Dodit melajukan mobil inventaris mantan jomblo dengan kecepatan sedang. Kemacetan jalan raya di hari libur seperti ini membuatnya harus benar-benar menahan sabar karena sejak tadi ada saja pengemudi yang salip menyalip jodoh eh kendaraan di jalan.
Tujuan nya kali ini adalah mendatangi kantin rumah sakit yang menjadi salah satu tempatnya menitipkan roti kangen mantan. Ia juga sekaligus akan berpamitan kepada semua pemilik warung atau kantin baik hati yang beberapa bulan ini membantunya dalam memasarkan roti kangen mantan.
Empat puluh menit kemudian barulah ia tiba di sebuah rumah sakit swasta. Setelah memarkirkan mobilnya, Dodit berjalan ke arah kantin. Meri tampak senang menyambut kedatangan Dodit yang memang terkenal ramah.
"Waduh, mas Dodit kok lama banget sih nyampe nya? Hampir aja saya mau tutup nih," sapa Bu Meri si Ibu kantin.
"Biasa Bu pacaran dulu sama trotoar jadi lama," seloroh Dodit.
"Ck, kasian yo kelamaan jomblo," ucap Meri prihatin.
Dodit yang baru tersadar dari pingsannya, dengan perlahan membuka kedua matanya. Ia terbangun dari sofa tempatnya tadi tertidur."Gue dimana?" Dodit bertanya dengan wajah yang bingung."Kamu ada di ruang inap. Untung aja suami saya tiba-tiba datang jadi bisa cepat langsung tolong kamu." Si Ibu menjawab.Dodit terdiam dan mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga berada di ruangan tersebut. Wajahnya berubah pucat saat ia mengingat apa yang membuatnya pingsan. Namun itu hanya sesaat, netra nya membulat melihat ruangan yang tadi sunyi kini terdapat banyak orang dan sedikit ramai.Tempat tidur untuk pasien yang lain sudah di geser ke dinding sehingga di samping tempat tidur Pak Jali ada ruang untuk menyimpan meja dan enam kursi yang melingkari meja, kemudian ada beberapa kursi yang di tata rapih sehingga tidak terkesan berhimpitan.Kenapa itu si Kunti udah dandan? Ini ada apaan sih kok jadi pada pake baju resmi? Ah, jangan bilang tadi itu nyata
Flash Back OnJatuh cinta menghadirkan rasa ingin selalu berdekatan satu sama lain. Hal itu pula yang terjadi kepada Dodit dan Rosa.Setiap pagi Dodit selalu menjemput dan mengajak Rosa berangkat bersama. Keduanya menikmati kebersamaan dalam suasana naik angkot sambil menceritakan semua hal sepanjang perjalanan ke sekolah."Dit, nanti loe praktek olahraga jam pertama ya?" tanya Rosa."Iya," jawab Dodit."Udah sarapan 'kan?" Rosa kembali bertanya.Dodit hanya menjawab dengan senyuman dan itu sudah menunjukkan jawaban tidak, yang artinya Dodit belum sarapan. Dia tidak mungkin berbohong karena Rosa juga tahu kalau jarak panti tempat tinggal Dodit dan rumah Rosa lumayan jauh, jadi demi sang pujaan hatinya tidak terlambat ke sekolah, Dodit melewatkan waktu sarapannya.Rosa membuka kotak bekal sandwich buatannya sendiri. Tanpa bertanya lagi Rosa menyuapi Dodit bak anak kecil. Perhatian seperti ini yang mampu mengalirkan getara
Orang bilang katanya ilmu pengetahuan lahir karena adanya rasa ingin tahuTapi gue saranin jangan serba mau tahu dehSalah-salah nasib loe di paksa nikah sama si Kunti kek gue gini~ Dodit ~Resmi jadi mantan jomblo tapi terpaksaRencana kepulangan Dodit ke kampung halamannya akhirnya di undur seminggu kemudian. Ia tak mungkin pulang ke rumah dengan mengenalkan Dina sebagai istrinya tanpa membawa buku nikah jadi terpaksa lah ia menunggu Ramli menyelesaikan semua persyaratan hingga selesainya buku nikah Dodit dan Dina.Dodit sengaja ingin menunjukkan status pernikahan nya di kampung karena ia mulai curiga siaga satu keluarganya akan memaksa ia menikah.Cukup sekali ia dipaksa nikah tanpa cinta. Lagian ia merasa tak memiliki kemampuan untuk beristri lebih dari satu. Tak perduli apa kata Om Ahmad Dhani yang senang bernyanyi 'senangnya dalam hati kalau beristri dua'Dina sendiri sebenarnya malas mengikut
Ada enam model rumah tangga yang harus dihindari pasangan:1. Model Sekolah (salah satu pihak terlalu sering menggurui)2. Model Drakor alias drama Korea (banyak drama yang belum tentu happy ending)3. Model Pasar (sama-sama keras kepala, gak ada yang mau ngalah)4. Model Kuliah (yang penting kasih materi jarang ada kedekatan)5. Model Kuburan (jarang ada komunikasi)6. Model Rumah Sakit (salah satu pihak merasa paling berjasa)Lalu apa kabarnya rumah tangga terpaksa gue yang segala model rumah tangga yang harus dihindari pasangan ini semua gue jalanin?~ Dodit ~Bapak rumah tangga terpaksaBu Lala selaku guru BK yang menangani perkelahian antara Dodit dan Dina kini di buat pusing lantaran keduanya begitu ngotot merasa sebagai pihak yang benar. Telinga nya sudah tak tahan lagi mendengar kalimat penyangkalan dari keduanya yang sama-sama merasa tidak bersalah."Saya e
Dina bersyukur akhirnya Dodit mau menuruti keinginannya untuk menemani dirinya duduk di tempat makan walaupun hanya Dina sendiri yang makan.Hampir seluruh pengunjung pria di rumah makan itu memandang Dina dengan tatapan lapar. Padahal penampilan Dina hanya mengandalkan bedak dan lipstik saja tanpa make up yang berlebihan. Ia juga malah terlihat tertutup dengan jaket denim yang dikenakannya.DrrrtttDrrrtttTerdengar getar ponsel Dodit. Ada panggilan telepon masuk. Ia hendak beranjak, namun tangannya langsung di pegang oleh Dina yang menatapnya dengan memelas seolah Dina berkata untuk tak mau sejengkal pun berpisah dari Dodit.Tak ingin berdebat lagi, Dodit hanya terdiam dan memilih mengangkat panggilan telepon yang ternyata berasal dari Rafli."Assalamualaikum, Dit, loe sekarang lagi dimana? Gue bisa minta tolong gak? Bini gue lagi ngidam nih kepengen bakpia pathok langsung dari Jogja." Setelah mengucapkan salam, Rafli langsung member
Kediaman keluarga Eyang Soeroso pagi ini terlihat ramai oleh hampir seluruh keluarga besar yang hadir. di rumah utama. Soeroso yang memiliki satu anak lelaki dan satu anak perempuan di tambah keluarga kecil Hanafi, bapak dari Dodit yang merupakan anak sambung nya.Suasana temaram masih menyelimuti. Maklum saja karena waktu masih menunjukkan jam lima pagi. Anggota keluarga itu belum lama menunaikan shalat subuh di masjid keluarga yang berada di area rumah utama.Beberapa anak muda yang merupakan cucu dari Eyang Soeroso bercengkrama di teras rumah. Pandangan mereka semua teralihkan oleh kehadiran sebuah mobil modifikasi keluaran lama dan berwarna silver berplat Jakarta.Mobil itu baru saja tiba di depan pintu utama istana megah yang berada di tengah kawasan pribadi yang dikelilingi oleh taman dan hutan lindung buatan.Kepala pelayan bersama barisan pelayan berseragam hitam putih tampak sudah bersiaga di depan pintu menyambut kedatangan penghuni
Hal yang lebih menakutkan dari tiba-tiba di suruh maju mengerjakan soal matematika adalah bertemu dengan keluarga pasangan hidup mu.~ Dina yang sedang gugup ~Dodit menggenggam tangan Dina yang dingin sambil melangkah memasuki rumah keluarga Eyang Soeroso. Dodit tahu Dina sangat gugup karena ini pertama kalinya dia mengenalkan keluarganya kepada Dina. Tidak tanggung-tanggung ia bahkan langsung mengenalkan Dina kepada keluarga besar nya yang terkenal tajir melintir."Mas, tunggu bentar," ucap Dina memelas sambil menahan tangan Dodit yang hendak membuka pintu rumahnya. Dodit menolehkan kepalanya menatap Dina."Gu- A- aku beneran gugup mas, kalau mereka gak suka sama aku gimana?" tanya Dina dengan mata berkaca-kaca. Hampir saja ia kelepasan menyebut dirinya gue.Dodit hendak tertawa melihat ekspresi istrinya tetapi dia harus menahannya karena Dina membutuhkan dukungannya. Ya biar pun cuma drama tapi kan harus maksimal semp
Setiap perempuan memang memiliki bibit pelakor, hanya cara mereka saja yang berbeda. Ada yang melepaskan dan ada yang memaksakan untuk bersatu.~Sesuai dengan titah Eyang Soeroso kini Dodit tengah berada di butik langganan keluarga Soeroso bersama istrinya. Sebuah butik yang menyuguhkan tampilan tradisional namun tetap terkesan mewah sempat membuat Dina merasa minder dan enggan untuk memasuki tempat itu kalau saja sang suaminya tidak menarik paksa tangan nya untuk masuk ke dalam butik.Awalnya karyawan butik itu menawarkan sebuah gaun pengantin elegan yang telah di desain sesuai keinginan Yola selaku mempelai perempuan, tetapi Dodit menolak tegas dan meminta Dina untuk memilih gaun pengantin yang lainnya saja.Dodit dan Dina harus memilih dua buah gaun yang akan dipakai pada acara resepsi mereka nantinya karena sisanya mereka akan mengenakan pakaian adat pengantin Jawa tengah.Pandangan Dina tertarik dengan sebuah kebay
Beberapa hari kemudianHari ini suasana di kediaman Dodit dan Dina tampak semarak dengan kehadiran para personil para mantan jomblo beserta keluarga kecil masing-masing. Ya, mereka datang ingin melihat sosok penghuni baru nan menggemaskan itu.Bayi mungil bernama Zayn Fayyad Alvarendra Hadiningrat yang artinya adalah laki-laki yang memiliki keindahan, baik, dermawan, murah hati, cerdas dan beruntung yang merupakan keturunan Hadiningrat. Sebuah nama yang mewakili doa dan harapan kedua orang tua dan semua sanak saudaranya.Meski di awal para sahabat dari bayi menggemaskan itu awalnya tidak diperkenankan untuk datang menjenguk ke rumah sakit, tapi masih bisa datang ke rumah untuk merasakan kebahagiaan yang sama."Gimana rasanya jadi orang tua baru?" tanya Rosa yang memang belum dikaruniai buah hati."Nikmat banget. Loe lihat sendiri nih mata panda gue. Sehari tidur bisa di hitung cuman berapa jam," curhat Dina."Baru satu aja loe udah ngeluh, pegimana gue yang otewe mau tiga ini?" sambar
Setahun kemudian Hari itu, Eyang Soeroso menemui putra sambungnya, Bambang di kantor polisi. Wajah anak sambungnya itu terlihat kusut dan lusuh. Hilang sudah jejak kesombongan dari wajah pria itu tergerus keadaan di dalam jeruji besi.Cukup rumit dampak dari penangkapan Bambang karena setelahnya sang Ibu, Ambar dan cucunya Panji malah ingin melepaskan diri dari status mereka sebagai bagian dari keluarga Hadiningrat. Hal ini sangat mengejutkan Eyang Soeroso hingga akhirnya terpaksa menyetujui keinginan istri dan cucu sambungnya tersebut.Bambang memang belum di pindah ke rumah tahanan karena berkas kasus pria itu baru naik ke kejaksaan dan sedang di proses.Mereka duduk di ruangan khusus, Eyang Soeroso melihat Bambang yang mengenakan pakaian tahanan sebenarnya sangat sedih. Ya, biar bagaimanapun mereka telah puluhan tahun menjadi satu keluarga.Terkadang Eyang Soeroso merasa tak habis pikir mengapa putra sambungnya ini tidak pernah bersyukur dengan semua fasilitas dan kemewahan yang i
Berita mengenai cucu menantunya yang mengalami keguguran membuat murka seorang pria paruh baya yang masih berkuasa penuh dalam keluarga Hadiningrat, Eyang Soeroso."Saya tidak mau tahu temukan motor yang telah menabrak cucu menantu saya! Dan bawa orangnya kesini!"Eyang Soeroso berdiri membelakangi tiga laki-laki bertubuh gempal dengan baju seragam serba hitam. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerjanya.Kedua laki-laki bertubuh gempal berseragam itu terlihat menunduk patuh. "Baik, Tuan. Akan saya laksanakan."Eyang Soeroso melirik sekilas, "Saya tidak main-main, kalau kalian tidak bisa mendapatkannya, maka kepala kalian adalah bayarannya!"Pria paruh baya yang masih tampak berwibawa itu memutar dirinya ke arah kedua laki-laki berseragam itu. Dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celananya. Menatap lekat dan tegas kepada keduanya, menghadirkan rasa segan dan takut secara bersamaan."Ba-baik, Pak."Merasa puas dengan ekspresi yang ditampilkan kedua manusia itu. Eyang Soeros
"DOKTER!!?" teriakan pilu Dodit di sebuah pintu masuk rumah sakit terdengar jelas oleh petugas medis yang mendapat shift malam itu.Terlihat Dodit wara-wiri dengan baju yang penuh darah. Saat menggendong wanita yang sangat dicintainya itu. Beruntung rumah sakit 24 jam ini memang di dukung penuh oleh Soeroso grup. Sehingga teriakan Dodit langsung mendapat tanggapan positif dan tindakan cepat untuk segera membawa Dina ke ruang IGD."Dodit! Ada apa ini, nak?" Hanafi dan istrinya datang, bersama Pandu, Panji dan Yola. Mereka terlihat panik.Dodit hanya terdiam, dan menunduk dalam. Membuat mereka paham kalau saat ini Dodit masih terpukul atas kecelakaan yang baru saja menimpa sang istri."Ada apa, nak? Kenapa jadi seperti ini?"Dodit masih terdiam. Kedua tangannya terlihat gemetar. Kedua matanya menatap kosong pada lantai yang ia pijak, lalu detik kemudian ia memeluk sang ibu dengan isakan pilu.Keadaan rumah sakit yang sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Membuat rasa
"Padit! Aku mau wedang ronde!" Dina sengaja menggunakan panggilan Padit yang menurut pasutri ini artinya Papa Dodit lantaran menginginkan sesuatu.Rengekan Dina terdengar cukup nyaring sehingga Dodit yang tengah tertidur mengerjapkan kedua matanya. Menatap ke arah jarum jam dinding yang berdetak menunjukkan pukul satu dini hari."Ini jam satu malam, kamu mau wedang ronde?"Sungguh tak habis pikir pada wanita terkasihnya itu. Kenapa ia harus dibangunkan, tepat saat ia mau bermimpi indah?"Madin, sekarang udah malam banget, sayang ... " Dodit pun kali ini sengaja menggunakan panggilan Madin yang artinya Mama Dina.Dina pun menggembungkan kedua pipinya yang semakin chubby semenjak dirinya hamil. "Aku gak peduli pokoknya aku mau wedang ronde!"Lihat bagaimana keras kepalanya wanita yang dicintainya itu. Membuat Dodit pusing sekali. Kenapa minta hal yang aneh-aneh di tengah malam seperti ini."Aku enggak tau cara bikinnya sayang. Lagian, kalau malam gelap begini gak ada yang jualan."Menco
Ambar yang lebih dari separuh hidupnya dihabiskan dengan ambisi menguasai harta dan tahta keluarga Hadiningrat merasa sangat kesal sekaligus kecewa lantaran gagal membujuk cucu kandungnya, Panji agar tidak memilih melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan memutuskan untuk tidak menuruti semua keinginan pemuda itu melepaskan status sosial sebagai seorang penerus klan Hadiningrat.Puluhan tahun Ambar menggantungkan harapan bahwa kelak anak keturunannya akan hidup secara terhormat dan makmur dalam keluarga Hadiningrat. Sayangnya hanya Panji saja yang mau menjadi penerus ambisinya dalam melakukan semua hal, termasuk menyingkirkan anak keturunan Tantri yang merupakan nenek kandung Dodit.Selama ini dia memang sudah tidak bisa menaruh harapan pada Pandu, sang cucu pertama yang dari awal tidak pernah mau menjadi cucu yang penurut baginya. Lihat saja, ketimbang menjadi pengusaha kini Pandu malah berprofesi sebagai dosen. Ya, walaupun hal tersebut bukan hal yang buruk, tapi jelas naluri wanita
"Kalau kamu tidak mampu bersaing secara terbuka, coba sekarang bermain cantik. Dekati wanita itu dan jadilah sahabatnya agar kamu lebih tahu banyak semua kekurangannya untuk menjadi senjata kamu mengembalikan hati suaminya menjadi milikmu!" seru Ambar memberikan petuah sesat kepada cucunya, Yola.Sejak itulah Yola mendekati Dina. Yola memulai dengan permintaan maaf. Awalnya Yola mengira Dina si cewek bar-bar itu akan menolak mentah-mentah dirinya, namun siapa sangka justru sosok itu membuka tangannya lebar-lebar dan resmi menjadikannya adik sepupunya terdekat.Setiap hari mereka berbagi cerita dan saling berkunjung atau hang out bersama. Seperti kegiatan yang kali ini mereka lakukan di sebuah pusat perbelanjaan."Bumil, astaga tenaganya kuat sekali tak kenal lelah menjelajah hampir setiap sudut mall ini," sindir Yola yang cenderung malas sebenarnya mengikuti semua keinginan Dina sehingga sengaja mengajaknya untuk makan siang di sebuah restoran western."Ya loe tau sendirilah gimana be
Dodit dan Andri sudah kembali pada rutinitas mereka, bekerja. Rupanya koneksi persahabatan antara sesama sahabat mantan jomblo masih berlanjut hingga kini mereka menjalin kerjasama dengan perusahaan milik keluarga Riko.Untuk itulah hari ini rencananya mereka sebagai perwakilan kedua perusahaan akan melakukan pertemuan bisnis sekaligus merajut silaturahmi yang sempat merenggang karena jarak dan kesibukan masing-masing.Sebelum memulai pembicaraan serius, mereka berkumpul di cafetaria perusahaan."Kayaknya hari ini udah gak ada yang kekurangan pupuk sama air lagi deh," ujar Dina menyindir sikap ceria Riko."Ho'oh lihat tuh mukanya si duda kayak lampu baru di ganti," sahut Dodit menyambung sindiran sang istri."Silau, Men. Hahaha...." Andri latah menimpali ledekan duet maut pasutri sahabatnya itu."Yes ... Kita gak bakalan dapat curhatan sendu nan manjah lagi nih," ucap Dina sambil tersenyum sumringah."Apaan sih kalian," sahut Riko bak kura-kura dalam perahu.Sudah bukan rahasia umum l
Kebahagiaan yang terpancar dari wajah Andri dan Siska berbanding terbalik dengan sang kakak, Sandra, tetapi dia juga tidak mau di cap sebagai penghambat pernikahan keduanya. Tatapannya menatap lirih Jaka, perjaka yang tak memiliki urat malu sedikitpun mengutarakan perasaannya.Huh, bagaimana bocah tengil ini bisa punya pikiran mau serius komitmen sama gue? oke, untuk saat ini aja deh gue iya in aja lantaran gue gak bisa biarin Siska terhalang dapat jodoh karena gue. Batin Sandra dengan berpura-pura tersenyum ramah kepada para tamunya.Acara itu sekaligus juga menjadi ajang reuni para mantan jomblo dan keluarganya. Hilda yang sedang menghitung hari hendak melahirkan menjadi sosok yang begitu antusias bercerita."Bro, sorry ya kayaknya anak gue kecapean nih jadi gue balik duluan ya?" Pamit Jodi saat melihat Dira tertidur pulas di pangkuannya.Sementara Rara sejak tadi memang sedang asyik gosip sana sini sambil mengusap punggung Rani yang sejak tadi tertidur dalam gendongannya."Oh, ya