"Komandan Thomas!" sapa para pengawal kerajaan."Em." Thomas mengangguk ramah sambil menunjuk ke arah koridor. "Di sana ada kursi. Makanlah di sana.""Baik!" Ketua pasukan berterima kasih, lalu memberikan makanannya untuk dibagi.Meskipun para pengawal sudah pergi, ketua pasukan masih berdiri di tempat. Dia merasa ada yang ingin ditanyakan oleh Thomas.Thomas menatap bangsal Barbie dan bertanya, "Apakah Nona Barbie belum sadarkan diri?""Belum, Nona Barbie masih belum sadarkan diri," jawab ketua pasukan."Apakah aku boleh menjenguknya?" Thomas bertanya dengan sangat sungkan. Ketua pasukan sampai tidak enak hati mendengarnya.Thomas adalah komandan yang sangat dihormati, tapi dia sama sekali tidak bersikap semena-mena maupun arogan. Apalagi, Thomas merakyat dan tidak membeda-bedakan orang.Namun, Barbie adalah anggota Keluarga Xin. Sebagai pengawal kerajaan, ketua pasukan harus mematuhi perintah Raja. Jadi, dia terpaksa menggelengkan kepala.Melihat permintaannya yang ditolak, Thomas me
Keesokan pagi.Suzy dan Gilbert mendatangi Rumah Sakit Pertama Ibu Kota. Sebelum tiba di gedung rawat inap, mereka mendapatkan kabar bahwa Barbie sudah sadarkan diri.Pengawal istana memberikan hormat dan berkata, "Pak Gilbert, Nona Barbie sudah sadarkan diri. Setelah memastikan kondisinya, dia akan dipindahkan ke Rutan Keamanan Nasional. Jadi, Anda tidak bisa membawanya pergi."Gilbert dan Suzy diusir sebelum sempat bertemu dengan Barbie. Mereka berdua saling bertatapan di lorong rumah sakit, sepertinya ada yang janggal.Gilbert tersenyum sinis. "Menarik. Kebetulan sekali Barbie sadar di saat seperti ini."Suzy mengangguk setuju. Dia mulai curiga, jangan-jangan selama ini Barbie hanya pura-pura koma.Waktu itu, semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Joris dan Christina. Tidak ada seorang pun yang berpikir sejauh ini.Suzy menatap para pengawal dengan kesal, lalu memalingkan muka dan menggerutu, "Mereka tidak akan mengizinkan kita untuk bertemu dengan Barbie."Kemudian, Suzy
Suzy mendekati bangsal Thomas, lalu menyapa dengan sopan, "Aku adalah Suzy. Aku mewakili Rumah Sakit Nasional untuk menjenguk Komandan Thomas."Ketika Suzy mendekat, Aloka sedang mengobrol dengan pengawal kerajaan. Aloka menoleh, lalu mengamati Suzy dan berkata, "Kamu Suzy?""Benar." Suzy menganggukkan kepala. Sepertinya Aloka tidak mau mengizinkan Suzy masuk. Suzy teringat dengan pesan Gilbert dan berkata, "Bagaimana keadaan Komandan Thomas? Bagaimanapun, Pak Gilbert yang pertama kali merawat luka Komandan Thomas. Karena khawatir, Beliau mengutusku untuk datang menjenguk Komandan Thomas.""Oh, begitu." Ekspresi Aloka terlihat aneh. Bukankah Pak Gilbert menolak Thomas untuk dirawat di Rumah Sakit Nasional? Kenapa tiba-tiba mengutus orang untuk memeriksa kondisi Thomas? Dasar, dokter aneh! Pantas saja Thomas malas berurusan dengannya.Suzy bisa merasakan jelas kebencian yang tersirat di wajah Aloka.Di saat sedang kebingungan, tiba-tiba terdengar suara yang memerintahkan Aloka, "Aloka,
Thomas bertanya dengan tulus, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang memiliki niat buruk.Sebenarnya Suzy ingin menceritakan semuanya, tapi begitu mengingat pesan Gilbert, dia pun ragu dan terdiam."Nona Suzy?" tanya Thomas sambil tersenyum penasaran. "Ada yang tidak boleh dikatakan?""Hmm, tidak juga." Suzy terlihat tidak leluasa."Oh?" Walaupun terdengar tulus, Thomas tidak dapat menutupi rasa ingin tahunya.Suzy segera menenangkan diri, lalu tersenyum dan menjawab, "Sebenarnya, aku cuma menjalankan perintah Pak Gilbert. Aku juga tidak tahu kenapa Pak Gilbert mau repot-repot membantu Keluarga Xin."Ekspresi Thomas terlihat agak kaget. "Pantas saja, aku terkejut melihat nama Gilbert. Sejujurnya, aku sulit memercayai tindakan Gilbert. Dia dan Jenderal Xin adalah musuh bebuyutan, mana mungkin dia berbaik hati ...."Thomas tidak menyerah begitu saja, dia berniat mengetes Suzy. "Kamu pasti tahu alasannya. Apakah alasannya akan membahayakan Keluarga Xin?""Oh, tidak!" jawab Suzy
"Komandan!" Aloka memberikan hormat.Sesaat mendengar suara Aloka, Thomas pun terkejut dan tersadar dari lamunannya."Ada apa?" Thomas bertanya dengan ketus.Ketika melihat tatapan Thomas yang serius, Aloka langsung mengecilkan suaranya dan berkata, "Prosedur pemeriksaan kondisi kesehatan Nona Barbie sudah selesai. Hasilnya akan segera dikirimkan kepada Raja.""Barbie tidak boleh dibawa pergi," kata Thomas sambil berpikir."Tapi kita tidak bisa melawan pengawal kerajaan. Kalau kita menghentikan mereka, takutnya Raja akan marah ...." Aloka mengerutkan alis."Aku tahu." Thomas memijat keningnya dengan gelisah. "Sampaikan pesanku untuknya.""Baik." Aloka maju dan mendengarkan pesan yang disampaikan oleh Thomas.Seketika, wajah Aloka tampak sangat terkejut. Namun, menghadapi tatapan Thomas yang mengerikan, Aloka tidak berani membantah dan menjawab, "Baik, Komandan. Aku akan segera melaksanakannya.""Em, pergilah." Thomas melambaikan tangan, lalu memejamkan mata dan kembali beristirahat.Sa
Setelah meninggalkan Rumah Sakit Pertama Ibu Kota, Gilbert tidak langsung kembali ke Rumah Sakit Nasional, melainkan mengantar Suzy untuk berkumpul dengan Herera dan yang lainnya.Petisi sudah siap. Selanjutnya, mereka akan menggunakan petisi ini untuk menciptakan momentum yang bisa digunakan untuk membantu Keluarga Xin. Jadi, mereka harus bergegas bertindak.Hari ini sudah hari ketiga sejak penangkapan Keluarga Xin. Mereka tidak boleh menunda-nundanya lagi.Sebelum Gilbert berangkat, Suzy berpesan kepadanya, "Pak Gilbert, mohon bantuanmu! Semoga semuanya lancar."Gilbert tersenyum sambil melambaikan tangan. "Tenang saja, tunggu kabar baikku."Sopir menyalakan mobil dan mengantar Gilbert untuk pergi menemui Raja.Sambil melihat mobil yang melaju pergi, Suzy menangkup kedua tangannya di dada dan berdoa, "Semoga semuanya lancar!"Suzy menarik napas panjang dan berusaha untuk menenangkan hatinya. Setelah lebih tenang, Suzy mengeluarkan ponsel dan menelepon Robert."Baik, aku dan Vermont a
Suzy tidak langsung masuk ke dalam vila. Dia berdiri di pintu dan menelepon Robert.Begitu panggilan tersambung, Suzy menahan rasa harunya dan bertanya, "Kalian yang menayangkannya?""Iya." Robert mengakuinya tanpa ragu."Tapi ada begitu banyak orang yang berkomentar, kalian ...." Suzy mengerutkan alis.Suzy ingin mengingatkan Robert untuk berhati-hati dalam menulis komentar di media. Takutnya, akun-akun itu adalah akun palsu yang dibeli. Begitu ketahuan, Raja pasti akan sangat murka.Tanpa perlu dijelaskan, Robert sudah mengetahui kegelisahan Suzy. "Tenang saja, komentar itu adalah murni suara masyarakat. Masyarakat bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hanya saja, sebagian orang tidak berani bersuara. Kami hanya menyediakan wadah bagi mereka untuk mengungkapkan isi hatinya."Suzy lega setelah mendengar penjelasan Robert. "Ah, baguslah."Setelah selesai menelepon Robert, Suzy kembali membuka halaman berita dan membaca semua komentar yang ditulis. Ternyata ada begitu ban
Gilbert mengeluh sambil berteriak, "Raja, aku tidak terima difitnah seperti ini. Demi membersihkan nama baikku, biarkan masyarakat mengetahui kebenarannya. Raja, mohon lakukan penyelidikan lebih lanjut!"Ucapan Gilbert memang terdengar sedang mengeluhkan nama baiknya yang rusak. Namun, sebenarnya, alasan itu dapat membantu Keluarga Xin secara tidak langsung.Berbeda dengan Herera yang frontal dan terbuka, Gilbert justru menggunakan kecerdasannya untuk merendah. Kombinasi yang bagus, satu lembut dan satu keras. Mereka telah mengutarakan semua yang seharusnya disampaikan.Charles tidak bisa berkata apa-apa. Dia menunduk dengan cemberut, suasana hatinya sangat buruk.Tidak disangka, ternyata Keluarga Xin memiliki banyak pendukung. Hal ini justru membuatnya semakin yakin, melawan Keluarga Xin adalah keputusan yang sangat tepat!Hanya saja, rencana Charles tidak berjalan semulus yang dipikirkan. Setiap yang menandatangani petisi ini bukanlah orang biasa, mereka memiliki kekuatan dan kekuasa
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny