Setelah sekian lama, Aksa akhirnya bertanya, “Apa reaksi Olivia setelah mengetahui identitasnmu? Kenapa ponselnya nggak bisa dihubungi, selalu mati.”Stefan berkata sinis, “Sepupu yang baru saja kenal memang nggak dekat, ya. Ponselnya Oliv sudah bisa dihubungi tadi malam. Kamu bilang selalu mati. Kamu telepon berapa kali?”“Apa aku harus memberitahumu apa reaksinya? Itu urusanku dengan dia, nggak ada hubungannya denganmu.”Meskipun Yuna adalah bibinya Olivia, mereka juga baru tak lama ini mengetahuinya. Mereka belum dekat.Bagi Stefan, hanya kakak Olivia yang pantas marah padanya. Keluarga Sanjaya belum pantas melakukan itu.Aksa diam saja.Setelah terdiam beberapa saat, Aksa berkata, “Stefan, maaf mengganggumu dan datang ke sini hari ini. Perkataanku agak egois dan hanya mementingkan perasaan Amelia, tanpa mempertimbangkan perasaan Olivia.”“Kamu lebih memahami Olivia, jadi kamu seharusnya tahu dia orang seperti apa. Setelah mengetahui identitasmu, kalau dia menerimanya dengan senang
“Kalau semuanya terungkap dua bulan yang lalu, aku yakin dia akan menceraikanmu tanpa pikir panjang, dan nggak akan menoleh ke belakang lagi. Tapi, ini kan sekarang. Menurutku, dia nggak akan bercerai dan pergi begitu saja. Perasaannya padamu nggak mudah dilepaskan begitu saja.”Setelah jeda sebentar, Reiki bertanya dengan nada bergosip, “Kamu sudah buat dia hamil belum?”Stefan berkata, “.... Dia nggak hamil.”Tak satu pun dari mereka yang menggunakan kontrasepsi ketika melakukan itu, dan dia sudah berusaha keras untuk membuat istrinya hamil. Namun, tetap tidak ada tanda-tanda kehamilan.Mungkin belum takdirnya untuk punya anak.ak itu tidak cukup.“Kalau begitu, nggak ada yang bisa digunakan untuk mengikat kalian. Kamu cuma bisa memikirkannya sendiri. Tanya pada dirimu sendiri, kalau kamu Olivia, bagaimana perasaanmu kalau kamu dibuat pingsan dan dikurung di rumah setelah dibohongi seperti itu?”“Sekarang ini kita nggak perlu membahas apa kamu membohonginya atau nggak. Kalau mau diba
“Kalau Olivia bilang mau cerai, nggak menakutkan, karena kalian nggak mengambil tindakan itu. Apa yang kamu takutkan dari surat cerai yang ditulisnya? Asalkan nggak ada akta cerai, kalian masih bisa kembali seperti semula lagi. Itu semua tergantung pada bagaimana kamu menghadapi hal ini.”“Pikirkan baik-baik sekarang sekarang. Aku akan keluar untuk membelikanmu makanan dan kembali lagi ke sini. Ini baru satu hari satu malam, tapi kamu seperti sudah kehilangan semangat hidup. Aku sampai kasihan melihatnya.”Stefan mengambil barang yang ada di atas meja dan melemparkannya ke Reiki. Dia tertawa dan berkata marah, “Aku baik-baik saja. Nggak usah berusaha meyakinkan aku. Bilang pada Junia-mu itu, kalau dia mau Olivia meninggalkanku, itu nggak mungkin.”Melihat Stefan tersenyum, Reiki berkata, “Aku lega kalau kamu masih tahu cara tertawa.”Dia pun pergi membeli makanan untuk temannya itu.Hati Stefan terasa hangat.Dia beruntung memiliki teman seperti Reiki.Ketika sendirian di ruangan itu,
Stefan melirik tumpukan dokumen yang dipegang Shelvi, dan berkata, “Bawa ke Calvin dan minta dia mengurusnya. Kalau dia nggak berani mengambil keputusan, suruh dia cari Nenek.”“Sekalian sampaikan padanya, aku mungkin akan jarang datang ke kantor dalam waktu dekat ini. Dia juga putra dari keluarga Adhitama. Dia memang seharusnya membantu, mengambil sebagian bebanku dalam bisnis keluarga.”Shelvi mengangguk patuh.Apa presdir mereka ini akan melepaskan pekerjaannya dan fokus membujuk istrinya?Setelah memerintahkan Shelvi, Stefan melangkah menuju lift.Beberapa menit kemudian, dia meninggalkan kantor Adhitama Group naik mobil khusus miliknya.Pada saat yang sama, Shelvi juga mengetuk pintu ruang kerja Calvin dan menyampaikan pesan Stefan kepada wakil presdir mereka itu.Calvin melihat tumpukan dokumen yang dipegang Shelvi, dan berkata dengan cemberut, “Letakkan di sini, aku akan menyuruhmu datang mengambilnya kalau sudah selesai.”“Terima kasih, Pak Calvin.”“Oh iya, Pak Stefan juga bil
Stefan terlihat sedih, tapi reaksinya tidak seheboh kemarin.Dia berkata dengan lembut, “Oliv, apakah kamu benar-benar ingin memelihara hewan-hewan itu? Kalau kamu mau, aku bisa meminta Pak Marwan untuk memimpin jalan. Kamu dan Junia bisa pergi melihat beberapa kebun milik keluarga kita. Kalau ada yang menurutmu cocok untuk beternak ayam, kamu bisa memelihara semua anak ayam itu di sana. Kalau mau memelihara sendiri juga boleh, atau kalau mau pekerja yang memelihara mereka juga boleh.”Olivia mengerutkan kening dan berkata, “Waktu aku pergi ke rumahmu di tahun baru, aku nggak lihat ada kebun di sana.”“Ada banyak pohon buah yang ditanam di pegunungan di sebelah Vila Permai. Itulah kebunnya. Itu adalah rumah besar keluarga Adhitama. Waktu tahun baru, kita tinggalnya di rumah lama.”Ketika mendengar keluarga suaminya memiliki vila besar, Olivia tidak heran lagi.Keluarga terkaya di Mambera, sih.Mereka pasti bergelut di berbagai jenis bisnis, asalkan bisnis itu menghasilkan uang.“Kamu s
Kalau memikirkan dia harus dikurung di rumah terus, dia rasanya bis agila.Untungnya, Stefan sadar dan bersedia mengembalikan kebebasannya.“Om.”Ketika sedang digendong oleh bibinya, Russel melihat Stefan, dan dengan senang hati mengulurkan tangannya kepada pamannya itu, meminta Stefan untuk menggendongnya.Stefan menuruti kemauan si kecil dan menggendongnya.“Yang tinggi, Om. Gendong yang tinggi.”Stefan tersenyum dan menggendong anak itu tinggi-tinggi, membuat anak itu tertawa bahagia.“Yang ada di truk ini ….”Sebelum Odelina selesai bertanya, Stefan berkata, “Kak, Oliv bilang dia mau makan ayam kampung yang dipelihara sendiri. Junia membantunya membeli ayam-ayam ini dan aku berencana meminta Pak Marwan untuk membawa Oliv ke kebun keluarga. Aku menyarankan gimana kalau ayam-ayam ini dipelihara di kebun saja.”Odelina memandangi adik perempuannya dan berkata dengan heran, “Nggak ada angin nggak ada hujan, kenapa kamu jadi mau beternak ayam?”Olivia berkata, “ …. Sudah dibeli, jadi h
Semua orang menghela napas lega setelah mendengar kata-kata Stefan.Mereka pikir Stefan akan menarik kembali kata-katanya.Untungnya bukan.Odelina cepat-cepat berkata, “Stefan, jangan khawatir. Aku akan mengawasi Oliv selama beberapa hari ini, nggak akan membiarkannya menyetir dengan gila dan banyak minum alkohol!”Akhirnya, dia juga menambahkan lagi, “Dia benar-benar ingin minum alkohol, jadi aku akan membiarkannya minum dua botol bir di rumah. Aku nggak akan mengizinkannya pergi ke bar lagi.”“Kak, aku minta tolong pada Kakak ya selama beberapa hari ini.”Stefan berkata kepada Olivia lagi, “Oliv, kamu tinggal di rumah Kak Odelina dulu selama beberapa hari. Kalau kamu mau pulang, bilang saja padaku. Aku akan pergi menjemputmu. Kalau kamu nggak mau tinggal bersamaku, kamu bisa pulang ke rumah di Lotus Residence. Aku akan tinggal di sini.”Olivia menatap pria itu lama sekali dan berkata, “Take care.”Setelah itu, dia masuk ke mobil.“Stefan, kamu juga jaga kesehatan. Oliv ada Kakak yan
Pak Marwan menjawab dengan sopan, tetapi kemudian berkata dengan cemas, “Den, di luar anginnya kencang dan udaranya dingin, masuklah ke rumah. Den Stefan belum makan apa-apa sejak bangun tidur hari ini.”Stefan terdiam dan bertanya kepada Pak Marwan, “Kalau aku pingsan karena kelaparan, apa Olivia akan kembali?”Pak Marwan diam saja.Stefan menertawakan dirinya sendiri dan berkata, “Aku hanya iseng bertanya, aku nggak akan mempertaruhkan kesehatanku. Aku masih mau punya banyak anak dengan Oliv dan hidup sampai tua dengannya. Kalau aku kelaparan sampai sakit dan nggak bisa hidup sampai rambutku beruban, rasanya rugi sekali.”Pak Marwan cepat-cepat berkata, “Non Oliv tetap makan dan minum sesuka hatinya. Menurutku sikap Non Oliv itu sangat benar.”Dia takut kalau Den Stefan sengaja membuat diri sendiri kelaparan, tapi ternyata Non Olivia tega dan tidak mau pulang. Jadinya Den Stefan kan akan mati kelaparan?“Non Oliv kalian itu .... Cintanya padaku nggak selam cintaku padanya.”“Dimas,”