Aksa harus memberi tahu istrinya apa yang dia dan Stefan bicarakan di telepon, agar kecurigaan istrinya hilang dan membuat dia terlepas dari citra “suka pria dan wanita” di mata istrinya.Stefan tidak memberi tahu Olivia kalau Aksa meneleponnya dan mengajaknya bertemu.Setelah kembali ke dalam rumah, dia dan Olivia duduk di sofa, dan menonton TV.Setelah menonton sebentar, Olivia menguap berkali-kali. Dia pun mematikan TV dengan tidak sabar dan menggendong istrinya itu naik ke atas.Sesampainya di kamar, dia pun menemani istrinya berbaring di tempat tidur dan mengobrol. Hanya saja, setelah mengobrol cukup lama, wanita di sebelahnya tidak bersuara lagi. Dia mencondongkan diri dan memanggil dengan suara pelan, “Oliv. Oliv.”Olivia sudah tertidur, tidak mendengar panggilannya.Stefan menjadi lega. Dia mengecup pipi istrinya itu sekali, lalu berkata dengan lembut, “Oliv, selamat tidur.”Setelah itu, dia menyibak selimut dan turun dari tempat tidur dengan pelan.Dia kemudian menyelimuti Oli
“Pak Stefan.” Pengawal itu berkata lagi.Stevan menatapnya.Pengawal itu berkata, “Pak Aksa bilang Bapak harus pergi membelinya sendiri, nggak boleh menyuruh pengawal. Dengan begitu Bapak akan terkesan tulus. Kalau Pak Stefan hormat dengan Pak Aksa, itu berarti Bapak sangat mencintai Non Olivia.”Artinya, kalau Stefan tidak pergi membeli sendiri, dia akan dianggap tidak menghormati Aksa. Kalau dia tidak menghormati Aksa, itu artinya dia tidak terlalu mencintai Olivia.Stefan sampai kesal karena dipersulit oleh Aksa, tapi Aksa membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.Meskipun Olivia belum lama mengetahui bahwa Yuna Sanjaya adalah bibinya, mereka memang punya hubungan darah.Stefan benar-benar tidak boleh meremehkan keluarga Sanjaya.Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, berbalik badan dan pergi.Pergi membeli sesuatu untuk diberikan pada Aksa sebagai buah tangan atas “pertemuan mereka yang pertama kali”.Supermarket besar sudah tutup jam segini.Stefan hanya bisa berbelanja di minimarket yan
Setelah melihat apa yang jatuh ke pangkuannya, Stefan terlihat sangat malu.Dia pergi ke minimarket untuk membeli barang karena dipersulit oleh Aksa, lalu membeli barang melihat barang apa yang dia ambil. Dia mengambil semua barang di rak minimarket, dan karena mengambil terlalu banyak barang, ada beberapa bungkus pembalut yang tercampur di dalamnya. Dia tidak menyadarinya.“Kamu kan punya istri,” ujar Stefan, melempar pembalut itu ke Aksa lagi.Aksa tertawa. Tawanya itu membuat Stefan ingin melompat, menerkam, dan mencekiknya!Setelah bertahun-tahun bertengkar bersama Aksa, dia tidak pernah merasa semalu ini di depan pria itu.Aksa tertawa lama sekali, baru berhenti. Dia mengusap perutnya dan berkata kepada Stefan, “Stefan, kamu ini mau membuatku tertawa sampai mati, supaya kamu bisa mewarisi harta keluargaku, ya? Perutku sakit karena tertawa terlalu keras.”“Sebelum kamu mati tertawa, buatlah surat wasiat dan wariskan semua harta yang kepemilikannya atas namamu kepadaku. Kemudian, ka
Setelah terdiam beberapa saat, Stefan berkata dengan suara berat, “Bagaimana cara menghindari Amelia? Menurutku kamu yang harus mengaturnya.”Dia tidak mungkin bisa menghindari Amelia.“Kita harus mengaturnya bersama. Sebelum kamu datang, kirim pesan padaku terlebih dahulu. Aku akan mengalihkan perhatian Amelia dan mencegahnya melihatmu. Aku akan menjelaskannya terlebih dahulu kepada orang tuaku.”Stefan tidak keberatan dengan hal itu.Dia juga tak ingin Amelia mengetahui hubungannya dengan Olivia sekarang.Apabila Amelia tahu di saat-saat termanis dalam pernikahannya, dia juga tidak tahu hal gila apa yang akan dilakukan Amelia nanti.“Aku rasa aku nggak ada waktu untuk ke sana sebelum tahun baru. Aku akan meluangkan waktu untuk menemani Olivia pergi ke sana setelah tahun baru.”Kedua orang tua Olivia sudah meninggal. Olivia tidak akan mungkin mengunjungi sanak-sanak keluarganya yang di kampung itu. Selain kakaknya, Olivia hanya memiliki keluarga Sanjaya.Aksa bertanya pada Stefan, “Ka
Pengawal mereka mengikuti mereka berjalan dalam diam. Para pengawal juga tidak bersuara. Kalau bukan karena mereka mengeluarkan suara saat berjalan, orang-orang akan mengira mereka melihat hantu saat melihat mereka seperti itu di tengah malam begini.Sebelum memasuki lift, Aksa berhenti.“Stefan,” ujarnya dengan suara rendah.Stefan menoleh ke arahnya.Aksa tidak bersuara lagi. Setelah diam beberapa saat, dia akhirnya berkata, “Jangan selalu merebut klienku.”Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Selama kamu belum ada kontrak dengan mereka, mereka masih bisa membatalkan kerja sama dengan kalian. Terkadang, keadaan bahkan masih bisa berubah meskipun sudah tanda tangan kontrak. Di dalam bisnis memang seperti itu. Kamu nggak bisa bilang aku merebut klienmu. Aku cuma bisa bilang, Sanjaya Group kurang hebat, makanya klien memilih Adhitama Group.”“Bisnis ya bisnis. Jangan saling mengalah.”Aksa berkata, “Stefan, berani sekali kamu.”Stefan masih berkata dengan cuek, “Tentu saja aku berani,
Siapa yang datang sepagi ini?Setelah turun dari lantai atas, Olivia mengambil kunci kemudian membuka pintu utama rumah. Saat keluar, Olivia melihat seseorang membawa dua bungkusan di tangan yang berdiri di depan gerbang vila. Sekilas, dia terlihat seperti kurir pengantar makanan. “Pagi, Mbak Oliv!”Pak Darion tersenyum menyapa. "Oh, hai, Pak Darion! Selamat pagi," balas Olivia.Olivia tidak menyangka ternyata manajer Mambera Hotel yang berdiri di sana. Pak Darion mengangkat bungkusan yang dipegangnya sambil tersenyum lebar. "Pak Stefan menelepon saya semalam. Dia pesan dua porsi sarapan dan minta saya antar sarapan ini di jam segini. Makanya saya ke sini pagi-pagi mengganggu Mbak Oliv."Olivia berpikir dalam hati, entah kapan Stefan meminta Pak Darion untuk mengantarkan sarapan ke sana padahal semalaman dia bersama Stefan. Selain itu juga, orang Mambera Hotel yang mengirim makanan.Meski Stefan bekerja di Adhitama Group dan bisa mendapatkan diskon di Mambera Hotel, tapi bukan berart
Karena sekarang belum punya anak, mereka berdua memang masih bebas. Namun saat nanti punya anak, pengeluaran akan semakin banyak. Membesarkan anak memerlukan biaya yang sangat besar. Jika tidak, bagaimana mungkin anak disebut dengan monster penelan uang. “Aku ‘kan juga punya pemasukan, jadi seharusnya aku juga punya tanggung jawab untuk keluarga ini. Biar aku saja yang bayar beberapa pengeluaran rumah tangga. Kamu berhemat. Kalau tabungannya sudah cukup, lunasi saja cicilannya lebih awal. Makin cepat lunas, makin cepat lega, ‘kan?”Olivia tidak bilang ingin membantu melunasi cicilan rumah. Vila ini adalah properti yang memang sudah dimiliki Stefan sejak sebelum mereka menikah. Stefan yang selama ini membayar cicilannya, seperti kakak Olivia dan suaminya dulu. Meskipun mereka baru saja menjadi pasangan suami istri yang sah dan sedang dalam masa-masa yang sangat manis, Olivia ingin menghindari nasib seperti kakaknya. Vila itu adalah milik Stefan. Olivia tidak akan merasa berhak atas
“Beberapa hari lagi perusahaan kami akan ada acara tahunan. Nanti aku kasih kamu undangan. Pas acara kamu pakai baju pesta, ya. Aku jemput kamu ke sini atau kamu bawa mobil sendiri ke sana juga boleh,” ujar Stefan. “Kenapa aku harus datang ke acara perusahaan kamu? Aku ‘kan bukan karyawan di sana,” jawab Olivia.Olivia tidak suka menghadiri acara-acara semacam itu. Kalaupun dia datang, itu pasti hanya karena makanan yang disajikan di acara itu enak. Jika ternyata dia harus datang bersama Stefan, maka seperti yang Junia katakan, dia tidak akan bisa makan seenaknya. Acara semacam itu pasti tidak menyenangkan.“Acara tahunan perusahaan boleh bawa keluarga, lho. Orang-orang bawa anggota keluarga semua. Kalau aku tidak bawa, rugi, dong,” jelas Stefan. Olivia diam sambil melihat Stefan, dia tak tahu harus berkata apa lagi.“Aku harus bantu-bantu di perusahaan malam itu. Kalau kamu nunggu aku jemput, mungkin jadi akan agak terlambat. Aku harus selesai dulu di sana sebelum bisa jemput kamu so
Dia bisa memakai perhiasan kapan saja dia mau, dan tidak memakainya jika tidak ingin. Dia memiliki koleksi perhiasan pribadi yang sangat banyak, apalagi dengan tambahan perhiasan yang diberikan oleh ibu mertuanya. Perempuan itu tidak kekurangan perhiasan. Bahkan, dia sangat menyukai perhiasan, terutama batu giok. Di dalam koleksinya, terdapat banyak sekali perhiasan giok berharga. Setelah tiga menantu perempuan masuk ke keluarga, dia membagikan sebagian koleksi perhiasannya kepada mereka. Selain itu, untuk sembilan cucu menantu, dia juga telah menyiapkan hadiah perhiasan. Namun, dia tetap menyimpan beberapa untuk dirinya sendiri—sebagai warisan terakhir. Dia berharap akan memiliki seorang cicit perempuan suatu hari nanti. Jika dia benar-benar mendapatkan cicit perempuan, maka semua perhiasan simpanannya itu akan diberikan kepada cicitnya sebagai mas kawin. "Ma, lihat siapa yang datang!" Menantu sulungnya tiba-tiba berkata dengan penuh semangat. Sarah sengaja menunjukkan ekspresi
Baik memesan makanan dari menu maupun menikmati prasmanan, semuanya sangat lezat, membuat para tamu sangat puas. Tidak heran jika hotel-hotel di bawah naungan Adhitama Group selalu ramai. Banyak orang datang hanya untuk makan, bukan menginap. Para tamu yang menginap di hotel bisa mendapatkan diskon 30 persen saat makan di restoran hotel. Di lantai satu, selain restoran, ada juga kafe, toko oleh-oleh khas Mambera, taman bermain anak-anak, serta area membaca. Di area membaca, terdapat beberapa rak buku besar yang penuh dengan berbagai jenis buku. Saat hujan, tamu bisa menghabiskan waktu seharian di hotel tanpa merasa bosan. Pelayan itu tersenyum. "Baiklah, aku akan mencari Bu Fenny. Silakan lanjutkan urusanmu." Nana tersenyum dan pergi. Pelayan itu pun kembali ke pekerjaannya. Nana berjalan sambil menikmati pemandangan. Dengan santai, dia menghabiskan 40 menit sebelum akhirnya sampai di rumah utama.Meskipun Rosalina yang mengundangnya, tetapi karena Nenek Sarah ada di rumah, sebag
Sejujurnya, dia juga diperlakukan seperti harta berharga yang disayangi oleh keluarganya ketika di rumahnya. Di tempat gurunya, para senior dan saudara-saudari seperguruannya juga sangat baik padanya. Belum pernah ada yang menunjukkan wajah dingin padanya. Hanya Samuel yang selalu memasang wajah dingin setiap kali melihatnya, seolah-olah dia berhutang miliaran kepadanya dan belum melunasinya. Nana juga tahu alasan di balik sikap Samuel yang tampak sopan dan ramah di depan para tetua tetapi bersikap dingin padanya di belakang mereka. Semua itu hanya karena dia mengira Nenek Sarah ingin menjodohkan mereka. Namun, Nana tidak akan repot-repot mendekati lelaki itu. Memangnya dia pikir dirinya uang yang akan disukai semua orang?Meskipun dia pernah menyukai Samuel, setelah mendengar kata-katanya, dia memaksa dirinya sendiri untuk belajar melepaskan perasaan itu. Namun, bagaimanapun juga, mereka tetap saja sulit untuk benar-benar menghindari satu sama lain. Pelayan itu berpikir Nana takut
Russel memanggil Olivia. Liam juga menyapa Olivia, lalu duduk bersama Russel di sebelah Mulan sambal menyaksikan Archie minum susu formula. Russel bermain dengan jari-jari kakinya, lalu Archie menendang ke arahnya. Russel tertawa cekikikan. Adiknya masih kecil dan tidak terlalu kuat, jadi tendangannya tidak terasa sakit. Setelah kedua anak kecil itu kenyang, mereka diserahkan kepada pengasuh. Pengasuh menggendong mereka dan meletakkannya di kereta bayi, lalu mendorong mereka keluar untuk berjalan-jalan.Hal ini dilakukan agar nanti ketika majikannya itu pergi, kedua bayi itu tidak akan menangis. Mulan dan Olivia berencana membawa anak-anak bermain ke taman bermain anak-anak, tetapi mereka tidak membawa si kembar karena masih terlalu kecil. Taman bermain terlalu ramai, sehingga dikhawatirkan mereka tidak bisa merawatnya dengan baik. Di Vila Ferda suasananya sangat ramai, sementara di Vila Permai, suasananya masih tenang. Keluarga Adhitama untuk saat ini belum ada anak kecil. Anak pa
“Yang namanya anak kecil memang begitu. Di umur segini dia pasti penasaran banget sama setiap barang yang dia pegang. Begitu kamu ganti baju yang lebih meriah dikit juga mereka pasti bakal terus menatap kamu,” kata Olivia tersenyum. “Merawat anak kecil memang merepotkan, tapi waktu mereka bermanja sewaktu di gendong dan manggil kamu ‘Mama’ dengan nada yang menggemaskan, kamu merasa bahagia.”Sambil memeluk Archie yang lagi-lagi memanjat meja, Mulan menyahut, “Benar juga. Setelah aku sibuk kerja seharian dan pulang ke rumah, rasa capekku langsung hilang begitu aku memeluk mereka. Rasanya capek yang aku rasakan selama seharian terbayar.”Mulan menunduk untuk mencium wajah anaknya. Saat dicium, Archie juga balas tersenyum ke Mulan, lalu memeluk lehernya dan menggesekkan wajahnya. Olivia sangat iri melihat kedekatan mereka berdua.“Olivia, kamu jangan iri, ya. Beberapa bulan lagi anak kamu sudah lahir. Kamu juga bakal merasa bahagia. Semoga anak kamu nggak bandel saja,” ucap Mulan tertawa.
“Aku nggak bisa kasih makan dia. Dikasih susu bubuk juga maunya kamu yang kasih. Kalau aku yang kasih, dia malah menolak seolah-olah aku mau kasih dia makan racun saja. Dasar pilih kasih,” ujar Yose mengeluhkan anaknya yang memiliki standar ganda.Padahal susu bubuk juga dia yang seduh, tetapi Archie tidak mau minum dan hanya mau minum ketika Mulan yang memberikannya. Kalau Mulan sedang tidak ada di rumah akan lebih mudah bagi Yose, karena begitu Archie lapar, dia akan minum terlepas dari siapa saja yang memberikannya. Meski cengeng, Archie ini cukup pintar.“Nanti biar aku yang kasih dia minum, kamu bawa Audrey balik ke kamar saja dulu. Di luar dingin,” kata Mulan.Mulan lihat-lihat Archie sudah mengenakan jaket tebal, jadi seharusnya dia tidak akan kedinginan meski berada di luar. Lantas Yose pun membawa Audrey masuk ke dalam, sembari sesekali menunduk untuk mencium pipi putri kesayangannya.Ketika menyaksikan Yose menggendong pergi Audrey, Olivia berkata kepada Mulan seraya terkekeh
“Aku takut … aku takut mereka terluka atau kenapa-napa di sana. Aku juga membenci diri sendiri karena nggak bisa membantu. Yang aku bisa paling cuma menjaga Russel supaya kakakku nggak perlu khawatir selama dia di sana.”Situasi Olivia saat ini sama seperti Daniel. Khawatir, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu. Daniel bahkan sampai tidak berani menghubungi Odelina arena takut malah akan mengganggu.Mulan mengulurkan tangan menjabat tangan Olivia dan mengatakan sesuatu untuk menenangkan hatinya, “Mereka pasti baik-baik saja. Sebesar apa pun masalahnya pasti bisa mereka lewati.”Olivia mengerutkan bibir mengangguk, dan menggenggam pula tangan Mulan dengan erat. Seketika, kesunyian sesaat itu dipecahkan oleh suara tangisan yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga, yang kemudian diikuti oleh suara Yose yang berusaha untuk menghibur Archie.“Sudah, sudah, jangan nangis lagi. Ayo kita cari Mama. Bangun-bangun nggak lihat Mama langsung nangis. Cowok itu nggak boleh
Mulan hanya khawatir Olivia masih belum terbiasa dengan lingkungan di vila ini, makanya sewaktu melihat Olivia sedang jalan-jalan di halaman, Mulan langsung menghampiri Olivia dan meninggalkan suami serta putranya yang masih belum bangun. Nanti saat Archie terbangun dan melihat ibunya sudah tidak ada, dia pasti akan memperlihatkan bakat menangisnya dan membuat seisi rumah terbangun. Tanpa alarm sekalipun, suara tangisan Archie di setiap harinya sudah cukup untuk membuat semua orang yang ada di dalam vila ini terbangun dari alam mimpi.Di siang hari biasanya pengasuh dan Yolanda yang merawat anak-anak. Mulan dan Yose sibuk kerja dan hanya sempat menemani anak-anak di pagi dan malam hari. Namun setiap kali Archie membuka mata di pagi hari dan tidak menemukan ibunya, dia pasti akan menangis untuk waktu yang sangat lama. Yose sampai mengeluh anaknya selalu menempel ke ibunya sampai-sampai dia sendiri tersingkirkan.Mulan hanya bisa menanggapi itu dengan pasrah. Dia tidak masalah tentang Yo
Hanya saja biasanya belum sampai dua menit bermain, mereka mulai berebut mainan. Sebagai kakak, Archie selalu mengalah kepada Audrey dan pada akhirnya pun menangis juga dan menarik perhatian orang dewasa. Kadang kala saat kalah dari Audrey, Archie akan menerjang adiknya. Mereka sudah bisa duduk, dan ketika perkelahian antara mereka memanas, salah satu akan menjungkal ke belakang. Archie sering menggunakan trik ini dan berhasil membuat adiknya terjatuh.Archie juga sering kali menggigit Audrey. Mereka berdua yang belum memiliki gigi pun saling menggigit satu sama lain. Sakit atau tidak hanya mereka berdua yang tahu. Entah itu saling dorong mendorong atau menggigit, pada akhirnya perkelahian kecil mereka selalu diakhiri dengan tangisan Archie.Saat Audrey terbangun dan melihat ibunya ada di samping, dia pasti akan mengikuti. Audrey ini nakalnya bukan main. Meski jarang menangis, bukan berarti dia tidak bisa menangis. Ketika dia merindukan ibunya atau ketika Mulan tidak mau dia mengikuti,