Siapa yang datang sepagi ini?Setelah turun dari lantai atas, Olivia mengambil kunci kemudian membuka pintu utama rumah. Saat keluar, Olivia melihat seseorang membawa dua bungkusan di tangan yang berdiri di depan gerbang vila. Sekilas, dia terlihat seperti kurir pengantar makanan. “Pagi, Mbak Oliv!”Pak Darion tersenyum menyapa. "Oh, hai, Pak Darion! Selamat pagi," balas Olivia.Olivia tidak menyangka ternyata manajer Mambera Hotel yang berdiri di sana. Pak Darion mengangkat bungkusan yang dipegangnya sambil tersenyum lebar. "Pak Stefan menelepon saya semalam. Dia pesan dua porsi sarapan dan minta saya antar sarapan ini di jam segini. Makanya saya ke sini pagi-pagi mengganggu Mbak Oliv."Olivia berpikir dalam hati, entah kapan Stefan meminta Pak Darion untuk mengantarkan sarapan ke sana padahal semalaman dia bersama Stefan. Selain itu juga, orang Mambera Hotel yang mengirim makanan.Meski Stefan bekerja di Adhitama Group dan bisa mendapatkan diskon di Mambera Hotel, tapi bukan berart
Karena sekarang belum punya anak, mereka berdua memang masih bebas. Namun saat nanti punya anak, pengeluaran akan semakin banyak. Membesarkan anak memerlukan biaya yang sangat besar. Jika tidak, bagaimana mungkin anak disebut dengan monster penelan uang. “Aku ‘kan juga punya pemasukan, jadi seharusnya aku juga punya tanggung jawab untuk keluarga ini. Biar aku saja yang bayar beberapa pengeluaran rumah tangga. Kamu berhemat. Kalau tabungannya sudah cukup, lunasi saja cicilannya lebih awal. Makin cepat lunas, makin cepat lega, ‘kan?”Olivia tidak bilang ingin membantu melunasi cicilan rumah. Vila ini adalah properti yang memang sudah dimiliki Stefan sejak sebelum mereka menikah. Stefan yang selama ini membayar cicilannya, seperti kakak Olivia dan suaminya dulu. Meskipun mereka baru saja menjadi pasangan suami istri yang sah dan sedang dalam masa-masa yang sangat manis, Olivia ingin menghindari nasib seperti kakaknya. Vila itu adalah milik Stefan. Olivia tidak akan merasa berhak atas
“Beberapa hari lagi perusahaan kami akan ada acara tahunan. Nanti aku kasih kamu undangan. Pas acara kamu pakai baju pesta, ya. Aku jemput kamu ke sini atau kamu bawa mobil sendiri ke sana juga boleh,” ujar Stefan. “Kenapa aku harus datang ke acara perusahaan kamu? Aku ‘kan bukan karyawan di sana,” jawab Olivia.Olivia tidak suka menghadiri acara-acara semacam itu. Kalaupun dia datang, itu pasti hanya karena makanan yang disajikan di acara itu enak. Jika ternyata dia harus datang bersama Stefan, maka seperti yang Junia katakan, dia tidak akan bisa makan seenaknya. Acara semacam itu pasti tidak menyenangkan.“Acara tahunan perusahaan boleh bawa keluarga, lho. Orang-orang bawa anggota keluarga semua. Kalau aku tidak bawa, rugi, dong,” jelas Stefan. Olivia diam sambil melihat Stefan, dia tak tahu harus berkata apa lagi.“Aku harus bantu-bantu di perusahaan malam itu. Kalau kamu nunggu aku jemput, mungkin jadi akan agak terlambat. Aku harus selesai dulu di sana sebelum bisa jemput kamu so
Daniel mendekat kemudian memberikan kincir angin mainan besar itu kepada Russel, namun Russel menolak. "Pak Daniel, Russel sudah punya banyak mainan." Odelina membantu menjelaskan."Ini bukan mainan apa-apa, kok. Tadi waktu lewat di depan toko mainan, saya lihat ada kincir angin bagus di pintu toko. Saya pikir Russel mungkin akan suka. Sekarang angin sedang kencang, jadi sekalian saya beli buat dia." Jika tidak karena itu, Daniel tidak akan masuk ke toko. Dia datang hanya untuk memberikan kincir angin mainan itu kepada Russel.Daniel memberikan kincir angin kepada Odelina, seraya berkata, "Tolong bantu Russel pegang, ya." Odelina pikir karena itu hanya mainan kincir angin biasa dan bukan barang mahal, jadi dia menerimanya dan berterima kasih. Odelina lalu memberikan kincir angin tersebut kepada Russel. Russel pun menerimanya.Daniel berkata, "Russel selalu takut sama saya. Saya beri dia kincir angin, dia tidak mau. Begitu kamu yang kasih, dia langsung terima." Odelina tertawa dan berka
Meski begitu, Rita masih merasa tidak lega.Daniel adalah seorang bos, meski penampilannya kurang menarik, tetapi pria itu kaya. Ketika saat itu dia dan putrinya menunggu Odelina yang masih bekerja, mereka menghabiskan sepanjang sore di depan gedung kantor Lumanto Group. Menurut Rony, Lumanto Group merupakan salah satu perusahaan terbesar di kota ini. Jauh lebih besar daripada perusahaan tempatnya bekerja. Rony bahkan bilang dengan kemampuannya, dia belum tentu bisa duduk di posisi manajerial di Lumanto Group. Siapa sangka, ternyata malah Odelina yang bisa masuk bekerja di Lumanto Group. Hal ini membuat Roni tidak senang. Dia sadar bahwa jika Odelina kembali bekerja, Odelina pasti bisa menjadi sosok yang hebat. Untungnya, sebagai pasangan yang sudah bercerai, dia tidak perlu khawatir tentang bagaimana jika ternyata mantan istrinya itu lebih hebat daripada dia.Yenny adalah sekretarisnya. Saat ini, perempuan itu hanya bisa bergantung pada Roni. Hal ini membuat Roni merasa ego kelaki-
“Hai, Russel!”Rita masuk ke dalam toko dengan senyum merekah. Dia mengambil sebuah mainan dari tasnya, kemudian berkata pada Russel, “Russel, lihat Nenek beliin mainan, nih.”“Nenek.”Russel tidak mengerti apa yang terjadi di antara para orang dewasa di sekitarnya. Dia tetap berinteraksi dengan normal kepada semuanya. Odelina dendam dan benci kepada keluarga Pamungkas. Namun, setelah bercerai, dia sudah lebih legawa. Selama keluarga Pamungkas tak cari masalah dengannya, Odelina sudah lebih tenang saat berhadapan dengan mereka. Odelina tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentang keluarga mantan suaminya di depan Russel. Bagaimanapun, Roni Pamungkas adalah ayah kandung Russel. Odelina menurunkan Russel dari gendongannya. Rita mendekat kemudian berjongkok di depan Russel. Dia memberikan mainan yang dibawanya kepada Russel, sambil hendak mengambil mainan kincir angin yang diberikan Daniel tadi. Rita merasa terancam. Dia merasa Daniel sedang ingin masuk ke dalam hidup Odelina melalui R
“Resepsinya mau di Mambera Hotel. Berapa coba harganya? Biaya resepsi juga harus dari kami. Ini sih bukan mantu namanya, dirampok,” Rita mengeluh, “Masalahnya ‘kan dia nggak bisa bertelur emas,” lanjutnya. Odelina mengambil lap, kemudian mengelap meja. Odelina hanya mendengarkan begitu saja keluhan Rita, tidak menanggapi. Mantan mertuanya ini berani membicarakan Yenny di depan Odelina hanya karena Yenny meminta banyak uang ke keluarga Pamungkas. Jika saja Yenny sama bodohnya dengan Odelina dulu yang berinisiatif mengeluarkan uang untuk biaya renovasi, tidak meminta seserahan, dll, mungkin sekarang mantan mertuanya itu akan datang untuk pamer. Pamer bahwa Roni bisa mendapatkan istri yang lebih cantik dan muda setelah bercerai dengan Odelina. Mungkin mantan mertuanya itu juga akan menyindir Odelina yang gemuk dan jelek, juga tidak ada yang mau padanya setelah bercerai dengan Roni. “Odelina, kamu ngirit banget ya akhir-akhir ini? Makannya dikit? Kok Mama lihat kamu kurusan.” Rita men
“Odel, aku pulang dulu, ya. Lain waktu tengok Russel dan kamu lagi.” Setelah mengatakan kalimat itu, Rita segera pergi. Olivia menggendong Russel sambil mengikuti Rita. Setelah memastikan Rita menaiki taksi online, Olivia mencibir, “Dulu kayaknya nggak pernah tuh dia inisiatif jenguk Russel. Ngapain sekarang dia pura-pura jadi nenek yang baik?”Saat melihat mainan yang diberikan Rita pada Russel, Olivia mengambilnya kemudian bertanya, “Russel, kamu suka nggak mainan ini?”“Nggak suka.” Russel menggelengkan kepala, kemudian meneruskan, “Aku udah punya banyak banget mainan mobilan.” Semua mobil mainannya bahkan bisa jalan sendiri. Sedangkan mainan yang neneknya berikan tidak bisa. “Buang aja gimana?” tanya Olivia. Russel tampak berpikir sejenak lalu berkata, “Kasih buat Kak Aiden aja.”Russel berpikir jika Kak Aiden sudah punya mainan mobilan, dia tidak akan lagi merebut mainan Russel. “Russel, Kak Aiden sudah nggak akan rebut mainan Russel lagi, kok. Mainan mobilan ini kalau Russel n
Namun, Felicia telah menyelamatkan nyawa Odelina. Felicia mengambil risiko mengkhianati ibunya dan memberitahu Odelina tentang rencana Patricia, yang akhirnya membuat mereka bisa bersiaga dan waspada terlebih dahulu terhadap Patricia.Yuna menghela napas panjang di dalam hati. Dia tidak menyangka masalah akan berkembang secepat ini. Dia membiarkan Odelina mengembangkan karier di Kota Cianter sehingga punya pijakan yang kokoh dulu. Setelah itu, baru bersaing dengan keluarga Gatara. Mereka akan menyingkirkan Patricia selangkah demi selangkah, lalu mengambil kembali semua yang sudah seharusnya menjadi milik mereka.“Felicia nggak pernah lakukan hal yang melanggar hukum. Aku rasa berkat terbesar yang Langit berikan kepada Patricia adalah dengan menganugerahinya seorang putri yang baik.”Apa pun yang dilakukan Patricia, Felicia tidak bersalah. Saat tragedi menimpa Sofia, Patricia masih belum menikah, tentu saja juga belum memiliki anak. Oleh karena itu, Felicia tidak tahu, apalagi terlibat.
"Odelina di Cianter masih baik-baik saja untuk sementara waktu, jadi besok aku akan membawa Om Setya ke sana." Dewi bertanya dengan penuh perhatian, "Apa kamu akan menghadapinya secara langsung?" Yuna terdiam sejenak, lalu berkata, "Ya, masalah ini harus diselesaikan. Dia membunuh orang tuaku, juga kakekku. Bahkan tanteku juga mati karena dia. Dia harus membayar atas perbuatannya." "Saat ini, kami nggak harus merebut kembali keluarga Gatara, tapi kami pasti akan membuat Patricia membayar harganya dan menghadapi hukuman hukum." Singkatnya, begitu Setya dan beberapa sesepuh lainnya terbang ke Cianter, saat itulah kehancuran Patricia akan dimulai. Dia bahkan akan membawa serta para jurnalis media untuk mengikuti perjalanan ini. Mereka akan mengekspos betapa kejam dan tidak berperasaannya Patricia. Dia bahkan tega membunuh kakak kandung yang telah membesarkannya. Patricia pantas mati! "Bukankah para sesepuh berencana pergi besok?" Yuna berkata, "Ya, mereka memang akan berangkat beso
Yuna bisa mendengar dengan jelas bahwa Dewi benar-benar sangat melindungi keluarganya. Sebagai bibi dari Olivia, dia sebenarnya bukan bermaksud mengkritik keponakannya, hanya mengatakan bahwa Olivia masih muda dan belum secerdik Dewi. Namun, Dewi tidak suka mendengarnya, langsung membela Olivia. Memiliki ibu mertua yang begitu melindungi tetapi tetap bijaksana, Yuna merasa bahagia untuk keponakannya. Tidak seperti dirinya dulu saat menikah dengan keluarga Sanjaya, ibu mertuanya tidak menyukainya dan tidak puas dengannya serta selalu mencari-cari kesalahan, bahkan di tempat yang tidak ada kesalahannya. Hari-hari itu sangat sulit baginya. Jika bukan karena suaminya yang sangat baik padanya dan ayah mertua yang bijaksana serta selalu membelanya, dia mungkin tidak akan bisa bertahan di keluarga Sanjaya. Ditambah lagi, tidak lama setelah menikah Yuna hamil, jika tidak, mungkin dia benar-benar tidak akan bisa melewati masa sulit sebagai menantu baru. Sekarang jika mengingat masa itu, Yun
Kedua Wanita itu duduk di sofa di ruang tamu. Yuna bertanya, "Apakah Russel juga bersama Bu Sarah?" "Ya, sekarang Russel ikut ke mana pun mertuaku pergi, dia selalu membawanya.""Olivia juga kembali ke kantor hari ini. Katanya ada beberapa urusan penting yang harus diselesaikan. Setelah semuanya diatur dengan baik, besok dia akan membawa Russel dan ikut pergi ke Vila Ferda bersama Dokter Panca." Saat mengatakan ini, Dewi tiba-tiba melirik ke sekeliling dengan hati-hati, lalu bertanya kepada Yuna dengan suara pelan, "Yuna, apakah terjadi sesuatu di Cianter?" Ekspresi Yuna tetap tenang, "Kenapa kamu bertanya begitu?" "Kalau terjadi sesuatu di Cianter, kenapa nggak masuk berita atau heboh di media sosial?" Yuna masih berusaha mengelak. Dewi menatapnya dan berkata, "Yuna, kamu mungkin bisa membodohi anak-anak muda seperti Olivia, tapi jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dariku. Aku mungkin nggak sekuat dirimu, tapi aku yang mengelola urusan rumah tangga keluarga Adhitama. Aku juga
"Biarkan saja mereka, hari ini adalah hari terakhir mereka bisa bersenang-senang seperti ini." Besok, para tetua itu akan meninggalkan Mambera. Dokter Panca akan terbang ke Vila Ferda milik keluarga Junaidi untuk merayakan Tahun Baru di rumah muridnya. Setya akan tinggal di rumah keluarga Sanjaya untuk menikmati masa tuanya. Sementara Rubah Perak dan yang lainnya akan kembali ke tempat mereka masing-masing. Setelah beberapa hari berada di luar, mereka merasa bahwa tidak peduli seberapa bagus dunia luar, rumah mereka tetap yang terbaik. Mereka memilih untuk pulang. Tahun Baru makin dekat, dan murid-murid mereka juga akan kembali dari berbagai daerah. Meskipun mereka tidak seberuntung nenek tua itu yang memiliki anak dan cucu yang banyak, mereka punya banyak murid dan murid-murid itu juga akan kembali. Suasananya pasti akan sangat ramai, bahkan lebih meriah daripada di Vila Permai. Dewi bangkit dan berjalan keluar rumah. Karena Yuna telah datang, dia harus menyambutnya. Begitu sampa
Ronny juga tidak bodoh. Dia bisa langsung bisa menebak dan berkata, "Kakak pasti membantuku menutupinya sedikit, jadi ketika Yohanna menyelidiki dua kali, dia tetap nggak bisa menemukan semuanya dengan jelas." Dewi terdiam sejenak sebelum berkata, "Jadi saat nanti kami ke sana untuk menjengukmu, apakah perlu kami ikut menyembunyikannya?" Tanpa berpikir panjang, Ronny langsung menolak. Dia menjawab, "Nggak perlu disembunyikan, tapi juga nggak perlu sengaja diekspos. Kalau dia tahu, ya sudah, kalau belum tahu juga nggak masalah. Cepat atau lambat, dia pasti akan tahu." "Baiklah kalau begitu." "Oh iya, Mama bilang ada tamu penting yang datang ke rumah kita?" Dewi mengangguk dan menceritakan tentang kedatangan Dokter Panca dan yang lainnya kepada putra bungsunya. Ronny mendengarkan dengan penuh penyesalan, "Sayang sekali, aku sedang bepergian dengan Yohanna untuk urusan bisnis, jadi nggak bisa pulang. Mama, tolong bantu aku bicara yang baik-baik di depan para tetua itu, biar mereka m
Ronny terdiam sejenak, lalu berkata, "Ma, kalau dia terlahir di keluarga kita, bagaimana mungkin Mama bisa mendapatkan menantu perempuan seperti dia? Kalau Mama merasa kasihan padanya, nanti setelah dia menikah dengan aku, Mama bisa memperlakukannya dengan baik, anggap saja dia seperti putri kandung Mama sendiri." "Sama seperti bagaimana Mama memperlakukan Kak Olivia." Dalam pandangan Ronny, orang tuanya memperlakukan kakak iparnya seperti putri sendiri. Meskipun mereka tidak sering berinteraksi dan tidak tinggal bersama, setiap kali kakak dan kakak iparnya pulang ke rumah saat perayaan besar, hubungan mereka tetap harmonis tanpa ada konflik antara ibu mertua dan menantu.Ronny merasa bahwa orang tuanya adalah mertua yang sangat baik. Mereka tidak pernah ikut campur dalam kehidupan rumah tangga anak-anak mereka, tidak pernah membicarakan keburukan menantu perempuan di depan anak laki-laki mereka, dan selalu menjaga jarak yang cukup, karena jarak bisa menciptakan keindahan dalam hub
"Rasa kagum adalah awal dari perasaan suka." Dewi memberi semangat kepada putra bungsunya sembari berkata, "Perlakukan dia dengan baik, buatkan makanan enak untuknya. Setelah perutnya terbiasa dengan masakanmu, perlahan-lahan dia nggak akan bisa lepas darimu. Bukankah itu berarti kamu sudah berhasil mengejar istrimu?" "Entah bagaimana, nenekmu bisa memilihkan seorang gadis yang begitu pemilih dalam hal makanan untukmu." "Rasanya nenekmu memang memilih calon istri untuk kalian yang semuanya pecinta kuliner. Mungkin karena beliau sendiri adalah seorang pecinta makanan, sangat pemilih soal makanan, jadi menantu-menantunya juga harus seperti itu." Dewi berkata dengan nada sedikit tidak berdaya. Olivia, Rosalina, dan Rika semuanya sangat suka makan. Jika sembilan bersaudara ini menikah dengan istri yang semuanya pecinta kuliner, setiap kali berkumpul saat perayaan tahun baru, pasti akan berubah menjadi surga makanan. Dewi hanya membayangkan suasana itu dan sudah tidak bisa menahan taw
Makin muda maka makin sedikit orang yang mengenalnya. Misalnya, adik bungsunya, Sandy, bahkan di sekolahnya sendiri, hampir tidak ada yang tahu bahwa dia adalah anak bungsu dari keluarga Adhitama. Bahkan di kalangan kelas atas, hanya segelintir orang yang pernah bertemu dengannya. Nenek mereka sangat melindungi cucu-cucunya. Sebelum mereka memasuki dunia kerja, beliau tidak akan membiarkan kekuatan eksternal mana pun mengganggu kehidupan mereka. Ketika mereka sudah tidak ingin melanjutkan pendidikan dan mulai mencari pekerjaan, barulah nenek akan membawa mereka ke berbagai acara sosial, memperkenalkan mereka ke publik, agar orang-orang tahu bahwa mereka adalah salah satu anak dari keluarga Adhitama. Namun, apakah orang-orang akan mengingat mereka atau tidak, itu tergantung pada seberapa besar kemampuan mereka dan seberapa besar pengaruh mereka di Mambera. Jika mereka memilih untuk memulai karier dari bawah, nenek juga tidak akan membawa mereka ke acara sosial. Mereka akan dibiarka