Share

Bab 25

Ana menatap Revan kesal. "Ayolah Mas, aku naik mobil Mas Revan saja. Boleh 'kan?"

Ya, sedari tadi Ana berusaha membujuk Revan agar mengizinkan ikut mobil pria itu. Toh, Yuda tadi pergi terlebih dulu bersama kakak dan keponakannya. Sayangnya, sejak tadi dia belum berhasil mendapatkan jawaban memuaskan dari Revan.

"Udah balik aja sama Arjuna. Kasihan dia sendirian." Revan menatap sahabatnya yang tengah bersandar di mobil.

Tumben? Satu kata menggambarkan tingkah Arjuna saat ini di mata Revan. Bagaimana tidak, sahabatnya itu terang-terangan menunjukkan kedekatan dengan Ana. Lantas setiap kali dia bertanya, si tuan muda itu hanya mengedikkan bahu, tidak mau menjawab apapun.

Menyebalkan 'kan? Iya, memang seperti itu sikap Arjuna.

Akan tetapi, di sisi lain dia suka perubahan sahabatnya. Karena saat ini Arjuna terlihat lebih manusiawi. Tidak seperti saat bersama Rena, di mana sang sahabat tampak seperti boneka.

"Kalau begitu Mas bareng Arjuna saja. Biar mobilnya disetir Riki."

Kalimat itu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status