Sayangnya hari-hari baik tersebut akan berakhir. Reiki dan ibunya akhirnya memutuskan sambungan telepon. Lelaki itu mengembalikan ponselnya pada Junia dan sambil tersenyum berkata, “Malam ini kita ke rumah Tantemu untuk makan bersama. Menurutmu aku harus mempersiapkan apa saja? Bagaimana penampilanku sekarang?”Junia meliriknya dan lanjut menikmati kue pemberian Reiki sambil berkata, “Meski kamu lelaki ber*ngsek, di mata tanteku kamu juga akan tetap sempurna.”Reiki yang menjadi salah satu petinggi di Adhitama Group serta tuan muda di keluarga Ardaba yang terkenal misterius. Identitas dan latar belakang lelaki itu merupakan calon menantu keponakan yang diidamkan oleh tantenya.Setelah mengetahui suami Olivia adalah Tuan Muda Adhitama, ibunya dan tantenya terus memuji dan mengagumi nasib Olivia yang begitu bagus. Bisa-bisanya Olivia mendapatkan lelaki idaman seluruh perempuan Mambera.“Aku nggak ber*ngsek. Aku nggak memuji diri sendiri, tapi memang nggak banyak lelaki yang jauh lebih ba
Junia tersenyum masam dan berkata, “Kalau kamu mau, kapanpun juga boleh. Rumah-rumah itu punya orang tuaku, bukan punyaku. Karena mamaku selalu bilang capek dan lelah, makanya dia minta tolong aku untuk terima uang sewa itu. Dia kasih aku uang jasa jalan saja.”“Kata Tante, Albert sudah pulang makanya tantemu minta kalian makan di rumahnya dan kumpul di sana.”“Akhir pekan libur, jadi dia pulang untuk melihat tanteku. Dia nggak akan mengganggu Olivia. Kamu bilang sama pak Stefan jangan menyerang dia dan juga Pratama Group lagi.”Junia tidak bodoh, dia mengerti semua yang terjadi setelah mengetahui identitas Stefan yang sesungguhnya. Junia juga tidak percaya kalau apa yang terjadi dengan Pratama Group tidak ada ikut campur Reiki sama sekali.Reiki juga tidak ragu berkata, “Stefan memberi tahu alasan memutuskan kerja sama dengan Pratama Group karena menghargai kita berdua. Kalau nggak, kita nggak tahu keadaan seperti apa yang membuat Pratama Group bangkrut.”Ternyata Stefan juga ada hati
Mendengar kalimat itu membuat Albert tergagap dan tidak percaya.“Ma, Mama sedang membohongiku, kan? Biar aku bisa menyerah? Bagaimana mungkin suaminya Kak Olivia adalah Tuan Muda Adhitama? Aku ….” Albert teringat bahwa dia belum pernah bertemu dengan suaminya perempuan itu semenjak Olivia menikah.“Mama nggak perlu membohongimu karena Mama juga baru tahu. Stefan sendiri yang bilang sama kami, katanya kamu menginginkan istrinya makanya dia menyerang perusahaan kita. Albert, kalau kamu masih mengganggu Olivia, perusahaan kita yang akan jadi korbannya.”Dengan tegas Dessy berkata, “Kamu nggak bisa mendatangkan keuntungan buat Pratama Group, tapi kamu juga nggak boleh menghancurkan Pratama Group.”Albert merasa tidak percaya kalau suaminya Olivia adalah Tuan Muda Adhitama.“Yang paling penting, dia itu suaminya Olivia! Kita lupakan status dari suaminya Olivia, dengan kamu mengejar istrinya orang lain, kamu sudah salah besar! Dia itu sudah memiliki suami, kamu akan mencelakai dia!”“Mama s
Ponsel Stefan nyaris terlempar jatuh ke lantai. Dia bergegas menghubungi Reiki dan bertanya, “Reiki, Olivia ada di rumah sakit mana?”Satu kalimatnya ternyata memberikan dampak begitu besar bagi perempuan itu dan membuat Olivia terluka. Stefan menyesal dan merasa bersalah. Kenapa dia tidak bisa mengendalikan emosinya?“Aku juga nggak tahu ada di rumah sakit mana. Aku datang ke toko dan hanya melihat Junia sendiri. Aku tanya dia dan tahu kalau Ibu Direktur terluka. Amelia yang antar ke rumah sakit. Kalau kamu mau tahu, kamu telepon saja.”Stefan langsung memutuskan sambungan telepon. Dia mencoba menghubungi Olivia dan diangkat oleh perempuan itu beberapa saat kemudian.“Olivia, kamu ada di rumah sakit mana? Lukanya parah nggak? Aku segera ke sana.”Orang yang menerima telepon tersebut adalah Amelia. Sekarang Olivia sedang diinfus. Amelia baru melihat luka Olivia yang cukup dalam saat tiba di rumah sakit. Dokter membersihkan luka Olivia yang masih mengalirkan darah segar. Saat melihat da
Wajah Stefan menggelap. Tidak heran kalau Amelia adalah adik kandungnya Aksa. Keduanya memiliki sifat yang sama persis! Setelah mengetahui dia adalah suaminya Olivia, mereka bersikap angkuh di hadapannya.Stefan memutuskan sambungan telepon. Rumah sakit yang paling dekat dengan toko Olivia adalah Mambera Medical Center.Telepon Amelia yang diputuskan secara sepihak oleh Stefan tidak membuat perempuan itu marah. Dia meletakkan ponsel Olivia ke dalam tas perempuan itu dan berkata, “Oliv, Mama kamu itu tantenya aku. Kita berdua sepupu kandung dan sudah dipastikan dengan tes DNA. Kenyataan itu nggak akan pernah bisa ditutupi.”“Aku lebih tua satu tahun dibandingkan kamu, bukankah sudah seharusnya kamu panggil aku ‘Kakak’? Stefan itu suami kamu, sudah sewajarnya dia memanggilku ‘Kakak’ juga. Kamu harus paksa dia panggil aku ‘Kakak’, kalau nggak aku nggak akan terima!”Olivia ingin tertawa dan berkata, “Mulutnya ada di Stefan, aku nggak bisa mengatur dia mau manggil kamu ‘Kakak’ atau nggak.”
Oliva mengerjapkan matanya menatap Amelia yang terus berbicara panjang lebar.“Aduh, mulut aku kering karena berbicara. Aku mau ambil air dulu, kamu mau minum?”“Boleh, terima kasih.”Amelia mencubit pipi Olivia dan tertawa sambil berkata, “Nggak perlu sungkan. Oliv, kulitmu bagus sekali. Perawatanmu bagus juga. Stefan suka sentuh wajah kamu, nggak?”Olivia terdiam dan tidak menjawab. Tanpa menunggu jawaban perempuan itu, Amelia pergi dengan tawanya. Dia menuangkan air untuknya dan juga Olivia kemudian menyuapkan minuman itu.“Sini aku bantu suapin.”“Aku bisa sendiri. Jariku memang diperban dan nggak bisa melakukan apa pun. Tapi aku masih bisa pegang gelas dan minum air.”Setelah minum, Amelia duduk dan berkata lagi, “Aku sudah ngomong sama kamu panjang kali lebar. Kamu harus memikirkannya dengan baik-baik. Kalau nggak bersedia berjuang dan merubah dirimu sendiri, kamu harus bilang dengan Stefan. Kalau dia dan keluarganya nggak bisa terima, kalian hanya perlu segera mengakhirinya.”“K
Dia tidak menyangka bahwa dirinya dibohongi oleh Nenek dan juga Stefan. Dia pikir suaminya hanya karyawan biasa, tetapi ternyata tuan muda dari keluarga terkaya nomor satu. Cerita hidupnya seperti cerita-cerita di novel yang membuat Olivia sendiri merasa bingung.Jalan hidup yang dilalui tantenya sangat sulit untuk diikuti oleh Olivia. Zaman dulu tidak sama dengan zaman sekarang. Olivia tahu kalau seorang perempuan harus kuat. Dia juga tidak pernah ingin bergantung pada lelaki. Pernikahan kakaknya menjadi sebuah pelajaran paling berharga bagi Olivia. Dia tidak akan percaya dengan kalimat-kalimat manis lelaki.Beberapa orang lelaki berseragam jas rapi masuk dan mengelilingi seorang lelaki yang masuk ke dalam ruang rawat. Kemunculan mereka menarik Olivia kembali ke alam nyata. Mereka berdua menoleh ke arah orang-orang itu secara bersamaan.Amelia pikir orang yang datang adalah Stefan. Namun matanya mengerjap ketika melihat lelaki yang dikelilingi itu dan bergumam, “Kok bisa dia?”Bisa-bi
“Oh iya, pemimpin keluarga Junaidi juga sama seperti kamu. Dia menikah kilat. Istrinya juga berasal dari desa dan tumbuh di desa. Nasibnya lebih baik saja karena meski dia anak pungut, tetapi dia dirawat seperti anak kandung.”“Dia ada orang tua yang menyayanginya dengan tulus dan juga kakak yang sangat memanjakannya. Setelah itu dia menemukan orang tua kandungnya yang ternyata merupakan orang terkaya di Kota Dawan. Mendadak identitasnya sebagai anak desa berubah total! Dia menjadi orang yang pantas bersanding dengan pemimpin keluarga Junaidi.”Amelia merupakan anak orang kaya. Dia cukup mengerti tentang keluarga kaya. Akan tetapi, adik sepupunya tidak seberuntung Nyonya Muda Junaidi.“Olivia, menurutmu aku perlu menyapa dia? Aku dan Tuan Muda itu juga pernah bertemu.”“Kalau kenal kamu sapa saja,” ujar Olivia sambil tertawa.“Aku juga merasa aku harus menyapanya. Kamu tunggu di sini dulu. Kenapa ke rumah sakit harus bawa anak buah sebanyak ini? Takut perawat menusuk dia dengan jarum?”