang sungkan benar-benar membuat orang sulit menolak permintaannya.Tatapan Canelius tertuju kepada kalung yang ada di leher Suzy. "Batu sucinya harus dilepaskan.""Baik," jawab Robert.Tidak peduli apa pun tujuan Canelius dan Cole, Robert bisa melihat bahwa mereka tulus mengkhawatirkan keselamatan Suzy.Setelah membawa Suzy pulang, Rob
"Baiklah, ceritakan kepadaku, informasi apa yang kamu dapatkan mengenai Pelelangan Baren.""Baik." Julius menganggukkan kepalanya. "Ada 3 orang yang memimpin Pelelangan Baren, Willis bertanggung jawab atas transaksi perdagangan, sedangkan 2 orang lainnya hampir tidak pernah kelihatan. Tapi dari hasil penyelidikanku, salah satu dari 2 bos Pelelangan Baren memiliki hubungan yang erat dengan Keluarga Stane, keluarga konglomerat terbesar di Kerajaan Barat.""Mereka lagi!" Ekspresi Charles terlihat masam, tetapi nada bicaranya justru tidak terdengar kaget.Dengan mengandalkan warisan sumber daya yang besar, Keluarga Stane mengembangkan bisnisnya ke seluruh belahan dunia. Sementara Keluarga Stane mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, di saat bersamaan mereka juga diam-diam mendukung bisnis ilegal, membuat kekacauan di berbagai tempat, dan menyengsarakan rakyat.Bagi Keluarga Stane, yang terpenting adalah meraup kekayaan sebanyak mungkin ....Keluarga Stane menggunakan cara kotor untuk mem
Charles tahu, tidak mudah bagi Julius untuk menyelamatkannya dari tangan Willis.Kemudian, Charles menekan bel yang ada di atas meja untuk memanggil pengawal yang berjaga di depan.Sesaat pengawal masuk, Charles mengambil nampan emas yang dilapisi kain sutra berwarna merah, lalu memberikannya kepada Julius."Karena identitas dan misi yang kamu lakukan, aku tidak bisa memberikanmu hadiah di depan umum. Melihat semua pengorbanan dan usaha yang dilakukan, kamu berhak mendapatkan semua hadiah ini," Charles berkata dengan sungguh-sungguh.Kelopak mata Julius tampak bergetar saat melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh Charles. Terutama saat melihat sebuah medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari ....Bagi seorang prajurit, medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari melambangkan kehormatan tertinggi! Julius sulit memercayainya ...."Jenderal Julius, terimalah kehormatan ini!"Jantung Julius berdebar sangat kencang dan sekujur tubuhnya terasa panas."Bugh!" Julius berlutut
Charles menyembunyikan kegelisahannya, lalu mengangguk dan berkata dengan ramah, "Aku sudah mengerti, terima kasih telah menangkap mereka. Keluarga Calvin telah banyak membantu dalam kasus ini. Setelah semuanya beres, aku akan memberikan kalian penghargaan. Baiklah, kamu boleh pergi."James hanya mengangguk dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di belakang sana, ternyata Samantha sudah sadarkan diri, dia hanya tidak membuka mata.Setelah mendengar pembicaraan Charles dan James, Samantha mengepalkan tangan sambil menahan air matanya. Tak lama setelah James pergi, Samantha baru membuka mata, tatapannya terlihat dipenuhi kebencian."Kamu sudah dengar, 'kan?" kata Charles sambil berjalan ke samping Samantha. "Aku sudah bilang, dia tidak mencintaimu." Samantha menggertakkan gigi, dia memejamkan matanya dan menarik napas panjang. Setelah lebih tenang, Samantha mengesampingkan semua cinta dan kebenciannya, lalu memandang Charles dan menjelaskan, " Ayah, aku tidak bekerja sama dengan
"Ayo, silakan." Nick membawa Wallace, Joris, dan Lance masuk ke rumah sakit."Ramai sekali, Pak Gilbert bisa mengurus pasien sebanyak ini?" tanya Joris.Di saat bersamaan, mereka berpapasan dengan Gilbert yang sedang berjalan ke luar. Ketika melirik Daniel yang masih pingsan, kurang lebih Gilbert sudah mengetahui kondisinya.Kemudian, Gilbert mengangkat kepalanya sambil mendengus dingin. "Semua yang bekerja di Rumah Sakit Nasional adalah dokter yang kompeten. Mengurus luka sekecil ini tidak ada apa-apanya ....""Eh, sebentar. Kalian berpikir aku sendiri yang akan akan mengobati kalian?" tanya Gilbert sambil mengangkat dia alisnya."Em?" Wallace dan kedua saudaranya tertegun.Gilbert tersenyum licik dan menjawab, "Tahun ini lagi banyak dokter magang. Kapan lagi dapat kesempatan praktek seperti ini? Jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin."Wallace, Joris, dan Lance menyadari niat licik Gilbert, tetapi di sisi lain, mereka juga sadar bahwa Gilbert tidak mungkin berniat jahat.Semua orang
Salah satu tangan Daniel baru selesai dioperasi. Jadi, dia belum bisa bergerak secara leluasa.Daniel hanya bisa menggenggam tangan Lorraine dengan menggunakan satu tangan. "Tidak apa-apa, semua sudah berakhir."Setelah menghibur istrinya, Daniel menatap putra dan juga menantinya. "Aku bangga kepada kalian. Putraku tidak salah memilih istri."Selama ini, Daniel dikenal sebagai sosok yang keras. Dia lebih sering memarahi anak-anaknya daripada memuji mereka.Ketika mendengar pujian Daniel, Wallace dan Joris tampak terkejut. Terutama Wallace, dia paling sering ditegur Daniel.Wallace sontak menundukkan kepala untuk menyembunyikan emosi di balik matanya.Daniel tidak memedulikan respons ketiga putranya. Sekarang, hanya ada satu hal yang mengganjal di hatinya. "Oh iya, di mana putri kita? Di mana Suzy? Bagaimana keadaannya?"Di saat bersamaan, Lance kembali sambil menelepon seseorang.Semua orang langsung menatap Lance dengan penuh harap.Lance segera menutup panggilannya dan berkata, "Aku
"Aku ...." Lorraine ragu-ragu. Dia ingin menjenguk Suzy, tetapi juga tidak tega meninggalkan Daniel sendirian.Daniel tahu isi hati Lorraine. Dengan lembut, Daniel pun berkata, "Lorraine, kamu ikut Lance saja. Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Siapa tahu Suzy akan bangun begitu mengetahui kedatanganmu.""Baik." Lorraine mengangguk sambil terisak."Ayah, aku juga mau ikut," kata Christina.Daniel mengangguk setuju. Christina adalah dokter, siapa tahu dia bisa membantu Suzy.Setelah Lance, Lorraine, dan Christina pergi, hanya terisa Daniel dan kedua putranya di dalam ruangan. Wallace dan Joris mengkhawatirkan keadaan Suzy, tetapi Daniel juga perlu ditemani.Melihat Daniel yang terlihat cemas, Joris pun berusaha menghiburnya. "Ayah, Suzy bukanlah orang biasa. Aku yakin, dia akan segera sadar."Wallace mengangguk setuju. "Suzy adalah muridnya Pak Gilbert. Kalau keadaan Suzy parah, Pak Gilbert tidak mungkin setenang itu. Semua tidak separah yang kita bayangkan."Wallace dan Joris terus meyak
Robert membuka pakaian Suzy, lalu memeriksa luka di setiap tubuhnya. Semua luka Suzy sudah kering dan boleh terkena air.Setelah mengisi bak mandi dengan air hangat, Robert menaruh tubuh Suzy ke dalam bak secara perlahan-lahan.Robert sama sekali tidak canggung, dia sudah sering melihat tubuh Suzy. Hanya saja, Robert kasihan saat mengusap tubuh Suzy yang dipenuhi luka."Suzy, kamu pasti kesakitan." Robert agak menyalahkan diri sendiri. Sebagai seorang pria, dia gagal melindungi wanita yang dicintainya.Apalagi, Suzy menjadi seperti ini untuk menyelamatkan Robert.Berdasarkan penjelasan Canelius, Suzy pingsan karena memberikan terlalu banyak darah dan mengerahkan terlalu banyak tenaga.Seandainya Suzy tidak kehilangan darah, dia tidak mungkin seperti ini.Robert mengusap tubuh Suzy secara perlahan-lahan. Robert takut menyentuh luka Suzy dan membuatnya kesakitan.Tiba-tiba, sebuah pikiran melintas di benak Robert. Ini bukanlah pertama kalinya Suzy menyelamatkan Robert.Sebelumnya, Suzy j
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny