"Tidak akan." Suzy menggelengkan kepala. "Aku yakin, ayahku tidak akan mencampuri keputusanku. Kalaupun dia ikut campur, aku akan meyakinkannya. Lagi pula ...."Suzy tersenyum pahit dan bergumam, "Sekarang dia masih ditahan. Aku tidak tahu bagaimana ke depannya."Sepertinya Gilbert tidak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Suzy. Gilbert bertepuk tangan, dia merasa sangat puas dan berkata, "Bagus! Aku sudah mengurus semua administrasinya. Besok kamu sudah bisa datang."Suzy memebelalak, dia sangat terkejut. "Besok?!""Ah? Bukannya kamu mau menyelidiki Barbie? Besok aku akan memindahkannya ke sini agar kamu bisa memeriksanya. Eh, tidak, aku akan pergi sekarang. Aku akan pergi menemui Raja." Gilbert bangkit berdiri, lalu mengambil jaketnya dan pergi.Suzy menggelengkan kepala sambil memandang sosok Gilbert yang beranjak pergi.Setelah keluar dari Rumah Sakit Nasional, Suzy memanggil taksi untuk mengantarnya pulang. Sesampainya di depan kompleks, Suzy mendengar berita yang diput
Suzy berusaha untuk menahan emosi yang bergejolak di dalam hatinya. Jenderal Xin bukanlah seorang pengkhianat!Mengingat Robert yang berada di kerajaan, Suzy segera mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon Robert. Seharusnya Robert sudah mendapatkan informasi terbaru.Sebelum sempat menelepon Robert, Suzy menerima sebuah panggilan. Ternyata Ivan yang meneleponnya.Sesaat menjawab panggilan tersebut, Suzy mendengar suara Ivan yang berada di ujung telepon. "Suzy, aku baru mengetahui kabar mengenai Keluarga Xin ....""Aku masih mencari menyelidiki masalah ini. Aku akan memberitahumu setelah mendapatkan kepastian." Meskipun panik, Suzy berusaha untuk tegar."Suzy, bagaimana kondisimu?" tanya Ivan memastikan."Em, aku tidak apa-apa. Tenang saja," Suzy menjawab seadanya.Ivan tidak banyak bicara. Setelah menanyakan keadaan dan menghibur Suzy, dia pun menutup panggilannya.Setelah selesai menelepon Ivan, Suzy segera menelepon Robert. Suzy sangat tegang, tangannya sampai bergetar hebat."Tut,
Rumah sebesar ini terasa sangat sepi.Keberadaan Welly membuat Lucy tidak leluasa untuk menanyakan kabar mengenai Keluarga Xin.Setelah makan malam, Suzy menemani Welly untuk bermain.Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akhirnya, James dan Simon sudah pulang, tetapi Robert masih tidak ada kabar.Suzy memandikan Welly, lalu menemaninya tidur. Walaupun kelelahan, Suzy tidak bisa tidur dengan tenang. Akhirnya, dia mengambil jaket dan beranjak turun.Saat berada di tangga, Suzy heran melihat lampu yang menyala. Ternyata James, Simon, dan Lucy masih berkumpul di bawah. Tampaknya mereka bertiga tidak terkejut melihat kemunculan Suzy.Lucy melambaikan tangan dan memanggil Suzy untuk duduk di sampingnya. Setelah Suzy duduk, Lucy menepuk punggung Suzy sambil berbicara dengan pelan, "Kami sudah berdiskusi. Meskipun kerajaan sudah mengumumkan bahwa mereka menemukan bukti pengkhianatan yang tersembunyi di Kediaman Keluarga Xin, semua tetap harus melalui pengadilan militer. Ka
Lucy menghela napas. "Kita harus mencari bukti untuk membersihkan nama baik Keluarga Xin."Sembari bicara, Lucy teringat dengan James yang memiliki ide. "James, tadi kamu mau bilang apa? Apa idemu?"Semua orang sontak menoleh ke arah James dan menatapnya dengan penuh harap."Berdasarkan reputasi dan karakter yang dimiliki Jenderal Xin, pasti banyak orang yang berpikiran sama seperti kita. Bagaimana kalau kita mengumpulkan para pendukung Jenderal Xin, lalu mengajak mereka untuk menekan Charles agar menyelidiki kasus ini secara terbuka?"Ide James sangat bagus. Dengan begitu, mereka bisa mengulur waktu untuk mendapatkan bukti sekaligus mengetahui perkembangan kasus secara menyeluruh.Namun, Suzy ragu dan bertanya, "Paman, memangnya Charles akan setuju?""Dia pasti akan menyetujuinya." James tersenyum yakin dan menjelaskan, "Charles harus bertindak dengan hati-hati. Coba pikir, untuk apa dia menyerang Keluarga Xin? Tentu saja untuk mengubah posisi kekuasaan di ibu kota. Dia pasti tidak in
"Pak Gilbert adalah direktur Rumah Sakit Nasional, Charles sangat menghormatinya. Asalkan Pak Gilbert bersedia membantu, kita pasti bisa menang."Walaupun agak mustahil meminta bantuan Gilbert untuk menolong Keluarga Xin, penjelasan Suzy memang masuk akal. Ditambah, Suzy terlihat sangat yakin dan percaya diri.Simon dan Lucy saling bertatapan, mereka tidak tahu harus berkata apa."Kalau begitu, kamu yang mengurus Pak Gilbert," kata Robert. Selain Suzy, tidak ada seorang pun yang bisa membujuk Gilbert. Suzy adalah orang yang paling cocok untuk membujuknya."Baik," Suzy menjawab dengan senang hati.Setelah selesai diskusi, mereka kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat.Keesokan hari, mereka bertindak sesuai rencana yang telah disepakati.Suzy tidak ingin membuang-buang waktu, dia segera menghubungi daftar nama yang telah dipegangnya. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, setelah obrolan panjang, sebagian besar bersedia untuk mendukung Keluarga Xin.Di sisi lain, sebagai ketua Kam
Semua orang agak terkejut, kenapa Thomas tidak datang?Seperti yang orang-orang tahu, Thomas dan Jenderal Xin sudah seperti keluarga. Namun, malah tersisa Thomas yang tidak menandatangani petisi ....Karena takut ada yang salah paham, James pun segera menjelaskan, "Setelah menyelamatkan Raja, Komandan Thomas masih dirawat di Rumah Sakit Ibu Kota. Pengamanan pengawal kerajaan sangat ketat, tidak ada yang berani mendekat.""Oh, begitu." Kecurigaan orang-orang pun perlahan sirna.Simon berkata, "Meskipun Komandan Thomas jarang berada di ibu kota, dia memiliki peran penting di kemiliteran. Apalagi, dia telah menyelamatkan nyawa Raja. Kalau dia ikut mendukung rencana ini, aku rasa Raja akan mengalah.""Tapi, sekarang kita tidak bisa menemui Thomas. Bagaimana bisa meminta bantuannya?" Ekspresi Lucy terlihat sangat cemas.Suzy mengernyit sambil tersenyum. "Kita mungkin tidak bisa, tapi ada satu orang yang bisa."Tanpa basa-basi, Suzy langsung mengungkapkan idenya, "Ketika insiden di Kediaman
"Komandan Thomas!" sapa para pengawal kerajaan."Em." Thomas mengangguk ramah sambil menunjuk ke arah koridor. "Di sana ada kursi. Makanlah di sana.""Baik!" Ketua pasukan berterima kasih, lalu memberikan makanannya untuk dibagi.Meskipun para pengawal sudah pergi, ketua pasukan masih berdiri di tempat. Dia merasa ada yang ingin ditanyakan oleh Thomas.Thomas menatap bangsal Barbie dan bertanya, "Apakah Nona Barbie belum sadarkan diri?""Belum, Nona Barbie masih belum sadarkan diri," jawab ketua pasukan."Apakah aku boleh menjenguknya?" Thomas bertanya dengan sangat sungkan. Ketua pasukan sampai tidak enak hati mendengarnya.Thomas adalah komandan yang sangat dihormati, tapi dia sama sekali tidak bersikap semena-mena maupun arogan. Apalagi, Thomas merakyat dan tidak membeda-bedakan orang.Namun, Barbie adalah anggota Keluarga Xin. Sebagai pengawal kerajaan, ketua pasukan harus mematuhi perintah Raja. Jadi, dia terpaksa menggelengkan kepala.Melihat permintaannya yang ditolak, Thomas me
Keesokan pagi.Suzy dan Gilbert mendatangi Rumah Sakit Pertama Ibu Kota. Sebelum tiba di gedung rawat inap, mereka mendapatkan kabar bahwa Barbie sudah sadarkan diri.Pengawal istana memberikan hormat dan berkata, "Pak Gilbert, Nona Barbie sudah sadarkan diri. Setelah memastikan kondisinya, dia akan dipindahkan ke Rutan Keamanan Nasional. Jadi, Anda tidak bisa membawanya pergi."Gilbert dan Suzy diusir sebelum sempat bertemu dengan Barbie. Mereka berdua saling bertatapan di lorong rumah sakit, sepertinya ada yang janggal.Gilbert tersenyum sinis. "Menarik. Kebetulan sekali Barbie sadar di saat seperti ini."Suzy mengangguk setuju. Dia mulai curiga, jangan-jangan selama ini Barbie hanya pura-pura koma.Waktu itu, semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Joris dan Christina. Tidak ada seorang pun yang berpikir sejauh ini.Suzy menatap para pengawal dengan kesal, lalu memalingkan muka dan menggerutu, "Mereka tidak akan mengizinkan kita untuk bertemu dengan Barbie."Kemudian, Suzy
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny