Ketika Robert dan Julius selesai mempersiapkan semuanya, para pengawal Willis tiba di depan dan mencoba untuk mendobrak pintunya."Bang, bang!" Pintu dirobohkan dengan mudah.Sesaat mendengar pergerakan di luar, Robert langsung menarik Julius dan menariknya. "Julius, aku ada ide ...."Tepat di saat para pengawal Willis masuk, Robert melemparkan bom ke arah mereka. "Duar!"Terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga.Willis yang sedang menyusul ke gudang pun tercengang mendengar suara ledakan itu. Raut wajahnya berubah, dia melangkah mundur dan berteriak, "Mundur!"Willis memang menyimpan bahan peledak di gudang, tetapi tidak ada yang merakitnya. Ledakan bom tadi ... pasti orang di dalam yang merakitnya!Willis terlalu menyepelekan mereka.Suara ledakan berangsur mereda dan di gudang juga tidak terdengar pergerakan.Namun, Willis tidak berani mengambil risiko yang terlalu besar. Dia berbisik kepada kedua pengawal yang ada di sampingnya untuk memeriksa situasi di dalam gudang.Di saa
Willis mengepalkan tangannya dan meninju perut Robert sekeras mungkin."Ah!" teriak Robert.Willis sangat puas melihat ekspresi Robert yang kesakitan."Katakan, di mana teman-temanmu? Mereka masih bersembunyi di sini, 'kan?" tanya Willis sambil memandang ke sekeliling.Willis bahkan berpikir jangan-jangan mereka kabur lewat jendela?Di saat bersamaan, salah seorang pengawal masuk dan melaporkan, "Tuan Willis, Charles dan yang lainnya kabur dengan menggunakan perahu kecil.""Ehm, biarkan saja." Willis sama sekali tidak terlihat khawatir. "Mereka tidak akan bisa kabur."Sesaat selesai bicara, Willis mengangkat tangannya dan hendak memberikan perintah, tetapi ....Tanpa disadari, seseorang menodongkan pistol ke belakang kepalanya Willis."Tuan Willis!" teriak beberapa pengawalnya.Willis membeku selama beberapa detik. Ketika menoleh ke belakang, dia melihat "bawahan" yang menodongkan pistol ke arahnya.Bentuk mata, tatapan, dan bekas luka di pelipis mengingatkan Willis pada seseorang ....
Sekitar 60 orang yang tertangkap di kapal Willis. Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan banyak senjata dan amunisi terlarang.Tak perlu ditanya pun semua orang tahu, pasti Thomas yang menyediakannya untuk mereka.Ronny mengirim sekitar 5 mobil besar untuk membawa semua tersangka dan senjata yang disita.Thomas, Royi, dan semua kaki tangannya telah tertangkap ....Sembari menghitung jumlah tersangka, Royi menghela napas dan berkata, "Apakah sel di Rutan Keamanan Nasional cukup menampung mereka semua?"Robert dan Julius beranjak turun dari kapal. Sesampainya di darat, Robert pun bertanya, "Kamu yang merusak sistem keamanan kapal? Jadi selama ini kamu menyamar dan menyusup di kapal Willis?"Julius hanya melirik Robert sambil mengangkat sudut bibirnya. Tampaknya Julius tidak ingin menjawab pertanyaan Robert.Robert adalah orang yang cerdas, dia mengerti maksud Julius.Setelah perjuangan yang begitu panjang, Robert dan Julius masih terlihat seperti orang asing, sama sekali tidak ada r
Janet adalah wanita yang lemah lembut, dia sangat jarang marah. Namun, kali ini Janet tidak bisa membendung amarahnya, Vermont sudah kelewatan!Saking kerasnya, beberapa pengawal yang ada di dalam mobil sampai bisa mendengar suara Janes. Vermont hanya bisa berdeham canggung dan berusaha untuk tetap terlihat tenang."Janet, semuanya sudah beres. Aku segera pulang," Vermont berbisik."Tidak, kamu tidak boleh pulang!" Suara Janet terdengar terengah-engah. "Lihat saja, aku akan ke sana dan membuat perhitungan denganmu."Tanpa menunggu jawaban Vermont, Janet langsung mematikan panggilannya.Tangan kiri Vermont memegang ponsel, sedangkan tangan kanannya memegang pintu mobil yang belum ditutup.Sopir menoleh ke belakang dan bertanya dengan ragu-ragu, "Tuan, apakah sudah boleh jalan?"Vermont menghela napas. "Kalian pulang duluan."Kemudian, Vermont turun dari mobil dan berdiri di tengah pelabuhan sambil menikmati embusan angin laut. Dia tahu, Janet pasti sangat murka. Kalau tidak mematahi uca
Robert mengalihkan tatapannya ke arah Cole. Tatapan Robert terlihat sangat tidak bersahabat.Cole terkejut melihat tatapan Robert. Di saat bersamaan, sebuah pikiran melintas di benak Cole dan dia pun menunjuk Robert sambil bertanya, "Paman, apakah dia yang membuat Suzy jadi seperti ini?"Hati Robert terasa bergetar saat mendengar pertanyaan Cole. Robert sontak menatap ke arah Canelius."Apa lihat-lihat?" tanya Canelius dengan ketus."Iya, tapi bagaimana mungkin?" Canelius tidak yakin dengan tebakannya.Kemudian, Canelius menarik napas panjang, lalu menarik tangan Robert. Sayangnya, Canelius gagal, Robert berhasil menghindari tangkapannya."Ehem, beri tahu aku, apa yang Suzy lakukan kepadamu?" Canelius bertanya sambil menunjuk Suzy yang masih pingsan.Robert tidak suka dipaksa, tetapi pertanyaan Canelius berhubungan dengan pingsannya Suzy. Jadi, Robert pun menjawab secara jujur, "Aku terluka, Suzy mengobatiku dengan menggunakan darahnya.'"Tidak mungkin!" Canelius berteriak, "Darahnya m
Cole sontak menutup mulutnya, hampir saja keceplosan.Melihat sikap Canelius dan Cole yang aneh, Robert merasa harus berwaspada."Bagaimana kondisinya sekarang? Apakah kalian ada cara agar dia bisa lebih cepat sadar?" tanya Robert.Canelius berpikir sebentar, lalu menjawab, "Tidak ada."Cole juga menggelengkan kepala.Robert menatap mereka berdua sambil menyeringai dingin. "Kalau tidak bisa apa-apa, untuk apa kalian ada di sini?"Setelah selesai bicara, Robert memberikan isyarat kepada Simon untuk mengusir Canelius dan Cole."Tuan Canelius, anak muda, menantuku sedang istirahat. Sebaiknya kalian pulang dulu," kata Simon sambil beranjak maju. Sikap Simon yang sungkan benar-benar membuat orang sulit menolak permintaannya.Tatapan Canelius tertuju kepada kalung yang ada di leher Suzy. "Batu sucinya harus dilepaskan.""Baik," jawab Robert.Tidak peduli apa pun tujuan Canelius dan Cole, Robert bisa melihat bahwa mereka tulus mengkhawatirkan keselamatan Suzy.Setelah membawa Suzy pulang, Rob
"Baiklah, ceritakan kepadaku, informasi apa yang kamu dapatkan mengenai Pelelangan Baren.""Baik." Julius menganggukkan kepalanya. "Ada 3 orang yang memimpin Pelelangan Baren, Willis bertanggung jawab atas transaksi perdagangan, sedangkan 2 orang lainnya hampir tidak pernah kelihatan. Tapi dari hasil penyelidikanku, salah satu dari 2 bos Pelelangan Baren memiliki hubungan yang erat dengan Keluarga Stane, keluarga konglomerat terbesar di Kerajaan Barat.""Mereka lagi!" Ekspresi Charles terlihat masam, tetapi nada bicaranya justru tidak terdengar kaget.Dengan mengandalkan warisan sumber daya yang besar, Keluarga Stane mengembangkan bisnisnya ke seluruh belahan dunia. Sementara Keluarga Stane mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, di saat bersamaan mereka juga diam-diam mendukung bisnis ilegal, membuat kekacauan di berbagai tempat, dan menyengsarakan rakyat.Bagi Keluarga Stane, yang terpenting adalah meraup kekayaan sebanyak mungkin ....Keluarga Stane menggunakan cara kotor untuk mem
Charles tahu, tidak mudah bagi Julius untuk menyelamatkannya dari tangan Willis.Kemudian, Charles menekan bel yang ada di atas meja untuk memanggil pengawal yang berjaga di depan.Sesaat pengawal masuk, Charles mengambil nampan emas yang dilapisi kain sutra berwarna merah, lalu memberikannya kepada Julius."Karena identitas dan misi yang kamu lakukan, aku tidak bisa memberikanmu hadiah di depan umum. Melihat semua pengorbanan dan usaha yang dilakukan, kamu berhak mendapatkan semua hadiah ini," Charles berkata dengan sungguh-sungguh.Kelopak mata Julius tampak bergetar saat melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh Charles. Terutama saat melihat sebuah medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari ....Bagi seorang prajurit, medali emas yang diukir dengan pola bunga matahari melambangkan kehormatan tertinggi! Julius sulit memercayainya ...."Jenderal Julius, terimalah kehormatan ini!"Jantung Julius berdebar sangat kencang dan sekujur tubuhnya terasa panas."Bugh!" Julius berlutut