Share

Bab 52. Bertemu Yuda

Penulis: AshZe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-15 20:11:16

Selama mengetahui aku hamil, perhatian Rizal bertambah berkali-kali lipat padaku. Ia bahkan membawa satu ART yang bekerja di rumahnya yang mewah agar bekerja di rumah sederhana ini demi diriku.

Aku tak boleh melakukan apa-apa dan dijaga sangat ketat oleh Rizal. Dia berubah menjadi suami yang overprotektif sekali.

Saat ini, dia mengajakku berjalan-jalan menikmati udara pagi di sekitar jalanan ibu kota yang masih belum ramai sekaligus untuk membeli sarapan.

Tiba-tiba, Rizal menepikan motornya ketika melihat sesuatu di depan sana.

“Ada apa?” tanyaku kemudian.

Rizal mengarahkan jari telunjuknya pada seorang perempuan yang baru saja ke luar dari minimarket dan terlihat berjalan dengan seorang pria.

Aku menajamkan penglihatanku mengikuti arah jari telunjuk Rizal. Perempuan di depan sana bukankah … Mawar? Dan, apa-apaan dia bergandengan tangan dengan mesra pada laki-laki yang terlihat lebih tua?

“Videoin, Zal! Videoin!”

Rizal mengeluarkan ponselnya. Namun, sayangnya mereka sudah memasuki mo
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 53. Rizal dijemput Paksa

    “Huuuh, capek sekali,” kata Rizal yang baru saja datang.Aku menoleh ke arahnya yang kini duduk di sebelahku sambil merentangkan kedua kakinya ke depan.“Memang larinya sampai ke ujung?”Rizal menganggukkan kepalanya. “Iya, Mbak. Panjang juga ya taman ini.”“Karena taman ini memang dibuat Pemprov untuk jalur hijau kota agar bisa meminimalisir polusi udara akibat kendaraan umum.”“Oh, gitu?”“Iya. Kamu mau aku belikan minum sama makanan?”“Nanti aku beli sendiri aja, Mbak. Kamu kan lagi hamil, nggak boleh banyak beraktivitas dulu.”Aku langsung terkekeh mendengar ucapannya yang lagi-lagi berlebihan.“Cuma beli minum dan makanan aku rasa bukan sesuatu yang berat, deh.”“Tetap aja aku nggak memperbolehkannya, Mbak.” Rizal kemudian merebahkan tubuhnya di sampingku lalu meletakkan kepalanya di atas pangkuanku.Percayalah, gara-gara hal itu kami menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di sana sambil berkasak-kusuk entah membicarakan apa.“Rizal, bangun jangan seperti itu! Kita jadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 54. Kamu Bukan Anak Kandungku!

    Entah sudah berapa hari Rizal tidak pulang ke rumah pasca kejadian ia di jemput paksa oleh orang suruhan ayahnya.Aku sudah menghubunginya berulang kali, tapi nomornya tidak aktif sama sekali.Apa raganya sedang diambil alih oleh Samuel?Setiap hari pikiran buruk terus membayangiku. Lagi-lagi, aku takut hal buruk menimpanya lagi. Badannya yang penuh luka lebam tiba-tiba berputar di otakku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menyusulnya ke kediaman William?Di saat sedang kalut begini. Ponsel yang kugeletakkan di atas meja tiba-tiba berdering. Dari layar ponsel, sebuah nomor asing tengah meneleponku. Ah, nomor siapa ini? Apa jangan-jangan nomornya Rizal? Aku segera menggeser tombol hijau dengan senyum merekah di bibirku.“Assalamu'alaykum … halo, Rizal. Kenapa kamu belum—”“Aku bukan Rizal.”Senyumku seketika memudar. Suara ini bukanlah suaranya Rizal, melainkan ….“Fika?”“Iya, aku Fika. Kenapa? Terkejut?”Aku meremas ujung kerudung yang kupakai. Sejujurnya, aku memang terkej

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 55. Sebuah Fakta

    Aku melebarkan kedua mataku menatap Ibu. “Ap-apa maksud, Ibu?”“Kamu … kamu ….” tangis Ibu tiba-tiba pecah, menggema memenuhi sudut kamar yang tak terurus ini.Tangis tersebut terdengar pilu seakan menggambarkan isi hati Ibu.Sebenarnya, ada apa? Apa ada rahasia yang Ibu sembunyikan dariku?Entah karena kelelahan berteriak atau menangis, Ibu mendadak jatuh tak sadarkan diri. ***Pasca sadar dari pingsannya, Ibu hanya terdiam dan tak mencoba menjawab pertanyaanku tadi. Kalau aku bukan anak kandungnya, lalu aku ini anak siapa? Aku ingin sekali bertanya hal itu pada Ibu. Namun, aku harus menahannya karena pandangan Ibu terlihat kosong dan seperti tak ada semangat dalam menjalani hidupnya lagi."Bu, kita bersih-bersih badan dulu biar Ibu merasa nyaman." Tanpa menunggu persetujuan Ibu, aku segera memapahnya ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.Setelah itu, aku mengganti pakaiannya, dan juga menyuapinya makan. Dan saat ini, Ibu sedang tertidur di atas ranjang yang sudah kubersihka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 56. Berbicara denganmu Sudah Seperti Berbicara dengan Robot

    Aku menggelengkan kepalaku menepis pikiran burukku. Rizal suami yang baik. Ia tak mungkin melakukan hal tercela itu padaku.Segera kuraih baju basah yang berada di ember dan mulai melanjutkan kegiatanku menjemur pakaian.Begitu selesai menjemur, aku beristirahat sejenak di dalam kamarku sendiri. Kamar sempit yang menemaniku sejak aku masih kecil.Saat ini, beban pikiranku bertambah semakin berat. Mulai dari memikirkan rumah tanggaku, memikirkan Ibuku, adik-adikku, bahkan nasib hidupku.Aku seakan tak punya sandaran hidup. Rizal memang mencintaiku dan sangat baik dalam memperlakukanku. Namun, ia sering menghilang tanpa kabar seperti saat ini.Jujur, berada di posisiku juga sulit. Apa yang harus aku lakukan?Sudut mataku terasa basah. Andai ayah masih ada di dunia ini, akankah hidupku baik-baik saja? Akankah hidupku tidak memikul beban seberat ini?“Ayaaah … aku rindu.”***Keesokan harinya, aku membawa Ibu berobat dengan menaiki angkutan umum yang membawa kami ke kampung sebelah.Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 57. Berasa Punya 2 Suami

    “Sialan, apa aku harus tidur di ranjang kecil itu bersamamu?” umpat Samuel yang entah sudah berapa kali kudengar hari ini.Setelah aku mengatakan dirinya seperti robot, ia tiba-tiba berubah menjadi sangat cerewet. Cerewet dalam artian—suka mengumpat dan menggerutu padaku.Aku yang sudah sangat lelah dan mengantuk hanya mengubah posisiku menjadi membelakanginya tanpa ada niat menanggapinya.“Kau mengabaikanku?” Nadanya terdengar meninggi. Dia benar-benar sangat tempramental dan juga mudah tersulut emosi.“Hei, kau tak mendengarku?”Aku menoleh ke arahnya sekilas. “Kalau kamu tidak mau tidur di ranjang ini, kamu bisa cari tempat lain untuk tidur. Atau, kamu bisa pulang ke rumah orang tua angkatmu!” kataku kemudian.“Berani menyuruhku?”Aku menghela napas panjang kemudian membuka selimut yang membungkus tubuhku dengan kasar. Aku beranjak dari tempat tidur itu sembari membawa bantal selimut dan berlalu begitu saja meninggalkannya. Dia itu terlalu menyebalkan dan juga menjengkelkan!“Hei,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 58. Dasar Wanita Gila!

    "Aku gak apa-apa, Mbak." Kedua tanganku terulur untuk membantu Rizal berdiri. Aku memohon maaf kepada para tetangga atas keributan ini. Mereka ada yang membela Rizal, tapi ada juga yang menyudutkan Rizal.Setelah semuanya bubar dan terlihat kondusif. Aku segera membawa Rizal memasuki rumah dan mulai mengobati luka di wajahnya. "Entah yang ke berapa kali aku sering mengobati luka di tubuhmu, Zal.""Dia yang mulai duluan, Mbak. Awww ….” Rizal meringis ketika sudut bibirnya yang sedikit sobek terkena kain yang kubasuh dengan air hangat.“Perih, ya?”“Sedikit, Mbak.”Aku menatap Rizal dengan prihatin lalu beralih membersihkan lukanya yang lain.Fika yang belum pulang tiba-tiba datang menghampiri kami. Ia berdiri di belakangku seraya berkata, “ibu bangun, tuh.”Aku menoleh ke arahnya sekilas. “Oh, ibu sudah bangun?”“Iya, minta minum. Sana ambilin, Mbak.”“Memangnya kamu nggak bisa ambilin sebentar? Aku lagi ngobatin luka Rizal dulu.”Fika berdecak kesal. Tangannya tiba-tiba bergerak ce

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 59. Hampir Kebakaran

    Rizal yang semula memelukku langsung melompat dari atas tempat tidur.“Gawat, jangan-jangan kebakaran, Mbak!” Ia hampir berlari ke dapur dalam keadaan tak memakai apa-apa. “Rizal pakai dulu pakaianmu!”“Oh, iya!” Rizal buru-buru memakai pakaiannya kemudian berlari menuju dapur.Akupun juga langsung memakai pakaianku dan menyusul Rizal ke dapur.Begitu sampai di depan pintu dapur, aku mendapati asap hitam yang memenuhi ruangan tersebut.Rizal terlihat sedang memadamkan api yang berada di sekitar kompor dan panci besar yang gosong.“Bawa Ibu ke luar, Mbak!”Aku menurut, lantas berlari ke kamar untuk membawa Ibu ke luar.“Ibu duduk di luar dulu, ya. Aku masih memasak air.” Aku tak memberi tahu tentang keadaan dapur pada Ibu.Begitu Ibu menganggukkan kepalanya, aku segera kembali menuju dapur untuk membantu Rizal memadamkan api.Beruntungnya, api belum menjalar melahap barang-barang yang mudah terbakar, sehingga bisa kami padamkan dengan cepat.“Huuftt … hampir saja terjadi kebakaran gar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 60. Membayar Hutang Fika

    Aku memanyunkan bibirku lima senti begitu ke luar dari dalam kamar mandi.Rizal benar-benar tidak menepati janjinya. Katanya modusnya hanya sedikit, tapi ternyata banyak sekali.Mungkin seluruh tubuhku banyak bekas tanda merah akibat ulah bibirnya yang nakal.Mau marah, tapi aku menikmatinya juga. Akh! Jadi serba salah, kan?“Ehem, seperti pengantin baru aja mandi bareng!” celetuk Fika yang tak kuketahui kapan datangnya.Rizal hanya bersikap acuh dan pergi begitu saja menuju kamar. Sementara itu, aku menjadi canggung gara-gara tertangkap basah mandi bareng dengan Rizal.“Ada apa, Fik?” tanyaku kemudian. Aku berusaha bersikap biasa saja.“Mbak, aku pinjam uang, dong.” Fika mendekat ke arahku dengan wajah yang memelas. “Aku bingung harus gimana. Setiap hari ada aja debt kolektor yang datang ke rumah menagih hutang. Aku bingung banget, Mbak. Makanya tadi sampai bertengkar hebat dengan mas Evan gara-gara hal itu!”“Memangnya total hutangmu dan suamimu berapa, Fik?”“Tiga ratus juta, Mbak.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 80. Cerita Rizal

    “Wanita lain?” Rizal terkekeh menatapku. “Mana mungkin aku punya wanita lain, Mbak!”“Lha itu Mawar.”Rizal lagi-lagi terkekeh. “Dia hanyalah mantan tunangannya Samuel.”“Mantan, tapi masih cium-ciuman.”“Oooh … yang waktu itu? Yang kamu kabur dari mansion itu, Mbak?”Aku terdiam. Aku tak mungkin berkata pada Rizal, jika hatiku saat itu benar-benar panas.“Kamu harus tahu yang sebenarnya, Mbak. Perempuan itulah yang terlebih dahulu mencium Samuel—dia memaksa Samuel untuk balikan. Namun, Samuel menolaknya. Samuel benci penghianatan.”Lagi-lagi, aku hanya bisa terdiam. Berarti … aku salah menilai Samuel? Rasa bersalah tiba-tiba menelusup jiwaku. Andai aku tidak kabur saat itu, bukankah semuanya akan baik-baik saja?Aku mengusap perutku yang kempes. Bulir-bulir bening tiba-tiba membasahi kedua pipiku. “Lho, kenapa malah menangis, Mbak?”Aku menggelengkan kepalaku seraya menyeka air mataku yang sudah mengucur dengan deras.“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Mbak.” Rizal kemudian menarikku

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 79. Jatuhnya Tuan William

    Sudah berminggu-minggu aku terkurung di dalam rumah sakit ini. Sesekali aku keluar hanya untuk berjemur. Itu pun harus dengan penjagaan yang super ketat. Bibi Pram tiba-tiba memasuki ruangan yang kuhuni dengan tergopoh-gopoh. Kalau sudah seperti itu, ia pasti akan menyampaikan sesuatu yang penting.“Nyonya, Anda harus melihat berita hari ini di televisi!” katanya yang kini sedang sibuk mencari remote tv.“Ada apa, Bi?”Tanpa menjawab pertanyaanku, Bibi Pram yang sudah menemukan remote tiba-tiba segera menyalakan televisi dan mencari channel yang diinginkannya.Begitu mendapatkan channel tersebut, Bibi Pram langsung menyuruhku untuk melihatnya.“Pimpinan William Group telah diambil alih oleh anak semata wayangnya yang bernama Afrizal Samuelim Exel.”Aku terbelalak membaca line berita dalam channel televisi tersebut.Jadi, Samuel sudah berhasil mengambil alih pimpinan William Group?Aku segera menyimak isi berita tersebut, tampak sang pembawa acara menyampaikan isi beritanya dengan lug

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 78. Permintaan Rara

    Kehilangan buah hati ternyata menimbulkan luka yang dalam bagiku. Aku sudah seperti orang kehilangan arah dan tidak tahu harus melakukan apa.Aku merasa hidupku seperti tidak ada artinya lagi. Duniaku runtuh, benar-benar runtuh dan tak berbentuk lagi.Andai aku tidak dikurung, andai Samuel mau menyelesaikan setiap masalah tanpa amarah yang meledak. Aku rasa, kejadian buruk ini tidak akan terjadi.Bolehkah aku membencinya yang telah membuatku seperti ini?Pintu kamar rawat yang kuhuni tiba-tiba terbuka.Kukira yang datang adalah Bibi Pram. Namun, ternyata yang datang adalah laki-laki yang membuatku menjadi hampir gila seperti ini.Aku membuang muka. Aku benar-benar muak melihatnya.“Bagaimana keadaanmu?”“Puas kamu membuatku seperti ini?” tanyaku dengan intonasi meninggi. “Kalau perlu bunuh saja aku sekalian!”Ia hanya diam. Namun, suara langkah kakinya seperti sedang menuju ke arahku. Dan secara mengejutkan, ia tiba-tiba memelukku dengan erat.Aku meronta-ronta. Untuk apa memelukku? D

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 77. Keguguran

    Aku merasakan tubuhku diangkat seseorang yang berlari entah menuju ke mana.Dari nada teriakannya, ia terdengar panik dengan keadaanku saat ini.“Tolong selamatkan istri saya, dok!”Istri? Apa yang dimaksud adalah aku?Seseorang yang menggendong tubuhku ini terus berlari.Hingga beberapa saat kemudian, aku merasa diletakkan di sebuah tempat tidur lalu ditarik dengan tergesa-gesa oleh suara riuh orang yang tidak aku ketahui mereka itu siapa.Mataku benar-benar tidak bisa terbuka seakan ada beban berat yang menimpanya.“Bapak tunggu di luar ruangan. Kami akan berusaha menyelamatkan istri dan anak Anda!”“Lakukan yang terbaik, dok! Saya tidak mau kehilangan mereka!”Tubuhku terasa dibawa menuju ke sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya, yang jelas … perutku rasanya seperti sedang diremas-remas.***“Mama … Mama … bangunlah ….” kata seorang anak kecil membangunkanku yang sedang terlelap.Aku mengedarkan pandanganku. Di mana aku berada? Kenapa tempat ini semuanya berwarn

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 76. Dikurung Lagi

    Keinginan tinggal di rumah Nenek Nur selamanya dan juga keinginan membangun tempat ini nyatanya hanyalah menjadi angan-angan semata.Pagi-pagi sekali—lebih tepatnya sehabis subuh, rumah Nenek Nur di gedor-gedor pintunya hingga mau roboh.Ketika aku membuka pintu, tampak orang-orang berpakaian serba hitam yang aku ketahui mereka itu siapa langsung menyeretku agar pergi dari rumah Nenek Nur. Tidak ada yang bisa menolongku meskipun para warga yang berada di sana ingin melakukannya. Orang-orang yang membawaku ini membawa senjata tajam dan sengaja digunakan untuk menakut-nakuti mereka.Begitu hampir tiba di mobil, aku melihat sesosok laki-laki yang aku hindari tengah bersandar pada pintu mobil dengan sepuntung rokok yang berada di jemarinya.Dia menatapku tajam bak perisai yang siap menembus lawannya.Dia pikir, aku akan takut ditatap seperti itu? Tidak akan! Aku bukan Rara yang lemah seperti dulu kala! Bahkan, jika aku mati hari ini, aku siap!“Kenapa kabur?” tanyanya dingin melebihi din

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 75. Tinggal di Rumah Nenek Nur

    Dengan langkah tergesa-gesa, aku menyetop sebuah angkot ketika sudah sampai di luar.Sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan ada yang mengikutiku tidak.Lagi-lagi aku bernapas lega, syukurlah tidak ada yang mengikutiku sama sekali.Sekarang, tinggal memikirkan aku harus pergi ke mana.Tiba-tiba, nama Mila melintas di pikiranku. Sepertinya, untuk sementara waktu aku akan ke rumahnya dulu.Aku segera mengeluarkan ponselku lalu menghubungi Mila.“Assalamualaikum, Rara? Ya ampuuun … ke mana saja kamu selama ini? Kenapa pesanku nggak pernah kamu balas?” cerocos Mila begitu panggilanku telah diangkatnya.“Waalaykumussallam, Mil. Nanti aku ceritakan semuanya. Kamu ada di rumah?”“Iya, aku ada di rumah. Kan, ini hari liburku!”“Oke, aku akan datang ke rumahmu.”Begitu panggilan terputus, aku segera minta turun dari angkot guna memesan taxi online menuju rumah Mila yang jaraknya sangat jauh.*Setibanya di rumah Mila, dia langsung menyambutku dengan heboh. Apalagi ketika mengetahui p

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 74. Kabur

    Aku terlonjak kaget ketika terbangun sudah tidak berada di bawah tiang mansion dekat taman.Kuedarkan pandanganku ke segala penjuru arah. Kamar? Kenapa aku bisa berada di dalam kamar? Siapa yang memindahkanku?Aku beranjak dari atas ranjang ketika menyadari tidak ada Samuel di kamar ini. Sepertinya, aku harus segera pergi sebelum dia kembali.“Mau ke mana lagi?”Deg!Baru beberapa langkah kakiku melangkah, sebuah suara berhasil membuatku tak berkutik sama sekali.Aku menoleh ke arah belakang, tampak ada Samuel yang baru saja muncul dari balik pintu kamar mandi menatapku dengan tajam.“Eh, kamu sudah mendingan?” tanyaku berbasa-basi dan berusaha bersikap tenang seakan tak terjadi apa-apa.“Lumayan.”“Alhamdulillah, aku merasa senang. Kalau begitu aku—”“Ini semua berkat obat manis yang kau berikan.”Aku seketika meringis ke arahnya. Sudah dipastikan wajahku saat ini semerah tomat menahan malu. “Ma-maaf, aku tidak bermak—”“Aku suka.”Kedua mataku langsung melebar melebar sempurna mena

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 73. Malu Setengah Mati

    “Nyonya Muda, apa yang sedang Anda lakukan pagi-pagi begini di dapur?” tanya Bibi Pram menghampiriku yang sedang berkutat di dapur mansion seorang diri. Dapur mansion ada dua bagian. Dapur kotor untuk memasak sehari-hari yang dipakai oleh pelayan. Sementara dapur bersih biasanya dipakai oleh tuan rumah ketika ingin memasak sendiri. “Suamiku sedang sakit, Bi. Aku ingin membuatkannya bubur.” Bibi Pram melihat panci yang berada di atas kompor. Sedetik kemudian, perempuan paruh baya itu tersenyum ke arahku. “Apa boleh saya membantu Anda?” tanyanya kemudian. “Aku bisa sendiri, Bi.” “Apa Anda serius?” Aku menoleh ke arah panci sambil garuk-garuk kepala. Jujur saja, aku belum pernah membuat bubur. “Sebenarnya, saya belum pernah membuat bubur sendiri, Bi. Ini saya cuma cari tutorial di sosial media.” Lagi-lagi Bibi Pram tersenyum. “Berarti, saya boleh membantu, kan?” Aku langsung nyengir ke arah Bibi Pram. “Ya sudah, tolong bantuin ya, Bi.” “Baik, Nyonya Muda.” Bibi Pr

  • Pernikahan Dadakan dengan Suami Menyebalkan   Bab 72. Samuel Sakit

    Aku meringkuk di sudut ruangan dengan pikiran yang kacau balau. Jiwa Rizal dan Samuel benar-benar hanya dimanfaatkan oleh Tuan dan Nyonya William untuk kepentingan mereka sendiri. Hari nurani mereka sebagai orang tua sepertinya sudah rusak. Bukan rusak lagi, tapi sudah hancur dan tak berbentuk. Anak mempunyai penyakit kepribadian ganda bukannya disembuhkan, tapi malah semakin dimanfaatkan. Bukankah itu sesuatu yang sangat aneh dan tidak manusiawi? Aku mengepalkan kedua tanganku. Tekad dalam hatiku semakin membara untuk menjatuhkan mereka. Hatiku benar-benar sakit raga suamiku diperlakukan seperti itu! Di saat sedang kalut seperti ini, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Dari balik pintu muncullah sosok seorang laki-laki yang aku khawatirkan sedari tadi. Dengan wajah yang babak belur dan baju yang bersimbah darah ia berjalan perlahan memasuki kamar. “Astagfirullah, Samuel!” Aku segera berlari menghampirinya. Melihat kondisi Samuel saat ini membuat air mataku langsung mengucur den

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status